All Chapters of Menantu Kuadriliuner: Chapter 21 - Chapter 30
245 Chapters
Bab 21. Kamu Tidak Berhak!
“Kamu tidak berhak memerintah Bu Ayyara untuk melakukan apa pun!” serunya dengan suara tegas dan penuh penekanan. “Berani sekali lagi kamu bersikap kurang sopan pada Bu Ayyara, tanganku akan menampar wajah songongmu itu!”Marcel kaget bukan main. Kepalanya seakan tidak menerima apa yang telah terjadi di depan matanya. Direktur utama terlihat begitu membela Ayyara yang notabennya hanya karyawan terendah di divisi keuangan.“Sebenarnya ada apa ini? Mengapa Pak Tanjung memanggil Ayyara–”Tanpa menunggu Marcel selesai berbicara, Tanjung menyela dengan tegas, “Karena sekarang Bu Ayyara adalah manajer tim keuangan di perusahaan ACB Group menggantikan Vega yang dipecat.”Marcel sebenarnya sangat terkejut, tetapi mendengar kata 'dipecat', seketika dia teringat dengan tujuannya datang untuk menemui sang direktur utama.Marcel menatap tegas pada Tanjung, “Pak Tanjung sudah melampaui batas. Bukan hanya Vega yang Bapak pecat, tapi Bapak juga berani-beraninya memberikan surat pemecatan padaku.” di
Read more
Bab 22. Deal?
Kabar tentang pemecatan Marcel dan Vega tersebar secepat kilat ke seluruh karyawan perusahaan WNE Group.Semua karyawan sangat senang karena kedua orang yang suka bertindak sesuka hati terhadap bawahannya akhirnya dipecat. Mereka menganggap Ayyara sebagai pahlawan karena berani mengadu pada sang direktur utama. Namun, mereka juga merasa iri dengan pengangkatan istri Raja itu sebagai manajer tim keuangan. Sementara itu, setelah Tanjung melakukan tugasnya, dia menghubungi Anton. Sebelumnya, dia sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Anton bahwa perintah itu permintaan dari sang pewaris keluarga Darmendhara yang telah tiba dan mengambil alih atas perusahaan Prince Group, tetapi dia masih belum tahu identitas sang pewaris.“Saya sudah menjalankan tugas sesuai dengan perintah.” Tanjung melapor. “Marcel sudah diberhentikan , dan Bu Ayyara kini sudah resmi menjadi manajer tim keuangan perusahaan ACB Group.”“Kerja yang bagus.” Anton memberikan pujian. “Aku sangat berterima kasih pada anda. A
Read more
Bab 23. Bungkuskan Untukku!
Pramuniaga itu tersenyum sinis, “Hari ini adalah hari terburuk sepanjang hidupku. Semoga aku tidak bertemu lagi dengan orang sinting sepertimu,” sindirnya, lalu melenggang pergi meninggalkan Raja.Pramuniaga yang diketahui bernama Ulva itu memilih melayani pengunjung lainnya. Di saat bersamaan security datang menghampiri Raja.“Jika tidak ada keperluan lain, silahkan pergi dari sini.” Security itu berkata tegas sembari memainkan pentungan di tangan. “Mohon kerja samanya.”“Maaf, Pak. Aku masih belum mendapatkan perhiasan yang aku inginkan.” Raja berkata dengan sopan. “Mbak yang barusan tidak mau melayaniku.”Raja menatap ke setiap paramuniaga yang ada di sana dengan bermaksud meminta untuk dilayani, tetapi mereka memasang wajah malas dan menghindar.“Sepertinya sudah jelas.” ucap security itu dengan tersenyum mengejek pada Raja. “Tidak ada yang mau melayanimu, karena percuma saja … kamu tak akan sanggup membeli perhiasan di sini.” dia membuat gestur mengusir. “Silahkan cari di toko pe
Read more
Bab 24. Pembayaran Sukses!
“Kenapa ada keributan di sini?” tanya wanita itu, yang tak lain dan tak bukan adalah manajer toko perhiasaan Jewellery Royal.Ulva maju satu langkah menghadap sanga manajer, “Maaf, Bu Leli. Ini semua karena pria penipu itu,” ucapnya sembari menunjuk ke arah Raja. “dia sok mau beli kalung ini … dia ngaku-ngaku punya kartu hitam Eksklusif, padahal hanya ditempeli sticker aja.”Wanita bernama Leli itu menoleh pria yang ditunjuk Ulva. Betapa terkejutnya ketika dia melihat sebuah kartu hitam ada di genggaman pria itu.Leli menatap ramah pada Raja, “Mohon maaf, Pak. Apakah Bapak tidak keberatan jika kartunya saya cek?” Tentu sebagai manajer, dia harus bersikap profesional dan melayani setiap pengunjung yang datang tanpa melihat dari penampilannya.Raja memberikan black card miliknya pada Leli, “Silahkan.”Leli mengamati dan meraba black card yang kini sudah ada di genggaman tangannya untuk mengetahui keasliannya. 'Ini asli,' pikirnya. Dia seorang pengeloksi dan pemilik toko perhiasan, dia
Read more
Bab 25. Pikir Sebelum Bertindak!
