Semua Bab Pembalasan Istri Kumal: Bab 11 - Bab 20
296 Bab
Pov Kila (Mengamuk)
POV KilaSemalaman aku tak tidur. Mas Fandi tak pulang kerumah, bahkan di malam pernikahan kami. Semua itu karena Sri si kumal. Nika saja dia tak membuat begitu banyak masalah, aku rasa pernikahan ini akan berjalan seperti yang aku impikan. Sayangnya semua hancur karena wanita jelek itu."Mau kemana kamu La?""Nyusul mas Fandi pak!" Aku ambil kunci motor di lemari depan."Memangnya Fandi kemana?"Aku diam, lupa jika Bapak pasti tak tau kepergian mas Fandi. Aku lalu berjalan mendekati Bapak. "Kila pergi dulu pak." "Tunggu la, Fandi kemana?"Aku menggigit bibir sendiri, takut jika bapak menanyakan alasan kepergian mas Fandi. Masak aku harus bilang isi rekeningnya hilang. Bisa marah besar Bapak."Mungkin Fandi ambil uang pak, kan dia tau pakai uang Bapak buat bayar konsumsinya." Ibu memberi alasan yang menyelamatkan ku sementara waktu."Iya, benar juga. Yasudah, ini kasihkan Fandi." Bapak merogoh saku dan
Baca selengkapnya
Informasi dari Amran
Duduk dengan Bapak di balkon rumah. Menikmati udara yang tak akan pernah berubah dinginnya. aku selalu suka menghabiskan waktuku disini. Menikmati pemandangan yang sungguh memanjakan mataku sendiri."Bapak tak ingin berkeluarga?" Aku kembali bertanya. Entah kapan terakhir aku menanyakan ini padanya."Berapa kali kau akan bertanya, jawaban Bapak tetaplah sama. bapak tak lagi memikirkan sebuah pernikahan."Aku menghela nafas. Bapak pernah bercerita, beliau pernah menikah dulu, sat belum mengenalku. Memiliki seorang gadis cantik yang selalu membuatnya bahagia.Hinga suatu hari, sebuah serangan menghancurkan keluarganya. Bapak yang seorang mavia, dengan banyak musuh besar yang siap menghancurkan nya kapanpun, ternyata di khianati pengawalnya sendiri. Anak dan Istrinya terbunuh dalam serangan itu, Bapak sendiri, di bawa pergi oleh anak buahnya yang lain. Meninggal akan Negara tempatnya tinggal. Mereka pergi sejauh mungkin.Bapak terbang ke Indonesia, melewati jalur Kapal, Bapak datang ke
Baca selengkapnya
Kuseret kau keluar, Kila!
Aku belum memutuskan apapun, tentang tawaran Bapak padaku tadi. Banyak yang harus aku pertimbangkan lagi. Dan aku meminta waktu lebih banyak. Setelah menemui Bapak dan bicara, aku putuskan mencari tau apa yang terjadi di rumahku karanganyar. Arman bilang, mereka berdua sedang ada disana.Mobil kami sudah berhenti di depan rumahku. Dan ku lihat memang mobil yang di pakai mas Fandi semalam masih ada di halaman rumah kami, bersama motor yang asing bagiku."Man, tunggulah disini.""Tapi Nyonya.""Biar aku kedalam sendiri. Bila terjadi sesuatu, aku akan berteriak memangilmu. Dan kau boleh masuk. Mengerti ! "Aku tak ingin apa yang akan aku bicarakan, justru hanya tertuju tentang bagaimana aku bisa memiliki banyak uang, siapa pengawalku ini, apa kau selingkuh. Aku sudah lelah menjelaskannya kemarin, tak ingin lagi mengulang nya kali ini. Sebab yang ada di kepala mereka hanyalah uang dan siapa yang lebih berkuasa." Aku masuk dulu." Aku berjalan masuk sendiri. Membuka gerbang rumah yang namp
Baca selengkapnya
Benalu berkumpul
