Semua Bab Pembalasan dari Istri yang Tersakiti: Bab 41 - Bab 50
150 Bab
Bab 41. Ancaman Doni
Tuti mengikuti Doni dengan sedikit tertatih karena Doni menyeretnya. Doni membawa Tuti di halaman belakang rumah. Dilepaskannya cengkraman Doni secara kasar hingga membuat Tuti hampir terjatuh."Apaan, sih?" gerutu Tuti. Dipegangnya pergelangan tangan bekas cengkraman Doni."Jujur sama aku, benar kan kamu masuk ke rumah ini ada tujuan tertentu? Hah?!" suara Doni pelan tapi terdengar penuh penekanan."Maksudnya?" tanya Tuti."Alah gak usah bohong kamu, Tut! Kadal kok mau dikadalin! Cuih!" Doni seketika meludah ke arah depan samping dan hampir mengenai kaki Tuti."Jangan kamu kira aku gak tahu kalau kamu suka ke tempat Mbah Gondrong!" Doni tersenyum sinis menatap Tuti yang mukanya berubah pucat pasi."Kenapa? Gak bisa jawab, kan?" sambung Doni lagi."Itu, anu ..." jawab Tuti terbata-bata."Tenang saja, Tut, aku tak akan mengadu ke siapapun. Tapi, dengan satu catatan! Apapun yang kamu rencanakan, harus kamu jelaskan sejelas-jelasnya padaku!" ujar Doni."Kenapa harus aku mengatakan padamu
Baca selengkapnya
Bab 42. Telepon Bude Jamilah
Arini terkejut mendapati telepon dari Mang Jaja dari kampungnya. Takut ada sesuatu yang penting, Arini segera mengangkat telepon itu."Assalamualaikum, Mang! Ada apa, Mang?" tanya Arini ketika mengangkat telepon itu."Wa'alaikumsalam! Mbak Arini, ini Bi Imah mau bicara sama Mbak Arini," kata Mang Jaja."Oh iya, Mang, mana Bi Imah?" tanya Arini.Terdengar suara Bi Imah sesenggukan, Arini panik mendengarnya."Bibi kenapa? Ada apa, Bi?" tanya Arini yang mulai tak tenang."Nduk Arini! Hu ... hu ... hu ..." suara tangisan Bi Imah semakin jelas terdengar."Ya Allah, Bi! Bibi kenapa ini sebenarnya?" Arini makin panik, karena selama ini Arini belum pernah melihat atau mendengar Bi Imah menangis seperti itu."Budemu nekat, Nduk!" ucap Bi Imah singkat."Bude siapa, Bi? Nekat kenapa? Arini gak ngerti, Bi!" "Budemu datang ke Bibi dan bertanya perihal rumah orang tuamu. Budemu mengancam akan mencarimu sampai ke kota untuk mendapatkan surat-surat rumah itu, Nduk!" terang Bi Imah. Arini syok menden
Baca selengkapnya
Bab 43. Bude Jamilah ke Kota
Bude Jamilah berangkat ke kota dengan menyewa sebuah mobil. Orang suruhannya sudah mengabarkan kalau sekarang Arini sudah tidak tinggal dengan suaminya.Menurut informasi yang didapat dari tetangga Arini, Arini sudah pergi beberapa hari yang lalu. Dan ada kabar kalau suami Arini akan menikah lagi."Ternyata, belum juga aku kasih pelajaran ke kamu, kamu sudah menderita Arini!" batin Bude Jamilah. Hatinya merasa senang karena orang yang paling dia benci menderita."Akan aku buat kamu lebih menderita lagi, Arini!" lirih Bude Jamilah dengan amarah yang tertahan.Bude Jamilah memang orangnya suka seenaknya sendiri. Ditinggal suaminya pergi dengan perempuan lain, membuat adiknya—bapak angkat Arini—menopang kehidupannya. Tapi ... semua berubah ketika Arini masuk ke tengah-tengah keluarga adiknya.Uang bulanan yang biasa dia terima dari adiknya berkurang drastis. Walaupun adiknya bukan pegawai negeri atau pegawai kantoran, tapi hasil dari bertani juga terkadang menguntungkan. Hal itulah yang
Baca selengkapnya
Bab 44. Mengikuti Arini
