All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 71 - Chapter 80
528 Chapters
Anak Kurang Perhatian
#Suamiku (Tidak) JadulSeason ke-2 part 13"Cok, kau bercita-cita jadi apa nanti?" terdengar Bang Parlindungan bertanya sama si ucok kami, saat itu kami lagi duduk-duduk di kebun depan rumah. Halaman rumah kami kini memang mirip kebun. Biarpun kebanyakan tumbuhannya adalah sayur. "Aku bercita-cita jadi orang Batak, Yah," jawab si Ucok sambil tepuk dada. Mendengar itu aku jadi tertawa, masa cita-cita jadi orang Batak?  "Ucok, kau itu sudah jadi orang Batak, itu bukan cita-cita, cita-cita itu seperti dokter, polisi, tentara, gitu," Bang Parlindungan coba menasehati. "Aku orang Medan, Yah, lahir di Medan kok, aku ingin jadi orang Batak kek ayah itu," kata si Ucok lagi. "Memang kenapa dengan ayahmu?" akhirnya aku bertanya juga. "Itu tante Rahma bilang ayah orang Batak yang hebat, aku ingin jadi orang Batak yang hebat seperti Ayah," kata si Ucok. "Siapa Tante Rahma, Cok?" Aku justru m
Read more
Motivator Istri
Suamiku (Tidak) #JadulSeason 2 part 14Bogel-anak nakal itu kini sudah jadi anak pesantren, Bang Parlin membiayai semua. Tadinya ada tujuh orang anak angkat Bang Parlin yang mondok di pesantren. Sekarang tinggal tiga lagi, karena empat orang sudah tamat dan sudah dewasa. Tambah si Bogel ini jadi empat orang. Selama tiga hari Bang Parlin meluangkan waktu mengurus anak tersebut. Ibu anak tersebut sampai tak bisa berkata-kata lagi. Ayah kandungnya saja tak pernah meluangkan waktu satu hari saja untuk anaknya. Itulah yang menyebabkan anak itu nakal. Katanya bila anak kami yang dia ganggu, ayah kandungnya akan datang. Datang memang, tapi hanya memarahi setengah jam, setelah itu pergi lagi tanpa solusi.Bang Parlin pulang dari kampung membawa dua orang pemuda. Aku kenal dua pemuda tersebut, mereka anak angkat Bang Parlin yang sudah tamat dari pesantren. Sudah dewasa pula. "Mereka mau cari kerja, Dek," kata suami sebelum aku sempat bertanya.&
Read more
Liburan Lagi
Suamiku (Tidak) JadulSeason ke 2 part 15Liburan tiba lagi, akan tetapi tidak seperti biasanya, kali ini Bang Parlin seperti tidak antusias, belum juga dia bahas soal liburan. Biasanya sebelum tiba masa liburan dia sudah bilang duluan. "Bang, besok Ucok dah terima raport, ke mana kita liburan akhir tahun?" tanyaku akhirnya, saat itu kami lagi tiduran di depan TV, Ucok dan Butet belum tidur. Mereka asyik bermain. "Terserahlah, Dek," "Kita ke luar negeri ya, Bang,""Ah, gak usah, Dek, alam Indonesia sudah bagus dan luas, ngapain ke luar negeri,""Kita liburan tipis-tipis aja kalau gitu,""Liburan tipis itu seperti apa, Dek?""Aduh, Bang, itu lo, liburan gak mahal, yang dekat aja gitu," "Kok namanya tipis-tipis," "Biar romantis, Bang," kataku seraya melirik si Ucok, dari tadi dia belum tidur, jam sudah menunjukkan angka sepuluh. Malam jum'at pula. "Ah, kita liburan p
Read more
Liburan lagi 2