"Pergi atau kubongkar satu persatu kartu kalian semua !" Aku berucap sembari menatap mereka tajam.Hilang sudah sabar ku. Terlalu baiklah aku hingga mereka remehkan?Aku menunggu mereka keluar dari rumahku. Fani menatap ku tajam, seolah tak suka dengan perlakukan ku padanya. Dan Kila terdiam, dengan wajah pucat yang kutau pasti menyimpan banyak tanya, dari mana aku tau semua rahasianya."Jangan keterlaluan kamu Sri, bagaimanapun Kila ini adik madumu. Kenapa kau perlakukan dia begitu buruknya !"Aku menoleh dan melihat mas Robi sudah berjalan masuk ke halaman rumahku. Datang bersama ibu dan Danu, mas Robi nampak marah melihatku." Mas, mbak Sri membantingku ke lantai, mas." Fani mengadu pada suaminya. Di usapnya pinggul di mana ia mendarat lebih dulu. Danu melihatku tak suka, namun aku hanya tersenyum remeh pada semua benalu yang sekarang berkumpul di hadapanku."Kita bisa bicara baik- baik Sri, jangan terbawa emosi."Mas Fandi bicara, seolah ia tak ingin ada keributan, padahal semua
Baca selengkapnya
Sri Rejeki yang baru
Aku datang ke klinik kecantikan, merias wajahku dan membeli berbagai barang yang kuanggap modis. Menghabiskan banyak waktu dan tenagaku ternyata. Namun demi memanjakan diriku sendiri, akan aku lakukan segalanya. Kini saat aku baru sampai di rumah saja, semua mata menatapku dalam-dalam.Ah, kenapa? Apa aku seaneh itu?"Nona Mei?" Kak Zui menatapku lekat. Aku hanya bisa tersenyum, meski ada rasa tak nyaman yang tercipta karena pandangan mereka semua." Mama... " Lala berlari saat pintu lif baru saja terbuka. Ia menghambur kedalam pelukanku, lalu menatap lekat suruh tubuhku. "Mama cantik sekali," ucapnya dengan wajah terkagum."Terimakasih, sayang." Aku lalu menggandengnya masuk kembali kedalam lift. Ku bawa Lala ke kamarku di lantai tiga. Gadis kecilku duduk di sofa dan memandangku dengan tatapan polos.Lihatlah diriku, aku cantik dan mempesona. Kupakai celana berpadu dengan kemeja katun yang lembut. Warna krem membuatku tampak lebih segar. Riasanku juga terlihat soft, namun memancarka
Baca selengkapnya
Kebiadaban mas Robi
Aku memaksa mbak Lia cerita. Dia nampak tertekan dan sesekali menatap Rere yang masih lelap tertidur di kursi belakang."Mbak, jangan membuatku berfikir yang tidak-tidak. Ada apa ?"Mbak Lia masih terdiam, kini kudengar isakanya."Mbak, itu luka bakar lho, ada apa mbak?"Aku yakin itu luka bakar, atau terbakar. Tadinya pasti melepuh tapi sekarang kulihat kulitnya mengelupas, memperlihatkan daging kemerahan yang pasti sangat perih tersentuh sesuatu. Pantas saja mbak Lia menjerit tadi."Mbak, jangan menangis. Ada apa?""Aku... aku... " Dia tersendat bicara, tangisnya tumpah."Baiklah, kita cari tempat yang nyaman ya mbak." Aku turun dan membukakan pintu mobil mbak Lia. "Biar aku yang setir mbak." Ucapku dengan senyum. Mbak Lia mengeser duduknya ke samping kemudi. "Kita mau kemana Sri?" Dis bertanya."Cari tempat makan. Katanya Rere belum makan? Rere gak sekolah mbak?""Belum Sri, harusnya sudah masuk Playgrup, cuma mas Robi belum memberi izin."Aku terdiam, mengingat betapa keras kepa
Baca selengkapnya
Kejutan, Mas!
