All Chapters of Mbak Arsitek Perancang Cinta: Chapter 71 - Chapter 80
101 Chapters
Bab 71. Ruang Untuk Kita
Aku tersenyum kecut melihat mereka bertiga. Sempat ada tarik-tarikan antara aku dan Mas Sakti memperebutkan Alysia. Aku bersikukuh mengajaknya pergi meninggalkan ruangan ini. Alysia yang terlihat kebingungan tergelak saat Kak Mahe menjelaskan apa yang terjadi. “Habisnya, Mas Sakti memberi penjelasan begitu. Hubungan lebih kan yang pake gitu-gitu,” ucapku protes sambil mengerucutkan bibir. “Ya bagaimana memberikan penjelasan yang lengkap, kalau setiap buka mulut kamu langsung menyambar,” bantah Mas Sakti sambil tersenyum. Alysia yang membawa kotak pizza menyerahan kepada Mas Sakti. Kemudian menatapku dengan tersenyum, dan memelukku. “Terima kasih, ya. Sudah menunjukkan sayangnya kepadaku.” “Sudah sayang-sayangnya. Litu, sekarang kamu yang harus minta izin kepadaku kalau memeluk Alysia!” serunya sambil menggelar tiga kotak pizza ukuran besar. Seketika aroma keju mozarella menguar di penciumanku, menggelitik perut yang sempat lupa lapar karena rasa kesal yang salah alamat. Yang
Read more
Bab 72. Menjadi Milikmu
Seakan tidak mau kehilangan waktu, dia langsung menarik tubuh ini dengan tergesa. Menghempaskan di ranjang yang bernuansa abu-abu. Waktu dua jam yang dikatakan sekretaris tadi mematiknya untuk tidak memberiku kesempatan untuk melayangkan kata nanti.Tangannya mencekal erat pergelangan tangan ini, menarik keduanya ke atas dan terdengar suara.KLIK!Spontan aku mendongak dan mendapati tangan ini sudah terborgol yang tertanam di head board berwarna hitam. Ini seperti di cerita psikopat yang menyiksa pasangan dengan mendapatkan kepuasan lebih melalui hubungan seks yang tidak biasa.Aku mengernyit, saat aku dapati sosok yang menyeringai bukan Kak Mahe. Wajahnya behias cambang dengan senyuman menyeringai. Seketika tangan ini mendingin, menunggu perlakuan yang mengerikan seperti di cerita fiksi itu.“Litu, Sayang. Kenapa kamu?”Suara Kak Mahe mengagetkan aku. Genggaman tangannya menggerat dengan wajah penuh keheranan menatapku.Seketika bayangan mengerikan itu luruh, dan pandangan di depank
Read more
Bab 73. Kejutan
Kotak pipih itu berisi satu set perhiasan. Design yang unik dan antik menunjukkan keistimewaan yang dipadukan antara kilauan permata dan logam mulia.“Kak Mahe, ini sungguh cantik!”“Akan lebih cantik kalau ini kamu kenakan,” serunya kemudian mengambil perhiasan itu dan dikalungkan di leher ini. “Sungguh cantik, kan?”“Sangat! Baru kali ini aku melihat model perhiasan seperti ini.” Aku mengamati bayangan di cermin. Tangan ini meraba deretan permata yang berkilau seakan menyatu dengan leher ini.Tangan ini melepas kalung indah ini, dan meletakkan kembali ke dalam wadah. “Kak, ini terlalu bagus untukku. Lebih baik disimpan dan dipakai pada waktu spesial saja.”“Tapi kamu harus ingat, ya. Ini sekarang milikmu.”“Terima kasih.” Aku mengangguk, kemudian mencium pipinya. Rasa bangga menyelimuti hati ini karena ini tertanda aku sudah dikukuhkan dalam keluarga yang sebenarnya.Perlakuanku seperti menggugah sesuatu yang tertidur. Sentuhan yang awalnya sekadar, ternyata menjadi umpan. Sentuhan
Read more
Bab 74. Dua Kucing Betina
