All Chapters of BENIH 2 MILIAR: Chapter 131 - Chapter 140
167 Chapters
Pengacau
Sudah sehari sejak kedatangan Mama Sarah dan kepergok Fatina tengah menggunakan baju dinas malam cosplay suster Jejepangan. Kuawali pagi dengan menyiapkan sarapan untuk Alid juga bekal Fatina ke sekolah. Karena masuk kelas international, kata Bang Khalid si sulung baru libur H-3 Lebaran nanti, apalagi anak gadisku itu juga harus mengejar ketertinggalan saat dia sakit beberapa waktu lalu.Tak terasa, kurang dari seminggu kita akan menuju hari kemenangan. Untuk mengusir bosan aku bahkan sudah berencana untuk membuat beberapa kue khas lebaran."Nin!" Panggilan itu menginterupsiku saat tengah memasukkan kotak bekal ke dalam tas merah muda milik Fatina. Duduk di hadapan kulihat Alid masih lahap memakan nasi sayur sop buatanku."Ya, Bang?" Lelaki itu datang sembari menuntun putrinya yang sudah berseragam. Tak seperti biasa kulihat penampilannya lebih rapi, dari hari biasa dia mengantar Fatina sekolah."Hari ini aku sama Fatina mungkin pulang agak telat, ya."Aku mengerutkan kening."Loh, ke
Read more
Usir Halus
Ah, dua parasit itu menjengkelkan! Mereka terus saja mencari muka di depan Bang Khalid, tapi di depanku bersikap sangat arogan seolah rumah ini adalah milik mereka. Terlebih Grace memang sekretarisnya selalu saja menggunakan dalih pekerjaan sebagai benteng agar Bang Khalid melunak.Mungkin mereka memang sepupu, tapi tidak sepantasnya bertingkah seperti itu apalagi di rumah orang lain. Semakin berkobar saja niatku untuk mengusir mereka dari rumah ini. Ketika sedang memasak, sebuah ide brilian tiba-tiba muncul. Aku langsung teringat dengan sesuatu, sepertinya ini sangat ampuh untuk mengusir mereka dari rumah. Bukan, aku tidak berencana untuk meracuni makanan mereka dengan racun tikus kok. Ya, meski rasanya meracuni mereka jauh lebih menguntungkan. Sengaja aku memanaskan minyak dalam wajan, dan mulai menggoreng ikan asin bersama sambal terasi, aromanya cukup menusuk hidung. Mereka pasti tidak tahan dengan makanan merakyat ini, lihat saja nanti. “Nin, kamu masak apa ini? Bau banget!”
Read more
Persiapan Lebaran
"Maaf kalau Grace sama Tante Luna bikin kamu nggak nyaman selama mereka di sini." Bang Khalid menarik bangku dari meja kerjanya dan menghampiriku yang tengah mematut diri, mengoles berbagai jenis skincare pada wajah malam ini."Nggak apa-apa, Bang. Santai aja kali. Lagian kalaupun mereka salah, pasti tetep kamu bela, kan?" Aku menjawab sekenanya dengan pandangan yang belum beralih.Agak miris rasanya sepanjang tiga hari mereka menginap di sini hanya ongkang-ongkang kaki, sementara Bang Khalid yang tahu seperti tak ada niat menegur, karena mungkin tak enak dengan ikatan persaudaraan di antara mereka. Ya, walaupun setelahnya sedikit-sedikit dia membantu, meski bantuannya tak cukup berarti."Nin ...." Aku menghela napas, ketika nada suaranya sudah berubah lirih, tak ada pilihan selain mengalah."Udahlah, nggak usah diperpanjang, toh mereka udah pergi." Aku beranjak dari meja rias menuju ranjang. Kurebahkan diri tanpa menoleh ke arahnya lagi."Setidaknya saat Tante Luna sama Grace di sin
