53. Semua Menyalahkan
(Arzen)"Arzen, sekali lagi papa tanya, apa keputusanmu sekarang?" cecar Papa tenang, tetapi juga dingin.Sebulan setelah terbongkarnya rahasia kepergian Nafia, aku menemui Papa di rumahnya. Sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin pria itu memanggil, tetapi tidak kuhiraukan. Aku masih belum bisa mengambil keputusan.Mungkin karena sudah kehilangan kesabaran, Papa memaksa untuk berbicara. Dan aku tidak bisa mengelak lagi.Suasana terasa mencekam. Bagai tengah diinterogasi, aku menghadap Papa yang menatap tajam. Di sampingnya duduk Mama dengan ekspresi yang tidak kalah menyeramkan."Aku akan terus mencari Nafia. Tapi, janji pada Aliya tetap juga akan kupenuhi, yaitu mengawalnya hingga sembuh," jawabku datar. Tidak perlu meledak-ledak menghadapi sikap dingin Papa. Tidak akan menang."Tidak jadi menikahi dia?" Dahi Papa terlipat."Janji bagi seorang laki-laki adalah harga diri," sahutku tenang, "aku siap memenuhi janji itu jika Aliya mendesak."Papa dan Mama saling bersitatap. Ekspresi kece
Read more