Story Adik Iparku di Akad Nikah Suamiku의 모든 챕터: 챕터 21 - 챕터 30
98 챕터
Bab 21 Desakan Mama
“Ayolah Adnan, turuti permintaan Mama sekali saja. Kasihan wanita itu sebatang kara,” ucap mama memelas.Ini bukan kali pertama mama mengucapkan kalimat itu, memintaku kembali menikah dengan wanita yang sama sekali tak kukenal.“Kalau kasihan apa harus dinikahi, Ma?” Aku menatap mata mama yang hampir menangis, kemudian meneguk segelas air putih.“Iya harus, dia sangat cocok sama kamu. Wanita itu baik sekali, mama yakin dia bisa memberimu seorang anak laki-laki. Kamu mau anak laki-laki ‘kan?”Ia terus mencari alasan agar aku menuruti permintaan tak masuk akalnya.Mama merayuku dengan dalih anak. Padahal saat itu, Zahira istriku sedang mengandung anakku. Kehamilannya sudah menginjak usia delapan bulan, hanya menunggu sebulan lagi aku akan menimang bayi kecil yang kunantikan selama lima tahun lamanya.Hasil USG menyatakan bahwa Zahira mengandung bayi perempuan, bagiku sebenarnya tak masalah. Asal bayi itu terlahir sehat dan sempurna. Tapi mama sangat kekeh ingin punya cucu laki-laki.“Ka
더 보기
Bab 22 Pernikahan Terpaksa
“Wah bagus sekali jam tanganmu, Nak!” ucap mama sesaat ketika aku baru saja tiba di rumah penuh kenangan masa kecilku ini. Aku menyandarkan tubuh di sebuah sofa berwarna maroon yang baru dibeli mama seminggu lalu, dengan uangku.“Iya, Ma. Hadiah anniversary dari istriku,” ucapku bangga. Menatap kembali jam tangan mewah berwarna silver yang diberikan Zahira sebagai hadiah anniversary pernikahan kami yang kelima.“Oh, dari Zahira. Banyak uangnya ya!” Mama mendelik begitu menyebut nama Zahira.“Butiknya berkembang pesat, Ma. Mungkin memang rezeki Tabitha juga, hidup kami semakin bahagia sejak kehadiran bayi berlesung pipi itu.”Seulas senyum terukir indah di bibirku.Aku merasa telah menjadi lelaki yang paling bahagia.Bagaimana tidak, karirku di kantor sedang naik, aku sudah berhasil membangun rumah mewah untuk keluarga kecilku, aku pun menjadi suami dari seorang istri yang sukses mengembangkan butiknya, dan kini aku telah menjadi ayah dari seorang bayi mungil bernama Tabitha Elrumi. Le
더 보기
Bab 23 Pasca Menikah
“Kenapa, Mas? Kita baru saja melewati malam pertama kita,” ucapnya kembali hendak mendekat padaku.“Apa?”Aku merasa tidak ada melakukan apapun dengan wanita ini, dan aku hanya tidur sendirian. Lalu, bagaimana bisa ia berkata seperti itu?Aku menarik tangannya paksa, menyuruhnya keluar dari kamar ini untuk kembali ke kamarnya. Lalu memberikan selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah telanjang.Hari ini jadwal kepulanganku kembali ke Medan, meskipun aku mendapat perpanjangan tugas tiga hari lagi di sini, tetapi aku meminta rekanku yang lain untuk menggantikan tugasku di tanah Minang. Karena kemarin, Zahira tiba–tiba saja menelepon dan bilang akan menyusulku ke sini bersama Tabitha.Tentu aku kelabakan, aku tak tega bila Zahira harus menempuh perjalanan pesawat sambil membawa bayi, apalagi di sini masih ada Renita. Wanita itu selalu ingin mengekoriku ke manapun.Jadinya, aku harus bersikap baik pada Renita agar ia mau menuruti perintahku untuk tetap tinggal di hotel, ketika aku bek
더 보기
Bab 24 Muak dan Benci
