Semua Bab Mau Dimadu Demi Membalas Suami Peselingkuh: Bab 91 - Bab 100
116 Bab
91 | Fiona Diculik
Keesokan harinya, Fiona memarkir mobil Ayla bututnya di tempat parkir perusahaan sambil sesekali menguap. Karena beban pikiran yang menghantuinya, benar saja dia tidak bisa terlelap barang sekejap mata semalam. "Aku butuh kopi," racau Fiona sambil melangkah keluar dari mobilnya. Baru saja satu langkah dia ambil menjauh dari tempat parkir, sosok yang dikenalnya tiba-tiba menghalangi langkahnya. "Loh, Mas. Kamu ngapain di sini?" tanya Fiona dengan kening berkerut samar. "Mau ketemu kamu!" balas sosok pria itu. "Aku? Pagi-pagi begini? Ada apa?" tanya Fiona sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Nanti siang saja bagaimana? Aku sudah terlambat!" pungkas Fiona. Namun, pria itu justru membekap mulut dan hidung Fiona. Dalam kondisi tidak siap, Fiona tentu saja langsung menghirup obat bius yang digunakan untuk membekap hidungnya. Setelah melakukan sedikit pemberontakan, kegelapan tak lama mulai menguasainya. * * *Igor yang baru saja tiba di kantor melirik pad
Baca selengkapnya
92 | Permintaan Mas Jaya
Bola mata Fiona bergerak-gerak di balik kelopaknya sebelum kemudian terbuka dengan lambat. Untuk sepersekian detik lamanya, Fiona merasa terdistorsi. "Aku dimana?" tanyanya dengan spontan. Fiona baru saja ingin menyentuh kepalanya yang berdenging pusing, tapi kemudian dia menyadari bahwa kedua pergelangan tangannya ternyata diikat di belakang punggung. Sambil menahan rasa sakit di kepala, Fiona mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi padanya. "Aduuhhh!" keluh Fiona dengan lirih.Ingatan akan kejadian tiba-tiba di tempat parkir membanjiri kepala Fiona kemudian. "Dia maunya apa sih?" dumel Fiona tidak puas. Cukup lama dia berusaha bertahan hingga rasa pusing itu surut sedikit demi sedikit. Barulah saat itu Fiona mulai mencoba mengedarkan pandangannya ke segala arah. Saat ini, dia sedang berada di dalam mobil orang yang sudah dia kenal. Namun, dia tidak tahu ada di daerah mana dia berada sekarang. Di depan mobil yang terparkir ini, hanya ada bangunan terbengkalai dengan tana
Baca selengkapnya
93 | Upaya Penyelamatan
Bermodalkan rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa Fiona sedang dibekap, lalu dibawa dalam kondisi pingsan menuju sebuah mobil lain, Igor langsung mendatangi kantor polisi bersama dengan Freya. Dia sedang berusaha untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap Fiona. Untungnya, pihak kepolisian bersedia mengusut langsung aduannya. Akan tetapi, setelah dilakukan pelacakan nomor telepon, mereka menemukan posisi terakhir Fiona ada di perusahaannya. Tanpa lebih banyak berbasa-basi, bersama dengan dua orang anggota polisi, Igor langsung membawa mobilnya melesat menuju kediaman keluarga Adiguna. Dok dok dok! Igor menggedor pintu rumah itu dengan keras. Ketidaksabaran terdengar jelas dari ketukan kerasnya pada daun pintu berwarna coklat itu. "Iya! Iya! Sabar!" suara seorang wanita terdengar datang dari dalam rumah. Tak lama kemudian, sosok wanita berusia sekitar 30 tahunan menggunakan daster lusuh dengan rambut digelung santai, muncul di bidang pengelihat semua orang. "Dimana Jaya!" sambar
Baca selengkapnya
94 | Ayo Pulang!