Suamiku #Tidak #JadulSeason ke-2 part  16Siapa Cut Ana? karena tidak tahu bicara dengan siapa, kumatikan panggilan telepon, terus kupriksa akun tersebut. Tak berteman dengan Bang Parlin, kami berteman, tapi belum pernah kulihat dia komen di statusku, penasaran kuklik akunya, cari foto, akan tetapi tak ada foto sama sekali, ini mungkin jenis orang yang hanya melihat tapi tak pernah meninggalkan jejak. "Siapa itu, Dek?" tanya Bang Parlin?""Gak kenal, Bang,""Adek ini bagaimana, sih? gak kenal tapi berteman, tau pula nama Abang,""Teman fb-ku hampir lima ribu, Bang, gak mungkin aku kenal semua," Akun Cut Ana itu menelepon lagi, kali ini dia video call lewat messenger. Aku lihat wajahnya, pakai jilbab hitam, wajahnya seperti tak asing, akan tetapi aku sungguh lupa. "Niyet, sombong kali kau, gak kenal lagi samaku," katanya. Aku baru ingat siapa dia, dia Riswana, teman masa SMA-ku. Setahuku dulu
Read more
Liburan lagi 3
Suamiku Tidak JadulSeason ke-2 part 17Uang dalam amplop pemberian Cut Ana benar-benar disedekahkan Bang Parlin. Setiap dapat waktu solat, kami singgah di mesjid. Bang Parlin memasukkan uang ke kotak infak. Mobil kami dan mobil Cut Ana berjalan beriringan, mereka di depan, kami di belakang. Ketika melewati perkebunan karet rakyat, tiba-tiba mobil yang di depan berhenti mendadak. Supir kami ambil jalur kanan untuk menghindari tabrakan, untung juga kenderaan dari arah lain tak ada, sehingga kami aman. Akan tetapi ternyata mobil Cut Ana menabrak pengendara motor. Sayur berserakan di jalan. Seorang pria tergeletak juga. Kami berhenti, suami Cut Ana turun dari mobil, aku dan Bang Parlin juga. Lelaki pemgemudi motor itu lalu mencoba berdiri. "Maaf, Pak, saya buru-buru, langsung masuk jalan tadi tanpa melihat," kata pria tersebut. Dalam hati aku salut dengan pria itu, biasanya bila pengendara motor dan mobil kecelakaan, yan
Read more
Liburan Lagi 4
Suamiku Tidak JadulSeason ke -2 part 18Perjalanan kami lanjut lagi, Ucok dan Butet tampaknya senang saja, macam-macam pertanyaan Ucok, Bang Parlin berusaha menjawab dengan santai. "Mak, kata Bu Guru, bumi ini bulat, tapi kita udah jalan jauh, kok belum terasa bulatannya?" tanya Ucok ketika dalam perjalanan. Aku terkesima, sekaligus terdiam, gak tau harus jawab apa. Sungguh aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan hal yang begitu pada Ucok yang baru delapan tahun, aku merasa otaknya lebih dulu dewasa dari umurnya. "Tanya Ayah," jawabku singkat. Memang selalu begitu, jika ada yang tak bisa kujawab, Bang Parlin yang jadi sasaranku. Akan tetapi karena Bang Parlin sedang tidur, Ucok tak bertanya lagi, dia justru bertanya hal lain. "Mak, Childfree itu apa?" Duh, ada-ada saja pertanyaan anak ini, akan tetapi coba kujelaskan. "Chidfree itu artinya bebas anak," jawabku singkat. 
Read more
Tambah Anak
Suamiku (Tidak) JadulSeason ke-2 part 19Pertemuan itu jadi haru biru. Tangisan Cut Ana begitu memilukan, padahal itu tangis bahagia menurutku. Dia bahagia dengan perubahan drastis suaminya. "Bang, hebat juga Abang ya," bisikku pada suami. "Ya, iyalah," jawab suami seraya membusungkan dada. "Aku serius, Bang, sepertinya Abang cocok jadi semacam penasehat perkawinan," bisikku lagi. "Alhamdulillah, dapat pujian dari istri," jawab Bang Parlindungan. Malam itu kami menggelar acara bakar-bakar di depan villa. Ayam dan ikan jadi pilihan. Cut Ana yang jadi koki kali ini, katanya dia akan masak ikan bakar khas Aceh. Bang Parlin tak mau tinggal diam, dia giling cabe beserta ikan asin katanya namanya sambal tuk-tuk. Aneh juga, ikan asin dipisahkan dari tulangnya, baru dicobek bersama cabe dan bawang yang sudah direbus. Tak lagi dimasak, tak lagi digoreng. Kupikir tidak akan enak, akan tetapi ternyata enak sekali.
