All Chapters of KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU: Chapter 61 - Chapter 70
101 Chapters
Pemandangan Menjijikan
Pov Hanin Aku dan Azha berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. Semenjak kejadian semalam dia tak mau jauh dariku. Bahkan untuk ke ruang makan sendiri ia tak mau. Perih melihat anak seceria Azha mendadak menjadi pendiam. Dia hanya berbicara seperlunya. Tawa dan candanya seakan lenyap, entah dibawa siapa. "Azha duduk di kursi makan sebentar, ya. Bunda mau lihat adek Ali." "Gak mau! Azha mau ikut Bunda!" Azha semakin mempererat genggam tangannya. "Alma juga ikut, Bunda!" teriak Alma lalu berlari ke arahku. Mendengus kesal, di saat aku kerepotan seperti ini Mas Bayu dan Nisa masih betah di dalam kamar. Apa yang sebenarnya mereka lakukan? Tak bisakah membantuku mengurus anak-anak? "Ali sudah makan,Bi?" Wanita yang sudah kuanggap keluarga itu menoleh kemudian menganggukkan kepala. Aku tersenyum melihat si kecil sudah selesai makan. Tinggal memandikan lalu dia akan tertidur lagi. Sudah menjadi kebiasaan Ali akan terlelap setelah badan bersih dan wangi. Kebiasaan yang p
Read more
Kemarahan Bayu
Pov NisaAku kemasi pakaian lalu memasukkannya ke dalam koper. Niat tinggal untuk beberapa minggu musnah sudah. Berkali-kali aku merutuki diri sendiri, kenapa aku lupa mengunci pintu. Aku terlalu terlena dengan sentuhan Mas Bayu hingga lupa jika anak-anak sudah bangun. Malu, ya jelas. Wanita mana yang tak malu dilihat tanpa busana yang menempel di tubuh. Aku serasa tak memiliki harga diri di depan anak-anak, apa lagi di depan Mama. "Sudah siap, Nis?" Aku membalikkan badan, Mas Bayu berjalan perlahan lalu berdiri tepat di belakangku. "Mas bantu bawa kopernya, Nis.""Teror itu bagaimana, Mas? Aku takut."Mas Bayu kembali meletakkan koper. Kini kedua tangannya menyentuh pipiku. "Mas akan pasang CCTV, Nis. Mas akan sambungkan ke ponsel kamu. Kalau ada apa-apa segera hubungi Mas. Kamu mengerti?" Aku mengangguk pasrah. Kalau boleh meminta, aku ingin tetap tinggal di sini. Selain aku dapat bersama Mas Bayu setiap hari, di rumah Mbak Hanin aku merasa menemukan sebuah keluarga yang begit
Read more
Tamu Tengah Malam
Pov Nisa [Mas, sudah makan belum?] [Malam ini ke sini, kan?] [Mas, aku kangen.] Centang dua berwarna biru tapi Mas Bayu tak kunjung membalasnya. Apa dia benar-benar marah padaku? Ya Tuhan... Harus bagaimana lagi cara aku meminta maaf? Senja telah berganti malam,sinar mentari telah digantikan dengan sinar rembulan. Oh, tidak,lebih telatnya digantikan dengan sinar lampu di setiap rumah dan sepanjang jalan. Aku tersenyum membayangkan hangat pelukan Mas Bayu di dinginnya malam. Aku yakin Mas Bayu akan datang malam ini. Tak mungkin dia melewatkan kehangatan yang akan kutawarkan. Dia mana tahan menahan gejolak dari dalam. Jarum jam sudah menunjukkan angka tujuh lebih, kusiapkan makanan kesukaan Mas Bayu di atas meja. Beberapa lauk begitu menggugah selera. Mas Bayu pasti senang dan akan memaafkanku. Aku yakin itu. Meja makan sudah dihiasi lilin hingga membuat ruangan ini semakin indah. Aku ingin kebersamaan kami semakin romantis. Membahagiakan suami adalah caraku agar Mas Bayu sel
Read more
Tamu Tengah Malam 2