Melihat Arini yang sudah melaju dengan tukang ojek, Bude Jamilah meminta Adi untuk mengikutinya. Tentu saja Bude Jamilah dibonceng oleh Aldi. Tak ingin dicurigai, Adi mengendarai motornya dengan jarak yang agak jauh.Hingga sampailah Arini di tempat kos milih Dokter Firman dan Indah. Sebenarnya Indah sudah menawarkan untuk tinggal di rumahnya, karena banyak kamar kosong. Tapi ... Arini berpikir tidaklah etis seorang wanita yang tidak memiliki hubungan keluarga tinggal bersama dengan pasangan suami istri. Apalagi itu sahabatnya sendiri. Lebih baik menghindari fitnah, begitu pikir Arini.Indah pun tak menyerah, hingga akhirnya, dia menawarkan kamar kos yang dia sewakan untuk Arini. Letaknya yang tak jauh dari kantor membuat Arini menyetujui usulan Indah itu."Terima kasih, Pak!" ucap Arini seraya menyodorkan uang lima puluh ribu pada tukang ojek itu. Tanpa menjawab, tukang ojek itu pergi.Satpam yang menjadi kos itu sudah dihubungi Indah. Jadi, saat Arini datang dia langsung bisa meneba
Baca selengkapnya
Bab 45. Kos Milik Indah
Arini dan Indah terlibat pembicaraan yang asyik saat memasak. Mereka mengenang masa-masa dulu saat bersama. Kemana-mana selalu berdua dan jarang sekali mereka bertengkar. Kalaupun bertengkar, tidak perlu waktu lama mereka akan baikan kembali."Suamimu suka sekali sama cah kangkung, ya, Ndah? Kok masaknya banyak sekali," tanya Arini saat sedang menggoreng ayam goreng dan membuat sambal."Hu'um, Ar. Mas Firman itu paling suka sama cah kangkung. Tapi ... aku kurang bisa bikin sambal, selalu saja ada yang kurang. Makanya aku minta kamu yang bikin sambal. Siapa tahu, Mas Firman cocok dengan sambal buatanmu," kekeh Indah. Arini menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu."Oh iya, Ar, rencana kamu selanjutnya apa?" tanya Indah. Arini menghela nafas untuk mengurangi sesak di dadanya."Entahlah, Ndah. Sebenarnya aku bingung harus mulai dari mana. Tapi ... sepertinya langkah pertama yang akan aku lakukan, cari kos untuk tempat tinggal. Tak mungkin juga aku akan terus di rumah Pak Sobari dan Bu F
Baca selengkapnya
Bab 46. Berulah Lagi
Arini bersiap untuk mandi. Tapi, sebelum itu dia memesan makanan lewat aplikasi g*jek. Selesai mandi, ternyata tukang ojeknya sudah ada di bawah. Arini bergegas menghampiri tukang ojek itu dan membayar makanan yang di pesannya.Arini memesan nasi ayam geprek dua bungkus. Satu bungkus dia berikan kepada Pak Slamet satpam kos Indah. Lalu, Arini naik lagi menuju kamarnya.Saat akan memberikan bintang pada pengemudi ojek tadi, Arini dikejutkan dengan pesan dari Bude Jamilah.[JANGAN KAMU KIRA AKU MAIN DENGAN ANCAMANKU, ARINI!] pesan dari Bude Jamilah. Bude Jamilah mengirim foto juga ketika Arini ada di rumah Pak Sobari dan juga tempat Arini sekarang berada.[Tunggu kejutan dariku, Sayang!] pesan lain dari Bude Jamilah.Mata Arini membulat dan tangannya menutup mulutnya. Tak percaya kalau Bude Jamilah tak main-main dengan ancamannya kala itu."Jadi ... Bude Jamilah gak main-main? Lalu, aku harus bagaimana ini? Kalau Bude Jamilah sampai nekat gimana?" tanya Arini seorang diri. Arini mondar-
Baca selengkapnya
Bab 47. Bertemu Pak Danu
Sepanjang jalan, Arini terus menerka-nerka apa yang sahabatnya itu lakukan di alamat itu. Terlebih lagi ini masih pagi. Saat mereka berkirim pesan, Indah tak menyinggung apa-apa pada Arini. Dua puluh menit perjalanan, Arini sampai juga di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Arini turun di depan pintu gerbang rumah itu. "Permisi, Pak! Bu Indahnya ada?" tanya Arini pada satpam yang berjaga. "Ada. Dengan Bu Arini, kah?" tanya balik satpam itu. Arini menganggukkan kepalanya. "Mari saya antar, Bu! Sudah ditunggu Bu Indah di dalam," kata satpam dengan nama Dani itu. Arini berjalan mengikuti langkah Dani. Matanya berkeliling melihat betapa besarnya halaman rumah itu dan juga dengan kebun yang luas. Rasa kagumnya bertambah ketika Arini memasuki pintu utama. Ruang yang banyak sekali koleksi guci mahal dan juga barang antik tersaji di depan mata. Langkah mereka t
