All Chapters of Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Chapter 31 - Chapter 40
150 Chapters
Bab 31. Fitnahan Tuti
Arman dan Tuti pulang dari supermarket dengan keadaan marah. Arini yang dianggapnya akan menderita setelah keluar dari rumah ibunya, ternyata masih bisa belanja dengan begitu banyaknya. "Bukankah saat keluar dari sini, Arini tidak bawa uang? Lalu, dari mana Arini mendapatkan uang? Apa yang Tuti katakan tadi benar adanya?" berbagai pertanyaan muncul dalam benak Arman.Arman memijat kepalanya pelan. Semua kejadian akhir-akhir ini membuatnya pusing. Tuti langsung masuk dapur untuk menata barang belanjaan. Bu Ida yang kebetulan saat itu ada di rumah merasa heran dengan sikap Arman."Kamu kenapa, Man?" tanya Bu Ida."Pusing aku, Bu!" jawab Arman dengan mengacak rambutnya. Ibu Ida mendekat dan duduk di samping anaknya."Pusing kenapa, sih?" kata Bu Ida."Arini, Bu! Arini! Dia —" belum selesai berbicara, Ibu Ida memotong ucapan Arman."Kamu tuh kenapa, sih, Man? Hah?! Istrimu itu sudah pergi ninggalin kamu! Masih aja dipikirin!" omel Ibu Ida pada anak laki-lakinya itu."Ah Ibu ini, belum ju
Read more
Bab 32. Restoran Sarah
Sesuai dengan apa yang Tuti bicarakan kemarin, keesokan harinya Arman mulai mendekati ibunya."Bu ... nanti makan siang, Ibu ke restoran Sarah, ya? Kita makan di sana," ajak Arman. Ibu Ida dan Bela saling berpandangan."Tumben?" balas Ibu Ida. "Ajak Mbak Salma sama Mas Doni sekalian juga gak apa-apa," kata Arman lagi tanpa merespon pertanyaan ibunya."Oke lah kalau begitu! Bela, telepon mbakmu bilang kalau mau diajak masmu makan siang di restoran, ya?" ucap Bu Ida sambil menoleh ke arah Bela. Dua jempol Bela acungkan pada ibunya.Bela keluar dengan membawa ponselnya. Tentu saja untuk menelepon Salma. Tak lama kemudian Bela kembali lagi ke meja makan."Beres, Bu!" ucap Bela. "Ya sudah kalau begitu Arman berangkat kerja dulu, Bu. Nanti kabari Arman kalau sudah di sana," pamit Arman sambil mencium telapak tangan ibunya."Tumben masmu ngajak makan di luar, Bel?" celetuk Ibu Ida saat mobil Arman sudah meninggalkan halaman rumah. Bela mengangkat bahunya."Udah sadar kali!" jawab Bela asal
Read more
Bab 33. Bertemu Arini
"Ini Jenk, Arman yang ngajak makan siang di sini. Tanya aja sama anaknya, kok tumben sekali ajak ke sini," balas Bu Ida. Bu Wati pun menoleh ke arah Arman meminta jawaban atas pertanyaannya."Eng—gak ada apa-apa kok, Bu. Cuma pengen nyenengin keluarga saja di sini," jawab Arman asal. Sesekali Sarah dan Arman curi-curi pandang. Tentu saja itu Sarah merasa bahagia diperhatikan oleh Arman."Ngomong-ngomong kok istri Nak Arman gak kelihatan?" tanya Bu Wati. Memang Sarah belum sempat cerita ke ibunya perihal kepergiaan Arini dari rumah Arman."Sudah Jenk, jangan bahas mantu tak tahu diri itu! Untungnya Arman belum punya anak dari perempuan si*alan itu! Sepertinya aku harus cepat-cepat menikahkan Arman dan Sarah, agar aku bisa punya mantu yang selevel!" ucap Ibu Ida sedikit emosi. Sarah tersenyum saat namanya disebut."Sarah mah siap-siap aja, Jenk. Tapi ... apa Arman juga mau dan siap?" tanya Bu Wati."Gimana, Man?" Ibu Ida menanyakan hal yang sama pada anaknya.Salma dan Bela pun tak mau
Read more
Bab 34. Indah Curiga
