Semua Bab FLOWIE: Bab 11 - Bab 20
59 Bab
10 – WHY DO YOU CARE?
Luke sedang melakukan ciuman panas dengan seorang wanita di ruangan kerjanya. Dia baru saja kembali bekerja di perusahaan ini kurang lebih seminggu yang lalu setelah Alberto memintanya bergabung. Selama ia bekerja di perusahaan ini, entah sudah berapa wanita datang ke ruangannya. Luke membelai pipi wanita itu lembut dan kemudian belaian itu berubah menjadi cengkraman. Seketika juga Luke menghentikan ciumannya, dan menatap mata wanita tersebut dengan jarak yang sangat dekat. “Berapa yang telah dibayar ibuku padamu, huh? Aku akan membayar dua kali lipat dan enyalah dari hadapanku untuk selama-lamanya!” desis Luke ketus. Wanita itu berbusana long dress hitam dengan belahan sampai ke paha. Dress itu memiliki bagian dada yang berbentuk V dan mengekspos keindahan yang tersembunyi di baliknya. Kulitnya yang putih begitu kontras dengan pakaiannya. Kesempurnaannya semakin kental dengan rambut pendeknya yang kecokelatan dan mata abu-abunya yang menyala. Ia lebih terlihat seperti bintang film
Baca selengkapnya
11 – BETWEEN TWO GUYS
Seolah masalah tidak sampai di situ saja, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Dengan sigap Alvian mengangkat tubuh Flowie kedalam dekapannya dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Ketika di dalam mobil, Alvian melepaskan jasnya dan membungkus badan Flowie dari depan. Ia juga memegang dahi Flowie memastikan seberapa tinggi demam wanita itu. “Astaga! Badanmu panas sekali!’ batin Alvian. Ia segera menginjak pedal gas mobilnya melaju menuju apartemennya. Tangan kanannya menekan beberapa tombol yang ada di ponselnya. “dr. Kevin, bisakah kau datang ke apartemenku 10 menit dari sekarang?” tanya Alvian kepada seseorang di seberang. “.......” “Baiklah dok, terima kasih. Tidak, tidak. Bukan aku, tapi teman-” jelas Alvian sambil melihat Flowie di sebelahnya. “Teman wanitaku,” lanjutnya lagi. “…..” “Aku masih tidak yakin dok. Hanya saja dia pingsan dan badannya sangat panas,” ujar Alvian lagi. “…..” “Baiklah dok. Sampai jumpa di apartemenku,” kata Alvian kemudian memutus perca
Baca selengkapnya
12 – BEAR TO MIND
“Flowie.” Luke terus saja mengulangi nama itu di kepalanya di sepanjang perjalanan pulangnya. Kenapa dia jadi teringat kepada wanita itu? Dia merasa marah jika mengingat bahwa Flowie pernah melemparnya dengan sepatu, tapi sekarang Alvian malah melindunginya. Memang tidak benar jika membiarkan seorang wanita pingsan di jalan, namun sampai membawa wanita itu ke apartemennya? Oh, Come on. Luke sangat mengenal sifat Alvian. Dia tidak pernah membawa sembarang wanita ke apartemennya, bahkan teman one night stand-nya. Selain Alice, Flowie adalah wanita pertama yang di bawa Alvian ke apartemennya. Luke curiga ada sesuatu di antara mereka dan ia yakin akan itu. Luke ingin mengetahuinya. === Flowie memakan roti lapis yang disediakan oleh Alvian dengan lahap. Ia memakannya dengan sangat cepat seolah-olah seseorang akan merebutnya, membuat Alvian yang sedang menuangkan susu hangat ke dalam gelas, melirik Flowie dengan tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Apa kau begitu lapar?” tanya
Baca selengkapnya
13 – CURIOSITY
