Semua Bab Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Bab 31 - Bab 40
126 Bab
Membuntuti Arumi
Arumi benar-benar terkejut ketika tubuhnya ditarik oleh seseorang mundur. "Hust!" Laki-laki di belakangnya itu dengan cepat memberi tanda agar Arumi berhenti membuat suara.Arumi pun langsung menyalakan alarm di kepalanya. 'Dia ini mau apa? Apa aku teriak aja? Tapi kalau aku diusir gimana nanti?' pikirnya sambil mundur selangkah."Jangan takut," ucap laki-laki di depan Arumi tersebut.'Ya gimana nggak takut. Nggak Ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba aja ditarik kaya gini,' pikir Arumi sembari berekspresi aneh."Kamu sedang ngawasin dia kan?" tanya Choki yang ada di depan Arumi sembari menunjuk ke arah kamar yang beberapa saat lalu dimasuki oleh Cheri."Kamu juga?" tanya Arumi sembari menoleh ke arah kamar tersebut.Dan ketika Choki ingin menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba terlihat pergerakan dari kamar tersebut. Seketika mereka berdua pun bersembunyi kembali. 'Ke mana dia pergi?' pikir Arumi sembari terus mengawasi Cheri yang saat ini terlihat celingukan dan kemudian pe
Baca selengkapnya
Restoran Abi
Sementara itu, saat ini Arumi tengah melangkah dengan hati-hati masuk ke dalam sebuah restoran berbintang. Ia menatap ke sekeliling sembari memegangi tas kecilnya."Duh, nggak nyangka," gumam Arumi lalu menghela napas panjang. 'Jika aku tahu kalau rumah makan yang dia bilang adalah restoran, aku pasti tidak akan menerima pekerjaan ini. Jika dia menerimaku, bagaimana aku ngomong sama koki yang ada di dapur,' batinnya sembari mengarahkan pandangannya ke sekitar ruangan tempatnya berdiri saat ini.Setelah beberapa saat melangkah, akhirnya terlihat seorang pelayan mendekat ke arah Arumi yang masih memperhatikan sekelilingnya."Selamat pagi Nona, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan tersebut dengan ramah sembari mengulas senyum di wajahnya."Em … itu, saya ingin bertemu dengan Pak Abi, apa beliau ada?" tanya Arumi sembari tersenyum canggung.'Pelayannya saja kelihatan cantik dan tidak main-main, lha terus masa aku yang begini di suruh masak? Sepertinya dia bercanda,'
Baca selengkapnya
Tidak Bisa Denganmu
'Kenapa wajahnya memerah? Apa yang ada di otaknya?' pikir Satria ketika melihat ekspresi janggal di wajah Arumi."Maaf, tapi pekerjaan apa itu?" tanya Arumi masih mencoba untuk mempertahankan kesopanannya."Itu adalah menjadi juru masak di salah satu cafe yang akan saya buka sebentar lagi. Bagaimana, apakah kamu tertarik?" tanya Abi sembari tersenyum hangat di wajahnya."Saya … eh, aku. Aku tentu saja akan langsung menyetujuinya. Tetapi, apa kamu tidak merasa kalau harus mengetesku dulu? Bagaimanapun juga kamu hanya pernah mencicipi kue buatanku, bukan masakanku," jawab Arumi dengan sangat hati-hati."Itu sudah cukup, karena nanti yang akan kamu buat di sana adalah berbagai jenis kue, bukan masakan."Mendengar hal itu mata Arumi pun berbinar. "Apa kamu yakin?" tanyanya.Kemudian ekspresi canggung pun muncul di wajah Abi. "Tentu saja aku yakin, aku adalah pemilik tempat itu," jawabnya dengan lurus.Spontan saja Arumi langsung memeluk Abi karena sangat senangnya. "Terima kasih Pak, teri
Baca selengkapnya
Kabar dari Nita
