All Chapters of Kill Me, Love Me: Chapter 21 - Chapter 30
108 Chapters
Kepribadian Lain Tidak Muncul
Hembusan nafas lega setelah kepergian Mariska, Silvi sama sekali tidak menyangka jika tunangan Fajar sangat-sangat licin dan benar-benar seperti ular. Suara pintu dibuka dan seketika membuat hatinya bahagia, Rifan datang dengan membawa berkas yang tidak tahu apa. Tatapan penuh pujaan diberikannya pada pria yang sudah seperti saudara itu, tidak lama menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya harus serius.Rifan yang tidak tahu perubahan Fajar langsung mengajak berbicara mengenai perjanjian yang akan dilakukan dengan karyawan, staf HRD sudah memberikan nama-nama yang akan perpanjang kontrak dan tidak. Silvi hanya mendengarkan saja dan tidak paham sama sekali, tatapan memuja diberikannya pada Rifan yang sibuk menjelaskan.“Jadi itu yang harus anda lakukan, Pak.” Rifan mengakhiri pembicaraannya membuat Silvi langsung mengubah ekspresi wajahnya.“Baiklah, lakukan apa yang kamu anggap benar.” Silvi berkata dengan khas Fajar.“Tunangan anda tad
Read more
Silvi Cemburu
Perasaannya saat ini tidak nyaman, kedatangan Indira dihadapannya membuat Silvi sangat tidak nyaman. Dari tadi dirinya menghindar dari wanita yang ada dihadapannya ini, berusaha tidak bertemu dengan begitu dirinya tetap memegang alih tubuh Fajar, sekarang kehadiran Indira akan membuat kepribadian lain muncul.Indira datang bersama dengan satu orang wanita, Silvi tidak tahu siapa yang datang bersama dengan Indira. Tatapan wanita yang datang bersama Indira membuatnya tidak suka sama sekali, tatapan memuja yang biasa didapatnya saat memasuki kantor. Semua karyawan selalu memandang dirinya alias Fajar dengan tatapan memuja, seakan mereka berharap Fajar melirik kearahnya dan berbuat baik atau berinteraksi lebih. Silvi juga sangat tahu jika mereka tidak menyukai tunangan Fajar, Mariska. Suatu ketika pernah terjadi keributan kecil yang akhirnya membuat karyawan itu dipecat oleh Fajar, jika bukan karena Rifan nasib karyawan itu pasti benar-benar keluar dari perusahaan
Read more
Joe Bimbang
Mobil, tempat Joe menarik Indira menjauh dari keramain. Tidak tahu akan membawa kemana lagi, Joe benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih setelah menarik Indira kedalam pelukan, lebih tepatnya adalah Joe tidak tahu sama sekali apa yang baru saja terjadi. Seharusnya mereka tetap terhubung, meskipun salah satu berada di tubuh ini kecuali Fajar tentunya, hanya Fajar yang tidak menyadari keberadaan mereka.“Kita mau kemana?” tanya Indira memecahkan keheningan diantara mereka.“Aku nggak tahu.” Joe menjawab apa adanya, dirinya memang tidak tahu akan membawa Indira kemana.“Tempat tinggalku?” tanya Indira membuat Joe terkejut.“Ngapain kesana? Lagian aku nggak tahu kamu tinggal dimana.” Joe menjawab langsung setelah menenangkan dirinya.Indira menatap bingung dengan semua perkataan Joe, “bukankah beberapa hari lalu kita menghabiskan waktu disana? Ah...mungkin karena tempatnya kecil jadinya kamu..
Read more
Indira Bingung
Joe saat ini benar-benar seperti perjaka yang tidur bersama dengan wanita, padahal pemilik tubuh ini sudah tidak perjaka lagi. Pernah melakukan dengan wanita, pastinya dengan tunangan tercintanya, Mariska. Joe, hanya dia yang belum pernah melakukan hal gila ini. Mariska bisa ditolaknya dengan berbagai alasan, pastinya tidak berhasil dan penuh drama. Sekarang, Joe tidak tahu harus melakukan apa dengan ide gila ini.Joe hanya diam saat Indira melepaskan pakaiannya dan berbaring santai di ranjang, hanya satu ranjang yang ada di ruangan ini dan itu bisa untuk mereka berdua, pastinya dengan Indira berada dalam pelukan Joe.“Mau sampai kapan disitu?” tanya Indira membuyarkan lamunan Fajar.“Apa harus melepaskan semua?” tanya Joe lagi yang diangguki Indira, “tapi...”“Kita sudah berjanji hanya tidur tidak melakukan hal gila itu.” Indira memotong perkataan Fajar.“Tapi kan bisa dengan menggunakan pakaia
Read more
Rencana Gila
Rasa sakit di kepalanya membuat Joe harus memegangnya erat, menatap Indira yang tidur disampingnya membuat Joe harus bergerak hati-hati. Sejak tadi sebenarnya Joe menahan diri untuk tidak menyentuh atau melakukan hal lebih pada Indira, dirinya benar-benar menahan untuk tidak masuk dalam jebakan hawa nafsu.Desisan pelan dikeluarkannya, takut mengganggu tidur wanita yang ada disampingnya. Rasa sakit yang parah dan belum pernah dirasakan sama sekali, memejamkan matanya berharap rasa itu tidak datang. Gerakan disampingnya membuat Joe berusaha untuk tidak bergerak lebih, sentuhan lembut di kepalanya membuat Joe membuka matanya, mendapati Indira menghadap kearahnya dengan melakukan pijatan pelan.“Aku selalu merasa kamu berbeda setiap saat,” ucap Indira membuka suaranya tanpa melepaskan pijatan pada kepala Fajar, “aku nggak tahu saat ini kenapa, tapi aku berharap kamu baik-baik saja.”Joe menatap kedua mata Indira, tatapan penuh dengan kelembu
