Semua Bab Karma untuk Suami Pelit: Bab 51 - Bab 60
231 Bab
51. Cemburu
"Ibu bukannya mendukung perceraian kalian. Tapi Lisa juga berhak bahagia. Selama dia menjadi istrimu, Lisa tidak pernah bahagia. Ibu tahu itu, hanya saja Lisa pandai menyembunyikan kesedihannya. Tak pernah sekalipun dia mengadu pada Ibu."Mendengar serangan dari ibu yang bertubi-tubi, Mas Riko seperti tidak bersemangat lagi makan."Sudahlah Bu, Aku sudah memaafkan Mas Riko dan melupakan semuanya." Aku menyentuh tangan Ibu, berharap wanita itu berhenti menghujat anaknya.Bersamaan dengan itu, ponsel Mas Riko berbunyi. Sepertinya ada yang melakukan panggilan video, lantaran terlihat dari cara Mas Riko memegang benda itu."Mas sedang apa?" Itu suara Alin, rupanya wanita itu was-was jika suaminya sedang berbuat yang tidak-tidak denganku."Aku sedang makan bersama Kayla, Ibu dan Lisa.""Kalian makan satu meja, Mas?""Memangnya kenapa kalau makan satu meja?" Mas Riko meninggikan suaranya. Luar biasa, ya, Mas. Punya istri seperti Alin, apa-apa dikomentari, apa-apa dilarang. Padahal waktu ber
Baca selengkapnya
52. Barang Bekas
"Kamu nyindir aku, Lis?""Jadi Mas Riko tersindir?""Ini daftar barang-barang yang harus dibawa ke rumah sakit. Barusan Alin mengirim pesan." Mas Riko mengalihkan pembicaraan dengan menyodorkan ponselnya dan menunjukkan pesan dari Alin tentang sejumlah barang untuk dibawa ke rumah sakit.Aku menyerahkan ponsel setelah melihatnya dan menyalin pesan dari Alin tersebut."Barang-barang Alin ada di lemari bekas .... ""Lemari bekas pakaianku? Kasihan sekali Alin, dibawa ke sini hanya menikmati barang-barang bekas aku. Suami bekas aku, lemari bekas aku, tempat tidur juga bagus aku." Puas sekali aku mengatakan itu.Setelah itu aku bergerak menuju ke kamar yang dulu menjadi tempat peristirahatanku. Memasuki kamar, awalnya aku hanya berdiri mematung, mengingat bagaimana lima tahun aku menghuni kamar ini. Tapi setelah membuka lemari dan melihat barang-barang Alin yang tertata rapi di sana, akhirnya aku mendapatkan ide. Aku pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil botol bertuliskan shampo, lalu
Baca selengkapnya
53. Rasakan Saja
"Jangan suka memutar balikan fakta!""Aku cuma mau ngasih tahu, bagaimana perasaan seorang istri yang selama pernikahannya hampir tidak dianggap. Tidak dinafkahi dan tidak diberi kasih sayang, lalu diam-diam diselingkuhi. Masih untung sekarang aku mau berbaik hati pada kalian. Seharusnya aku biarkan saja Alin kesakitan tanpa harus mengantarnya ke rumah sakit. Apalagi ini, aku harus membawa baju salin untuk wanita yang merebut suamiku. Memilihnya sendiri di lemari lalu memegang barang-barang pribadi dia. Di mana harga diriku, Mas?! Kalau bukan atas nama kemanusiaan aku akan menutup mata untuk kejadian ini!!"Setelah itu aku melangkah menuju mobil lalu bergerak menuju rumah sakit. Awalnya aku akan langsung membawa Kayla dan kemudian pulang. Tapi Ibu melarangku membawa Kayla ke rumah sakit. Katanya anak kecil jangan dibawa ke rumah sakit, karena khawatir bertemu dengan virus-virus. Akhirnya untuk sementara aku menitipkan Kayla bersama Ibu. Setelah dari rumah sakit aku pulang lagi untuk m
Baca selengkapnya
54. Ditagih Utang
