All Chapters of KUBUAT MADUKU GENDUT : Chapter 31 - Chapter 40
66 Chapters
DIA PENYEBABNYA
TIARADaripada makan hati, lebih baik anggap saja dia emang bloon. Tak mengerti cara menjaga perasaan orang lain.Lah, dia jadi pelakor pun 'kan menandakan tak punya perasaan. Baginya yang penting bisa bersama dengan mas Ragil. Tak dipikirkan gimana perasaan istri pertama.Apalagi mereka main belakang. Tak ada sebelumnya omongan dari mas Ragil atas niatannya menikah lagi. Jelaslah aku tak siap dan syok mendapati kenyataan itu.Saat pulang, kuberikan Susi bekal makanan yang sangat banyak. Ada dua tote bag ukuran jumbo. Kubilang buat stok jadi tak harus repot masak.Untuk kesukaan mas Ragil, aku tak menaburi dengan obat penggemuk badan. Itu agar ia tak curiga kenapa nanti lapar terus.Untuk kue-kue aman sebab mas Ragil tak suka. Ia takkan menyentuh makanan itu pasti."Terima kasih, loh, Mba. Maaf udah merepotkan. Jadi gak enak dibekelin banyak-banyak!""Jangan lupa tiga hari lagi ke sini untuk belajar masak!"Kami sudah membuat kesepakatan untuk jadwal belajar masak. Ada juga janjian ke
Read more
NAPSU MAKAN
RAGILAku merasa napsu makan Susi tidak normal akhir-akhir ini. Masa iya bisa makan berat sampai lima kali sehari. Belum lagi cemilan yang tidak bisa disebut ringan. Kadang bakso, somay, soto mie atau ketoprak. Itu semua berat jugaSepertinya aku harus menyelidiki apakah yang terjadi padanya normal atau tidak. Mungkin harus mengecek ke dokter juga sebab khawatir nanti makin tak terkendali.Ketika Susi tak ada aku mulai menggeledah rumah. Siapa tahu di sana ada obat-obatan perangsang nafsu makan. Atau ada vitamin penggemuk badan misal.Dicari di mana pun tak ada. Kalau begitu bisa disimpulkan ini murni memang daya kendali terhadap makanan yang rendah. Seperti Tiara dulu. Ketika kehidupan kami mapan, dia mulai berkelana pada kuliner-kuliner yang tentu saja memicu berat badan naik. Setelah itu keranjingan dan sulit dihentikan.Apakah Susi demikian? Sebelum menikah denganku mungkin ia kesulitan untuk mencari makanan enak. Sekarang semua bisa didapatkan dengan mudah. Dan itu membuatnya san
Read more
NAIK CEPAT
RAGILHari ini aku giliran di rumah Tiara. Entah mengapa sekarang jadi lebih senang di sini. Selain sikap lembutnya, juga makin lama aku merasa dia makin cantik dan berkurang gemuknya.Ini juga mengherankan sebab perubahan pada Tiara cukup besar. Dulu perutnya sampai berlipat-lipat, sekarang meski masih ada, tapi tak terlalu banyak.Wajahnya juga makin glowing. Jerawat yang berserakan, sudah lenyap sama sekali. Pipinya halus, putih merona. Aku '' kan jadi betah deket-deketan.Gairahku pada Tiara berkobar kembali. Bahkan, saat bersama Susi, sering melintas bayangan Tiara.Jika lama tak jumpa, rindu pun mencengkram. Aku seperti sedang jatuh cinta kembali padanya.Mungkin, karena aku dan Tiara sudah lama bersama. Jadi, bagaimanapun perasaan itu telah mengakar lama.Beda hal dengan Susi. Hubungan kami barulah dijalin sebentar. Otomatis kemendalaman rasa belum kuat. Terlebih sifat-sifat buruknya sudah mulai tampak. Yang dulu sebelum nikah disembunyikan.Susi ternyata pemalas sekali. Bangun
Read more
BERUBAH