“Kamu sadar tidak kalau kamu ini seorang pelakor. Pintar ya kamu memanfaatkan situasi yang memanfaatkan hubungan retak suami istri. Kamu pasti gunakan tubuh kamu untuk menggoda Mahendra, kan? Dasar perempuan murahan! Bisanya melebarkan kaki untuk laki-laki yang bukan haknya.” Mulut wanita itu mengeluarkan tuduhan.Wanita yang menggunakan setelan berwarna merah menyala, senada dengan wajah putih yang mulai merah padam. Sorot matanya seakan melumat habis tubuhku yang masih duduk terdiam.Tubuhku membeku seketika. Tidak pernah aku mendapatkan omelan dan hujatan seperti sekarang ini. Seperti di tempatkan di posisi perebut suami orang, dan ini tidak bisa aku terima. Tangan ini mengerat seiring rasa kesal yang membuncah.Dari perkataannya aku tahu siapa wanita ini. Dari ujung rambut sampai kaki menunjukkan dimana kelasnya, memperlihatkan berapa rupiah yang harus dia keluarkan. Tidak hanya itu, detail wajahnya pun sudah tidak alami seakan terdapat label klinik permak wajah yang hanya orang b
Read more
Bab 75. Vampirku
Tangan sudah mengepal keras dan siap menghantam menerima serangan, seketika mengendur. Seandainya teriakan itu tidak ada, entah siapa yang akan menjadi korban. Yang aku tahu, kemampuanku yang mempelajari taek kwon do belum pernah diterapkan pada wanita yang berusia lebih tua dariku. Apalagi wanita sosialita yang hanya bisa mengumpat ini. Bisa jadi berhasil melepas beberapa gigi atau memindahkan letak engsel rahang. Atau, hasil operasi wajah menjadi bengkok dan berbentuk abstrak. Kalaupun nantinya ada yang harus dilarikan ke rumah sakit, itu dalam usaha membela diri, kan? Mata ini menangkap Kak Mahe berdiri dengan raut wajah yang benar-benar seperti vampir. Sorot mata tajam dan seburat merah menyempurnakan tampilan wajah tegang dengan rahang mengeras. Apalagi dengan setelan jas yang menambah sisi maskulin, mengukuhkan sosok vampir kejam yang memesona. Seketika, senyumku terbit. Pangeran penolongku datang menyelamatkan dari wanita beringas yang sudah kehilangan akal. Wanita yang sud
Read more
Bab 76. Pembalasan  Manis
Raut wajah yang dingin dan membeku. Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresi seorang Mahendra.Hati ini pun merasakan kengerian. Seakan dia sosok yang bisa melakukan apapun, kalau sudah terusik dan menghanguskan kata pemakluman apalagi ampun.Huuft!Ternyata raut wajah vampir yang biasanya aku dapati hanya sebagian ujung kekejaman yang bisa dia tunjukkan. Entah, kalau ekspresi ini ditunjukkan kepadaku. Bisa jadi aku langsung mati berdiri, dan mengering menjadi mumi seketika.Siska yang awalnya tidak mengendalikan ucapan, seketika dia menciut. Wajahnya pucat dengan bibir masih gemetar. Seakan meredam amarah sekaligus ketakutan yang sangat.“Ka-kamu begitu tega denganku, Mahendra? Kita masih saudara,” ucap Siska dengan terbata. Mata yang tadinya menyalang, berangsur-angsur meredup.Aku memicingkan mata, melihat perubahan sikapnya yang menempatkan dia sebagai korban.Wajah yang memerah karena amarah, sekarang berubah terisak dengan tangisan. Begitu juga tubuhnya yang tegak
Read more
Bab 77. Pembelaan
Memang ayunan tangan tidak mengenai wajah Siska, akan tetapi gebrakan keras di meja membuat wanita itu menciut seketika.Wanita itu membungkukkan badan sambil memeluk erat tas bermerk itu. Dia terlihat gemetar menyandarkan tubuhnya di dinding. Kalau tidak ingat bagaimana mulutnya mengeluarkan kata-kata hina, aku pasti menolongnya.Aku menoleh ke arah pintu, mendapati Mas Sakti yang tertegun sebentar setelah berteriak menghentikan aksi suamiku itu.Kemudian dia bergegas mengampiri Kak Mahe dan menarik mundur menjauh dari Siska yang masih terlihat gemetar.“Mahendra, sabar….”“Kurang sabar apa aku menghadapi dia, Sakti. Apapun yang dia minta aku berikan. Apapun. Bahkan hal yang tidak seharusnya.”“Iya, aku mengerti,” ucap Mas Sakti sambil menepuk bahu Kak Mahe.“Tapi, dasar wanita serakah. Dikasih hati malah minta jantung sekalian!”Kak Mahe menerima uluran kursi dari kakak tirinya itu, kemudian mendudukinya sambil mengurai napas yang masih terengah karena amarah.“Tapi jangan pakai ke