"Kamu pikir dulu aku rela suamiku berjalan berpegangan tangan di mall dengan wanita lain. Bahkan mungkin melakukan hal yang lebih dari itu tanpa sepengetahuanku. Kamu pikir aku rela ketika uang yang seharusnya digunakan untuk menafkahi anak dan istrinya malah diberikan pada wanita gatal perebut suami orang? Kalau aku mau, sekarang aku bisa merebutnya lagi dengan mudah. Sayangnya aku sudah tidak berminat lagi pada laki-laki seperti itu. Silakan kamu nikmati sendiri, toh sebentar lagi dia akan bangkrut. Allah mulai mengambil hartanya satu persatu. Dan aku tidak yakin Mas Riko masih mau bertahan dengan istri yang wajahnya penuh dengan luka. Aku saja yang wajahnya mulus, dulu diduakan, apalagi wajah bopeng seperti ini."Setelah itu aku berbalik, tidak berniat mendengar ataupun bertanya kabar mengenai keadaannya saat ini. Salah dia sendiri, begitu aku datang langsung menyerang dengan pertanyaan tidak berbobot. Juga cenderung menuduhku.Sebelum pergi aku menyempatkan menepuk pundaknya yang
Baca selengkapnya
55. Uang Admin
Kutatap Mas Riko yang sedari tadi hanya diam. Sejak aku masuk ruangan ini dan duduk di dekatnya, tidak terdengar suaranya. Pria itu hanya menunduk seperti bingung. "Apa Mas Riko tahu soal utang ini?"Beberapa saat dia masih terdiam, aku pun sabar menunggu jawaban dari bibir pria ini."Tahu, tapi aku tidak tahu nominalnya sebesar ini.""Berarti hubungan kalian sudah lama, dong." Aku mencibir."Tolong jangan bahas yang lain, Lis.""Aku nggak bahas yang lain, karena ini ada sangkutannya dengan utang Alin. Setahun yang lalu Alin meminjam uang dan Mas Riko memberikan alamat rumah ini dalam perjanjian utang piutangnya. Berarti saat itu kalian sudah menjalin hubungan.""Maaf Pak Riko, saya tidak bisa menunggu lama. Dalam surat perjanjian ini memang tertulis beberapa nama barang yang ada di rumah ini sebagai jaminan. Jadi kalau Bapak tidak bisa membayar tagihan ini, terpaksa saya membawa barang-barang tersebut." Salah seorang dari depkolektor itu angkat bicara, mungkin risih mendengar percek
Baca selengkapnya
56. Saldo
"Upah apa?""Upah dana talang untuk setoran utang istri mudamu itu.""Jangan becanda, Lis. Itu namanya perhitungan.""Mau ditolong, gak? kalau Enggak, aku mau pamit sekarang. Kebetulan aku sudah ditunggu di butik. Mas Riko ambil saja sendiri uangnya ke ATM." Aku berbalik berlagak menuju lantai dua."Ambil saja! Kamu minta berapa?" Aku berhenti ketika mendengar kesanggupannya. Seperti mimpi memang mendengar pria itu mau menuruti permintaanku. Tapi aku tidak boleh senang dulu, ini dia lakukan demi istri barunya. Bukan demi aku."Lima juta mungkin cukup, itu juga kalau Mas Riko mau, kalau tidak berarti aku pamit sekarang." Setelah itu aku beranjak menuju lantai atas untuk mengambil barang-barang Kayla yang sudah aku pak semalam. Juga barang-barangku yang masih tertinggal di rumah ini. Sambil menaiki anak tangga, aku menunggu Mas Riko menghentikanku. Akan tetapi, namanya orang pelit, uang lima juta saja untuk anaknya dia masih mikir-mikir. Aku sih, terserah. Paling juga sofa atau televis
Baca selengkapnya
57. Tidak Mau Pulang
Setelah itu aku beranjak ke luar untuk menyimpan tas ke dalam mobil. Lalu aku kembali ke atas untuk membawa barang-barangku yang lain. Aku pun bergegas membawa beberapa tas yang masih ada di atas. Lantaran cukup banyak maka aku harus bolak balik dari mobil ke kamar."Tolong kembalikan uang itu. Itu tabungan terakhirku.""Penghasilan Mas Riko 'kan banyak, begitupun dengan Alin. Nanti juga rekeningnya akan terisi lagi. Anggap saja ini nafkahku selamat lima tahun jadi istri Mas Riko. Itu pun kalo dihitung-hitung tidak sepadan dengan pekerjaanku. Tapi jangan khawatir, apa yang aku kerjakan itu tidak akan minta dibayar. Aku hanya menagih nafkah saja. Permisi, Mas."Setelah itu aku pun berlalu."Lis!" "Apalagi Mas,""Kamu jangan macam-macam, atau aku .... ""Mas Riko akan melaporkan aku? Melapor ke mana? Ke kantor polisi? Silahkan saja, bukti-bukti perselingkuhan Mas Riko dan Alin sudah lengkap di genggamanku. Atau mau aku tambah poin di surat gugatan cerai itu dan meminta sejumlah denda?"