Sementara itu di sisi lain, "Kamu benar-benar tidak memiliki campur tangan terhadap apa yang terjadi dalam rumah tanggaku, dan Zoya?" tanya Jaya sekali lagi. "Tidak!" Fiona menjawab dengan tegas. "Mas, baik aku ataupun kamu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Tapi kesempatan kedua kamu, tidak mungkin kamu dapatkan dari aku. Pun jika kesempatan kedua kamu juga tidak kamu dapat dari Mbak Zoya. Pasti akan ada yang lain. Jangan bersikap impulsif seperti ini yang hanya akan mendatangkan kerugian buat kamu!" pungkas Fiona panjang lebar. Dia sengaja menggeser topik untuk menarik mantan suaminya ini menjauh dari kecurigaan atas segala kekacauan dalam rumah tangga pria ini dan Zoya. "Ayolah, Mas. Perjalanan hidup kita masih panjang!" ujar Fiona lagi. Dia tidak menunjukkan tanda menyerah untuk membujuk sang mantan suami agar bersedia secara sukarela melepaskannya. "Haaahhh~" Jaya menghembuskan nafas panjang seraya menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi kemudi. "Kamu memang ada b
Baca selengkapnya
95 | Viral untuk yang Kesekian Kali
Kepala Fiona terlempar ke kanan karena pengaruh tamparan keras mantan mertuanya itu. Dia yang sedang dalam kondisi kelaparan dan kehausan, bisa merasakan telinganya mulai berdenging. Rasa pusing juga perlahan datang menyerang. "Ibu!""Fiona!"Jaya dan Igor meneriakkan hal yang berbeda di waktu bersamaan. Jaya bergegas mencegah ibunya agar tidak semakin bar-bar. Sementara Igor mengecek tubuh Fiona yang hanya bisa diam membatu di tempatnya. "Fi, kamu baik-baik aja?" tanya Igor seraya merengkuh pelan kedua pipi Fiona dengan menggunakan telapak tangannya yang besar, dan hangat. " ... "Fiona tidak menjawab. Dia masih terlalu shock"Tangan kamu kenapa?" tanya Igor ketika melihat pergelangan tangan Fiona yang kemerahan. " ... "Fiona lagi-lagi belum bisa bereaksi ketika Igor telah lebih dulu menyadari bekas apa yang ada di pergelangan tangan Fiona. Amarah pria itu melesat langsung ke puncaknya. "Brengsek!" makinya sambil berbalik ke arah Jaya. Ditariknya kerah kemeja Jaya, lalu dipuku
Baca selengkapnya
96 | Perenungan untuk Semua Orang
Zoya yang telah ditinggalkan oleh semua orang mulai sibuk menekan layar ponselnya. Masalah tak terduga yang dibuat Mas Jaya hari ini membuat Zoya seketika kehilangan ide untuk menjalankan tugas dari Sheila. Jika setelah penculikan ini Fiona menghilang lagi, keluarga Adiguna pasti akan menjadi sasaran. Lagipula, Igor juga pasti akan lebih mengawasi Fiona. Dia tidak mau mengambil resiko. "Halo," sapa Zoya pada orang di seberang begitu sambungan telepon terhubung. [Ada apa?] "Sheila, sepertinya aku tidak bisa menculik Fiona. Ada kejadian tidak terduga. Entah kenapa, Mas Jaya tiba-tiba ngide buat nyulik Fiona. Untuk saat ini, aku tidak berani mengambil resiko" lapor Zoya dengan hati-hati. " ... "Sheila tidak menjawab. Dan Zoya hanya bisa menggigit sudut bibir bawahnya dengan keras. Dia tidak sabar menunggu respon dari orang di seberangnya. [Dasar bodoh! Gak berguna!] Sheila memaki dari seberang. Tanpa banyak basa-basi berikutnya, pihak lain langsung menutup sambungan telepon denga
Baca selengkapnya
97 | Pengakuan Jaya
Hari demi hari berlalu terasa begitu lambat. Untuk sementara waktu, tidak ada hal yang istimewa terjadi pada keluarga Adiguna. Meski masih banyak orang yang berbicara buruk mengenai Jaya dan keluarganya, tapi keluarga Adiguna masih menjalani hari-hari seperti biasa. Di balkon kamarnya, Jaya mematikan puntung rokoknya yang kesekian. Dia lalu menghembuskan nafas panjang. Setelah berhari-hari memikirkan dengan baik wejangan Fiona, dia merasa bahwa semua ucapan mantan istrinya itu terdengar masuk akal. Hidupnya memang terlalu berantakan akhir-akhir ini. Apalagi setelah mendapat vonis mandul dari dokter, emosinya bahkan menjadi lebih buruk. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Segalanya sudah berjalan di luar kendalinya. Tok tok tok! "Mas, waktunya makan malam!" suara Zoya terdengar menyapa dari luar. " ... "Tok tok tok! "Mas?""Aku tahu. Kamu bisa pergi," balas Jaya dengan malas. " ... "Jaya menatap ke arah pintu kamarnya yang tertutup rapat. Meski tidak ada lagi suara dari luar, tap
