All Chapters of BABY CEO : Chapter 51 - Chapter 60
91 Chapters
Chapter 50
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 50Vanya mendapatkan satu jentikan jari telunjuk di antara kedua alisnya dan Ares berkata, "Aku tidak mungkin menidurinya.""Dia terlihat elegan, lebih baik dari wanita yang pernah kau bawa ke mari," kata Vanya.Wanita elegan, Ares sudah menjumpai jenis wanita seperti itu ribuan kali dalam hidupnya. Sebagai pria normal ia juga mengagumi wanita cantik, cerdas, dan berkelas. Menginginkan seorang dari salah satu wanita itu untuk didapatkan, seperti beberapa tahun ia menginginkan Leya. Namun, jika dipikir-pikir perasaan sukanya pada Leya hanya berlandaskan rasa suka dan penasaran, bukan cinta atau kasih sayang karena tidak ada kekhwatiran sedikit pun saat dirinya jauh dari Leya. Perasaannya datar begitu saja, berbeda dengan perasaannya kepada Vanya yang cenderung membuatnya gelisah dan wanita itu memenuhi kepalanya."Aku tidak memiliki alasan untuk menidurinya, dia adalah orangku." Ares meraih dagu Vanya dengan lembut dan mendongakkan kepala wanita
Read more
Chapter 51
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 51Vanya meringkuk di sampingnya dan masih tertidur nyenyak, Ares sedikit beringsut agar dapat memandangi wajah istrinya. Alangkah bahagianya jika pagi di Madrid juga selalu diawali dengan suasana seperti ini, pikir Ares. Ia kemudian dengan gerakan sangat lembut menyentuh ujung hidung Vanya menggunakan ibu jarinya dan mengulanginya hingga Vanya menunjukkan reaksi dan wanita itu membuka matanya. "Kita harus kembali ke Madrid," kata Ares dengan nada lembut dan suara sedikit serak. "Apa ada pertemuan pagi ini?" "Kau ada kelas jam sepuluh." Vanya memejamkan matanya. "Kelasku tidak penting." Ares tersenyum. "Tidak baik jika kau terlalu banyak mengosongkan absensimu.""Aku baru sekali mengosongkan absen, dan itu bukan keinginanku." "Kelak kau akan sibuk dengan film-mu, kau mungkin akan kesulitan mengatur jadwal." Vanya mendengus lembut. "Bilang saja sebenarnya kau yang ingin kembali ke Madrid pagi ini." "Kau sedang menuduhku lebih mementingkan
Read more
Chapter 52
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 52Vanya mengikuti mata kuliah dengan penuh semangat, bukan karena ia menyukai mata kuliahnya melainkan suasana hatinya hari ini cukup baik. Itu karena Ares untuk pertama kalinya membiarkan dirinya pergi ke kampus tanpa Tere maupun sopir pribadi. Ternyata untuk meluluhkan sifat otoriter suaminya bukan hal sulit, hanya dengan memberikan apa yang Ares inginkan di pagi hari dan suaminya mendadak bersikap manis. Jadi, setelah kelas berakhir Vanya dan sebelum kembali ke tempat tinggalnya, ia ingin menikmati waktunya sebagai seorang mahasiswa dan wanita muda. Pergi ke toko buku atau ke perpustakaan adalah pilihan yang mungkin kedengarannya brilian, pikir Vanya kemudian dengan lembut menyikut Alana yang sedang serius mendengarkan dosen di kelas memberikan penjelasan. "Alana, apa kau memiliki rencana setelah kelas berakhir?" bisiknya kepada Alana.Alana meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya dengan posisi vertikal. "Aku berencana pergi ke toko
Read more
Chapter 53
