Semua Bab Istri Lugu Presdir Dingin: Bab 81 - Bab 90
480 Bab
Bab 81
"Kamu nggak nyaman tidur satu ranjang sama aku?" Dion menyadari bahwa Nia terus saja bergerak, seakan risih dengan dirinya.Tetapi Nia menepis semua itu, bahkan memilih untuk menutup matanya.Mulai malam ini dirinya akan berusaha untuk tetap tenang saat bersama dengan Dion.Sampai akhirnya semalam penuh Nia tidak tidur sama sekali.Bahkan saat Dion bangun Nia sudah tidak berada di sampingnya, sedangkan pakaian untuknya sudah tersedia.Segera Dion mandi dan juga keluar dari kamar mencari keberadaan Nia, pagi-pagi begini sudah pasti mengurus Dila sebelum berangkat ke sekolah.Benar saja tebakan Dion, sebab Nia sedang membatu Dila memakai seragam sekolah sambil menggedong Zaki.Dion pun masuk dan mengambil Zaki dari gendongan Nia, agar memudahkan sedikit pekerjaan wanita tersebut.Setelah itu sarapan bersama, lalu mengantarkan Dila ke sekolah.Tetapi Dion terlebih dahulu menawarkan dirinya, sehingga Nia tidak perlu lagi mengantarkan."Ke sekolahnya sama Papi aja," kata Dion."Ye!" Dila
Baca selengkapnya
Bab 82
"Sepertinya kau perduli sekali pada wanita tadi?" Tanya Fadil.Dion diam saja, yang menjadi pertanyaan kini adalah keadaan Nia.Bukan dirinya yang malah mendapatkan rentetan pertanyaan yang sama sekali tidak membuatnya tertarik untuk menjawab.Setelah mengantarkan Nia pulang ke rumah, Dion langsung kembali ke rumah sakit.Menemui Fadil dan membicarakan tentang keadaan Nia saat ini.Hingga kini dirinya diam duduk di kursi saling berhadapan dengan Fadil, tepatnya di ruangan Fadil sendiri."Aku bertanya tentang keadaannya, bukan kau yang malah bertanya pada ku!" Dion menjawab dengan ketus bahkan terkesan tidak ingin berbicara selain membahas keadaan Nia."Baiklah," Fadil pun memilih untuk berbicara, menjelaskan pada Dion akan keadaan Nia.Dion hanya mendengarkan saja, tanpa banyak bicara.Hingga akhirnya selesai dan bergegas pulang.Namun, sesampainya di rumah Dion melihat Niko yang sedang bersama dengan Nia di teras.Beberapa hari ini entah kemana perginya Niko, bukannya bertanya tetapi
Baca selengkapnya
Bab 83
"Kenapa kamu hanya diam saja?"Nia pun melirik Dion, tidak mengerti maksud dari pertanyaan Dion."Apa kau tidak senang bersama ku?" Tanya Dion lagi."Aku tidak mengerti Tuan? Anda bertanya apa?"Dion pun memilih untuk menepikan mobilnya, kemudi melihat Nia dengan serius.Tetapi wajah Nia yang begitu cantik membuatnya menjadi tidak bisa berbicara, kemudi kembali melanjutkan perjalanan.Membuat Nia bingung, tetapi tidak berani juga untuk bertanya."Kenapa kau berulang tahun tapi tidak memberitahukan kepada ku? Kenapa malah memberitahukan pada Niko?" Tanya Dion lagi.Nia semakin kebingungan, sebab setahunnya lelaki di sampingnya itu adalah seorang yang pendiam, dingin, tak banyak bicara, dan tak suka dibantah.Lantas mengapa saat ini terlihat berbeda dari sebelumnya."Nia, aku bertanya kepada mu? Kenapa kau sepertinya kebingungan?""Tuan, apakah aku sudah gila?" Nia malah bertanya tanpa menjawab pertanyaan Dion terlebih dahulu."Kenapa begitu?""Aku merasa ada yang berbeda dari anda, apa
Baca selengkapnya
Bab 84
