All Chapters of Istri Dekilku Anak Sultan: Chapter 401 - Chapter 410
431 Chapters
Bab 401
Sekitar belasan mobil mewah terparkir di sekitar rumah berlantai dua dengan gaya eropa itu. Para tamu semua berpakaian formil dan elegan. Hampir semuanya berpasang-pasangan. Seorang model cantik yang sudah tak asing bernama Lunaya juga hadir malam itu. Artis papan atas itu tampil sangat memukau. Hampir semua mata tertuju pada wajah dan tubuhnya yang tinggi diatas rata-rata. "Silakan masuk, Tuan dan Nyonya ...!" Rein dan Maira bergandengan tangan, mengangguk ramah pada para pria bersafari yang bertugas menerima.tamu. "Kita temui Pak Boy Azka dulu!" bisik Rein pada Maira. Pandangan keduanya mengitari ruangan besar yang telah disulap menjadi ruang pesta yang sangat berkelas. Alunan musik yang syahdu terdengar indah. "Itu di sana!" tunjuk Maira yang melihat Boy Azka.sedang berbincang dengan beberapa pengusaha. "Kita di sini saja dulu." Melihat banyak pria paruh baya yang merupakan pengusaha kaya, Rein menahan istrinya untuk tidak mendekat. Maira menurut. Ia berdiri di sebelah Rei
Read more
Bab 402
"Ada apa denganmu, Mas? Kenapa malah bekrja sama dengan Morine? Bukankah Mas tidak suka dengan temanku itu?" Firda baru saja masuk ke kamar. Suaminya sudah bersiap hendak tidur. "Aku dan Morine ada urusan pekerjaan. Kami harus profesional." Firda hanya menghela napas panjang. "Kemana saja Kamu sejak tadi? Kenapa tidak menemaniku di acara makan malam tadi?" Firda memutar bola mata malas. "Sejak awal Aku ada di dekart Mas. Tapi Mas seakan tidak peduli denganku. Bahkan tidak memperkenalkan Aku pada para tamu. Lalu untuk apa aku di sana?" Nada bicara Firda terdengar kesal. Boy Azka sempat tersentak. Ia menyadari kesalahannya. Malam ini ia terlalu bahagia mendapatkan banyak relasi dan investor. Hingga ia sampai lupa untuk memperkenalkan Firda pada semua tamunya. Perlahan Boy bangkit dan menghampiri istrinya. "Maafkan Aku. Tadi Aku terlalu sibuk menyambut tamu-tamuku." Boy memeluk Firda dari belakang. "Kamu selalu wangi dan cantik." Pria paruh baya itu selalu kagum pada sang istr
Read more
Bab 403
"Bagaimana bisa Bi Ratna tau masalah ini? Sementara Aku istrimu nggak tau apapun, Mas?" Firda merasa tak dihargai oleh suaminya. "Kamu anggap apa aku ini,Mas? Oh iya. Aku lupa. Sejak dulu Aku ini hanya sebagai pelengkap saja dalam hidup Mas. Dari dulu Aku memang nggak berarti apa-apa buat Mas." Firda menangis sesenggukan di samping Boy. Tak lama terdengar suara ketukan pimtu kamar. "Permisi Pak, Bu. Bapak sudah ditunggu di depan. Mobil.sudah siap." Suara salah satu asisten rumah tangganya setengah berteriak dari luar. "Firda, Justru Aku tidak bilang sama kamu karena untuk menjaga perasaanmu. Saat itu Bumi masih belum genap setahun. Kamu masih menyusuinya. Aku tidak mau ada sesuatu terjadi pada rumah tangga kita. Sudahlah. Aku ada rapat pagi ini. I Love you. " Boy Azka mencium kening dan bibir Firda sebelum ia beranjak keluar dan pergi ke kantor. Firda ternganga. Jawaban Boy Azka sangat masuk akal. Bahkan sempat membuat hatinya menghangat. "Apa memang Aku yang terlalu menuntut pa
Read more
Bab 404
