All Chapters of Pembalasan Istri Kumal: Chapter 31 - Chapter 40
296 Chapters
Tempat untuk sampah
Dia bekerja untukku!" Ucapku berdiri dari kursi empuk milik mas Robi. " Bagaimana rasanya menjadi calon istri ke dua? Berapa harga dirimu sebagai wanita simpanan? Katakan !""Sri!" Mas Robi meninggikan suaranya."Jangan berteriak mas, aku masih cukup sabar menghadapimu!""Tapi jangan menghinaku begitu! Aku masih punya harga diri, dan aku sangat mencintai Papi Robi, apa maksud dari ucapanmu tadi, ha ?"Ingin rasanya aku tertawa, dia membicarakan harga diri setelah menghancurkan kehidupan orang lain dan juga menjual harga dirinya? Lucu!Aku berjalan mendekati mereka. "Bukankah papi Robi terlihat sangat kaya?""Apa maksudmu?""Yang kau bikang di tempat makan tadi siang, bukankah kau juga mau mobil baru setelah menikah?"Wanita itu tampak terkejut, dia terlihat salah tingkah dan berulang kali melihat ke arah mas Robi. "Kamu... Kamu kenapa berkata begitu? Aku gak bilang begitu papi ! Kenapa kamu bilang begitu?"Kenapa? Ya karena aku tau, bodoh!" Kudekatkan wajahku padanya. "Jangan pernah b
Read more
Misteri keluarga mas Fandi
"Mama, Lala kangen deh."Gadis kecil itu tetiba memelukku di atas ranjang. Aku memang menyusul nya tidur semalam, bahkan kuciumi wajahnya begitu lama, tapi tidurnya terlalu lelap untuk menyadari keberadaanku."Sudah bangun?" Aku mengusap rambutnya yang wangi.Lala menganggukkan kepala. "Kita jadi pergi?"Aku tersenyum, dia sudah memastikan rencana kami, padahal hari masih sangat gelap. "Kita solat subuh dulu yuk, nanti baru bicara lagi. Bagaimana?""Oke ma!" Dia beranjak dari ranjangnya, lalu berlari keluar menuju ruang sholat.Aku menurunkan kakiku dari atas ranjang, udara begitu dingin pagi ini, di tambah airnya pasti akan lebih dingin lagi.Setelah menjalankan ibadah solat, aku dan Lala kembali ke dalam kamarnya. Gadis kecil itu bahkan sudah sembunyi di balik selimut tebalnya lagi."La..." Dia hanya memperlihatkan dua bola mata saat aku memanggil namanya. "Bagaimana kalau kita ke pantai?"Wajahnya terkejut dia sampai terduduk kembali. "Pantai ma? Betul kita ke pantai?""Betul, kebu
Read more
Mari kita bercerai!
"Apakah anda Ayah kandung mas Fandi?" Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulutku.Bapak tua itu melihatku dengan lekat. "Dari mana kamu tau soal Fandi? Sampean kenal Fandi?".Aku mengangguk. "Dia suami saya."Hening, semakin lekat Bapak itu menatapku. Perlahan dia mendekat, menyentuh pipiku dengan tangannya yang berkerut. Aku bisa melihat manik matanya berkaca, sepertinya dia menahan haru teramat dalam. Bulir bening turun melewati pipi, dia menangis tergugu."Ya Allah... Ya Allah... Kamu menantumu?"Aku ikut meneteskan air mata, dia menyebutku menantu. Andai dia tau, tak tersisa lagi rasa ini untuk anaknya."Ini cucu Bapak, anak mas Fandi!"Aku membawa Lala mendekat, Bapak langsung memeluk tubuh mungil itu dengan erat. "Aku ndue putu. Masyaallah, sampean putuku ndok?" ( Aku punya cucu. masyaallah, kamu cucuku ndok?)Lala melihatku penuh tanya. Aku tersenyum dan mengusap rambutnya. " Ini kakung, Bapaknya Ayah.""Betul Bapaknya Ayan?" Dengan polos dia bertanya. Dan Bapak langsung me
Read more
Rencana Jahat Fandi
