All Chapters of Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar: Chapter 51 - Chapter 60
140 Chapters
Bab 51
Ridwan dengan sedikit ragu membuka amplop itu, perlahan demi perlahan amplop itu terbuka dan menampakkan isinya dari sisi dalam. Ridwan semakin merasa gundah gulana melihat kertas putih di dalam itu. "Apa ini sebenarnya?" lirih Ridwan. "Cepetan, Wan! Lama bangat bukanya." Desak Rista yang sudah tidak sabar ingin segera tahu isi surat itu. "Sebenarnya ini apa, Pak? Surat ini dari siapa?" tanya Ridwan pada Boneng dan Ucup sebelum mengeluarkan kertas di dalamnya. "Bapak silahkan baca sendiri, Pak. Nanti bapak akan tau isinya dan pengiriman surat itu." Ujar Ucup. "Sini, Wan! Lama bangat kamu buka kaya beginian. Tinggal dibuka, di baca, udah!" Rista merebut itu dari Ridwan lalu mengeluarkan surat itu. "Ya sabar dong, Ma. Kan juga mau di baca itu." Protes Ridwan. "Kelamaan." Sungut Rista. Rista membaca bait demi bait dari surat itu. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, tulang belulangnya terasa bergerak, persendiannya terasa lemah tak berfungsi. Rista menjatuhkan surat
Read more
Bab 52
"Eh, Mbak! Apa lagi yang ingin Mbak Ambil? Mas Ridwan bahkan tidak dapat apa-apa dari apa yang sudah dia perjuangkan bertahun-tahun. Sekarang Mbak datang-datang membawa masalah baru." Ketusnya berucap pada Rara. "Masalah itu kalian yang buat, bukan saya! Paham! Jadi jika ingin hidup aman, maka belajarnya untuk mendapati sesuatu itu dari cara yang baik dan halal. Bukan dari cara merampas uang orang diam-diam." Sindir Rara. Ridwan tak banyak bicara, dia hanya diam tertunduk di kursi. Sebab apa yang Rara katakan itu benar. "Apa maksud Mbak merampas uang orang lain? Nggak ada di sini yang seperti itu. Tidak usah merasa Mbak punya segalanya trus seenaknya menuduh keluargaku yang tidak-tidak." Sungut Vina lagi membela diri. "Anak kecil tapi tukang pembohong akut! Mencari pembelaan untuk melindungi keluarganya." Sindir Rara telak. "Mas! Angkut motornya!" perintah Rara pada Ucub dan Boneng. "E--eh! Apa-apaan ini, Mbak? Ngapain motornya di angkut?" Vina mencegah dua orang itu untuk tida
Read more
Bab 53
"Ma, Mama nggak apa-apa? Mas, ini gimana?" tanya Vina panik."Coba bawa Mama masuk dulu sana." Titah Ridwan."Mama kuat berdiri nggak, Ma? Aku bantuin yuk!" Vina memapah Rista masuk ke dalam rumah. Rista mencoba berdiri dengan sekuat tenaga di bantu Vina masuk ke rumah. Dia terus memegang dadanya karena masih syok. Ini sungguh tidak pernah terpikirkan oleh Rista bakal seperti ini. Rista tidak menyangka bahwa kecurangannya selama ini akan terendus juga. Rista pikir setelah Ridwan dan Rara berpisah, tentu itu tidak akan menjadi perkara lagi. Ternyata Rara mengetahuinya. Rista terus berpikir, dari mana Rara menemukan semua bukti itu, "ah, sudah lah. Yang jelas saat ini bagaimana caranya agar bisa agar Rara tak lagi menagih hutang dan tidak menjadikan rumah ini sebagai jaminannya, tapi bagaimana?" Rista terus membatin.Sampai di dalam, Ridwan baru menyadari akan berangkat untuk interview ke kantor. Dia lalu merogoh saku celananya guna, mengambil HP, dan terdapat ada pilihan panggilan
Read more
Bab 54