Baca selengkapnya
Bab 48. Firasat Pak Danu
 "Mohon maaf sebelumnya, sepengetahuan saya, Mas Arman itu bukan orang yang suka sekali merayu perempuan karena kekayaannya. Mas Arman itu pekerja keras dan orang yang tak pernah lalai dari tanggung jawabnya. Walaupun —" ucapan Arini terhenti. Sesak yang dia rasakan ketika menceritakan kebaikan suaminya dulu. Balas dendam terbaik bukanlah membalasnya dengan kejahatan pula, itulah yang Arini lakukan sekarang. Apa yang menurutnya benar, akan dia sampaikan sejujur-jujurnya. Walaupun Arman sudah menyakitinya, tapi itu tak lantas menghapus semua kebaikan yang pernah Arman lakukan padanya. Semua yang ada di ruangan itu masih menunggu Arini melanjutkan ceritanya. Tak ada yang berani bersuara sebelum Arini selesai bercerita. "Walaupun memang, keluarga Mas Arman itu bisa dibilang g*la harta. Ibu dan saudara-saudara Mas Arman pula yang telah mengenalkan dan menjodohkan mereka, seperti itu yang saya tahu. Sarah m
Baca selengkapnya
Bab 49. Talak
Arman yang sudah tak ingin melanjutkan pernikahannya dengan Arini, menjatuhkan talak ketika mereka bertemu di Yogyakarta. Niat hati ... pulang dari Yogyakarta, Arman akan mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan. Tapi sayang, surat-surat penting ikut terbawa Arini saat dia keluar dari rumah Arman."S*al!" Arman mengacak rambutnya kasar.Untuk menghilangkan penat yang dia rasa, Arman menghampiri Tuti yang berada di dapur."Tuti ... apa kita tak batalkan saja rencana kita?" tanya Arman. Tuti yang baru saja selesai mencuci piring langsung berbalik ke arah Arman."Kenapa, Mas? Sudah kepalang tanggung. Sebentar lagi, kan, Mas Arman bisa menguasai harta Sarah," kata Tuti."Aku maunya nikah sama kamu! Aku juga kemarin waktu di Yogyakarta ketemu dengan Arini. Di sana aku sudah jatuhkan talak padanya," ujar Arman. "Lagian, buat apa hambur-hamburin uang untuk pernikahanku dengan Sarah? Mending buat kita nikah dan liburan saja!" tambah Arman lagi. Tuti menghela nafas berat. "Susah juga ternyat
Baca selengkapnya
Bab 50. Persiapan Pernikahan
Sementara di ruangan lain, Ibu Wati dan Ibu Ida masih sibuk memilih baju dan dekorasi yang bagus untuk acara anak mereka. Hotel yang mereka pilih, hotel tempat Arman bekerja, karena hotel itu adalah hotel nomor satu di kota ini."Bu, uangnya sudah saya berikan sama Mbak Salma. Nanti kalau sudah deal yang mana, Ibu bilang saja sama Mbak Salma, ya! Biar Mbak Salma nanti yang ngurus semuanya," ujar Sarah saat sudah berada bersama Ibu Wati dan Ibu Ida."Baguslah kalau begitu! Kita tinggal terima jadinya saja aja," timpal Ibu Wati. Sarah mengangguk.Arman yang gak mau ikut ribet dan 'riwehnya' mempersiapkan pernikahannya, memilih untuk terima jadinya saja. Jadi ... dia tetap bisa bekerja tanpa ada gangguan yang tidak penting.Sepulangnya Sarah dari rumah Arman, Doni dan Salma langsung mencairkan cek yang Sarah berikan. Mereka menggunakan uang itu untuk foya-foya dan tentunya tanpa sepengetahuan Salma, Doni telah menyisihkan sebagian uang itu ke dalam rekening pribadinya. Uang itu nantinya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status