Read more
Persiapan Lebaran (2)
"Jadi, aku bantu apa nih?" Ce Velly ternyata sudah memakai celemek yang aku gantung di dekat lemari pendingin. "Duh maaf, ya, Ce malah ngerepotin. Niatnya mau main malah ikut di dapur." Aku menangkupkan kedua tangan di depan dada."Udah nggak apa-apa. Santai aja kali, IRT kayak kita udah biasa di dapur, walaupun lebih sering di kasur karena ada ART." Lusy--wanita seumuranku yang sama-sama chindo itu juga entah sejak kapan sudah memakai celemek yang satunya. Kami bertiga berada dalam satu klub yang sama, yaitu klub pilates yang diinstrukturi oleh Sis Melly, tempat perkumpulan kami masih ada di kompleks perumahan ini dan satu lokasi dengan tempat gym yang biasa Bang Khalid sambangi saat weekend. Tak jarang beberapa kali setelah latihan, kami nongkrong di cafe, mereka juga tak keberatan saat kuminta mengantar untuk menjemput anak-anak di day care saat ada jadwal pertemuan, karena tahu mobil-mobil yang berderet di garasi tak satu pun bisa kukendari. Sementara motor tak bisa seenaknya ju
Read more
Saling Memaafkan
Hari kemenangan akhirnya tiba setelah sebulan penuh umat muslim menunaikan ibadah puasa, menahan dahaga, lapar, haus dan nafsu dunia.Lebaran kali ini mungkin akan terasa tak sama dengan tahun-tahun sebelumnya, tak ada Roy atau Tante Lala, Pakle maupun Ainun atau nikmatnya bertukar kudapan dengan tetangga. Di perumahan elite ini bahkan hanya ada beberapa orang yang merayakan. Jadi, suasananya memang sangat berbeda."Sini, Nak. Mama pasangin kerudungnya!" Kulambaikan tangan ke arah Fatina yang berdiri di samping Bang Khalid yang tengah mengancingkan baju kokonya.Namun, bocah itu menggeleng dan justru semakin merapatkan tubuh pada Papanya. "Papa aja," sahutnya.Aku tertegun menatap bapak dan anak itu bergantian. Sejak bangun subuh tadi aku memang bergegas menghangatkan tumis, opor, serta gulai, lalu mandi dan salat subuh. Saat kembali, anak-anak sudah rapi Bang Khalid tangani, bahkan lelaki itu bisa dengan rapi mengikat rambut Fatina."Nggak apa-apa, Nin. Biar aku aja." Bang Khalid ter
Read more
Tamu Tak Diundang
Tiba di depan gerbang, aku dan Bang Khalid berpandangan saat melihat sebuah mobil sudah terparkir di pelataran."Mama sama Papa, ya?" Aku memastikan yang langsung Bang Khalid iyakan.Melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, aku langsung sadar. Mereka memang sudah ada janji akan datang berkunjung selepas salat ied, tak menyangka keduanya ternyata akan datang sedini ini. Untung semua makanan sudah sempat kuhangatkan.Setelah salam-salaman dan maaf-maafan di depan gerbang. Aku membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk. Sedikit kesal sebenarnya karena menyadari bukan hanya kedua mertuaku saja yang datang, tapi Tante Luna dan Grace juga.Alid dan Fatina menuntun nenek dan kakeknya masuk dan langsung duduk di sofa. Sementara aku ke kamar untuk menaruh mukena dan sajadah yang baru dikenakan.Terdengar gurauan dan tawa dari arah ruang tamu. Yang suaranya menggelegar siapa lagi kalau bukan Tante Luna. Sebelum kembali menghampiri mereka, aku lebih dulu ke dapur membuatkan minuman.