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 53"Apa kakakku ada di ruangannya?" Vanya bertanya kepada dua orang sekretaris di depan ruang kerja Ares. "Nona, Callas," kata salah satu dari sekretaris Ares seraya berdiri. "Biar kutanyakan dulu apakah Bos bisa ditemui atau tidak." Vanya memutar bola matanya enggan menggubris ucapan sekretaris Ares dan melangkah menuju pintu karena seharusnya dirinya tidak memerlukan izin mereka untuk masuk ke ruang kerja suaminya, bahkan Ares sekali pun tidak. Coba saja kalau berani, pikir Vanya."Kakakku sedang tidak bersama tamu penting, 'kan di dalam?" tanya Vanya hanya untuk sekedar memastikan. "Tidak, Nona. Tetapi, mungkin beliau sedang sibuk." Vanya mengibaskan tangannya dan mendorong pintu ruangan, ia menjumpai Ares sedang duduk di kursi kerjanya dengan tubuh tegak menghadap ke layar iMac-nya. "Hai," sapa Ares dan alisnya berkerut, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum kepada Vanya. "Kau tidak bilang kalau mau ke sini." Vanya menutup pintu seraya
Read more
Chapter 54
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 54Vanya berbaring di sofa ruang kerja Ares, di samping Ares yang memejamkan matanya. Riak kenikmatan masih menjalari tubuhnya di antara rasa lelah yang mendera dirinya setelah bercinta."Ares," kata Vanya dengan suara yang nyaris tersangkut di tenggorokannya dan hanya di sambut oleh respons Ares yang mengusap bahunya. "Acara Halloween tahun ini, teman-teman SMA-ku berencana untuk merayakannya bersama." Itu adalah momen yang Ares tunggu sejak tadi. Momen di mana Vanya menyuarakan keinginannya setelah membujuknya menggunakan trik yang Ares sukai. "Kau ingin datang ke pesta itu?" Vanya mengangguk. "Tentu saja." Ares mengelus pundak Vanya dengan lembut beberapa kali. "Kalau begitu, datanglah." Vanya mendengus pelan. "Sebenarnya aku juga ingin sekali membelah diri menjadi dua." Ares membuka sebelah matanya. "Kenapa ingin membelah diri?""Karena aku juga ingin merayakannya di rumah kita."Ares membuka kedua matanya, selama menempati tempat tingga
Read more
Chapter 55
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 55Keesokan harinya, Vanya lebih cepat lima belas menit dari waktu yang ditentukan Bastian dan saat Vanya memasuki ruangan, Bastian duduk di kursinya. Di mejanya terdapat secangkir kopi yang masih mengepulkan asap. Cara duduk pria itu terlihat sangat menawan, agung, dan berwibawa."Selamat pagi, Miss Callas," sapa Bastian. Vanya melemparkan senyum tipis kepada Bastian. "Selamat pagi Mr. Lucero." "Duduklah." Bastian memberikan kode agar Vanya duduk di depan mejanya. "Apa kau sudah sarapan, Miss Callas?" Pagi tadi saat terbangun saking laparnya Vanya seolah bisa menelan seekor kuda sekaligus, tetapi sekarang tidak lagi karena suaminya membuatkan sarapan yang sangat lezat. Vanya menggeleng. "Aku sudah kenyang." Bastian mengedikkan bahunya, sedangkan Vanya mengeluarkan buku, membuka halamannya kemudian meletakkan di meja. Bastian meraihnya kemudian berkata, "Mau kuseduhkan secangkir kopi?"Vanya tersenyum dengan lembut. "Terima kasih. Sayang sek
Read more
Chapter 56
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 56"Rekan Bisnisku memang terkenal, ya? Bahkan sekelas Miss Jackson saja mengenalnya," seloroh Noah seraya tersenyum jenaka kepada Ares. "Kenalkan ini Ares Torrado, rekan bisnisku," lanjutnya kepada Hannah dan wanita itu mengangguk dengan ramah kepada Ares."Senang bertemu denganmu, Mrs. Cameron." Ares berdehem pelan dan sekilas menatap Leya. "Kebetulan kami saling mengenal." "Kami bersaudara,"timpal Leya."Kalian bersaudara?" tanya Hannah. Leya tersenyum. "Kebetulan bibiku menikah dengan ayah Julio Callas dan ibu Julio menikah dengan ayah Ares. Begitulah." "Sedikit rumit," pungkas Ares."Baiklah," ucap Noah seraya meletakkan tas kerjanya di meja etalase. "Dan... istriku, apa kau perlu bantuan?" tanyanya seraya mengamati kue yang tersusun di atas meja. "Tolong tuangkan sampanye untuk rekan bisnismu dan Miss Jackson," kata Hannah diiringi senyum yang tulus di bibirnya. "Tidak perlu, biar aku saja," ujar Leya. "Oh, Miss Jackson. Terima kasih.