“Dari mana saja kau? Kenapa kau membuat mama khawatir?” tanya Anna ketika Flowie baru saja tiba di rumah. “Maafkan aku, ma. Semalam hujan sangat lebat. Jadi aku tidak bisa pulang, dan menginap di rumah Erica.” jelas Flowie berbohong. Ia tidak mungkin menceritakan bahwa dia jatuh sakit, karena ibunya pasti akan langsung khawatir. Apalagi menceritakan dia menginap di sebuah apartemen mewah bersam bosnya, sudah bisa diyakini ibunya akan terkena serangan jantung setelahnya atau paling tidak dia akan diusir dari rumah. Oh tidak. Membayangkannya membuat Flowie bergidik ngeri. Ia ingin ibunya tenang-tenang saja tanpa beban pikiran apapun. Itulah sebabnya dia selalu marah terhadap adik-adiknya, jika mereka berulah dan menjadi beban pikiran ibu mereka. Anna menghela nafas mendengar jawaban Flowie. “Maafkan aku ma,” ucap Flowie sambil memelukan Anna. “Yasudah, mandilah! Ini hampir siang hari. Apa kau sudah makan?” tanya Anna. “Sudah,” Flowie sekali lagi berbohong. Dia juga baru ingat kalau
Baca selengkapnya
14 - GUILTY
“Aku baru tahu kalau gadis sepertimu bisa melakukan pembelaan harga diri. Apa itu salah satu trikmu supaya tidak ketahuan?” tanya Luke santai sambil memasukan tangan ke saku celananya. “Apa maksudmu?” tanya Flowie kesal. Dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Luke. Luke tertawa kecil. Sama sekali tidak ada yang lucu, tapi entah mengapa ia merasa lucu melihat ekspresi wajah Flowie. Ekspresi yang menunjukan kalau dia memang sama sekali tidak mengerti maksud Luke. Luke menyadari bahwa sebenarnya Flowie memang tidak tahu apa-apa, namun egonya memaksanya tetap melanjutkan aksinya. Ia masih penasaran dengan respon selanjutnya yang akan diberikan Flowie. “Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Luke. “Itu bukan urusanmu,” jawab Flowie kesal sambil berjalan melewati Luke. “Apa kau sudah ada janji dengan pria yang menginap di lantai dua? Menemaninya sepanjang malam, seperti yang kau lakukan dengan Alvian?” tanya Luke lagi yang sukses menghentikan langkah Flowie dan memb
Baca selengkapnya
15 – TWELVE SPRIGS OF RED ROSES
“A-alvian? Tidak. Aku hanya sedang duduk-duduk saja. Kau di sini?” tanya Flowie ketika sadar dari ketegunannya. “Hm. Kebetulan aku lewat dan melihatmu duduk di sini.” Jawab Alvian seadanya sambil mengambil posisi duduk di sebelah Flowie. “Oh,” gumam Flowie singkat tampak bingung harus berkata apa. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Alvian lagi menolehkan padangannya kepada Flowie. “Sudah membaik,” jawab Flowie sambil tersenyum simpul. Alvian kembali menatap lurus ke depan dan tampak mengangguk. “Terima kasih Alv,” ujar Flowie yang membuat Alvian kembali menatap Flowie. Pandangan mereka bertemu cukup lama, sampai akhirnya Flowie membuang muka menatap lurus ke depan. “Terima kasih karena sudah menjadi penolongku berkali-kali,” lanjut Flowie lagi dengan tersenyum masih memandang lurus ke depan. Alvian kembali menatap lurus ke depan, dan dengan suara rendah ia berkata, “Tidak masalah. Aku akan selalu ada jika kau membutuhkanku,” Kata-kata yang membuat Flowie sedikit terkejut sekaligus
Baca selengkapnya
16 - APOLOGY
“Ini pesananmu,” kata Flowie sambil meletakan 2 buket bunga di atas meja. Luke memperhatikan bunga-bunga itu dan tersenyum puas. “Bisakah kau membantuku, nona Hillebrandt?” tanya Luke menatap Flowie. “Apa?” tanya Flowie bingung. Ia benar-benar jengah melihat Luke masih berada di sekitarnya. “Buket ini terlalu cantik. Aku takut akan menghancurkannya, jika membawanya sekaligus ke mobilku,” jelas Luke. “Jadi? Apa urusannya denganku?” tanya Flowie ketus. “Bisakah kau bantu membawakannya ke mobilku?” tanya Luke sedikit ragu kalau-kalau gadis di hadapannya ini akan mengamuk padanya. Flowie menatap tajam ke arah Luke. Sungguh rasanya ia ingin sekali mencampakan pria ini dengan buket bunganya ke mobil sialannya. “Please,” mohon Luke dengan wajah memelas. Tanpa sepata katapun, Flowie mengangkat salah satu buket bunga dan membawanya ke luar. Luke melakukan hal yang sama. Ia Mengikuti Flowie dari belakang. == “Letakan disini saja,” pinta Luke sambil membuka pintu penumpang mobilnya.