Pov Nisa "Satu... Dua... Tiga!" BRAAK! Pintu kamar mandi terbuka lebar. Seketika aku menjerit ketakutan. Aku duduk meringkuk sambil menangis sesegukan. "Ayo Baby! Kamu pasti menunggu Bayu, kan? Dia tak akan datang, percuma kamu dandan seperti ini, dia lebih memilih istri pertamanya, Hanin." DEG! Dari mana dia tahu semua tentang aku. Siapa sebenarnya lelaki ini? Apa dia juga yang mengirim tikus dan memecahkan kaca? Derap langkah kakinya semakin terdengar, kaki gemetar dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuh. "Siapa kamu? Kenapa kamu menggangguku? Apa salahku? Kita tak saling mengenal tapi kenapa kamu mengusik hidupku?" Suara langkah kaki itu berhenti tepat di sampingku. Aku tak berani menoleh,hanya isak tangis yang keluar dari mulut ini. "Kamu ingin tahu siapa aku, Manis? Ayo akan kutunjukkan siapa aku ini," ucapnya seraya menarik tangan ini. "Lepas! Lepas! Lepaskan!" Aku tepis tangan lelaki itu. Namun bukannya lepas, tangan itu justru semakin kuat menarik tangan
Read more
Video
Pov NisaSuara mobil mobil berhenti tepat di depan rumah. Segera kubuka gorden dalam kamar. Bernapas lega kala kulihat mobil Mas Bayu terparkir rapi di sana. Jujur ada rasa trauma akibat kejadian semalam. Aku sendiri memilih diam, aku takut Mas Bayu marah dan mengusirku jika aku mengaku diperkosa oleh lelaki tak dikenal. Lagi dan lagi status istri kedua yang membuatku memilih bungkam. Kuhapus bulir bening yang menempel di pipi meski tak mampu menutupi mataku yang bengkak karena menangis semalaman. Melangkah gontai kuturuni anak tangga. Lagi kuhapus bulir bening yang masih saja jatuh. Susah payah aku menata hati, tapi melihat Mas Bayu membuat kejadian kemarin malam kembali menari-nari di pelupuk mata. Sesak, aliran napasku seakan tersumbat. Justru deru napas lelaki bejing*n itu kembali terasa, meski sebenarnya tak nyata. "Kamu kenapa, Nis?" tanyanya setelah kucium punggung tangannya dengan takzim. "Andai kamu datang kemarin... Pasti kejadian itu tak pernah terjadi. Kehormatanku seb
Read more
Video 2
Pov Bayu"Jangan, Mas!"Nisa kelihatan panik saat smartphone miliknya berada di tanganku. Kalimat larangan yang ia ucapkan membuat rasa ingin tahuku semakin tinggi. Ada apa di dalam ponsel ini? Kalimat ini yang terus menghantuiku. Bahkan mendorongku untuk membuka benda berwarna putih itu. Segera kubuka ponsel itu, mata ini melotot melihat sebuah video yang dikirim nomor tak dikenal. Bukan, bukan karena nomor pengirim. Namun karena istriku berada di video itu. Tanpa sehelai benang Nisa digarap oleh seorang pria. Nyeri menusuk hingga ke ulu hati. Wanita yang kukira baik justru mengumbar tubuhnya untuk orang lain. Apa karena aku tak datang ia justru berbagi peluh dengan lelaki lain? Kurang apa aku selama ini? Harta sudah kuberikan, kuangkat dia dari kemiskinan. Namun justru aib yang ia berikan padaku. "Apa-apaan ini, Nis!" Kubanting ponsel di atas meja hingga layarnya retak beberapa bagian. Seperti layar ponsel itu, hatiku kini remuk tak berbentuk. Ketika aku mulai menaruh rasa tapi
Read more
Larangan
Pov Bayu"Yang namanya ibu hamil pasti baperan. Mas harus ekstra sabar melayani sikap kekanak-kanakan aku dan Hanin. Semua ini karena perubahan horman yang kami alami. Mas sudah berpengalaman menghadapi ibu hamil ... Jadi tak masalah, kan?" ucap Hanin setelah menjatuhkan bobot di sofa ruang keluarga. Wanita yang telah melimpahkan perhatian dan kasih sayang itu menyandarkan kepala di pundakku, tangannya memainkan jemari kiri ini. "Mas masih berantem dengan Nisa?" tanyanya lagi. Sejak pulang dari kantor aku hanya diam membisu. Bayangan Nisa berbagi kehangatan dengan lelaki lain menyita perhatianku. Aku hanya mendengar perkataan Hanin,tapi tidak untuk menjawabnya. Mendengar nama Nisa saja sudah membuat moodku hancur berantakan. "Mengalahlah pada Nisa, Mas."Inikah wanita yang Nisa tuduh? Dia justru perhatian dengan adik madunya. Namun Nisa ... Teganya ia menuduh Hanin seperti itu. "Kenapa, Mas?" tanya Hanin karena mulut ini kelu. Hingga dari tadi aku hanya diam membisu. Mungkin Han