SUSI"Huaaaa! Naik lagi sembilan kilo, Mas!"Aku teriak-teriak saat melihat angka timbangan berat badan. Sekarang mencapai sembilan puluh kilogram. Artinya dalam satu tahun sudah naik empat puluh kilogram. Fantastis sekali.Sudah tiga bulan, aku tak mau nimbang badan, takut menerima kenyataan. Tapi hari ini mas Ragil memaksa sampai menarikku ke alat timbangan digital. Katanya dia khawatir sebab badanku makin bulat"Haah! Kok, bisa? Kamu ini menjalankan program diet atau tidak? Kata, Mas'kan jangan terlalu rakus makan! Nah sekarang sudah sangat bulat begitu bakal susah nuruninnya!" Aku tercekat mendengar tanggapan mas Ragil. Bukannya menenangkan, malah mencak-mencak. Apa sekarang cintanya padaku sudah hilang mentang-mentang badan ini terus melar."Tubuhmu sekarang sudah gak berbentuk. Sini kita bercermin!"Mas Ragil menarikku menuju cermin besar yang menempel di lemari. Kami berdiri bersisian. Dipikir jadi mirip angka sepuluh. Dia satu, aku nolnya. Sakit banget hatiku dihina-hina beg
Read more
ADA YANG ANEH
SUSISetelah merapikan posisi duduk, aku memalingkan pandangan keluar jendela Karena sikapnya yang selalu ketus, aku pun terbawa sebal. Jadi merasa orang paling tak berharga saat ini.Aku menyesal kenapa dulu harus terpikat oleh harta dan tampangnya. Belum lagi kata-kata manis yang memanjakan hati.Dulu, aku merasa dijadikan ratu. Bahkan, kedudukan Tiara pun diberikan padaku. Meski beristri dua, serasa aku satu-satunya di sisi mas Ragil .Yang diajak menemui klien, undangan dan acara di luar itu aku. Termasuk kalau ada acara ke luar kota. Tentu saja, aku yang dibawa.Di hadapan temannya aku akan dikenalkan sekaligus dibanggakan. Tak pernah ia menyebut nama Tiara. Seolah, hanya aku yang berstatus sebagai istrinya. Tentu saja itu sangat membahagiakan. Tapi, semua berubah setelah delapan bulan kami berumah tangga. Ia jarang banget mengajak keluar dan jalan-jalan. Mungkin mulai malu sebab aku sudah makin gendut.Di rumah ia hanya datang malam saja. Itu pun akan menghindar ketika kuajak m
Read more
KEJUTAN
TIARA"Selamat ya, Jeng atas kesuksesannya bikin body goal idaman wanita. Konsistensi Jeng Tiara luar biasa. Jarang, loh yang bisa sesukses ini dalam waktu yang ditargetkan! Mereka berhasil, sih, tapi waktunya ditambah!" Irna tak henti memujiku setelah seluruh rangkaian paket diet selesai. Ia bahkan mengatakan akan memintaku jadi model iklan pusat kebugaran miliknya. Maklumlah saat ini aku sudah seperti gitar Spanyol. Wajah pun glowing abis. Ini berkat perawatan dari ujung kaki ke ujung rambut Aku, sih oke saja. Lumayanlah buat nambah penghasilan. Asal tak menghabiskan banyak tenaga dan waktu sebab takkan diizinkan oleh mas Ragil. Mas Ragil mulai memberiku batas aktivitas. Ia melarangku terlalu jauh terjun ke perusahaan. Katanya nanti aku lelah dan badan jadi tak terurus lagi. Juga takut dilirik pria lain. Awalnya aku protes saat diberi banyak aturan hingga tak bisa mengelola perusahaan. Dipikir lagi tak masalah. Lebih baik jadi nyonya yang tinggal terima uang. Juga bisa perawatan
Read more
CURHAT
Ternyata mas Ragil pun ikut. Kami sama-sama cemas juga pada akhirnya."Waduh, semoga dia gak nekat ngapa-ngapain! Akhir-akhir ini Susi jarang ngomong dan sering menyendiri."Ternyata Susi sedang mengalami hal yang sama denganku dulu. Merasa tak dihargai alias dicampakkan. Mas Ragil memang keterlaluan memandang istri sebatas fisik saja. Saat cantik dipuja, pas jelek dan gendut diabaikan dan dihinaSepertinya harus memberi pelajaran juga pada pria ini. Tak adil kalau aku hanya membalas Susi. Bukankah pelaku utama yang membuatku kesal setengah mati itu mas Ragil? Enak benar karena kesalahannya hanya Susi yang menanggung balasan. Bukankah kalau mas Ragil tidak tergoda juga takkan terjadi hubungan asmara di antara mereka.Baiklah, aku harus mengajak Susi untuk memberi pelajaran pada mas Ragil. Buaya buntung seperti itu harus dikembalikan ke jalan yang benar agar tak ada lagi korban seperti kami. Habis manis sepah dibuang. Bisa gila kalau tak kuat iman.Syukurlah tak terjadi apa-apa pada Su