Tiga hari berlalu dengan tenang. Para penghuni tempat kost tersebut pun mulai melupakan kematian salah satu penghuni kost yang masih menjadi misteri, walaupun terlihat beberapa kali polisi masih datang ke sana untuk memeriksa dan sejenisnya.Akan tetapi, ketenangan itu tidak berlaku untuk Arumi ketika ia harus pulang bekerja dan berkumpul dengan Cheri yang makin hari, makin meresahkan saja di matanya.'Bagaimana ini, apa aku pergi saja dari tempat ini,' batin Arumi yang kini seperti terkena penyakit was-was karena harus memikirkan kejadian-kejadian itu setiap hari."Kamu kenapa?" tanya Cheri yang saat ini sedang duduk sarapan bersama dengan Arumi.Arumi tersentak. "Ah, nggak apa-apa," sahutnya sembari tersenyum canggung."Lah, apa pekerjaanmu sulit?" tanya Cheri di sela-sela mengunyah makanannya sembari terus menatap penuh perhatian pada wajah Arumi yang terlihat kusut."Nggak. Masih gampang-gampang saja, kemarin aku buat onde-onde sama lapis modern," jawab Arumi sembari t
Baca selengkapnya
Problem Pertama Di Kafe
"Ada apa, Ar?" tanya Nita yang masih ada di dalam panggilan tersebut."Tidak ada apa-apa. Sudah dulu, nanti kita bicara lagi," jawab Arumi yang kemudian dengan terburu-buru mematikan panggilan tersebut.Setelah itu, Arumi pun kembali berkonsentrasi pada laki-laki yang baru saja mencolek punggungnya. "Pak … eh, maksudku Tuan Abi kok bisa ada di sini?" tanya Arumi sembari menatap laki-laki tampan di depannya itu."Apa ada yang salah?" tanya Abi balik. "Eh, tidak-tidak. Tidak ada yang salah kok. Saya cuma kaget saja, kok bisa tiba-tiba gitu," jawab Arumi sembari menggaruk-garuk pelipisnya yang tidak gatal."Aku tidak sengaja lewat sini, lalu aku melihat kamu," jawab Abi sembari mengulas senyum hangat di wajahnya. 'Tidak sengaja lewat sini, apa maksudnya?' batin Arumi yang tentu saja merasa aneh dengan jawaban dari Abi tersebut. Akan tetapi, tentu saja ia tidak mungkin membantah atau mendebat bosnya untuk masalah kecil seperti ini."Ah, iya Tuan," sahut Arumi singkat sembari melirik ke
Baca selengkapnya
Pejuang Kue
Beberapa jam berlalu, saat ini Arumi tengah berjuang sekuat tenaga agar dapat menyelesaikan pesanan tersebut tepat waktu."Tinggal dua jam," gumam Arumi sembari menatap nanar lima nampan besar berbagai jenis kue tradisional yang ditata rapi di atas sebuah meja panjang.Benar, waktu kurang dua jam, sedangkan Arumi dan timnya baru bisa menyelesaikan lima dari sepuluh nampan dengan setiap nampan berisi tujuh jenis kue tradisional yang berbeda."Bagaimana ini," gumamnya sembari menatap ke arah jam dinding, dengan tangan yang masih memegangi mixer untuk mengaduk adonan.Ingin rasanya ia menangis. Ia tak punya cukup orang dan juga bahan baku untuk membuat kue-kue tersebut di dapur. Ia ingat betul kalau kemarin ia melihat masih banyak persediaan bahan baku, tetapi entah kenapa hari ini bahan-bahan tersebut seolah hilang separuhnya. "Gin, di mana Pak Abi?" tanya Arumi dengan setengah berteriak pada Gina yang saat ini sedang mencetak kue
Baca selengkapnya
Abi Dan Sifatnya
Beberapa jam berlalu, hingga akhirnya Arumi pun selesai bekerja. Ia yang sudah selesai dengan pekerjaannya pun segera meninggalkan kafe tersebut secepat mungkin karena Satria sudah membuat panggilan ke ponselnya lebih dari lima kali."Jangan sampai dia nyamperin ke sini," gumam Arumi sembari berjalan cepat melewati halaman kafe tersebut karena ia menyuruh Satria untuk menunggu dirinya di dekat lampu merah.Akan tetapi, hal lain terjadi. Tiba-tiba saja Abi yang entah dari mana memanggil dirinya."Astaga," gumam Arumi sembari tersenyum semanis mungkin ke arah Abi yang saat ini sedang berlari kecil ke arah dirinya."Kamu mau ke mana?" tanya Abi yang kini benar-benar sudah berada tak jauh di depannya."Mau pulang," jawab Arumi sembari menoleh ke arah jalan raya yang sudah tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini."Bersama siapa? Apa mau aku beri tumpangan?" tawar Abi yang juga ikut menatap ke arah jalan raya.'Tumpangan apa? Bukannya rumah aku dan dia itu nggak searah? Yang