Memasuki kawasan pabrik. Aku terpukau dengan besarnya area di dalam sini. Sejujurnya, aku tak pernah sekalipun masuk dalam tempat kerja mas Fandi."Ada acara apa man?" Ulang tahun perusahaan nyonya.""Hari ini? Kenapa Bapak tak bilang apapun?"" Tuan besar ingin nyonya datang dulu. Ini ulang tahun perusahaan, bukan ulang tahun pabrik. Pabrik teh ini berada dalam payung perusahaan Java Group Nyonya, Perusahaan milik Tuhan besar yang menaungi anak cabang di banyak lini. Mulai dari makanan, minuman, sabun dan perlengkapan rumah tangga yang lain.""Tapi, tadi kau bilang di hotel, kenapa sekarang acaranya disini?""Yang di hotel adalah pengenalan nyonya pada seluruh aset tuan besar. tapi di sini, pengenalan sebagai pemimpin pabrik ini saja. Itu karena suami nyonya ada disini. Tuan ingin nyonya tak lagi di pandang remeh."Bapak, aku jadi terharu...Aku terdiam, melihat lagi keluar kaca mobil. Seramai inikah acara pabrik? Mas Fandi begitu sering datang ke acara pabrik, namun tak pernah seka
Baca selengkapnya
Penjilat
Tepuk tangan riuh masih terdengar. Aku turun, membawa banyak mata kembali melihatku. Di ujung panggung, mas Fandi sudah berdiri dengan senyum mengembang. "Sri, Kamu pewaris pabrik ini?" dia bertanya, sikap penjilat nya kembali terlihat. Aku hanya meliriknya tanpa berkomentar. "Sri, mas mau bicara dulu." Ucapnya membuat aku menghentikan langkah.Aku berbalik menatapnya. Dia masih diam menunggu reaksiku. "Kutatap wajahnya dengan tajam. " Aku mungkin istrimu, tapi disini kau bekerja untukku. Paham!" Ucapku berbisik di telinga nya. Kutinggalkan dia terpaku menatapku. Sementara Kila masih belum sadarkan diri. Tak lama, para wanita istri meneger itu berkerumun mendekati ku."Bu Meili, maafkan kami tak menyadari keberadaan Ibu." Ucap wanita berambut pirang. Padahal seingatku, dia paling sadis menjawabku tadi.Aku hanya tersenyum dan meminta pengawal membawa mereka menjauh. Sombong? Jelas ! Itu yang akan aku lakukan. Untuk apa bersikap manis pada mereka yang baik hanya untuk alasan terten
Baca selengkapnya
Pasangan Gila
Aku menyusul kemana mas Fandi membawa putriku. Bisanya dia tinggalkan tempatnya bekerja, tanpa izin dari siapapun. Dia fikir dia ini siapa? Petinggi pabrik ! Jangan menatang-mentang aku ini masih istrinya, bisa - bisanya dia menguji kesabaranku !" Sudah ketemu Man?"" Belum nyonya, saya belum menemukan keberadaan mereka.""Cari man ! aku tak mau tau, Cari sampai ketemu ! " Aku berteriak sendiri di dalam mobil. Marah dan jengkel kini aku rasakan.Arman terkejut, lalu sibuk menghubungi entah siapa. Aku tak perduli, yang aku mau adalah mereka segera ada di hadapanku !Aku mencoba menghubungi mas Fandi, namun lelaki itu justru mematikan Ponselnya. Apa yang ada di dalam kepala dua manusia tak beradap itu?Kemana kira-kira .mereka membawa Lala?Saat aku sendang berfikir, Ponselku terdengar berdering. Aku segera angkat. "Halo?"'Kenapa Sri?'Mas Fandi?"Kamu di mana mas?"'Liburan sebentar, mas kangen sama Lala. Jangan khawatir, Lala senang sekali ketemu Ayahnya.' Suara mas Fandi terdengar
Baca selengkapnya
Lebab di tubuh Lala
Aku memeluk erat Lala di dalam mobil. Tak ku tanyakan apapun padanya sekarang, biarlah dia tenang dalam dekapanku. Gadis kecilku bahkan kini tertidur, aku bisa merasakan banyaknya tekanan yang Lala lalui hari ini."Apakah kita akan pulang Nyonya?"Bagaimana ini, meninggalkan Lala di rumah tentu bukan keputusan yang tepat, tapi aku ada pertemuan dengan orang-orang kepercayaan Bapak hari ini. Apakah bisa aku membawa Lala?"Man, apakah aku masih bisa membawa Lala ke pertemuan?""Sepertinya bisa nyonya, saya akan minta orang jemput Odah di rumah, dia bisa menemani Lala selama nyonya melakukan pertemuan."Ya, Odah pelayan di rumah bisa membantuku menjaga Lala."Baiklah man, mungkin itu yang terbaik. Bilang pada Odah, bawakan juga baju Lala untuk ganti.""Baik nyonya, saya akan hubungi sekarang."Aku bisa mendengar Arman bicara pada seseorang, sementara Lala masih tertidur dalam dekapanku.Aku mengusap paha gadis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
30
DMCA.com Protection Status