Semua Bab TUAN MUDA YANG HILANG INGATAN: Bab 31 - Bab 40
129 Bab
Ada apa ?
Sandi masih berdiri di depan pintu kamar nyonya Lusi. Ia termenung mungkinkah memang Jason ayah angkatnya ada hubungan dengan masa lalu nyonya Lusi."Kakak apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar mami?" tanya Sonia yang kebetulan sedang tidak bisa tidur dan ingin jalan-jalan."Aku hanya melihat kondisi kesehat mami saja. Sudah larut cepatlah istirahat karena tidak baik begadang setiap malam untuk kesehatan," jawab Sandi lalu pergi meninggalkan Sonia.Sandi masuk kembali ke kamarnya dan melihat ketiga sahabatnya yang tepar tidur tak kenal tepat karena mabuk. "Begini lebih baik. Ada orang yang masih peduli dan setia padaku daripada tidak sama sekali," ucap Sandi sambil tertawa. Lalu dia naik ke ataa ranjangnya untuk tidur.Sswoowsssshhh!Semilir angin pagi masuk ke kamar Sandi melalui celah jendelanya. Sandi masih tertidur nyenyak karena semalam sebelum tidur berlatih bela diri sebentar."Para tuan muda bangunlah kalian karena hari sudah siang!" seru Ani yang membangunkan mereka."J
Baca selengkapnya
Suruhan Nyonya Toni
Harun mengintip dari jauh dan karyawan ketakutan mendengar suara histeris itu. Sandi sendiri yang melerai pertikaian diantara Joy dan Jerri."Joy sebaiknya kamu tidak banyak bertingkah karena aku akan mematahkan lidahmu jika aku dengar lagi kamu menghinaku!" seru Sandi."Memangnya kamu bisa apa Sandi?" tanya Joy dengan angkuh.Kreteekkk! Sandi menginjak tangan Joy sebelah kiri sampai bunyi seperti tulangnya patah. Joy menjerit lagi kesakitan karena tangannya terluka."Lempar dia keluar dari sini Jerri. Aku tak mengijinkan orang-orang yang berada di pihak pamanku masuk ke perusahaan ini!" seru Sandi."Baik tuan muda," balas Jerri lalu membawa Joy ke klinik karena masih merasa iba.Jerri menunggu Joy yang sedang diperban tangannya oleh Dokter. Ia masih saja menggerutu kesal kenapa Jerri mencari muka didepannya."Jerri kamu benar-benar bodoh kenapa bisa kamu menolong musuh!" seru Joy."Diamlah aku ini masih memandangmu karena pernah menolongku. Sepertinya waktuku sudah habis aku harus pe
Baca selengkapnya
Membuat napsu makanku hilang
Velope melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Managernya benar juga ia melihat Sandi dan Ani makan malam dengan Riang sambil tertawa di pinggir jalan seperti itu. Velope menggertakkan gigiya kesal dengan apa yang dilihatnya. Langkah kakinya tak terasa menuju tempat itu berada. Dia kesal lantaran Sandi selalu menolaknya tapi Sandi makan dengan wajah yang menunjukkan kegembiraan bersama wanita yang derajatnya ia anggap lemah.Byurrr! Velope menumpahkan minuman dari gelas yang ada di meja itu ke wajah Ani. Orang yang melihat bakalan berpikir kalau ada istri sah melabrak pelakor."Apa yang kamu lakukan Velope?" tanya Sandi kesal dengan kehadiran Velope yang membuat keributan."Dia pantas mendapatkan ini Sandi. Kamu selalu menolakku tapi kamu asyik makan malam dengannya di tempat kumuh seperti ini. Apa dia gila mengajak seorang tuan muda kaya raya makan di tempat seperti ini. Walau kamu hilang ingatan kamu jangan merendahkan diri sendiri seperti ini," jawab Velope.Sandi membantu Ani membe
Baca selengkapnya
Jangan buru-buru
Nyonya Lusi mengatakan kepada putra sulungnya untuk tidak gegabah mengambil tindakan. Seperti apa yang dipikirkan Sandi sebelumnya. Membiarkan tuan Toni meninggal begitu mudah akan membuat semuanya selesai begitu mudah."Jangan buru-buru Sandi. Ingat balas dendam yang paling indah adalah membuat lawanmu mengakhiri hidupnya sendiri," jawab nyonya Lusi."Maksud mami aku tidak boleh bertindak?" tanya Sandi."Jangan dulu. Mami mau kamu membuat pamanmu dan keluarganya itu hidup segan mati tak mau. Hidup dalam kesengsaraan seperti apa yang mami rasakan lima tahun ini. Terutama pada istri pamanmu yang melunjak. Saat dia miskin siapa memangnya yang mengangkat derajatnya," jawab Nyonya Lusi.Sandi menganggukkan kepalanya. Ia tahu pasti dari raut wajah maminya tersirat kebencian yang mendalam. Mungkin inilah saatnya membalas dendam kepada siapa saja yang membuat keluarganya menderita selama lima tahun ini."Kalau begitu aku akan menjalankan misi balas dendam ini dengan hati-hati. Juga tidak bur
Baca selengkapnya
Kejutan untuk nyonya Toni.