Read more
Bab 78.  Yang Terpenting
Dia justru menghirup napas dan mengeluarkan secara berlahan. Kemudian menangkup tangan ini dengan kedua tangannya.“Dengarkan. Jujur. Sampai di usiaku sekarang ini, tidak pernah aku merasakan jatuh cinta kecuali dengan wanita yang bernama Lituhayu. Kamu kan tahu, kenapa kami dulu menikah?” ucapnya sambil menatap lekat ke mata ini. Seakan memastikan apa yang dikatakan aku terima.“Tapi, Kak? Kenapa dia seperti tidak rela melepaskan Kak Mahe? Apakah dia mulai mencintai Kak Mahe? Bisa jadi rasa itu timbul ketika sudah kehilangan.”“Apa peduliku dengan perasaannya sekarang? Yang terpenting bagiku, aku dan kamu. Itu saja. Hubunganku dengannya sekarang kembali seperti semula, sekadar saudara. Mengerti?” Dia tidak mengalihkan pandangan, bahkan mengakhiri ucapan dengan mengangguk seakan memberiku perintah untuk mengikutinya.Namun, di kepala ini masih berjubel kemungkinan yang membuatku enggan mengikuti kemauannya. Aku tetap bergeming membalas tatapannya.Ucapan yang dia katakan itu, menunju
Read more
Bab 79. Makanan Vampir
Seakan terbang di langit biru, hati ini dipenuhi dengan geleyar indah. Wanita mana yang tidak merasakan bahagia saat suaminya menginginkan bersama dalam kemesraan sampai di usia senja. Pandangan mata kami terhubung dalam garis lurus, seakan saling menyakinkan kalau itu adalah keinginan hati kami berdua. Alunan lagu yang romantis dengan iringan saxophone seperti mewakili ungkapan hati yang terdiam dengan sejuta rasa ini. You're just too good to be trueCan't take my eyes off of youYou'd be like Heaven to touchI wanna hold you so muchAt long last, love has arrivedAnd I thank God I'm alive Namun, derap langkah dan aroma lezat yang tercium menyentakkan kami dan kembali menegakkan duduk saat waiter dan waitres membawa makanan yang menggiurkan. Apalagi terdengar reff lagu yang sudah diiringi musik menghentak. I need you, babyTo warm the lonely nightI love you, babyTrust in me when I sayOh, pretty babyDon't bring me down, I pray Dua piring besar menyuguhkan steak potongan dagi
Read more
Bab 80. Pesta Ala Mereka
Semakin hari, aku merasa kehilangan jati diri. Lituhayu yang dulu seakan dipaksa ditanggalkan demi suatu pengakuan. Aku harus bekerja keras menyesuaikan gaya hidup suamiku terlebih saat mendatangi acara keluarga atau pesta yang diadakan teman-temannya. Seperti sekarang ini.Aku harus mendampingi Kak Mahe menghadiri pesta ulang tahun putri koleganya. Sebenarnya aku heran, pesta untuk anak-anak kenapa setelah pukul sembilan malam? Aku pun sudah disiapkan gaun yang tidak mencerminkan pesta anak yang biasanya bertemakan kartun.“Kak, apa kita tidak salah kostum?”Suamiku tersenyum dan menyodorkan undangan dengan note dresscode hitam gemerlap. Menurutku aneh.“Ini memang momennya pesta untuk ulang tahun anaknya, tapi pesta yang diadakan ini untuk pada orang tua, atau undangan khusus dewasa.”“Trus, kado untuk yang ulang tahun gimana? Aku ada rencana beli kado boneka, lo.”“Litu…. Mereka tidak butuh kado. Di rumahnya sudah banyak boneka. Yang mereka inginkan Cuma kedatangan kita untuk ber
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status