Read more
Covid
Suamiku (tidak) Jadul Sesion ke-2 part 20Kami dapat kabar, sekolah yang dibangun di kampung itu ditawar pemerintah daerah supaya dinegerikan. Karena pemerintahan mau bangun sekolah di daerah tersebut. Jadi karena sekolah kami sudah punya murid banyak, pemerintah daerah menawarkan supaya sekolah itu diubah jadi sekolah negeri. Bang Nyatan, Bang Parta dan Bang Parlindungan pun bermusyawarah lewat virtual. "Kalau diubah, otomatis namanya juga berubah, hilanglah nama ayah kita," Kata Bang Parlindungan. Setelah mendengar penuturan Bang Nyatan. "Iya, benar, tapi kalau diambil alih pemerintah, kita tak lagi suntik dana seperti selama ini," kata Bang Parta. Selama ini sekolah itu memang gratis. Semua biaya ditanggung Pa Siregar sekeluarga. Tak ada yang bayar sama sekali. Karyawan kebun sangat terbantu dengan keberadaan sekolah itu. "Iya, jika kita tolak pun pemerintah akan buka sekolah baru,""Jadi
Read more
Bangkrut 1
ParliNia Season 3 Ucok kini sudah mulai besar, umurnya sudah tujuh tahun. Sudah duduk di bangku kelas dua SD. Sedangkan si Butet sudah sekolah TK. Keseharianku kini mengantar jemput anak sekolah. Sedangkan Bang Parlindungan makin menekuni bisnis jual beli tanah.  Siang itu aku terkejut ketika pulang dari jemput anak, ada tamu banyak sekali, yang membuat aku terkejut adalah ada mobil berplat khas polisi. Ada apa ini?  Ketika aku masuk, beberapa pria tampak sedang berbicara dengan suami. Aku mendekat, salah seorang tamu berkameja putih menunjukkan berkas padaku, isinya yang membuat aku terkejut, berkas itu surat penangkapan suami, suamiku dituduh terlibat mafia tanah. Duh.  Suamiku orang yang malas berurusan dengan polisi, kini dia pula yang jadi tersangka. Yang paling menyakitkan mata dan hati, suamiku diborgol.  'Tenang saja, Dek, Abang ta
Read more
Bangkrut 2
#ParliNia season 3Part 2Bang Parlin benar-benar marah, aku tahu dia tak suka riba, akan tetapi ini sudah darurat, niatku hanya membantu suami, uangnya pun sudah kuberikan semua sama Bang Parlin. Aku hanya sayang emasku, ada yang dari gadis sudah kumiliki. "Jangan juallah, Bang," kataku pada suami. "Tidak, Dek, Abang tak mau terlibat riba, utangmu itu harus dilunasi, kebun ini dijual saja," kata Bang Parlin. "Aku hanya membantu, Bang, aku juga sayang emasku," kataku tak mau kalah. Keputusan sudah bulat, kebun mulai ditawarkan Bang Parlin, aku jadi merasa bersalah sekali. Untuk menebus emas itu tentu tak ada lagi uangku, dalam enam bulan ini kami benar-benar bangkrut. "Harta itu hanya titipan, Dek," kata suami ketika aku mencegah dia jual kebun. Tinggal kebun dan rumah harta kami, kalau dijual, apa lagi usaha kami? "Adek gak lulus diuji dengan kemiskinan, ini ujian, Dek, Abang me
Read more
PREV
1
...
678910
...
53
DMCA.com Protection Status