Gaun berwarna putih itu terlihat begitu indah di tubuh Nia yang kurus, meskipun kurus masih saja enak dipandang mata."Makasih ya Bu," Nia begitu menyukai gaun buatan Farah.Sedangkan Dion hanya diam menyaksikan kebahagiaan antara Farah dan juga Nia yang saling melepaskan rindu.Mungkin inilah salah satu cara agar membuat Nia melupakan kesedihannya, mungkin juga bisa membuat trauma pada diri wanita itu sedikit demi sedikit mulai menghilang."Tuan, maaf. Aku, melupakan anda," Nia pun menyadari Dion yang hanya menjadi penonton.Sedangkan Dion hanya mengangkat bahunya, seakan begitu santai menikmati pemandangan yang meneduhkan hati.Hingga akhirnya Nia pun memasuki kamarnya, sederhana namun percayalah Nia sangat merindukannya.Foto Anwar masih berada pada tempatnya, menggantung di dinding tanpa bergeser sedikitpun.Tangan Nia bergerak, mengusap bingkai foto dengan penuh kerinduan.Kerinduan seorang anak terhadap Bapaknya, rindu yang tak lagi bisa melihat meskipun dalam keadaan jauh.Rind
Baca selengkapnya
Bab 85
Merebahkan dirinya di atas ranjang sederhana milik Nia."Kamar mu ini seperti kamar anak-anak," Dion melihat sekitarnya, di mana banyak sekali dekorasi layaknya anak kecil, "wah ada kecoa!" Dion menunjuk kaki Nia, tetapi Nia hanya diam saja."Tidak ada," Nia sama sekali tidak takut pada seekor kecoa.Jadi sama sekali tidak membuatnya menjadi histeris ataupun semacamnya."Bukan kecoa, tapi cicak!" kata Dion lagi."Cicak?" Nia pun langsung meloncat naik ke atas ranjang, dirinya sangat tidak suka pada cicak.Apa lagi bila masuk ke dalam pakaiannya seperti dulu saat dikerjai oleh teman-temannya saat masih duduk di bangku sekolah.Dari saat itulah Nia semakin tidak suka pada cicak, bahkan mendengar namanya saja sudah menguatnya bergidik mengeri."Hehe," Dion tertawa kecil melihat Nia, awalnya hanya asal bicara saja.Namun tidak menyangka bahwa Nia bisa seperti itu.Menyadari dirinya ditipu, Nia pun segera turun dari ranjang."Nggak lucu, cicak itu sangat menakutkan," kata Nia."Maaf," Dion
Baca selengkapnya
Bab 86
"Tidak, aku hanya bercanda saja," Dion pun memilih untuk berbicara hal yang membuat Nia menjadi lebih baik.Agar bisa membuat suasana tidak terus menjadi tegang."Ayo tidur.""Tuan, aku tidak bisa tidur seperti ini. Aku tidur di bawah saja ya," pinta Nia."Bisa, apa perlu aku yang meniduri mu dulu. Agar kau bisa tidur," Dion berbicara dengan diselingi tawa kecil."Meniduri?" Tanya Nia bingung."Iya.""Tapi aku nggak suka di bacain buku cerita, apa lagi aku sudah besar. Masa, iya mau dinyanyikan sebelum tidur?" Dion tersenyum mendengar jawaban Nia, tapi tidak masalah lagi pula Nia memang masih terlalu muda."Kalau tidak bisa dengan cara di nyanyikan, atau membaca buku cerita bisa dengan cara yang lain." "Cara lain?""Iya, mau tidak?"Nia pun sejenak terdiam sambil memikirkan apa yang dimaksud oleh Dion, namun belum juga mendapatkan jawaban dari setiap hal yang dikatakan oleh Dion."Mau, tidak?" Tanya Dion lagi, semakin merapatkan tubuhnya pada bagian belakang Nia.Nia pun tersadar te
Baca selengkapnya
Bab 87
Nia berusaha untuk lepas dari pelukan Dion, tetapi cukup sulit sekali. Padahal dirinya sudah ingin berlari ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.Hingga akhirnya pergerakan Nia membuat Dion pun terbangun."Tuan, maaf kalau aku menggangu tidur anda. Aku kebelet pipis," kata Nia agar Dion tahu, sebab selain ingin ke kamar mandi Nia pun ingin dilepaskan oleh Dion.Tetapi Dion hanya diam saja, menatap wajah Nia di pagi hari ini.Wajah yang apa adanya, bahkan saat bangun tidur saja masih terlihat begitu cantik.Dalam hati Dion memuji kecantikan seorang wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.Sungguh sangat tidak dimengerti sama sekali, tapi setelah mengetahui penderitaan Nia hatinya mendadak luluh dan ingin mengenal lebih jauh."Tuan?" Nia tidak nyaman saat Dion menatapnya begitu dalam, saat ini Nia hanya ingin dilepaskan dari pelukan Dion.Itu saja, bukan malah mendapatkan tatapan mata elang tersebut.Lagi pula mengapa bisa Dion terus saja memeluknya? Tidakkah ada rasa jijik?