Baca selengkapnya
98 | Zoya, Ayo Bercerai
"Jaya! Jangan bicara omong kosong dong!" jerit Ibu Marni. Saking kagetnya, wanita parah baya itu bahkan sampai melompat dari tempat duduknya. "Jaya tidak bicara omong kosong, Bu!" timpal Jaya sendu. Dia tidak sekalipun mengalihkan perhatiannya dari televisi yang kali ini mulai menayangkan acara sinetron. Sangat jelas sekali bahwa perhatiannya tidak ada pada acara yang sedang diputar di televisi. Bagaimana tidak, saat ini harga dirinya dipertaruhkan! Lain Ibu Marni, lain pula dengan Zoya. Kejujuran yang baru saja disampaikan oleh suaminya ditanggapi Zoya dengan getar ketakutan. Ingatannya seketika terlempar ke belakang, pada rencana pura-pura hamil serta kegugurannya. Tidak heran jika Mas Jaya berubah dingin padanya! "Zoya, bagaimana kalau kita bercerai saja?" ucap Mas Jaya berujar dengan lirih. Masih tanpa menoleh ke arah lawan bicara. "Mas!" pekik Zoya seketika. "Karena aku mandul, anak siapa yang kamu kandung tempo hari?" tanya Mas Jaya lesu. "Anak Mas Fadli?" Kali ini Jaya
Baca selengkapnya
99 | Kongkalikong
Sepanjang malam, Zoya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Meski Mas Jaya mengatakan tidak akan menceraikannya untuk saat ini, tapi masih ada kemungkinan hal itu akan terjadi di lain waktu. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, tapi Zoya belum juga bisa memejamkan mata barang sedetik pun. Tubuhnya yang penat berbolak-balik dari kiri ke kanan dengan tidak tenang. Hingga suara derit ranjang kayu itu beberapa kali memecah kesunyian kamar yang gelap. Kata-kata mertuanya beberapa jam lalu berputar ulang dalam benak Zoya. "Kamu jangan ke-GR-an, saya tidak sedang membela kamu. Bukan berarti saya juga takut dengan ancamanmu! Saya hanya ingin beristirahat dari masalah yang kalian timbulkan satu per satu!" dengus Ibu Marni memberi peringatan pada Zoya sebelum masuk ke dalam kamarnya. "Lagipula, Agung juga sudah meninggal, mau kamu tunjukkan pada siapa ancaman itu?" ucap Ibu Marni dengan lirih sebelum pintu kamarnya kembali tertutup dari dalam. " ... ""Nak, Ibu tidak bisa tidur karena
Baca selengkapnya
100 | Tinggalkan Anak Saya
Lain Zoya, lain pula dengan Fiona. Di siang hari yang terik ini, sebuah pesan dari orang tak terduga mengganggu rencana makan siangnya dengan Freya. [Ini ibunya Igor. Bisa kita bicara?]Adalah isi pesan yang Fiona terima. Sebaris kalimat ini sukses membuat jantung Fiona berdebar dengan kencang. Untuk waktu yang lama, dia bahkan hanya terbengong menatap layar ponsel yang perlahan berubah gelap. "Kamu kenapa?" tanya Freya tatkala melihat Fiona yang tiba-tiba membisu."Ah?"Dengung Fiona seraya menatap Freya dengan pandangan kosong. "Kemu kenapa tiba-tiba bengong?" tanya Freya sekali lagi. Fiona mengerjapkan matanya beberapa kali. "Aku diajak ketemuan sama ibunya Igor," jawab Fiona dengan hambar. Dia memiliki firasat buruk tentang ini. "Kapan?""Sekarang ini," jawab Fiona seraya meringis. "Muka kamu jelek banget. Gak suka ketemu Ibunya Igor?" tanya Freya. Bibir Fiona meringkuk membentuk garis datar. Hanya dari gelagat ini saja, Freya sudah menemukan jawabannya. "Emang kenapa? Ibu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status