"ibu ini bukannya ... yang waktu itu datang bersama Ayah?" Netra Syafa melebar. Ingatannya kembali pada saat pertama kali ia bertemu dengan ayah kandungnya. Yaitu saat hari pernikahannya. "Iy-iyyaa,Non. Masuklah, Non!" Syafa naik ke dalam mobil dan duduk di samping Ratna. "Non Syafa sudah sembuh? Tidak pakai kursi roda lagi?" Syafa tersenyum. "Sudah enggak, Bu," jawab Syafa seraya menggeleng. Firda duduk di depan, samping Pak Supir. "Ke TPU Tanah kusir, Pak!" "Baik, Bu." Supir itu mengangguk mendengar perintah Firda. "Tante ..., maaf. Kita mau kemana?" Syafa bingung mendengar tempat tujuan yang disebutkan Firda. Daerah yang masih cukup asing baginya. "Nanti Kamu akan tau sendiri. Oh ya, Kamu sudah makan?" Lagi-lagi hati Syafa berdesir mendengar perhatian Firda. Cara bicara Firda yang lembut membuat hati Syafa seakan melompat-lompat kegirangan. "S-sudah, Tante." Mereka saling menatap lewat spion dalam mobil. Ingin rasanya Syafa menjerit histeris melihat senyum indah Firda
Read more
Bab 405
"Gaunnya indah sekali ...," gumam Syafa. Satu tangannya mulai menyentuh gaun berwarna hitam dengan model kerah sanghai itu. Terdapat rample pemanis pada lengan dan di bagian atas perut. "Kamu suka?" Tiba-tiba terdengar suara bariton yang tak asimg mengejutkan Syafa. Gadis itu menoleh lantas matanya membelalak. "Kak.Paul? Kak Paul sudah pulang?" Syafa nyaris terpekik melihat suaminya sudah mandi dan memakai celana pendek. Rambutnya masih nampak basah. "Iya, Aku memang nggak ke Bandung." Syafa melotot mendengar pengakuan Paul. "Lalu kak Paul kemana aja sejak pagi?" Syafa sewot karena tadi pagi ia melihat Paul sudah sangat rapi dengan pakaian formil saat mengantarnya ke kampus. Pauk terkekeh. Gemas melihat bibir Syafa yang maju karena cemberut. Pipinya yang chuby tampak semakin bulat di antara hidungnya yang tinggi menjulang. "Tadi aku menemui Event Organizer yang akan bekerja sama dengan kita. Rencananya Aku ingin buat pesta kecil-kecilan untuk keluarga kita." Wajah Syafa seketi
Read more
Bab 406
" Apa Mas betah tinggal di apartemen kecil begini? Nggak kasian sama Aina dan bayinya nanti?" Anita menyamai langkah suaminya menuju kamar Aina. "Apa maksudmu?" Langkah Indra terhenti mendengar pertanyaan Anita yang dia pikir agak aneh. "Rumah kita besar, Mas. Kamu bisa ajak Aina tinggal bersama kita di sana." Indra menatap wajah Anita lekat. Sungguh ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Bukankah belum lama ini Anta memintanya untuk menceraikan Aina? Apa yang membuat wanita itu menjadi berubah 180 derajat? Anita tersenyum. Ia tau Indra sedang merasa kagum padanya. "Ooom ... ! Om lagi ngomong sama siapa, sih?" Terdengar teriakan Aina dari kamar. Keduanya menoleh dan bergegas melangkah masuk ke dalam kamar bernuansa coklat muda itu. "Aina, kita kedatangan tamu." Indra lebih dulu masuk dan mendekat pada istri keduanya yang manja itu. Sementara Anita masih berdiri di dekat pintu, mengumpulkan kekuatan agar ia sanggup melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain. "Sia
Read more
Bab 407
"Maasss, Aku mau bangun ..." Firda kesulitan melepaskan tangan kekar suaminya yang melingkar di perutnya sejak beberapa jam yang lalu. Setelah salat subuh tadi, Boy Azka meminta Firda menemaninya kembali tidur. Tubuhnya yang lelah menuntut istirahat yang banyak di akhir pekan. "Hummm, mau kemana? Ini masih pagi." Boy Azka bertanya tanpa bergerak sedikit pun. "A-aku mau ke salon. Jadwal perawatan hari ini." "Kenapa hari libur? Bukankah Kamu biasa ke salon di hari kerja? Setiap hari libur , Kamu itu hanya milik Aku." Pria gagah itu justru semakin mempererat pelukannya pada Firda. Wanita itu gelisah. Justru ia mengambil jadwal ke salon hari libur agar bisa berbarengan dengan Syafa.. Sesaat ia berpikir mencari cara bagaimana agar ia bisa bangkit dari ranjang berukuran besar itu."Tapi therapist langgananku hanya bisa hari ini, Maaas. Aku usahakan nggak lama. Bukannya Mas juga yang senang kalau Aku cantik?" Firda mencoba merayu suaminya. Boy Azka yang sejak tadi masih memejamkan mata