Untuk menghibur hati dan pikiran yang lelah, serta menyenangkan hati Zahira, aku bermaksud mengajaknya makan malam romantis di restoran tempat kami biasa melakukan rutinitas yang dulu sering kami lakukan. Zahira menerima ajakanku dengan senang hati, lalu mempersiapkan diri. Tanpa diduga, terjadi keributan antara Renita dan Zahira di bawah. Istriku tak terima saat memergoki Renita tengah mendekap bajuku yang seharusnya ia setrika. Entah apa tujuan wanita itu, mungkin ia benar-benar merindukan kehangatan dari seorang suami. Karena sampai detik itu aku sama sekali tak pernah melakukan hubungan apapun dengannya.Mama pun tampak membela Renita habis–habisan dan mulai sering menyalahkan Zahira. Kedua wanita itu seperti dilanda perang dingin. Semua karna kehadiran wanita yang kubenci.Sebab itulah tiba-tiba Zahira kehilangan selera untuk pergi makan malam di luar, aku yang tak terima melihatnya seperti itu lantas hendak mendatangi Renita dan mengusirnya keluar dari sini. Karena sejujurnya, a
더 보기
Bab 25 Menemukan Zahira
POV Zahira“Tapi masalahnya ... Pak Adnan lah atasan kami, dia pemilik hotel ini, Bu!”“Apa?”Aku terperangah, kedua mataku seakan hendak keluar dari tempatnya, pun mulutku membulat sempurna. Tak bisa kubayangkan seperti apa wajahku saat ini. Yang jelas, aku sangat terkejut mendengar penjelasan pegawai hotel ini.Bagaimana bisa? Sejak kapan mas Adnan punya hotel. Oh ... ya, bukankah lelaki itu adalah pembohong sempurna, sehingga apapun bisa ia sembunyikan dariku.Ketika aku didera pikiran yang kacau, tiba–tiba terdengar langkah kaki dari lorong kamar hotel, semakin cepat dan semakin dekat. Aku mengerjap saat menyadari pemilik langkah kaki itu adalah mas Adnan. Ia tersenyum begitu melihatku, lalu bersiap memelukku.Sayangnya, aku kalah cepat dengan gerakannya, saat tanganku baru saja meraih gagang pintu, lengan kekar mas Adnan sudah melingkar di perutku. Dia memelukku dari belakang, menyandarkan kepalanya tepat di bahu kiriku. Sementara aku meronta, melepaskan pelukannya dari tubuhku.
더 보기
Bab 26 Luka Hati Nyonya Friska
“Ibu kandung?”Aku meyakinkan, mungkin telingaku salah mendengar“Iya Zahira, Sarmila hanyalah lbu sambung Adnan. Akulah yang telah melahirkannya. Suamiku lebih memilih wanita picik itu ketimbang aku, istri yang telah membersamainya dari nol,” ucap wanita itu, matanya berkaca–kaca dan menerawang jauh ke depan. Seakan berusaha mengumpulkan kembali memori masa lalunya.Ia semakin mendekatiku, tangannya yang mulai keriput menyentuh jari–jariku yang dingin. Kepalanya mendongak ke arahku.“Zahira, ayo ikuti Ibu!” ajaknya.Seakan ada sinar kekuatan yang menarikku untuk menuruti setiap ucapannya. Aku pun menyambut genggaman tangannya lalu berjalan beriringan menyusuri lorong ini menuju sebuah ruangan di ujungnya.Mas Adnan menyorong kursi beroda itu, pun Erika yang mengimbangi langkah kaki kami.“Duduklah, Nak!” ucapnya saat kami sudah berada di ruangan yang bernuansa putih, dindingnya banyak di hiasi dengan potret lawas sebuah keluarga. Aku masih terpaku sambil mengedarkan pandangan pada ru
더 보기
Bab 27 Bahagia Milik Kita
“Iya, Mas. Aku percaya padamu. Kau masih Adnan yang kukenal, yang selalu membawa namaku di hatimu kemanapun kakimu melangkah.”Aku tersenyum, mengelus dada bidang itu, menyandarkan kepala di sana. Lalu memejam saat kecupan demi kecupan ia hujamkan ke keningku.Untuk beberapa saat kami larut dalam haru dan bahagia, saling menggenggam erat jemari bersama. Hingga aku kembali insaf bahwa ada dua orang lagi di sini selain kami.“Ibu, maafkan aku.”Aku melepaskan genggaman dari jemari mas Adnan. Kakiku melangkah ke arahnya, lalu berlutut mensejajarkan wajahku dengannya yang terduduk di kursi roda. Wajah itu, menyiratkan suatu kerinduan serta rasa kesepian yang amat melanda.“Kita baru pertama bertemu, Zahira. Kau belum ada salah padaku,” ucapnya tertawa samar. Diiringi tawa renyah dari kami berdua dan senyum manis dari Erika.“Erika, maafkan aku. Aku telah menyakitimu tadi.” Aku berbalik lalu mendekat padanya, meraih kedua tangannya yang dihiasi gelang mutiara. Diri ini sama sekali tak mam
