All Chapters of 5 Tahun Setelah Bercerai: Chapter 31 - Chapter 40
119 Chapters
Mantan mertua
"ini tempat yang strategis, Bu. Beberapa tahun lagi tempat ini pasti akan sangat ramai," ucap Nadir pada Najwa saat menunjukkan lokasi yang akan dibangun resort oleh Yogi. "Pantainya mulai dikenal wisatawan, banyak juga yang dari luar kota sudah sampai sini," lanjutnya.Tanah ini lumayan luas dengan harga di bawah pasaran membuat Najwa menyetujui pembelian."Saya sedang butuh banyak uang untuk operasi anak saya, kalau Ibu sudah setuju dengan kesepakatan yang di sampaikan pak Nadir. Saya akan segera mengurus surat-suratnya," ucap pemilik tanah."Saya setuju, Pak. Untuk pembayaran saya minta nomer rekening Bapak, nanti saya transfer."Setelah disepakati harga pembelian, mereka membuat surat perjanjian dengan bubuhan tanda tangan masing-masing.Najwa berjalan mengitari pinggir pantai, kilas kejadian yang pernah terjadi bertahun lalu mulai membayang."Kamu mau nikah sama aku, Wa?" tanya seorang lelaki berkaos hitam. Tidak ada cincin, tidak ada bunga, hanya pertanyaan yang terucap karena s
Read more
Anak yang mana?
"Anak yang mana?" ucap Najwa ketus."Anak yang ditemui Ferdi. Anak perempuan yang bersamamu itu. Apa benar dia anak Ferdi?" tanya wanita itu dengan bersemangat."Anak yang ditolak keberadaannya bahkan sebelum dia lahir itu? Anak dari wanita mandul yang diusir dari rumah saat memberitahu keberadaannya itu?" sindir Najwa."Maafkan Mama, Wa. Waktu itu Mama nggak tau kalau kamu serius. Mama kira kamu hanya mencari simpati. Maafkan Mama," ucap wanita itu mengiba."Anak yang saya kandung, saya lahirkan dan saya rawat sendiri tanpa dampingan suami itu adalah anak saya, hanya anak saya," tegas Najwa."Maafin Mama, Wa. Mama ingin bertemu cucu Mama. Izinkan Mama menemuinya." Wanita itu mulai menangis.Bukan iba yang Najwa rasakan, ia justru semakin muak dengan tingkah wanita di depannya ini. Kenapa mereka semua begitu berkeras untuk bertemu dengan anaknya, yang bahkan tidak di akui sebelum ia dilahirkan."Jangan merasa paling menderita, Bu. Selama lima tahun ini apa pernah sekali pun Ibu terpik
Read more
ada sesuatu?
Satu minggu sudah berlalu dari kejadian di ruangan Najwa waktu itu hingga kini hidupnya kembali damai, tiada gangguan dari dua orang itu.Setiap akhir pekan Dafa selalu mengajak Tasya bersepeda keliling komplek, seperti pagi ini. Yang berbeda dari minggu biasanya adalah keikut sertaan Najwa."Mama mau makan apa?" tanya Tasya saat mereka baru saja memarkir sepeda di sekitar taman."Tasya pengennya apa? Mama ngikut aja," jawab Najwa."Tasya mau makan batagor, sama mau es kelapa," jelas Tasya.Di sekitar taman memang berjajar penjual aneka makanan, tak ayal banyak sekali orang berkumpul untuk olahraga atau sekedar mencari makanan."Om pesenin dulu ya," ujar Dafa pada Tasya, ia lalu beralih pada Najwa. "Mbak mau batagor juga?" tanya Dafa."Boleh deh, minumnya teh anget aja," jawab Najwa.Dafa mengangguk lalu menghampiri lapak pedagang sementara Tasya dan Najwa mencari tempat duduk yang masih kosong.Tidak lama Dafa sudah menyusul Najwa dan Tasya, ia duduk di samping Tasya dan berhadapan d
Read more
Mulai beraksi