"Eh, Pak, Maaf, saya sudah membuat Bapak menunggu." Ujar Ridwan merasa tidak enak hati."Nggak apa-apa, Mas, saya paham ... sepertinya Mas lagi ada masalah keluarga, makanya saya menunggu tadi di depan." Ucap driver ojol itu. "Terima kasih, Pak." Ujar Ridwan."Sama-sama, Mas." Driver ojol itu menjawab dengan senyuman ramahnya.Ridwan akhirnya berangkat menuju tempat dimana ia akan di interview bersama ojol tersebut. Jalanan kota cukup macet, sehingga untuk sampai ke tempat tujuan memakan waktu kurang lebih hampir satu jam. Tepat pukul 09.50 menit Ridwan akhirnya sampai di kantor tersebut. Setelah membayar ongkos dan mengucapkan terimakasih, Ridwan masuk ke dalam untuk menemui bos perusahaan. Terlihat dari luar bangunan gedung kantor yang cukup megah dari luar. Ridwan membawa langkahnya masuk ke dalam. Baru sampai di depan pintu masuk, Ridwan sudah di sambut oleh resepsionis kantor dan menyapa ridwan dengan ramah. "Selamat pagi, Pak, ada yang bisa kita bantu?" tanya perempuan itu
Read more
Bab 55
"Bagaimana, Pak Ridwan? Saya sebenarnya Sudah banyak yang saya minta untuk saya interview, memang kebanyakan dari mereka menolak. Di tempat ini Bapak tidak tinggal di kota. Melainkan di Desa. Di mana pabrik itu berdiri di tengah-tengah perkebunan masyarakat desa setempat yang mayoritas kehidupan mereka dari perkebunan sawit." Tutur Alvino lagi. "Kalau saya boleh tau, saya akan di tempatkan di mana jika saya menerima pekerjaan ini, Pak?" tanya Ridwan ragu."Bapak akan saya tempatkan di Sumatra, Pak, tepatnya di jambi." Kata Alvino."Jambi?!" dengan banyak pertimbangan, Ridwan pun akhirnya menerima pekerjaan itu. Setelah selesai bertanya banyak hal untuk pekerjaan itu. Akhirnya Ridwan pamit keluar dan pulang. "Baik, pak Ridwan. Senang bekerja dengan anda. Semoga Bapak betah, ya, nanti di sumatra." Ucap Alvino."Alhamdulillah, akhirnya dapt kerjaan juga." Gumam Ridwan senang. Waktu sudah menunjukkan hampit tengah hari, Ridwan kembali pulang menggunakan ojol, namun sebelumnya Ridwan in
Read more
Bab 56
Assalamu'alaikum," sapa ridwan saat samapi di rumah."Waalaikumsalam, Nak." sahut Rista dari belakang.Ridwan tak melihat ada Eca di luar. "Mana Eca, Ma? Mama gimana kabarnya?" "Istrimu di kamar nggak keluar-keluar dari tadi. Makan juga belum itu istrimu." Ujar Rista memberi tahu kan pada Ridwan.Ridwan lalu menuju kamarnya untuk melihat keadaan Eca di dalam. Baru sampai di pintu kamar, Ridwan mendengar suara cekikikan seperti Eca sedang tertawa. "Eca kenapa? Kok ketawa sendiri?" Pikir Ridwan.Ridwan membuka pintu kamarnya, tapi pintunya di kunci dari dalam. "Lho, kok di kuncinya?" Ridwan mengambil kunci cadangan yang selalu ada di dalam dompetnya. Ridwan lalu membuka pintu itu perlahan, yang pertama kali yang Ridwan lihat adalah box bayi tempat Kelvin tidur. Di sana langsung tampak Kelvin tengah terlelap tidur. "Tidurnya nyenyak sekali, Nak?" Gumam Ridwan, namun saat menoleh ke tempat tidur, betapa Ridwan terkejut melihat pemandangan itu. Eca yang masih tidak menyadari ada Ridwan d
Read more
Bab 57
Iya! Aku masih muda Mas! Aku nggak mau menghabiskan waktu ku untuk hidup susah denganmu. Kalau kamu nggak sanggup memenuhi kebutuhanku untuk apa aku menyia-nyiakan hidupku mengabdi pada laki-laki kere seperti kamu yang nggak punya apa-apa."Seperti di hantam ribuan duri yang tajam di dada Ridwan menerima kata demi kata dari Eca. Sungguh, bukan jawaban ini yang Ridwan harapkan. Ridwan sudah sangat salah menilai Eca. Padahal Ridwan ingin memberi kabar baik bahwa dia di terima kerjaan dengan gaji yang cukup lumayan besar dan juga sebagai posisi yang bagus di perusahaan itu. Tapi sepertinya Ridwan tidak lagi berniat memberi tahu kan Eca. Biarlah dia pergi jika itu maunya. "Baik. Jika kamu maunya seperti itu. Silahkan kamu cari laki-laki yang jauh lebih baik dariku. Silahkan kamu cari laki-laki mapan diluar sana untuk memenuhi kebutuhanmu. Aku harap kamu tidak menyesali kata-kata yang sudah kamu ucapkan barusan." Ujar Ridwan tenang. Tak lagi ada emosi. Habis sudah tenaga Ridwan selama in