더 보기
Bab 28 Mereka Kembali
Hari ini adalah kembalinya kami dari berlibur. Rasa lelah yang melanda terbayar sudah dengan kebahagiaan yang kami lewati. Waktunya kembali ke kota untuk melakukan rutinitas seperti biasa. Walaupun masih hari Jum'at, sebaiknya memanfaatkan esok untuk istirahat. Sebenarnya, Ibu menolak ketika kami ajak ikut ke rumah, namun dengan berbagai rayuan, akhirnya ibu mau menuruti permintaan kami. Tentu sambil membawa Erika, gadis berparas bidadari tersebut. Sebelumnya, mas Adnan mengajakku memantau beberapa hotel miliknya di kawasan wisata Brastagi. Selain hotel, keluarga ini juga memiliki puluhan homestay dan beberapa villa lagi. Hanya saja semuanya masih atas nama mas Adnan. Maka dari itu, ia berencana untuk membagikan lagi kepada kedua adiknya sesuai wasiat almarhum Hajsa Hamdani, ayah kandung mas Adnan, mantan suami nyonya Friska. Meski orang tua mas Adnan bercerai karena kehadiran mama Sarmila, namun ayah Hajsa sama sekali tak meninggalkan apapun kepada mama Sarmila. Sepetinya ia paham, k
더 보기
Bab 29 Kembali Terluka
“Anak? Renita hamil?”Bagai disambar petir di siang bolong, aku benar-benar tak menduga akan hal ini. Hatiku seperti sedang diremas oleh ribuan tangan, jantungku seperti ditusuk oleh ribuan jarum.Apa lagi ini?Bukankah kemarin mas Adnan bilang hanya terpaksa menikahi Renita dan tak pernah menyentuh wanita itu sama sekali. Lalu bagaimana ini bisa terjadi?Sekali lagi ia telah membohongiku.“Mas ....“Aku seperti kehilangan seluruh tenaga, bahkan untuk bicara pun aku tak mampu, leherku seperti dicekik oleh sesuatu yang begitu hebatnya. Ingin bertanya tentu percuma, hanya akan ada alibi–alibi selanjutnya.Beku. Sekujur tubuh ini rasanya beku, tak kuhiraukan berbagai alasan yang diutarakan mas Adnan. Bagiku sudah percuma. Kepercayaanku telah menguap seiring harapan bahagia yang pupus.Lamat–Lamat kulihat mama dan Lula kepayahan membopong Renita menuju mobil Lula, lalu mereka pergi entah ke mana.“Itu bukan, anakku!”“Zahira, percayalah!”“Zahira, dengarkan dulu!”Aku tak peduli, mas Adna
더 보기
Bab 30 Curiga dan Bukti
Hari ini kulewati seperti biasa, mengurus Tabitha serta menyiapkan sarapan dan makan siang untuk penghuni rumah ini.Aku sudah menghubungi Masli untuk melepas rindu dan mengajaknya pergi ke butikku. Aku harus melupakan masalah ini sejenak dan fokus terhadap perkembangan butikku setelah mengalami kerugian besar karena mama dan Lula. Aku sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian meski tanpa izin dari mas Adnan. Bagiku ini adalah urusanku, bukan urusan keluarga mereka. Apalagi, dendam ini semakin tebal sejak mengetahui siapa mama Sarmila sebenarnya, jadi aku tak perlu takut kualat dan dianggap sebagai menantu durhaka.Aku pergi tanpa mengajak siapa pun, hanya aku dan Tabitha saja. Mobilku berhenti di depan rumah Masli, lalu menunggunya beberapa menit untuk keluar dari rumah dengan mengenakan setelan kulot berwarna mocca dan sebuah kaca mata hitam.“Hai, bayi mungil, apa kabar?”Masli mencubit pipi gembul Tabitha yang sedang menggenggam mainan bergemerincing. Ia menggerakkan berulang dari
더 보기
이전
123456
...
10
DMCA.com Protection Status