Nyonya Toni memaki Sandi dengan lepas tanpa hambatan. Apa yang ingin ia ucapakan terus ia sampaikan. Segala macam binatang ia sebutkan."Dasar anak perempuan jalang. Anak pelacur beraninya kamu membekukan kartu tanpa batas limit milikku," ucap nyonya Toni.Plak! "Ini tamparan karena kamu memaki mamiku," ucap Sandi.Plak! "Ini adalah tamparan karena kamu bersikap kurang ajar seolah pemilik gedung ini," imbuh Sandi.Nyonya Toni sempoyongan mundur kebelakang. ia tidak berdaya mendapatkan tamparan dari Sandi. Padahal Sandi tidak menggunakan kekuatan besar untuk menampar istri dari pamannya itu."Keparat kamu Sandi. Beraninya kamu melakukan semua ini padaku. Kamu pikir kamu hebat!" seru nyonya Toni."Tentu saja aku hebat bibi. Kalau tidak hebat bagaimana mungkin aku bisa bangkit dari kematian," balas Sandi.Sandi mengatakan kalau preman yang dikirim bibinya untuk menghabisinya kemarin tidak mungkin bisa melukainya barang sejengkalpun.Saat ini saatnya pembalasan. Sandi mengingatkan pada
Baca selengkapnya
Aku Tidak Gila
Nyonya Toni meraung seperti orang kesurupan. Dia terus meluapkan kemarahannya pada Meli. Juga pada Sandi yang menghadirkan seorang pelakor seperti Meli di hadapannya."Aku tidak gila. Kalianlah yang gila karena telah membuatku seperti ini," ucap nyonya Toni."Berhentilah berteriak. Karena percuma tidak akan yang mendengarkan orang gila berbicara ngelantur sepertimu," ucap Meli.Nyonya Toni semakin menggila. Ia menjambak rambut Meli melampiaskan kekesalannya. Sudah menjadi simpanan suaminya tapi tidak tahu malu seperti itu menghinanya di depan orang banyak."Pelacur kamu. Wanita rendahan berani sekali menghinaku seperti ini," ucap nyonya Toni."Hentikan dasar wanita gila," ucap Sandi yang melepas gengaman tangan nyonya Toni pada rambut Meli."Aku tidak gila kalian yang gila. Seluruh keluarga kalian gila," balas nyonya Toni berteriak.Sekejap saja kantor menjadi ramai karena ulah nyonya Toni. Mereka berbisik karena dari pagi sampai siang nyonya Toni terus berteriak dan memaki setiap ber
Baca selengkapnya
Pengganggu Lagi
Sandi menggelengkan kepalanay sepertinya ia tidak perlu di jemput karena sudah dalam perjalanan ke kantor Leon. Sebentar lagi mungkin akan sampai. "Mungkin lima menit lagi akan sampai. Oh iya aku lapar belum makan kamu tolong siapkan makanan untukku ya," jawab Sandi. "Kalau begitu kita ubah saja tempat pertemuan kita. Aku tunggu kamu di kafe samping kantorku," balas Leon. Leon mengatakan agar sahabatnya itu tidak mengalami kelaparan saat sedang membahas bisnis bersama. Mungkin sebaiknya memang mengisi perut yang kosong agar tetap fokus. Bekerja dengan perut kosong memang tidak baik. "Baiklah kalau begitu misal kamu duluan yang sampai tolong pesankan makanan. Apapun itu aku akan makan," jawab Sandi. "Aku tunggu Sandi semoga tidak ada kendala lagi di jalan," ucap Leon. Leon sudah berada di kafe dan memesan banyak makanan untuk Sandi dan rombongannya. Tak lama Sandi sudah sampai dan Leon pun melambaikan tangannya agar Sandi melihat keberadaannya."Hai Sandi sebelah sini," ucap Leon
Baca selengkapnya
Meminjam Tangan