Read more
Kumpul Keluarga
"Assalamualaikum--""Roy!" Refleks aku langsung meninggalkan Mama dan mengikuti Alid memeluk tubuh lelaki itu. Namun, baru saja merentangkan tangan, telunjuknya yang menahan dahi ini, langsung membuatku tersadar."Tahan, Bestie! Liat sekeliling lu, kita bukan mahram." Roy senyam-senyum ke arah Papa, Mama, Bang Khalid, dan dua tamu yang tak diharapkan. "Eh, iya. Maaf." Aku membungkuk sungkan ke arah Mama dan Papa. Karena terlalu senang sampai tak sadar situasi. "Kapan dateng?""Ya, ini pan baru dateng." Aku memutar bola mata mendapati jawabannya yang selalu di luar nalar."Maksud gue dari Lumanjangnya, Kimoci!" Aku meluruskan."Oh, yang spesifik, dong kalau nanya--Subuh tadi, terus ikut salat ied di sekitar bandara, lanjut dah perjalanan ke sini."Senyumku mengembang, jujur aku benar-benar tak bisa menyembunyikan rasa senang. Kalau tak ada dua mertuaku dan dua benalu serta suamiku, mungkin tubuh Roy sudah habis kucubiti saking gemasnya."Kenapa pas banget hari H, nya, sih?" Tak mampu
Read more
Santunan untuk Anak Yatim
"Kalau tahu jadi dewasa seribet ini, mending balik bocil aja nggak, sih?" Aku memutar bola mata saat mendengar Roy kembali berceloteh saat kami tengah menata snack ke dalam kotak hampers untuk acara sore nanti."Kenapa, sih?" tanyaku pada Roy."Lu banyangin aja, jadi bocil nggak akan ada beban, nggak perlu pusing mikirin angsuran, atau sakitnya ditinggal pas lagi bener-bener sayang. Kerjaan mereka cuma makan, main, jajan, agak gedean tibang berangkat sekolah doang. Belum lagi bisa minta duit seenak udel tanpa tahu susahnya nyari duit sampai keluar keringet dari ujung pala sampe belahan silit. Tiap lebaran THR bejibun lagi, baru aja gue liat tuh bocil dua nggak ada saingan, amplopnya bahkan lebih tebel dari gaji karyawan sebulan!"Refleks aku tertawa mendengar ceritanya yang selalu menggebu-gebu seperti biasa. Belum lagi diikuti dengan bibir menyon-menyon khas orang julit."Masa?" Aku mengejek setelah berhasil meredam tawa."Iye. Btw, tuh beban bedua di ruang tamu nggak akan bantu? En
Read more
Nasehat dari Sahabat
H+2 Lebaran sebenarnya kami sudah ada rencana liburan, tapi karena kedatangan Roy juga pekerjaan mendadak yang tak bisa Bang Khalid tinggalkan, akhirnya kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah.Tak ada drama berarti saat Bang Khalid pamit untuk pergi pagi tadi. Lagi pula aku tahu pasti banyak pekerjaan terbengkalai saat dia menghabiskan lebih dari seminggu WFH hanya untuk membantuku mengurus rumah tangga dan anak-anak. Sebenarnya aku bisa tenang walau dia pergi masih di suasana lebaran, karena memang asisten pribadinya yang datang sendiri, bukan si Grace Ulet Bulu.Beralih dari Bang Khalid kita kembali ke si cerewet. Setelah menginap semalam, dia mulai menagih house tour yang sempat kunjanjikan saat kami video call beberapa waktu lalu. Daripada telinga panas mendengar ocehannya, aku memulainya dari ruang keluarga."Ini tempat kaporit gue, Bang Khalid sama anak-anak," kataku sambil menunjuk sofa empuk berbentuk setengah lingkaran yang tengahnya dipenuhi mainan.Roy melihat ke
Read more
Pendekatan
Kehadiran Roy sangat membantu, kemampuannya untuk mendengar dan memberi pendapat tak pernah membuatku ragu. Meski seringkali tajam dan penuh candaan, tapi obrolannya selalu bermutu. Di saat-saat seperti ini memang dia orang yang paling kubutuhkan lebih daripada siapapun. Entah karena bergantung, atau memang aku yang terlalu terbiasa dengan kehadirannya dibandingkan kehadiran suamiku.Terhitung sudah empat hari dia di sini, setiap harinya terasa begitu cepat berlalu. Meskipun kecerewetannya terkadang membuatku kepalaku bertalu-talu, tapi sekali lagi dia benar-benar membantu.Dari arah dapur aku bahkan bisa melihatnya tengah menemani anak-anak bermain lego. Sesekali kudengar tawa mereka yang membuat perasaanku menghangat tapi juga sesak di waktu yang bersamaan. Mungkin akan terasa sangat menyenangkan seandainya aku yang menjadi alasan tawa anak-anak itu."Jadi mau bawa anak-anak piknik, Nin?"Kehadiran Bang Khalid menginterupsi. Kutatap kotak bekal yang akan dibawa piknik nanti. Tak ba
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status