All Chapters of Kesempatan Kedua untuk Cinta: Chapter 41 - Chapter 50
84 Chapters
Sebuah Insiden
“Kali ini pulang denganku saja. Aku sudah bilang pada suamiku, ia tidak keberatan jika kamu ikut,” ajak Ara.“Ah, tidak perlu. Aku akan merepotkanmu Ara, lagipula arah pulang kita tidak sama. Aku tidak apa-apa, sudah kubilang aku terbiasa sendirian. Lagipula banyak ojek dan taksi,” jelas Sepia.“Sungguh tidak akan merepotkan sama sekali. Aku malah senang, jadi aku bisa jalan-jalan sebentar terlebih dekat tempat tinggalmu banyak tempat nongkrong bagus. Ya, biar aku punya alasan merayu suamiku.”Tidak seperti biasanya, entah kenapa Ara sangat memaksa Sepia untuk pulang bersama. Padahal jelas-jelas Sepia tidak akan pernah menerima ajakannya. Selain karena tidak searah, Sepia juga merasa tidak enak jika berada di antara sepasang suami istri.“Sejak aku tahu Yana mengganggumu, aku tidak tega jika membiarkanmu sendirian. Setidaknya jika bersama kami, kamu akan aman. Kamu bisa pulang dengan selamat dan cepat. Aku benar-benar tidak ingin kamu laki-laki hidung belang itu terus mendekatinya. De
Read more
Kehilangan Kesekian
Musibah selalu datang pada waktu yang tidak bisa kita duga.Sepia terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit. Ia berusaha membuka matanya lebar-lebar meski kenyataannya matanya sembab karena tangis yang tak henti berlinang dalam pelupuk matanya. Perutnya masih terasa keram, suhu tubuhnya naik demam, dan ia masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi diluar kendali juga tanpa sepengetahuannya. Ia syok, benar-benar terguncang dengan apa yang ia alami.“Maafkan aku … ini semua gara-gara aku, kalau kamu tidak mengejar jambret yang mengambil tasku kamu tidak akan merasakan sakit sedalam ini. Kumohon maafkan aku ….”Gina juga menangis terisak di sampingnya, ia benar-benar merasa bersalah dan malah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi. Sepia tetap terbaring lemas, bola matanya perlahan bergerak menatap Gina. Sepia menggelengkan matanya perlahan, ia juga berusaha meraih tangan Gina.“I—ibu tidak bersalah, jangan menyalahkan diri ibu. Ibu tidak boleh sedih berlebihan, ak
Read more
Baru
“Shabiru, maafkan ibun, ya. Minggu ini ibun tidak bisa pulang lagi. Ibun sangat rindu dengan Shabiru, tapi pekerjaan di kantor sedang sangat padat. Semoga minggu depan ibun bisa pulang.”Sepia meraih selembar kertas, lalu membubuhkan sepenggal kalimat itu di atasnya. Ia tahu Shabiru masih belum lancar membaca, tapi ia akan sangat senang jika menerima sepenggal surat tulisan tangan ibunya secara langsung. Sepia melipat kertas itu dua kali, lalu memasukannya ke dalam kardus berisi mainan, buku dongeng, dan beberapa jenis makanan ringan. Ia kemudian menutup kardus itu dengan lakban bening sampai rapat. Ia akan mengirimkan barang itu ke pihak ekspedisi, ia berharap barang yang ia kirimkan bisa sedikit melipur kerinduan Shabiru.Sepia terdiam sejenak, ia kembali merenungi kesedihan yang ia rasakan akhir-akhir ini. “Apakah Ray akan merasa sedih, jika tahu salah satu calon anaknya gagal terlahir ke dunia ini?”Sempat terpikir untuk memberitahu Ray, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia telah memp
Read more
Sisi Lain