Baca selengkapnya
Bab 88
Tidak masalah, tetapi cukup membuat pagi ini menjadi lebih berwarna.Sebuah ciuman untuk yang pertama kalinya, lagi pula anggap saja sebagai proses penyesuaian.Sehingga, Nia dapat melupakan trauma mengerikan yang pernah dialaminya.Setelah selesai memikirkan banyak hal, Dion pun memutuskan untuk pergi menuju kamar mandi.Dimana hanya ada satu kamar mandi di rumah tersebut, itupun bersebelahan dengan dapur.Sesaat kemudian Dion pun membuka pintu kamar mandi tanpa tahu ada orang di dalam sana.Karena pintu kamar mandi hanya tertutup tanpa terkunci, bahkan dirinya yang terbiasa memiliki kamar mandi pribadi malah melupakan dimana kini dirinya berada.Apa yang dilihat oleh Dion saat ini hingga membuatnya mendadak mematung di ambang pintu yang terbuka.Nia sedang menggosok punggungnya, tapi mendadak terhenti karena kehadiran Dion yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi begitu saja.Dengan gerakan cepat Nia pun menarik handuk, kemudian menutup bagian punggungnya.Bahkan dengan banyaknya b
Baca selengkapnya
Bab 89
"Untung aku selalu mandi pakai kain sarung, coba kalau enggak?"Dengan cepat Nia pun membilas tubuhnya, bahkan Nia tidak lagi lanjut menggosok bagian tubuhnya yang belum sempat terkena sabun.Tapi, setelah selesai mandi malah dirinya sadar tidak membawa pakaian bersih ke dalam kamar mandi."Ya ampun, tapi aku nggak mau dikira menggoda Tuan Dion."Nia pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi, dengan melilitkan handuk saja di bagian tubuhnya.Tapi Nia tidak memasuki kamarnya, sebab sudah pasti Dion ada di sana.Memilih untuk memasuki kamar ibunya, kemudian mengambil sebuah daster milik sang Ibu juga tentunya, kemudian memakainya.Tubuh Farah cukup gemuk, tetapi tubuh Nia begitu kurus.Sehingga daster di tubuhnya terlihat kebesaran, tapi tidak masalah.Karena yang menjadi masalah justru saat Dion melihatnya hanya dengan balutan handuk saja. Itu sungguh sangat mengerikan.Setelah itu Nia pun langsung menuju kamarnya, yang hanya bersebelahan dengan Ibunya.Ingin memberitahu jika kamar
Baca selengkapnya
Bab 90
Mendadak Dion merasa lebih nyaman berada di rumah tersebut.Kenapa demikian.Pertama; Ranjang yang sempit membuat mereka berdua harus tidur berdekatan, tentunya Dion pun bisa dengan mudahnya menjadikan Nia sebagai bantal guling ternyaman.Ternyaman?Sejak kapan Dion menganggap Nia menjadi bantal guling ternyaman?Tidak tahu, hanya saja itu adalah suatu hal baru yang dirasakan oleh Dion.Kedua; Zaki sudah pasti dengan Neneknya, tapi bukan berarti Dion tidak menyukai Zaki.Hanya saja saat ini Dion juga ingin merasakan menjadi suami sesungguhnya, tentunya juga dengan menjadikan Nia sebagai istri yang sesungguhnya pula.Dan saat Zaki bersama dengan Farah, artinya Dion lebih leluasa untuk berdekatan dengan Nia.Ketiga; Tanpa Dila, karena biasanya putri kesayangannya tersebut juga bisa menjadi masalah.Tak jarang Dion harus bersabar, padahal dirinya hanya manusia biasa juga memiliki stok kesabaran yang tipis.Lagi-lagi tidak ada yang perduli pada dirinya, karena Dion hanya harus dipaksa unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
48
DMCA.com Protection Status