"Cerai? Dia minta cerai? Luar biasa sekali!" Fandi berdiri dengan gusar, dia berjalan ke sana ke mari seperti orang tak waras.Marah, jengkel dan kesal dengan apa yang baru saja di katakan Sri. Dia mengumpat sendiri dan menendang-nendang kursi besi di taman. Bagaimana bisa dia akan pergi dari hidupku, sementara sudah begitu banyak kekacauannyang dia buat. Tidak, aku tak bisa melepasnya! Tapi bagaimana aku bisa melawannya?Terpikir dalam benaknya, mungkin fia barus meminta bantuan. Fandi mengambil ponsel di saku celananya dan mencari sebuah nomor."Halo mas, bisa jemput aku mas?"Fandi menghubungi Robi, sebab hanya dia yang terlintas bisa membantuknya saat ini."Cari saja orang lain, aku sedang sibuk!" Suara Robin terdengar tak bersahabat.Sibuk dia bilang? Dia tak bisa membantuku? Fandi bertanya dalam hati."Sibuk apa? Aku di Balekambang sendiri mas, aku hanya minta tolong jemput aku mas, masa begitu saja gak bisa?""Gak bisa, aku sedang sibuk mengurus hidupku sendiri!""Mas pikir ak
Read more
Ancaman Fandi
Fandi menuju Ke sekolah Lala, ini sudah jam pulang, namun Lala belum terlihat keluar gerbang sekolah. Fandi menunggu beberapa waktu. Sebenarnya Sri sudah memperingatkannya, agar dia tidak menemui Lala tanpa izin dari Sri, namu kali ini alasan yang di bawa Fandi berbeda.Fandi duduk di tepi trotoar dan baru menyadari ada mobil mewah berhenti di seberang jalan. Mobil yang sama, yang di pakai Sri saat menghadiri pernikahannya dulu.Sial! Sri bahkan meminta orang menjaga di gerbang depan!Tak lama, bunyi bel pulang terdengar, dua penjaga Sri sudah bersiap akan menyeberang ke depan sekolah, bersama seorang perempuan yang Fandi yakin itu pasti pengasuh Lala. Satu persatu anak-anak mulai ke luar gerbang, Fandi yang melihat anak-anak berdiri lalu masuk di antara kerumunan orang tua lain. Dia masuk ke halaman sekolah Lala.Aku harus bisa menemukan Lala sebelum orang-orang itu melihatnya!Fandi masuk lebih dalam, dia melihat Lala masih di depan kelas, rambutnya terikat dua dengan baju sragam b
Read more
pembalasan tuan Lee
"Hey, kenapa menghentikan bus ini? Mau mati!"Sulit bus meneriakiku yabg baru saja naik ke atas bus. Aku tak bergeming, berjalan menyusuri lorong ditengah kursi yang berjajar. Mas Fandi terkejut melihatku berdiri di sampingnya, sementara Lala langsung berdiri ingin memelukku."Jangan mendekat! " Mas Fandi justeru mendorong tubuh anaknya kembali duduk."Sini nak, kita pulang." Aku berusaha tenang, menjaga hati putriku agar tak semakin tertekan."Jangan menyentuhnya! Mana uang yang ku minta!" Mas Fandi bahkan tidak perduli dengan rasa takut Lala, dia kini bertanya soal uang yang dia minta padaku tadi."Lepaskan Lala mas!" Aku masih berkata lembut, jika saja tak ada Lala di sini, Mas Fandi pasti sudah tak terlihat tampan lagi."Aku gak bisa! Bawa kemari uangku!" Dia terdengar sedang merengek, tak seprti Dan di yang ku kenal, lelaki ini sangat berbeda."Ayo sayang, kita turun dari sini." Kutarik tangan lala yang gemetar, entah apa yang di lakukan lelaki ini pada Lala."Jangan bawa Lala,
Read more
Manusia pembual
Hari berganti hari, hari ini cafe milik mbak Lia di buka, kami semua berkumpul di sini. Aku membuat acara yang mewah, kami gratis kan makan dan minum untuk hari ini, unyuk oengenalan menu cafe kami. Banyak yang datang, bahkan beberapa orangang tua teman sekelas yaya dan Lala."Mewah sekali ini Sri?" Mbak Lia memberikan ku pelukan. Aku bisa melihat dia sangat bahagia."Iya mbak, semua untuk mbak dan anak-anak." Aku sambut pelukannya dengan hangat. Aku ikut bahagia dengan segala hal yang kulakukan pada mbak Lia dan anak-anak."Sri, kemarin mas Robi datang menemuiku."Aku mengerutkan alis. "Dari mana mas Robubtau dimana mbak Lia?'"Yaya. Mas Robi menjemput Yaya, tapi dia urungkan saat tau yaya di jemput mobil bersama supir yang kau sediakan untuk mbak. Mas Robi mengikuti mobil itu sampai ke rumah.""Lalu?""Lalu dia turun dan memanggil-manggil mbak.""Mbak menemuinya?""Iya lah Sri, kalau tidak mas Robi tak akan berhenti berteriak!" Mbak Lia terlihat tak suka.Kamu sedang duduk saat mas