Rumah Ray Mahesa.Semakin hari, semakin banyak perubahan dalam kehidupan Ray. Ia harus terbiasa mengurus banyak hal sendirian di tengah pesatnya perkembangan bisnis yang digelutinya. Restoran miliknya semakin merajalela dan mulai menyebar ke luar Yogyakarta. Karirnya sedang ada dalam posisi cemerlang, berbanding terbalik dengan kehidupan asmaranya yang justru semakin berantakan.Meski sekarang ia tinggal bersama ibunya, tetap saja ia merasa sendirian dan serba berantakan, terlebih perasaannya. Rumah besarnya kini sepi, tanpa teriakan anaknya yang selalu berhasil menghangatkan suasana. Kini hanya tersisa tembok tinggi yang dingin nan membelenggu perasaannya untuk melupakan masa lalu.“Ibu merindukan cucu ibu,” ibu Ray terlihat menghela napas panjang sambil menuangkan air untuk gelas Ray. “Kenapa kamu tidak menjemputnya saja? Dan bawa cucuku untuk tinggal di sini. Aku juga bisa mengurusnya. Aku dengar, Sepia juga pergi ke Jakarta. Sementara cucuku malah ditinggalkan sendirian bersama ne
Read more
Tokoh Lain
Panji— laki-laki yang masih mengenakan jaket kanvas berwarna marun begitu memperhatikan Sepia sejak ia memasuki ruangan acara webinar akan dilangsungkan. Dari kerutan kecil pada keningnya, terlihat jelas Panji sangat terkejut dengan penampilan Sepia yang berubah hampir tiga ratus enam puluh derajat. Apalagi ketika perempuan itu tersenyum ke arahnya dengan ramah, benar-benar berbeda. Padahal ia masih ingat betul, beberapa hari lalu Sepia meminta dirinya untuk menjauh.“Apa kabar, Panji? Sudah siap untuk webinarnya?” tanya Sepia basa-basi. Hal itu dilakukannya agar suasana menjadi lebih cair.Setelah apa yang telah terjadi, Sepia akan berusaha melupakan segalanya dan merubah banyak hal. Entah itu soal masa lalunya dengan Panji atau pun kejadian beberapa hari lalu.“Ba—baik. Aku sudah sangat siap … dan Ibu Sepia? Bagaimana keadaanmu, Bu?” ia menyahut dengan canggung. Panji hanya melihat Sepia sekejap, kemudian memalingkan pandangannya ke tempat lain. Ia masih tidak percaya, dengan sikap
Read more
Rumah Baru
Sepia mengikat rambutnya, lalu berjongkok mengambil kotak berisi foto-foto Shabiru dan memindahkannya ke atas meja. Tinggal di Jakarta bukanlah keputusan yang mudah di ambil. Banyak hal yang telah Sepia pertimbangkan matang-matang dengan waktu yang tidak sebentar. Namun,masalah yang menimpanya membuat Sepia akhirnya nekat dan tergesa mengambil keputusan. Selain ingin memulihkan diri dan menjauh dari masa lalunya,ia memang benar-benar ingin menyendiri.Hari baru dimulai setiap matahari kembali terbit, mengakhiri gulitanya malam yang hanya tersinari redup rembulan atau cahaya-cahaya dari energi buatan. Sepia juga memulai hari barunya di tempat tinggal yang berbeda, ia sudah pindah dari rumah Oma Ina dan menempati rumah baru.Rumah bergaya minimalis modern dua lantai dengan cat putih yang dikombinasikan dengan warna krem memberikan kesan yang tenang dan hangat sekaligus. Rumah itu cukup strategis dengan kebutuhan dan kapasitas budgetnya, semuanya telah ia pertimbangkan matang-matang. Kom
Read more
Tetangga Baru
“Nanti aku akan ke rumahmu pokoknya. Tapi kapan, ya? Mana besok aku tetap harus masuk kerja. Padahal jelas-jelas hari minggu itu untuk libur. Rasanya banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu, Pia. Aku sedang sangat kesal dengan atasanku dan banyak sekelumit masalah. Ah, andai kamu jadi membeli rumah yang ada di dekatku, setiap hari kita bisa selalu bertemu dan setiap hari aku bisa curhat.” Alea terdengar menghembuskan napas dari balik telepon. “Sabar, sabar. Minggu depan saja kita bertemu,” kata Sepia. “Eh, aku lupa. Kemungkinan minggu depan aku akan pulang dulu. Shabiru bisa-bisa ngambek, aku sudah tiga minggu belum pulang.”“Nah, kan … Susah banget ketimbang pengin curhat doang,” Alea terdengar mendesah kecewa.Sepia beranjak dari duduknya dan berdiri di depan jendela. “Ya, curhat lewat telepon aja. Toh sama aja. Memangnya soal apa yang bikin kamu gelisah begini?”“Kalau di telepon tuh kayak ada sesuatu yang kurang, Pia. Ah, aku bingung harus mulai jelasinnya dari mana,”“Ya uda