Read more
Bab 58
"Wan, baby sitter itu mahal, Wan, gajinya. Paling murah dua atau tiga jutaan, Wan. Emangnya kamu punya gaji berapa buat bayar baby sitter? Kamu itu kenapa lagi sih Ca. Suami udah dapat kerjaan juga bukanya bersyukur kok malah mau pergi begini. Nggak kasian sama anak kamu, Ca?" "Mama nggak usah khawatir, Ma. Aku sanggup untuk bayar Baby sitter dan gaji jauh lebih cukup." Eca sejenak memberhentikan aktivitasnya, mendengar penuturan Ridwan barusan rasa ingin tau Eca menggebu-debu. Di Terima sebagai apa Ridwan di sana, dan berapa gaji yang Ridwan Terima sampai Ridwan sanggup membayar baby sitter. Eca menghilangkan rasa malunya demi ingin tahu Ridwan bekerja sebagai apa dan di gaji berapa. Eca merutuki dirinya sendiri tadi kenapa tidak menanyakan terlebih dahulu tetang lamaran kerjaan Ridwan hari ini. "Palingan juga kamu kerja sebagai karyawan bawahan, Mas. Nggak usah sok ingin memanasiku, Mas, pakai ingin nyewa baby sitter segala. Kamu pikir biar aku bertahan di sini begitu? Aku ngg
Read more
Bab 59
"Jadi istri itu yang bener! urus anak yang bener! urus suami yang bener! Jangan cuma mau enaknya saja, dulu kau tergila-gila sama anakku karena dia punya segalanya, kan? sekarang kau berulah karena dia sudah tidak punya apa-apa! Jangan lagi kau bersikap seprti itu, ingat itu! Jadi lah istri yang mau menerima keadaan pasangan itu dalam susah dan senang. Yang mau menemani dalam setiap keadaan. Bukan hanya mau pas di saat ada, lalu disaat sudah tak punya apa-apa kau mau pergi meninggalkan suamimu? Itu namanya perempuan kurang ajar! Kalau ada masalah itu di omongin baik-baik. Bukan malah dikit-dikit kabur dan pergi dari rumah. Istri durhaka kamu." Rista berkata panjang lebar dengan intonasi yang cukup tinggi, sebab dari kemarin dia sudah sangat emosi melihat tingkah Eca yang tak menghargai Ridwan sama sekali. "Gimana aku mau bicara baik-baik kalau Mas Ridwan aja nggak pernah ngajak bicarain baik-baik!" imbuh Eca mencari pembelaan. "Itu karena kau bikin ulah! Dari awal melahirkan aja kau
Read more
Bab 60
Wajahnya Eca terlihat berpikir, dalam hatinya begumam. "Apa? tinggal di desa? dan di kebun. Aduh! mana mungkin aku betah di sana. Apa sih kerjanya, dari tadi juga bukanya di jawab!" "Hmm, emangnya kamu kerjanya apa sih, Mas. Kok sampai harus keluar kota?""Mas di terima sebagai kepala staf di salah satu pabrik cabang yang ada di Sumatra. Pabrik yang bergerak di bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Tepatnya di jambi. Alhamdulillah juga, Mas di gaji cukup besar di sana, lebih kurang hampir 10 juta per bulan, itu belum termasuk tunjangan, bonus akhir tahun dan THR. Apa kamu siap tinggal di sana menemani Mas, kita mulai dari nol lagi? Kamu siap?" tanya Ridwan lagi. Wajah Eca tak bisa di tebak oleh Ridwan. Ridwan masih menatap wajah istrinya menunggu jawaban apakah Eca mau apa tida ikut bersamanya di sana. "Ya ikutlah, Ca. Di mana-mana juga istri itu ikut kemana suaminya kerja. Kalo kamu nggak ikut, siapa yang ngurusi ridwan nanti di sana?" cerocos Rista mengingatkan Eca agar mau ikut
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status