Baca selengkapnya
58. Bubuk Cabe
"Kayla pulang dulu, ya, nanti kapan-kapan kita ke sini lagi."Akhirnya gadis itu menggangguk, aku pun merasa lega."Nenek juga mau pulang sekarang 'kan?" Namun Kayla kembali berbalik pada Ibu."Iya, tapi nenek mau beres-beres dulu. Nanti nenek pulangnya naik taksi saja.""Kata Mama kemarin kita mau jemput Nenek.""Tapi sekarang tidak jadi. Yuk, Sayang, salim dulu sama Nenek dan Papa." Aku membimbing Kayla untuk menyalami Ibu dan Mas Riko.Akhirnya Kayla menurut, anak itu menyalami Ibu lalu menuju Papanya. Namun baru saja mendekati Mas Riko, ponsel pria itu berdering. Akhirnya aku pun memberikan isyarat pada Kayla untuk menunggu lantaran Mas Riko fokus pada ponselnya."Ya halo .... "" .... ""Ada apa Bi?"Rupanya yang menghubungi Mas Riko adalah Bi Yati."Kok, bisa?"Entah apa yang dikatakan asisten rumah tangga itu pada Mas Riko, pria itu terlihat panik. Aku berusaha tenang, pikiranku langsung tertuju pada baju ganti yang kubawakan untuk Alin."Iya Bi, nanti aku minta tolong Lisa lag
Baca selengkapnya
59. Aku Pemiliknya
Sampai di kota kelahiranku, aku mampir dulu ke rumah. Kasihan kalau Kayla harus ikut ke butik. Kutitipkaan dia bersama Tuti yang menyambut kami dengan gembira. "Baru semalam saja tidak ada kalian di rumah, saya sudah kangen. Bagaimana kalau suatu saat nanti ditinggal liburan?" "Itu juga tidak sengaja, Tut. Kalau kami liburan, kamu juga bakalan diajak, dong.""Beneran, Bu?"Huum.""Oh ya, kemarin teman ibu ke sini.""Teman yang mana?""Yang ganteng itu, yang tempo hari ke sini."Joan?""Iya, Pak Joan.""Mencari aku?""Iya, nanyain Ibu. Masa nanyain saya." Tuti terkekeh."Aku tahu, dia menelepon, tadi pagi.""Sepertinya dia kangen, Bu.""Hus!"Tuti tertawa renyah. Selanjutnya aku berpamitan pergi ke butik setelah menurunkan barang-barang yang kubawa dari rumah Mas Riko. Gina memang bisa dipercaya mengurus butik, toh selama ini Mbak Tika juga mempercayakan butik ini padanya. Tapi aku tidak bisa lepas tangan begitu saja, walau bagaimana sebagai pemiliknya aku juga harus mengawasi mereka
Baca selengkapnya
60. Minta Diskon
Sikap Lena berubah drastis dari judes dan seperti merendahkan aku menjadi seperti terkagum-kagum. Terlihat sekali modusnya, dari dulu memang Lena terkenal sebagai orang yang pandai memutar balik fakta dan bersilat lidah. Beruntung dia bukan termasuk teman dekatku, karena memang kami tidak satu misi. Mana mau dia mengajak gadis sederhana sepertiku untuk masuk ke dalam ganknya.Dasar bermuka dua! Ngaku istri pejabat tapi masih nyari diskon. Jangan-jangan barang branded yang dia pake selama ini barang KW-an. Secara dia istri seorang pejabat yang harus berpenampilan glamor melebihi orang-orang biasa. Zaman sekarang, orang banyak menggunakan cara yang tidak pantas untuk tampil bergaya di hadapan orang lain. Tidak sedikit mereka sampai berhutang supaya terlihat kaya. Atau membeli barang KW untuk menipu banyak orang."Jadi beli yang mana Len?" Setelah beberapa saat hanya saling diam akhirnya aku bertanya pada Lena."Aku sih pengennya yang limited, supaya tidak ada yang menyamai. Tapi kalau i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
24
DMCA.com Protection Status