Semua orang memandang Arini penuh kebencian. Indah yang belum tahu wajah suami Arini tak menyadari bahwa ada keluarga suami Arini yang seperti ular dihadapannya. Sampai saat Indah dan Arini akan keluar, tiba-tiba kaki Arini dijegal oleh Salma kakak iparnya. Sontak Arini jatuh terjerembab ke lantai.Arman yang walaupun hati dan pikirannya sudah dikuasai kebencian oleh Tuti, tetap saja ada sedikit rasa tak tega melihat istrinya diperlakukan seperti itu.Dengan sigap Arman membantu Arini untuk berdiri. Ibu Ida yang melihat perlakuan Arman pada Arini segera menyeret Arman menjauh dari Arini."Kamu apa-apaan, sih, Man! Masih dibela aja istri tak tahu diri seperti itu!" sungut Bu Ida kesal. Arman tak menanggapi ibunya.Bergegas Arman dan keluarganya meninggalkan Arini dan Indah yang masih berdiri di sana."Kamu gak apa-apa, Ar?" tanya Indah. Arini hanya mengangguk. Mata Arini masih tertuju pada sosok suaminya yang masih sangat dia cintai. Entahlah ... hati kecil Arini mengatakan apa yang su
Read more
Bab 35. Bermimpi
"Sepertinya kamu harus kembali ke rumah suamimu, Ar!" ucap Indah sambil menatap mata Arini. "Aku harus kembali ke sana, Ndah? Dan melihat suamiku bersama pembantunya itu bermesraan begitu? Hah?!" balas Arini kecewa. Nada suara Arini pun juga sedikit lebih tinggi. "Kamu tenang dulu, Ar! Dengar dulu penjelasanku!" Indah berusaha menenangkan sahabatnya itu. Indah mengerti perasaan Arini, tapi sebelum semuanya terlambat. Tak mau membuat Arini menyesal nantinya. "Ada yang tidak beres dengan suamimu. Aku melihat kalau suamimu ada yang mempengaruhinya. Kamu boleh percaya atau tidak sama aku. Tapi, aku pastikan bahwa suamimu itu bukan suamimu, Ar!" jelas Indah. Arini semakin tak mengerti dengan ucapan Indah barusan. "Aku tahu kamu bingung, Ndah. Sebisanya aku akan membantumu mendapatkan suamimu kembali. Tapi, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah masuk ke dalam rumah itu kembali. Percaya sama aku, Ar!" jelas Indah lagi. Arini masih tak merespon perkataan Indah. Dia masih mencerna
Read more
Bab 36. Sebenarnya Ada Apa?
Arini mengusap wajahnya pelan dan berusaha mengingat apa yang baru saja dia impikan."Ya Allah ... ada apa ini? Apa arti mimpiku tadi?" ucap Arini lirih. Diliriknya jam dinding yang ada di sisi atas ranjangnya, ternyata sudah pukul tiga lebih dua puluh menit.Setelah menetralkan detak jantungnya, Arini beranjak dari ranjang dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajjud.Dengan sangat khusyuk, Arini melaksanakan sholat dua rakaat itu. Dalam doanya, Arini meminta petunjuk agar diberi kemudian dalam menjalani masalah dan ujian yang kini telah menimpanya bersama suaminya.Karena tak bisa lagi terpejam, Arini mengambil Al-Qur'an dan membacanya sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Arini terdiam cukup lama setelah membaca surat Allah yang isinya berbunyi,"... Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah..." firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 102."Berulang kali Arini membaca ayat tersebut, hingga akhirnya Arini mengerti
Read more
Bab 37. Bertemu Arman
Selama bekerja, Arini tak henti-hentinya memikirkan mimpi buruknya semalam. Ada perasaan takut dan juga khawatir pada pria yang masih berstatus suaminya itu. Tapi ... terlepas dari Arman terkena sihir atau tidak, tak bisa dipungkiri kalau Arini sudah dibuat sakit hati dengan tingkahnya bersama Tuti.Bingung harus berbuat apa. Kembali ke rumah itu sama saja kembali mengulang kesalahan yang sama. Tapi, kalau tidak kembali ke rumah itu, bagaimana cara membuat Mas Arman kembali? Bukan kembali merajut asa pernikahan mereka, tapi membuat Arman kembali dan terbebas dari belenggu Tuti. Itu pun jika benar apa yang dia impikan terjadi."Ar, kita hari ini harus meeting mendadak ke Yogyakarta! Kamu siapkan semuanya, ya!" kata Indah. Arini yang sedang melamun, tak mendengarkan apa kata sahabatnya itu. Indah menggoyangkan lengan Arini. Sontak saja Arini terkejut."Eh, i—ya, kenapa, Ndah?" tanya Arini gelagapan. Indah menggelengkan kepalanya pelan."Kamu sedang mikirin apa, Ar? Ini masih jam kerja,