Read more
Lelaki Di masa Lalu 1
Pov Nisa"Ja-jangan, Mbak.""Kenapa? Apa alasan kamu melarang kami lapor polisi?" cecar Mbak Hanin lagi. Aduh... Bagaimana ini? Tak mungkin aku mengatakan kebenarannya. Selama ini aku sudah menutup rapat latar belakang keluargaku. Kalau sampai mereka lapor polisi sudah pasti semuanya akan terbongkar. Aku adalah anak dadi hasil hubungan gelap antara polisi dan seorang wanita malam. Ya, ibuku seorang pemuas hasrat lelaki. Dia berhubungan dengan polisi hingga melahirkan seorang bayi perempuan, dan itu aku. Hubungan mereka terbongkar saat aku memasuki bangku sekolah dasar. Ibu dilabrak oleh istri sah ayahku. Aksi hajar menghajar terjadi di depan umum, tepatnya di depan rumah kontrakan yang kami tempati. Aku masih ingat saat rambut ibu ditarik lalu diseret di halaman rumah. Tak hanya istri polisi itu, rombongan wanita yang mendukung ikut menghajar ibuku habis-habisan hingga akhirnya ibuku meregang nyawa di tangan mereka. Aku meronta menangisi wanita yang melahirkanku itu. Namun tangis
Read more
LELAKI DI MASA LALU 2
Pov Nisa 2Aku dan Mbak Hanin duduk di depan polisi. Perlahan kuceritakan kronologi yang kualami. Kutahan rasa malu yang menyelimuti. Kalau saja memiliki mantra menghilang, sudah dari tadi kubaca. "Apa Mbak Nisa yakin seorang wanita yang menyuruh lelaki itu memperkosa Mbak?" Polisi dengan nama Wawan itu menatapku penuh selidik. "Saya yakin, Pak. Dia memang memakai pakaian dan penutup wajah serba hitam. Tapi saya sangat yakin dia seorang wanita. Dari suara dan postur tubuhnya, dia pasti perempuan.""Apa Mbak Nisa kenal dengan suara itu? Mungkin mirip dengan suara seseorang, teman atau saudara barang kali."Aku diam mencoba mengingat suara wanita itu. Suara itu memang sangat familiar, tapi aku tak tahu siapa pemiliknya? Rasa takut membuatku tak mampu berpikir jernih. Aku menggeleng, takut salah tebak lalu menimbulkan masalah baru. "Kami akan memproses pengaduan Bu Nisa, jika ada sesuatu segera hubungi kantor polisi.""Bagaimana kalau Nisa diancam lagi, Pak? Atau mungkin orang itu da
Read more
Viral
"Bukan hanya mengenal, Mbak. Lelaki ini adalah ayahku. Dia lelaki yang meninggalkan seorang gadis dihari kematian ibunya. Dia lelaki yang tak memberikan keadilan pada wanita teraniaya hanya karena wanita itu seorang kupu-kupu malam. Dia diam di atas penderitaanku." Lagi dan lagi aku hanya bisa berbicara dalam hati. Tak mungkin kukatakan di muka umum kalau dia ayahku. Itu namanya aku bunuh diri. "Wajah Bu Nisa begitu familliar, apa mungkin kita pernah bertemu?" tanya Pak Burhan lagi. "Tidak, saya baru pertama kali bertemu dengan Pak Burhan."Pak Burhan seakan tak percaya dengan jawaban yang keluar dari mulutku. Dia berusaha mencari kejujuran dari sorot mata ini, tapi dengan cepat kualihkan pandangan. "Mungkin Bapak salah orang," ucap Mas Bayu. "Iya, bisa jadi saya salah orang. Maaf Bu Nisa." Aku mengangguk. "Kami permisi dulu, Pak," ucap Mas Bayu lalu menyalami lelaki tua itu. ***Hidup memang penuh kejutan yang tak terduga. Tuhan selalu memiliki rencana yang tak mampu diprediksi
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status