Read more
Chapter 57
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 57Tania sedang berbicara di telepon ketika Vanya memasuki ruang kerjanya yang separuh lebih dindingnya dipenuhi dengan rak buku dan dokumen. Ibunya memberikan kode agar Vanya duduk di sofa sementara Tania melanjutkan obrolannya yang terlihat serius sembari sesekali menulis di atas kertas. Mungkin mencatat obrolan. Vanya meletakkan tasnya di sofa lalu menghempaskan tubuhnya di samping tasnya. Sudah entah berapa lama semenjak terakhir dirinya mengunjungi kantor ibunya, tempat itu tidak banyak perubahan di sana kecuali dokumen yang makin berimpitan.Sejenak Vanya mengamati setiap detail rak-rak buku itu, ibunya mungkin seorang yang genius, kutu buku, wanita yang tekun, dan gigih atau apalah sehingga ruang kerjanya lebih mirip perpustakaan dibandingkan dengan ruang kerja staf partai politik elite. Lima belas menit kemudian Tania mengakhiri obrolan teleponnya, wanita itu dengan lembut meletakkan ponselnya di atas meja kerjanya. Bibirnya menyungging
Read more
Chapter 58
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ares beberapa kali menghubungi Vanya melalui panggilan telepon dan pesan teks, tetapi Vanya enggan menggubrisnya. Ia justru menitipkan pesan teks kepada Leo bahwasanya dirinya saat ini sedang ingin menenangkan diri di rumah Julio dan tidak ingin diganggu. Vanya juga meminta Leo untuk mengambil beberapa buku dan beberapa lembar pakaian di tempat tinggalnya.Dua hari kemudian seperti biasa Vanya pergi ke kampus seperti biasanya, sebelum kelasnya dimulai ia menyempatkan diri ke ruang club fotografi dan menempelkan foto hasil jepretannya yang diambil kemarin sore di halaman rumah Julio.Sara yang baru saja memasuki ruangan mendekati Vanya yang sedang memandangi gambar pohon cemara yang dicetak dengan warna hitam putih di papan tulis putih berukuran besar yang tergantung di dinding."Kau menggambil gambar pohon?" tanya Sara dengan nada geli. "Bukan. Ini gambar lubang pantat," jawab Vanya seraya terkekeh dan Sara juga. "Aku tidak tahu harus memotre
Read more
Chapter 59
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 59"Kau belum menceritakan bagaimana hasil pertemuanku dengan Ares tadi," kata Julio seraya duduk di samping Vanya yang sedang duduk di sofa dan menekuk kakinya, selimut tebal mengelilingi tubuhnya hingga hanya kepalanya saja yang menyembul.Vanya menghela napasnya dengan pelan dan matanya tampak murung. "Ares belum bersedia menandatangani gugatan perceraian." "Sudah kuduga. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi antara dirinya dan Leya?" "Mereka memiliki hubungan." Vanya melihat keterkejutan di wajah Julio. "Ares mengakuinya." "Tunggu... Jadi, rumor itu benar?" Vanya mendengus pelan seraya menatap Julio dengan sungguh-sungguh dan pancaran matanya nelangsa. "Ya. Dan Ares mengakhiri hubungan mereka malam itu." "Bajingan," geram Julio seraya merengkuh pundak Vanya dan wanita itu meletakkan kepalanya di pundak Julio. "Entahlah. Aku merasa tidak seharusnya aku menikah dengan pria itu, Julio. Seharusnya kugugurkan saja kandunganku saat itu dan biar s
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status