Sandi mengatakan kalau Terry lebih baik ke psikiater karena kebanyakan menghayal jadinya seperti orang gila yang kehilangan akal. Memangnya siapa ayahnya bisa memecat seorang Sandi Berawijaya sang pemilik perusahaan yang sesungguhnya. "Kamu benar-benar gadis gila. Memangnya ayahmu yang cacat itu bisa apa? Lebih baik kamu pulang dan rawat ayahmu yang cacat itu!" jawab Sandi dengan Santai."Kamu benar-benar kurang ajar Sandi. Aku akan membuat perhitangan denganmu," ucap Terry.Sandi meminta Jerri untuk mengantar adik sepupunya itu keluar dari perusahaan. Takutnya tidak bisa keluar karena akses di ubah oleh Sandi tidak bisa sembarang orang akan sampai ke lantai atas seperti ini. MungkinTerry bisa masuk tidak bisa keluar."Kamu jangan meremehkanku. Memangnya aku baru satu dua hari keluar masuk perusahaan ayahku?" tanya Terry kesal."Kalau begitu jangan antar dia. Walaupun dia menangis dan minta tolong jangan biarkan ada yang menolongnya. Karena ini perusahaan ayahnya biarkan dia menelpon
Baca selengkapnya
Tidak usah kasihan!
Sandi menutup mata Ani agar dia tidak melihat Meli melakukan kekerasan terhadap Terri. Dia hanya balas dendam atas apa yang pernah Terry perbuat padanya."Meli tidak akan mungkin bisa membunuhnya. Mungkin hanya menyebabkan cacat pada tubuh Terry saja," jawab Sandi."Tuan kamu sungguh pria kejam," balas Ani.Sandi masih memperhatikan tingkah Meli yang begitu bringas menampar Terry berkali-kali sampai dia puas. Jeritan yang Terry keluarkan tidak membuat Meli berhenti. Sepertinya dia semakin bersemangat."Wanita iblis kalau ayahku datang kamu akan segera mati. Karena melukai putri kesayangannya," ucap Terry."Ayahmu yang cacat itu sudah tidak akan bisa menolongmu lagi," balas Melu sambil tertawa melihat tampang Terry yang kumuh dan ketakutan.Meli mengajak Terry ke toilet dan menguncinta di dalam. Meli sangat puas dengan apa yang ia lakukan sekarang. Saatnya ia mematikan lampu dan segera pergi meninggalkan perusahaan. Tok ... Tok ... Terry menggedor pintu dengan kekuatannya yang tersis
Baca selengkapnya
Mencoreng Wajahku!
Tuan Toni menatap bengis putri yang ia sayangi. Ia merasa putrinya sudah mencoreng nama baiknya sekarang. Tidak pantas jika ia meributkan ayahnya yang sedang selingkuh."Lihat sendiri wajah kotormu itu. Kamu sudah mencoreng nama baikku dengan kelakuanmu. Kamu dan pelayan ini sama kotornya," balas Tuan Toni."Jadi ayah lebih memilih pelayan itu dari pada darah dagingmu sendiri?" tanya Terry yang amat kesal.Tuan Toni mengatakan bahkan saat ini pelayannya bermain dengan rapi. Tidak seperti Terry yang tubuhnya sudah dilihat banyak pria. Bahkan semua mata di jagat internet melihatnya."Kamu bukan putriku lagi. Kamu sudah tak berguna membuatku malu saja!" gertak tuan Toni. "Ayah jadi hanya seperti ini rasa sayangmu padaku. Ketika sudah tidak berguna kamu mencampakan putrimu," balas Terry. Terry mengamuk dan kecewa kepada ayahnya yang lebih memilih pelayan pelacur daripada putri yang dulu sangat disayangnya. Kini ia bagaikan sampah yang sudah tidak ada gunanya. "Nona bukannya aku tidak t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status