"Aku panggil Tasya dulu." Najwa tidak menanggapi godaan temannya itu."Bian udah kenalan sama Om ganteng? Tadi Tasya habis sepedaan bertiga loh, seru banget pokoknya." Tasya yang kini sudah bersama Bian, begitu antusias menceritakan pengalamannya bersama Dafa. Bian hanya mengangguk mengiyakan.Setelah mengobrol akhirnya Tania pamit membawa Bian dan Tasya pergi berenang. Najwa tidak bisa ikut karena hari ini ayah dan ibunya akan datang."Titip Tasya ya, nanti kalau ada apa-apa kabarin," ucap Najwa."Siap. Jangan lupa nanti cerita soal dia, aku penasaran loh," ucap Tania. Tania bisa melihat kalau Dafa memang tertarik pada Najwa."Apaan sih, udah sana berangkat," usir Najwa."Om ganteng sama Mama dulu ya, Tasya mau renang sama Bian dulu," pamit Tasya."Siap, Tasya harus nurut sama tante Tania ya." "Nanti Tasya kabarin kalau udah pulang. Om ganteng nanti main kesini lagi ya," pinta Tasya. Ia sebenarnya masih ingin bersama om gantengnya, namun karena sudah berjanji berenang bersama Bian m
Read more
Keluarga Najwa
"Tadi gimana perjalanannya, lancar?" tanya Najwa pada ayah, ibu juga adiknya. Mereka baru saja tiba setelah tiga jam perjalanan dari rumahnya."Alhamdulillah, lancar Macet pas di jembatan baru tapi nggak lama," jawab Bari."Tasya mana?" tanya Rahma, istri Bari. Meski ibu tiri tapi Rahma menyayangi Najwa selayaknya ibu kandung, karena rumah yang jauh membuat mereka jarang bertemu."Masih tidur, habis pulang renang. Paling bentar lagi bangun." Najwa mempersilakan tamunya masuk. "Makan siang dulu aja ya? Tadi Mbok Sani udah masak kesukaan Ayah sama Ibu." Najwa mengajak mereka menuju ruang makan."Kesukaan aku nggak ada, Mbak?" tanya Sandi, adik tiri Najwa. Meski bukan saudara kandung, tetapi mereka cukup dekat."Kamu, kan, pemakan segala. Jadi semua pasti kamu suka," ucap Rahma."Bener banget, tukang ngabisin makan kalau lagi ngumpul." Najwa menimpali."Kan sayang kalau makanan dibuang, mending disempurnakan." Jawaban pria berusia dua puluh lima tahun itu membuat semua tertawa. Ia memang
Read more
Calon Papa?
"Kok Tasya tega, sih? Om nangis, loh, nanti." Sandi pura-pura menangis."Abisnya Om jahat, nggak pernah main ke sini lagi. Terus Tasya cari Om ganteng baru, deh."Sandi tidak bisa menahan tawa karena kelucuan Tasya, ia memang begitu dekat dengan keponakannya itu. Dulu saat masih awal-awal kuliah ia sering bermain ke rumah Najwa, karena jarak tempat ia kuliah dan rumah Najwa cukup dekat. Tapi setelah ia kuliah sambi bekerja ia jadi jarang kesini. Apalagi sekarang ia sudah pulang ke rumah orang tuanya dan bekerja di sana jadi semakin jauh jarak mereka."Sekarang Om Sandi, kan, udah kerja. Katanya Tasya mau punya tante kayak tantenya Bian. Kalau Om nggak kerja nanti nggak ada tante yang mau, gimana?" terang Sandi, ia berbicara seolah lawannya orang dewasa."Kamu, tuh, jelasinnya kayak sama Ibu aja, Tasya mana ngerti kamu ngomong gitu," tegur Rahma."Ngerti lah, Buk, Tasya, kan, anak pinter," jawab Sandi."Ponakan Om Sandi gitu, lho," ucap Tasya dan Sandi kompak. Najwa dan Rahma tertawa
Read more
Menyembuhkan luka
"Ada tamu kok nggak disuruh masuk," ujar Bari. "Silahkan masuk, Pak. Maaf ini tadi habis makan bakso.""Terimakasih, Pak.""Buatin minum, Wa.""Nggak usah repot-repot, Pak. Sebenarnya tadi cuma mau ketemu Tasya. Maaf ganggu acara kumpulnya." Dafa duduk, Tasya langsung duduk di pangkuan Dafa. Melihat kedekatan Dafa dan cucunya membuat Bari senang."Temannya Najwa?" tebak Bari. Ia memang belum tahu cerita tentang Dafa."Kebetulan saya adik dari temannya Mas Yogi, dan rumah orang tua saya berada di dekat sini. Saya juga pernah menyewa Resortnya Mbak Najwa," jelas Dafa.Mereka mengobrol sembari menunggu Najwa membuat minuman. Rahma memilih duduk di ruang tengah sementara Sandi memilih menyusul sang kakak di dapur."Mbak ada hubungan apa sama Pak Dafa?" cecar Sandi tanpa basa-basi."Hubungan apaan, sih? Kamu, tuh, yang ada hubungan sama dia," jawab Najwa."Ya jelas kalau itu, dia, kan, Bos aku. Mbak beneran, lho, aku tanya. Di kantor dia itu terkenal baik tapi dingin sama cewek-cewek. Ko