Read more
Kejutan Tak Terduga
Fajar menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, kata-kata yang keluar dari bibir pria tua itu membuat dirinya tidak bisa melakukan apapun. Menghembuskan nafas panjang, menatap dalam pada Mariska yang berada dalam pelukan Budi.“Baiklah, kedatanganku sekarang untuk mengatakan hubungan kita berakhir. Kamu bisa bersama dengan dia, secara otomatis segala macam uang untuk keperluan kamu berhenti.” Fajar mengatakannya dengan nada datar.“Nggak papa nanti kita bisa mengancamnya untuk memberikan uang, dia bodoh jadi biarkan dia pergi. Setelah ini pasti dia akan lupa dengan apa yang dilihatnya, jadi biarkan dia pergi.” Budi membelai punggung telanjang Mariska dengan menarik dagunya dan mencium bibirnya depan Fajar.Melihat itu membuat Fajar ingin muntah, kejutan yang benar-benar tidak terduga sama sekali. Memejamkan matanya sebelum akhirnya menatap datar pada mereka berdua, mereka seakan tidak peduli dengan apa yang akan Fajar lakukan, bah
Read more
Kunto Terkejut
Menatap sekitar memastikan keberadaan dirinya, sentuhan disampingnya membuat Fajar menghembuskan nafas lega. Setidaknya dirinya tidak melupakan kejadian semalam, mengingat itu semua membuat Fajar menjadi dingin.“Kamu sudah bangun?” Indira bertanya dengan suara serak, khas bangun tidur.“Baru.” Fajar menjawab singkat.Menggeserkan badannya, membuat jarak diantara mereka berdua. Fajar dapat melihat wajah Indira yang baru bangun, sialnya membuat sesuatu dibawahnya ingin segera dipuaskan. Mengalihkan pandangan kearah lain, tidak ingin melakukan hubungan lebih dari ini. Indira bangkit dari ranjang, membuat Fajar menatap ke tubuhnya yang tanpa busana, memaki dalam hati atas apa yang dilakukan wanita itu. Seakan tidak peduli dengan apa yang dilakukannya saat ini, melangkah santai tanpa busana dihadapan Fajar, menggunakan pakaiannya yang hanya sekedar menggunakannya.“Aku masak dulu, kalau mau mandi duluan aja.” Indira berkata
Read more
Rayuan Mariska
Tersedak mendengar suara Mariska yang masuk kedalam ruangannya, menatap tidak percaya mengenai bagaimana wanita ini bisa memasuki ruangannya, atau tepatnya melewati lobby tanpa ketahuan mereka.“Bagaimana kamu....”“Pegawai kamu memang mudah ditipu.” Mariska memotong perkataan Fajar, “aku bilang kalau kamu pasti belum makan dan aku membawa bekal.” Mariska tersenyum kecil penuh kemenangan, tatapannya beralih pada apa yang ada dihadapan Fajar, “apa itu? Kamu makan apa? Makanan yang tidak mengandung gizi.”Menghentikan gerakan tangan Mariska saat berusaha mengambil kotak bekalnya, “apa mau kamu? Bukankah aku sudah mengakhiri semua semalam?”Mariska berjalan mendekati Fajar, duduk diatas mejanya membuat belahan bukit kembarnya terlihat dengan sangat jelas. Tidak hanya itu cara duduk Mariska dengan pakaian yang digunakannya, Fajar bisa melihat semua mulai dari bagian bawahnya sampai belahan bukit kemb
Read more
Tempat Pelarian
Perbuatan Mariska yang seenaknya membuat Fajar murka, mengembalikan  pekerjaan resepsionis dan memastikan wanita itu tidak akan bisa memecat siapapun di perusahaannya. Fajar juga meminta Kunto agar semua yang berada di lobby jangan sampai percaya dengan kata-kata wanita itu lagi, Mariska itu wanita ular yang tidak bisa ditebak sama sekali.Beranjak dari tempatnya, melangkah menuju tempat dimana mobilnya berada. Tujuannya saat ini adalah rumah, entah mengapa Fajar menginginkan berada di rumahnya dan setelah itu melakukan sesuatu yang tidak diketahuinya.Kedatangan Fajar disambut langsung oleh security, masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Menatap penampilannya saat ini dengan senyum lebar, Fajar akan menuju ke salah satu tempat dengan menggunakan kendaraan yang ada di garasi“Motor ini baru?” Fajar bertanya pada dirinya.Merasa keanehan yang tidak bisa dijawabnya sama sekali, Fajar merasa dirinya suka lupa pernah membeli bara
Read more
Membuka Hubungan
BUGHFrans menghajar pria yang berada dihadapannya dan berkata tidak enak, entah kenapa dirinya tidak bisa membayangkan Indira bersama dengan pria lain. Menatap tajam pada pria tersebut yang sudah jatuh saat Frans menghajatnya, tangan Frans dipegang Indira dengan menggelengkan kepalanya.“Dave, jangan keterlaluan.” Indira menatap tajam membuat Frans tersenyum kecil.Frans tanpa menunggu waktu lama menarik Indira menjauh dari pria itu, pria yang pernah bertaruh dengannya dan membuat dirinya membayar mahal, merelakan kendaraan yang baru dibelinya. Langkah mereka semakin menjauh dari kerumunan pria itu, membuat Indira dan Rifan yang ada dibelakangnya cukup susah mengikuti langkah Frans.“Bro, lo nggak kasihan sama Indira?” suara Rifan membuat Frans berhenti dan menatap Indira dengan tatapan khawatir, hal ini membuat Rifan menatap tidak percaya atas pemandangan yang ada dihadapannya.“Kamu nggak papa?” Frans membuka
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status