Read more
Kedatangan Bapak Mertua
Mbak Lia membuka acara dengan sangat percaya diri. Bahkan dia memperkenalkan chef cafe ini dengan baik, memperkenalkan menu makanan di depan banyak pasang mata dan menjelaskan konsep apa yang ia usung untuk cafenya ini.Mbak Lia turun dari podium kecil yang kami sediakan , wajahnya sudah memancarkan senyum ramah, dia bahkan tak perduli dengan mas Robi yang seperti ekor mengikutinya kemanapun."Berhentilah mengangguku mas, aku sibuk!" Kalimat itu terdengar dari mulut mbak Lia, membuatku tersenyum kecil, karena mbak Lia tak lagi merasa takut pada mas Robi.Dan mas Robi masih tetap seperti lintah, menempel pada mbak Lia. Dia bahkan mungkin lupa jika pernah ada wanita lain yang coba dia nikahi. "Lia, aku itu mau bicara!" "Bicara apa, ngajak balikan? Ah, jangan mimpi mas. Aku nggak bakal mau mas jadi wanita tanpa harga diri lagi di depanmu!" mbak Lia menepis tangan mas Robi."Dengar dulu Lia, aku minta maaf!""Aku sudah memaafkanmu. Tapi untuk kembali, tak akan pernah mas. Maaf!"Kuliha
Read more
Kenyataan
"Jika kamu begitu marahnya pada Bapak kandungmu sendiri atas perpisahan yang kalian alami, coba tanyakan lagi pada ibu apa yang sebenarnya terjadi!" Suaraku meninggi.Fani menatapku tak suka. "Tau apa kamu soal keluargaku mbak? Ibuku yang berjuang sendiri membesarkan kami. Sementara Bapak, ibu bilang Bapak pergi dengan wanita lain!""Gak pernah ada wanita lain dalam hidup Bapak nduk!" Bapak mertua masih berusaha menjawab, meski raganya tak lagi sekuat Fani, dia masih berusaha mengatakan yang sesungguhnya."Jangan berbohong! Aku tak kenal padamu!" Fani tersenyum sinis. "Bapakku sudah mati, kami punya makamnya, kenapa kau mengaku jadi dia!" Fani menunjuk Bapak tanpa ada rasa hormat lalu berlari turun ke lantai bawah.Aku membawa Bapak duduk di sofa, mengusap punggungnya perlahan dsn memenangkannya yang kini tergugu dalam tangis."Bapak harus memakluminya, Fani masih terkejut dan mungkin belum bisa menerima apa yang sebenarnya terjadi."Lelaki itu menganggukkan kepala. Yang terpenting b
Read more
Talak pertama
POV Fandi"Begitu mudahnya ibu membohongi kami, apa kami terlihat sangat bodoh untuk ditipu?" Fani masih mempertanyakan alasan ibu.Sejak kepulangan Bapak dan menantunya, ibu tak pernah sedikitpun menjelaskan lagi apa yang sebenar nya terjadi."Katakan, sesuatu bu!" Aku ikut memaksa.Ibu menghela napas lali berdiri. "Pergilah kalian. Jika menganggap aku ini wanita jahat, pergilah ikut Bapakmu!" Kami saling pandang. Ibu justeru meminta kami semua pergi, padahal hanya sebuah penjelasan yang kami minta.Ibu lalu beranjak memasukin kamar, dia membanting pintu begitu kasar membuat kamu saling pandang dalam kebingungan.***Aku duduk di atas ranjang, terlalu banyak hal terjadi dalam waktu singkat. Aku masih tak percaya, bahwa ibu pun tega membohongi anak-anaknya sendiri.Dengan langkah gontai, kaki ini berjalan ke belakang rumah. Rasa bingung membuat perutku meminta jatah segera."Bagi dua saja!" Suara mas Robi terdengar saat aku ada di dekat dapur. Mas Robi sedang duduk bersama Fani dan s
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status