Read more
Mengutarakan niat
Rahma mengaminkan ucapan Najwa. Najwa berjalan menuju ruang tamu untuk menemui ayahnya dan Dafa, terlihat mereka tengah asyik berbincang. Sesekali mereka tertawa, entah apa yang mereka bahas Najwa tidak tahu."Mama." Tasya turut dari pangkuan Dafa lalu menarik tangan Mamanya untuk duduk."Tasya mau ke mana?" tanya Najwa karena melihat anaknya berjalan ke belakang bersama Sandi."Mau ke tempat Nenek. Kata Om Sandi, Nenek mau bikinin Tasya makanan enak," terang Tasya, ia lalu menjauh bersama Sandi.Hening sesaat setelah Tasya dan Sandi pergi."Nak Dafa mau bicara apa?" tanya Bari memecah keheningan.Najwa menatap Dafa dan Dafa juga tengah memandangnya dengan senyuman, lalu Dafa beralih menata Bari. "Maaf sebelumnya kalau ini terlalu mendadak, sebenarnya saya masih belum membahas ini dengan putri Bapak. Namun, karena saya bertemu Bapak di sini, maka saya akan mengatakannya."Bari diam memperhatikan pemuda tampan di hadapannya. Dari cara dia memperlakukan cucunya, ia tahu kalau Dafa lelak
Read more
Dua syarat
Dafa diam, ia cukup terkejut dengan apa yang di katakan Najwa. Cukup lama ia terdiam sehingga Bari dan Najwa mengira ia keberatan dengan keadaan Najwa."Kalau Nak Dafa memilih mundur sekarang, Bapak dan Najwa tidak akan keberatan. Banyak hal yang harus Nak Dafa pikirkan, terutama kedua orang tua Nak Dafa, pasti mereka keberatan dengan keadaan Najwa," ucap Bari setelah menunggu Dafa terdiam cukup lama."Saya tidak melarang kamu dekat dengan Tasya, tetapi saya mohon jangan beri dia harapan yang tidak bisa kamu penuhi," tegas Najwa."Saya tidak keberatan dengan keadaan Najwa, saya hanya tidak menyangka begitu banyak rasa sakit yang Najwa alami selama ini," jelas Dafa. Ia memang tidak keberatan dengan masa lalu Najwa, ia merasa prihatin dengan banyak hal buruk yang menimpa Najwa."Saya rasa orang tua saya juga tidak keberatan jika saya menjalin sebuah hubungan dengan Najwa, karena kebetulan Ibu saya juga sudah mengenal Najwa dengan baik." Ibunya memang mengatakan kalau beliau merasa cocok
Read more
Masa lalu Dafa
"Om ganteng.," seru Tasya saat melihat Dafa sudah berada di depan rumahnya."Halo kesayangannya Om. Sudah cantik banget, sih." Dafa menggendong Tasya lalu masuk ke dalam rumah, Najwa masih sibuk di dapur mencuci piring kotor."Mama." Tasya turun dari gendongan Dafa lalu menghampiri Mamanya."Awas basah, Tasya duduk sama Om Dafa dulu ya." Najwa segera mencuci tangan lalu berjalan mendekati Dafa. "Sudah makan?""Udah tadi di rumah Mama. Nanti Mama pengen kamu ke sana. Katanya Mama bikin kue bolu terus pengen Tasya sama kamu cicipin," terang Dafa."Iya, nanti jam tigaan ya. Tadi aku bikin salad buah, mau nyoba nggak?""Mau, dong," sahut Dafa antusias. Mereka sudah mulai membuka diri dan selama dua minggu ini semua berjalan lancar.Najwa berjalan menuju kulkas lalu membukanya, ia mengeluarkan dua cup salad buah lalu memberikan pada Dafa dan Tasya."Mau disuapin Om ganteng," pinta Tasya."Jangan manja, dong, Sya. Om Dafa, kan, juga mau makan. Sini sama Mama aja." Najwa akan meraih cup beri
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status