Baca selengkapnya
17 – I THINK I LIKE YOU
Flowie menghentikan langkahnya ketika menyadari bahwa ia mengenal pengunjung yang satu ini. Ia duduk menyenderkan badannya pada kursi dan pandangannya menembus kaca bening yang berada di sebelahnya. Ia tampak sedang tenggelam dalam pikirannya. Ada apa dengannya? Pakaiannya begitu formal meskipun tampak kusut. Flowie menarik nafas dan kemudian berjalan mendekat ke meja tersebut. “Permisi,” sapa Flowie memecah lamunan Luke. Luke menoleh ke arah Flowie. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, ia bahkan tidak terkejut sama sekali berjumpa dengan Flowie. Di balik ekspresi datarnya, Flowie menyadari bahwa pria ini memiliki tatapan yang begitu sendu. Luke memperhatikan wajah Flowie dengan lamat-lamat, wajah yang entah mengapa sangat menenangkan hatinya. Pandangannya membuat Flowie sedikit salah tingkah. “Eh. Anda mau pesan sesuatu, pak?” tanya Flowie dengan sopan memberikan buku menu kepada Luke. Luke menghela nafas lelah. Baru saja ia merasa tentram memandang wajah Flowie, namun menga
Baca selengkapnya
18 – CONFUSION
‘Aku penasaran karena sepertinya aku menyukaimu.’ Flowie menggeleng kuat kepalanya. Ia pasti salah dengar. Luke tidak mungkin menyukainya. Ia hanya penasaran karena Flowie bisa menjatuhkan harga dirinya. Ya, hanya itu. Bagaimanapun Flowie tidak pernah berharap Luke menyukainya. Ia sedang tidak ingin memikirkan tentang mencintai dan dicintai. Ia hanya memikirkan bagaimana mendapatkan pekerjaan tambahan supaya ia bisa membantu ibu dan adik-adiknya. Flowie membasuh wajahnya setelah selesai menyikat giginya. Ia kemudian kembali berjalan menuju kamarnya sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil. Langkah Flowie terhenti saat melihat lampu dapur yang masih menyala. Flowie berjalan perlahan menuju dapur dan ia mendapatkan Anna sedang duduk sambil menulis-nulis. “Mama belum tidur?” tanya Flowie yang mengagetkan Anna. “Hm,” gumam Anna sambil melepas kacamata bacanya. “Mama sedang apa?” tanya Flowie. “Mama sedang menghitung pemasukan dan pengeluaran bulan ini,” jawab Anna. Flowie t
Baca selengkapnya
19 – FRIENDSHIP OR LOVE?
Flowie membelalakan matanya terkejut sekaligus panik melihat nama Luke tertera di layar ponselnya. Panggilan Luke telah berlalu dan Flowie sama sekali tidak mengangkatnya. Bagaimana bisa ia melupakan janjinya pada Luke? Flowie menepuk dahinya. “Kenapa Flow?” Tanya Alvian mengagetkan Flowie. Kini mereka tengah berada di dalam restoran mewah. Setelah mengajak Flowie ke cabang perusahaannya, Alvian mengajaknya makan siang dan entah mengapa, seperti terhipnotis, Flowie menyetujuinya. “Bukan apa-apa,” ucap Flowie berusaha tersenyum. Ia kemudian kembali fokus pada ponselnya. Ia segera mengetik pesan singkat untuk Luke. ‘Luke, maafkan aku. Aku tidak bisa makan siang denganmu. Aku harus bertemu bosku.’ Luke mengangkat sebelah alisnya membaca pesan Flowie. “Alvian?” tanya Luke dalam hati. Ia tampak berpikir. Kemudian ia meraih kunci mobilnya dan melangkah meninggalkan ruangan kerjanya. === Alvian melirik ke arah Flowie yang tampak gusar dan tidak nyaman. “Apa makanannya tidak enak?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status