Read more
ANDAI BEGITU
Air mata Susi berjatuhan. Kurasa kali ini bukan sebuah drama. Ia memang sedang nelangsa sebab diperlakukan buruk oleh suami yang dulu memujanya.Hatiku terenyuh melihatnya sebab pernah ada di posisi itu. Muncullah keinginan membantunya."Ikut program diet biar kamu langsing lagi. Nanti pasti mas Ragil baik lagi sama kamu! Tapi, kasih dulu dia pelajaran biar kapok!"Aku merasa mas Ragil lebih mencintai Susi. Itulah mengapa ia marah-marah saat istrinya terus jadi gendut. Maka dari itu, aku dijadikan pelarian atas kekesalannya. Jadi, kalaupun Susi nanti kembali cantik, aku bisa dilepas. Dan memang itu yang kuharapkan. Lepas selamanya dari pria yang telah mengingkari janji takkan memalingkan hati.Hanya saja harus ada startegi cantik agar mas Ragil mau melepasku. Tak mau rugi jugalah kalau nuntut cerai harta dikembalikan. Oh, tidak bisa. Susi menatapku sembari menyeka air mata. Ia seperti punya harapan setelah lama tertekan."Mba diet di mana? Saya mau, Mba biar bisa langsing lagi. Teru
Read more
MOTIF BERTAHAN
Kami membahas jenis harta yang akan dialihkan namanya. Mas Zayyin sangat membantu penggambaran mana yang lebih tepat kumiliki. Kalau sudah cocok, barulah diajukan pada mas Radit."Untuk sampai tiga puluh persen harus menunggu satu tahun lagi. Artinya aku harus cari wanita lain daripada keburu lapuk."Mulai, deh, mulai. Orangnya memang tidak kurang ajar, tetapi suka menyerang secara halus. Kadang, ingin mengakhiri kerjasama ini sebab takut hati jadi bimbang. Tapi, susah juga cari yang amanah dan profesional. "Baguslah, cari wanita lain secepatnya!"Biarin deh ngomong begitu. Kalau emang Zay berharap padaku, lebih baik ditepis dari sekarang. Soalnya aku masih terikat dengan mas Ragil. Lagian aku tak mau kehilangan tiga puluh persen hartanya. "Sudah ada, kok?"Kagetlah mendengar jawabannya. Gak nyangka banget ternyata sudah punya calon. "Serius, siapa?"Kayaknya mimik wajahku kepo banget. Bodo amat! Emang penasaran, kok. "Masih rahasia, dong. Nanti gak kejutan!"Oalah rupanya sudah p
Read more
CEMBURU
TIARAAku, sih oke aja kalau dicerai. Senang malah jadi tak harus mengembalikan harta yang telah dialihkan nama. Aku belajar tega, ya dari dia juga. "Senang jumpa lagi. Andai jumpanya tiap hari, aku lebih senang pasti!"Aku pura-pura tak mendengar gombalannya. Mata ini seperti sedang sibuk mengamati ruangan yang sudah kuhapal tata letaknya. Tak ada penambahan istimewa juga."Ruangannya masih sama, Bu. Kalau ada yang mau mengubahnya, aku oke aja. Misal ditambah foto pengantin mantan janda dan duda."Ampun benar, nih orang. Ngarah terus ke sana. Gimana, ya supaya gak bablas bahas hal itu lagi."Mas, kenalin, dong sama calonnya. Kali kami jadi akrab!""Janganlah, aku khawatir diapa-apain nanti. Maklumlah wanita kalau cemburu suka lepas kendali. Nanti nasibnya kayak Susi dihajar dipanggung organ tunggal!" "Eh, maksudnya apa, ya?"Mas Zayyin malah tertawa. Sepertinya senang sekali membuatku kesal. Ada-ada saja orang ini. Pengacara aneh.Lalu, dia bicara hal-hal lucu lainnya. Mau tak mau
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status