Read more
Tamu
Waktu terasa cepat sekali berlalu. Setelah mengobrol hampir setengah hari dengan Gina, Sepia tertidur lagi selama dua jam. Lalu ketika bangun lagi, langit sudah menguning dan perutnya mulai terasa lapar.Sudah pukul tujuh malam.Pada hati Sepia, tiba-tiba saja ia merasa ragu untuk datang ke acara pernikahan Nawang karena ia tahu akan banyak orang yang tidak asing akan ia jumpai di sana. Perasaan itu mencuat begitu saja, padahal sebelumya ia merasa antusias untuk menghadiri acara itu. Namun, sepertinya sudah terlambat untuk berubah pikiran dan absen dari acara itu. Pertimbangan alasan Nawang adalah atasan sekaligus teman semasa kuliahnya menjadi pemberat untuk mengurungkan niatnya.“Ah, aku ini kenapa? Kenapa bisa segelisah ini?” Sepia menatap pantulan dirinya di cermin.Ia sudah bersiap, riasannya telah selesai. Ia mengambil anting dengan liontin mutiara violet yang senada dengan bajunya lalu memakainya dengan hati-hati. Penampilannya terlihat sempurna, rambutnya disanggul kepang keci
Read more
Kembali Berteman
“Sepia …,” panggil Panji sambil berlari kecil menyusul langkah Sepia.Suara musik yang memiliki volume semakin keras membuat Sepia tidak mendengar panggilan laki-laki itu. Sepia bahkan tidak menduga bahwa Panji akan menghentikannya dengan cara menyentuh pergelangan tangannya. Ia kembali membalikan badan sambil terkejut bukan kepalang, ia pikir Yana yang mengganggunya lagi tapi ternyata Panji. Hampir saja Sepia menepis tangan Panji, tapi pandangan mereka yang malah berpapasan dalam beberapa detik membuat waktu yang mereka miliki seolah membeku dan mematung sesaat.“Maafkan aku,” kata Panji sambil melepaskan genggaman tangannya.“A-ada apa lagi?” tanya Sepia. Ia berusaha menghilangkan rasa canggung dan debaran yang tiba-tiba muncul dalam dirinya.“Antingmu terjatuh,” jelas Panji sambil mengangkat liontin berwarna violet itu.Refleks Sepia langsung meraba telinganya dan benar saja, anting telinga kanan memang tidak ada.“Oh, terima kasih.” Ia mengambil anting itu dari Panji dan langsung
Read more
Kereta
Satu minggu berlalu, kesibukan pekerjaan kembali menyapa seperti-hari sebelumnya. Namun kesibukan Sepia tidak lagi terlalu berarti, selesainya urusan pekerjaan dengan Panji membuat beban pada pundaknya sedikit berkurang. Pertemuan terakhir mereka adalah saat pernikahan Nawang, setelah itu Sepia belum melihat Panji lagi. Laki-laki itu mungkin sedang sibuk dengan berbagai kegiatan promosi dan lain-lainnya.Minggu kali ini adalah waktu untuk Sepia untuk pulang sejenak dan menemui keluarganya di Bandung. Rindu untuk Shabiru sudah benar-benar menggunung. Pagi-pagi sekali Sepia sudah berada di stasiun, mengambil tiket pagi.“Kereta jurusan Bandung akan berangkat sepuluh menit lagi, penumpang diharapkan untuk memasuki peron.”“Shabiru, ibun sedang dalam perjalanan. Ibun akan penuhi janji buat pulang dan ketemu kamu, sayang,” kata Sepia dalam hati.Sepia memindahkan rasel yang ia pakai dari belakang ke depan setelah suara customer service stasiun telah mengumumkan keberangkatan kereta. Ia mel
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status