Read more
Bab 408
"Apa Syafa mau perawatan di salon itu juga?" Boy Azka melambatkan mobilnya. Namun salah satu anak buahnya justru menghampiri. Akhirnya Boy Azka menepikan mobil saat anak buahnya itu mengetuk kaca mobil. "Apa ada masalah, Pak?" tanya salah satu anak buah Boy dengan cemas, setelah pria gagah paruh baya itu membuka kaca mobil. Boy terpaksa menghentikan mobilnya. Namun ia tak mungkin turun di tempat umum. "Tolong awasi saja Ibu dari kejauhan. Kalau ada apa-apa, tolong kabari Saya!". "Baik, Pak." Beberapa detik kemudian Boy kembali melajukan mobil menuju rumahnya. Dalam hatinya ia berharap agar Syafa dan Firda tidak bertemu. Ia khawatir kedua wanitanya itu tidak akan nyaman berada di tempat yang sama, mengingat hubungan keduanya belum harmonis, menurutnya. Syafa turun di lobby utama salon setelah mencium tangan suaminya. Paul turun dan langsung kembali duduk di kursi kemudi menggantikan Syafa. "Nanti Aku jemput jam berapa?" tanya Paul lewat kaca jendela, sambil memasang sabuk penga
Read more
Bab 409
"Kamu nggak menginginkan ini, Mas? Bukannya Aina sedang bedrest? Jadi, Kamu bisa melakukannya bersamaku." Anita memainkan jemarinya pada bagian-bagian tubuh Indra, hingga ke bagian sensitifnya. Anita sangat hapal bagian-bagian mana yang membuat Indra tak berdaya menolaknya. Namun lagi-lagi wanita itu kesal karena Indra sama sekali tidak merespon. Bahkan Indra membuang muka ketika Anita ingin menciumnya. "Maaf. Aku belum bisa." Dengan berat hati Indra akhirnya menolak. Bayangan Anita bersama pria lain selalu membayanginya. Entah sampai kapan tak bisa memberi nafkah batin pada istrinya itu. Namun ia pun tak sampai hati menceraikan istri pertamanya itu. "Pakai lagi bajumu!" Indra menepis tangan Anita, lalu bangkit dan menjauh. Anita tersentak. Dadanya bergemuruh. Seketika air mata lolos begitu saja dari kedua netranya. Rasa sesak yang menghimpit membuatnya sulit untuk bicara. Perlahan ia bangkit, meraih dan memakai kembali blouse model pas body dan celana selutut yang baru saja kema
Read more
Bab 410
" Bagaimana istriku? Apa ada masalah di salon?" Saat tiba di rumah, Boy langsung memghubungi anak buahnya. "Aman, Bos. Tidak terjadi apa-apa. Situasi tenang, tidak ada yang berubah." "Baiklah. Kalian boleh pergi dari sana." Boy Azka menutup panggilan ponselnya. Namun ia tetap merasa cemas. Sebenarnya, ia ingin sekali jika Firda bisa dekat dengan Syafa. Bukankah Firda pernah mendambakan seorang anak perempuan? Sementara itu di tempat lain, Setelah melakukan perawatan tubuh dan wajah yang memakan waktu berjam-jam, Firda dan Syafa memutuskan untuk melanjutkan aktivitas mereka dengan berbelanja bareng di mall. Sebelumnya mereka makan di restoran yang berada di samping salon. "Bun, kalau hari sabtu begini, Bumi dan Kak Lintang kemana?" tanya Syafa saat mereka sedang makan siang. "Yang pasti dua-duanya nggak ada di rumah. Bahkan sampai malam." Firda dengan senang menjawab semua pertanyaan Syafa yang tak henti-hentinya bicara. "Terus, Bunda sama siapa? Sama Ayah?" Wanita paruh baya i
Read more
PREV
1
...
394041424344
DMCA.com Protection Status