Read more
Bab 38. Doni dan Tuti
Belum jauh Arman berlalu, dia berbalik dan berkata, "Sebentar lagi aku akan menikah dengan Sarah. Jadi, aku harap kamu tak akan mengharapkan bisa kembali lagi padaku!" "Tunggu aja, aku akan segera menceraikanmu!" ucap Arman lagi.Gleg! Arini menelan ludahnya. Tak menyangka pria yang dulu sangat mencintainya, seketika berubah seperti ini.Setelah kepergiaannya, Arini berharap Arman akan kehilangan sosoknya. Tapi ... semua hanya angan saja. Bahkan Arman tak pernah menanyakan keberadaannya apakah baik-baik saja atau tidak, mengingat di sini Arini tak punya sanak saudara.Dengan langkah gontai, Arini berjalan dan memilih duduk di kursi depan area lobi. Sejenak Arini mengingat apa yang Arman barusan ucapkan."Bukankah itu artinya Mas Arman mentalakku?" gumam Arini dalam hati."Ya Allah ...." Arini mengusap wajahnya kasar.*****Sepanjang perjalanan pulang dari Yogyakarta, Arini diam dan menjawab pertanyaan Indah dengan seperlunya. Indah sadar ada yang aneh dengan Arini. "Ar, kamu baik-ba
Read more
Bab 39. Masa Lalu Sarah
Saat Arman dan Keluarganya datang berkunjung ke restoran, Sarah sungguh merasa paling bahagia diantara mereka semua. Bagaimana tidak, orang yang masih dicintainya itu mulai menunjukkan sinyal-sinyal hijau akan menerimanya kembali. Apalagi keluarga Arman juga sangat mendukung hubungan mereka.Dulu, Sarah dan Arman saling mencintai dan terikat dalam sebuah hubungan. Kala itu Arman bukanlah Arman yang sekarang. Arman yang dulu masih jauh dari kata mapan. Ibu Sarah—Ibu Wati—yang belum pernah bertemu dengan Arman pun langsung menolak mentah-mentah saat Sarah menceritakan hubungan mereka.Arman yang sudah melamar Sarah secara langsung pun terpaksa ditolak Sarah karena permintaan ibunya. Alasan Sarah kala itu masih ingin mengejar karirnya.Ibu Wati sudah mengincar anak dari juragan sawit dimana tempat Ayah Sarah dulu bekerja. Ayah kandung Sarah sudah meninggal dunia sejak Sarah duduk di bangku SMA. Sejak saat itu pula, Ibu Wati bekerja mati-matian untuk menghidupi dirinya dan Sarah. Untungny
Read more
Bab 40. Pak Danu Curiga
Saat mereka akan keluar dari restoran, tidak sengaja mereka berpapasan dengan Arini. Sarah yang melihat Arini bersama Indah, mengernyitkan keningnya."Kenapa Arini bisa kenal sama Bu Indah, ya?" tanya Sarah dalam hati.Perlu diketahui kalau perusahaan mertua Indah juga ikut andil dulunya dalam membantu perkembangan restoran ini. Jadi, tidak heran kalau keluarga dari Agung Perkasa akan sangat disegani di sini.Arini yang tak meladeni keluarga Arman, terus saja melangkah. Namun, Arini terjatuh karena ulah Salma. Dengan sigap Arman membantu Arini. Hal itu membuat Sarah cemburu. Namun, rasa itu berubah menjadi kepuasan tersendiri karena keluarga Arman sudah tak peduli lagi pada Arini.Selesai dari pertemuan itu, Sarah bertanya pada ibunya. "Bu, nanti papa diminta datang gak?""Nanti kalau papamu bikin ulah gimana?" balas Ibu Wati."Tapi ... kan semuanya mengira kalau dia papa kandungku, Bu! Kalau tidak diundang nanti kalau ditanya mau jawab apa?" keluh Sarah."Iya juga, ya! Tapi kan papam
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status