Baca selengkapnya
Tumis Kangkung
Lima belas menit berlalu, saat ini mereka berdua sudah sampai di halaman sebuah rumah dua lantai yang berada di salah satu kawasan perumahan elite yang ada di Jakarta."Ini rumah kamu?" tanya Arumi sembari enggan berkedip ketika melihat bangunan yang sangat mewah baginya itu."Benar."Kemudian Arumi pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu sembari turun dari mobil seperti yang dilakukan oleh Satria. "Aku pikir kamu akan tinggal di apartemen mewah," ujarnya."Kenapa aku harus tinggal di sana?" tanya Satria sembari menatap Arumi yang saat ini masih terus memperhatikan rumahnya, seolah sedang terkagum-kagum dengan semua hal itu.Mendengar pertanyaan tersebut, Arumi pun langsung menoleh dan tersenyum konyol. "Iya ya, kenapa kamu harus tinggal di tempat seperti itu.""Dari mana kamu dengar kalau aku tinggal di apartemen?" tanya Satria yang mengira kalau Arumi pernah mendengar gosip itu dari sosial media."Tidak ada. Aku hanya suka membaca komik—""Lalu?""Ya … di sana suka dig
Baca selengkapnya
Durhaka
"Siapa kamu?" tanya orang yang ada di dalam panggilan tersebut ketika mendengar suara Satria.Kemudian berganti Satria yang menatap ke arah Arumi."Apa?" tanya Arumi yang tentu saja penasaran dengan apa yang orang di dalam panggilan itu katakan pada Satria."Siapa dia?" tanya Satria sembari menunjukkan layar ponsel Arumi dengan nama 'Haram' di sana.'Siapa laki-laki dengan sebutan Haram ini? Apa dia punya hubungan terlaran dengan laki-laki lain?' batinnya yang makin merasa penasaran."Di mana anak sialan itu?" teriak laki-laki yang ada di dalam panggilan tersebut. Suara yang terdengar kencang karena diloud speaker itu membuat wajah Arumi berubah muram.Satria yang sadar kalau hubungan antara Arumi dan laki-laki itu bukan seperti yang dia pikirkan pun langsung menyahut, "Dia ada di sini. Ada perlu apa?""Aku tidak ada urusan dengan kamu. Aku ingin bicara dengan anak itu!" tegas orang yang ada di dalam panggilan itu."Bicara saja kalau ingin bicara. Dia juga mendengarkan," tukas Satria.
Baca selengkapnya
Excel
"Tidak-tidak, aku tidak ingin menggigit dia," sanggah Arumi sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.Gadis cantik di dekat Satria itu pun langsung mengerutkan keningnya."Aku yang ingin digigit," sahut Satria sembari menepis tangan gadis di dekatnya yang saat ini masih memegangi wajahnya.Langsung saja Arumi dan gadis tersebut menatap kembali ke arah Satria.'Otaknya korslet,' batin Arumi yang benar-benar mendengar jawaban di luar nalarnya."Kamu ingin digigit dia?" tanya gadis tersebut sembari kembali menoleh ke arah Arumi dari ujung kepala hingga ujung kaki."Iya," jawab Satria dengan tenang."Hei!" Arumi memekik."Memang dia siapa?" Gadis tersebut mengerutkan keningnya.'Aku harus menjawab lebih dulu,' pikir Arumi sembari membuka mulutnya."Aku pem—""Calon istriku," timpal Satria.Langsung saja gadis tersebut menjatuhkab tubuhnya di lantai. "Kamu … kamu sudah bosan padaku? Apa aku sudah tidak menarik lagi?" Pertanyaan gadis yang terdengar lebay dan seperti sedang meniru drama Kore
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status