'Apa dia benar-benar membelinya?' Ulva masih tidak percaya bahwa pria itu adalah orang kaya. Dia pun memberanikan diri bertanya pada Leli. “Apakah dia benar-benar membeli kalung edisi terbatas di toko ini, Bu?” Pertanyaan itu terdengar ke telinga Raja, tentu hal itu membuat Leli geram dan merasa dipermalukan di depan pengunjung terhormat. Leli pun mengangkat tanda bukti pembayaran, “Lihat ini!” serunya dengan mata melotot. “kamu telah membuat kesalahan besar! Pak Raja adalah–” Raja berdehem keras untuk menghentikan Leli yang sepertinya ingin menceritakan identitas dirinya. Wanita itu pun menoleh dan mengerti maksud dari permintaan sang pewaris. Ulva membelalakkan mata, tenggorokannya tercekat dan tak kuasa menelan ludah, “Jadi, dia ….” dia tak mampu melanjutkan kalimatnya, wajahnya mulai berkeringat dingin setelah mengetahui fakta yang bagai mimpi buruk baginya. Semua pengunjung yang ada di sana pun takjub. Ternyata pria yang disangka orang miskin itu adalah orang yang sangat ka
Read more
Bab 26. Hadiah Pertama
“Berikan kalung itu pada Wati,” pinta Raja. “Ini hadiah dariku karena dia bekerja sangat profesional.” Semua orang yang mendengarnya terkesiap, tak terkecuali Wati. Wati pun menghampiri Raja dan membungkuk badan penuh hormat, “Terima kasih, Pak. Tapi, maaf … Bukannya saya menolak pemberian Bapak, tapi menurut saya tidak perlu. Tugas saya memang melayani pengunjung yang datang.” Raja terharu mendengarnya. Dia pun berkata, “Jangan menolak pemberianku. Terimalah, ini hadiah untuk orang baik sepertimu,” ucapnya lalu menoleh ke arah Leli sembari memberikan black card miliknya. “Segera proses dan berikan pada Wati.” “Harganya 190 juta. Apakah–” “Aku punya banyak urusan. Lakukan segera.” Raja menyela dengan tegas. Seketika Leli mengiyakan dan segera memproses permintaan Raja. Lagi-lagi, semua orang yang ada di sana takjub. Mereka semakin penasaran, sekaya apa pria itu sehingga memberikan hadiah pada orang asing dengan nilai yang fantastis? Sayang, mereka tidak bisa mengabadikan momen
Read more
Bab 27. Yakin Kamu Orang Terkuat?
“Katakan!” Raja merespon dengan tegas. “Aku tidak punya banyak waktu.”Sebenarnya Raja masih perlu waktu untuk mendengar sesuatu yang berhubungan dengan Ayahnya, tetapi mengingat kondisi sang Ayah yang sedang sakit parah, dia rasa perlu mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Alexander.“Kesehatan Pak Banara saat ini semakin menurun.” Suara Alexander terdengar sendu. “Hanya itu yang ingin saya sampaikan pada Pak Raja.”Raja tak merespon, dia sudah menduga kalau Alexander ingin memberitahukan mengenai kesehatan Ayahnya. Saat ini hatinya berkecamuk, di satu sisi dia masih belum bisa melupakan kenangan pahit di masa lalu, tetapi di sisi lain dia juga tak menampik kalau dia punya hubungan darah dengan Banara.“Saya tahu Pak Raja masih belum memaafkan Pak Banara,” ucap Alexander. “Keputusan untuk menemui Pak Banara ada di tangan Pak Raja. Tugas saya hanya menyampai informasi ini pada Pak Raja.”Raja masih tak merespon, justru dia mematikan sambungan telepon sepihak.***Marcel melapor
Read more
Bab 28. Bingkisan Cantik
PLAK! Ferdi tak sempat menghindar dari tamparan yang datang secara tiba-tiba. Dia terkejut bukan main karena baru pertama kali ini Tanjung berani berbuat demikian. “Bangsat!” raung Ferdi. “Aku akan membunuhmu, Tanjung!” “Aku tidak takut!” Tanjung menjawab dengan nada menantang. “Justru kamu yang akan mati jika sekali lagi berani menghina Bu Ayyara!” Tanjung justru lebih takut jika orang-orang Prince Group mendengar dirinya hanya berdiam diri saat ada orang lain menghina Ayyara. Lebih baik menampar dan bermusuhan dengan Ferdi daripada berurusan dengan keluarga Darmendhara. “Anjing!” Ferdi yang tak terima, dia langsung mengayunkan lengannya dan meraih kerah baju Tanjung. Di detik kemudian, dia mendaratkan tinju pada wajah sang direktur utama itu. BUGH! Satu pukulan keras berhasil menyapa wajah Tanjung. Sang direktur utama ACB Group pun tak mau berdiam diri, dia memberikan perlawanan dan perkelahian pun tak terhindarkan. “Hentikan!” Tiba-tiba, dari arah pintu terdengar suara teri
Read more
Bab 29. Mas Nggak Mencuri, 'Kan?
“Mas nggak mencuri, 'kan?” Ayyara bertanya, walaupun dalam benaknya berpikiran buruk tentang Raja. Secara logika, tidak mungkin sang suami membeli barang seharga 1,1 triliun. Suaminya baru bekerja, itu pun dia yakin perlu waktu mengumpulkan gaji seumur hidup tanpa dipotong biaya kebutuhan rumah tangga untuk bisa membeli barang triliunan rupiah.Pantas saja sang istri menatapnya curiga, Raja menyadari bahwa dia berlebihan dalam memilih hadiah. Seharusnya dia membelikan hadiah yang nilainya ratusan juta rupiah saja, bukan triliunan rupiah. Setelah menemukan alasan yang pas, Raja berkata, “Mas tidak mencuri. Seperti kamu, Mas juga mendapat rezeki.” dia menatap lembut pada sang istri. “tadi di kantor aku bertemu klien murah hati yang punya toko perhiasan. Karena kerjaku bagus, aku dihadiahi kalung tersebut. Dan kebetulan, dia pernah berjanji pada dirinya sendiri kalau bertemu dengan orang baik hati bernama Raja, dia akan memberikan hadiah senilai triliunan rupiah.” dia menceritakan ses
Read more
Bab 30. Jaga Mulutmu!
Raja dengan reflek melengos ke samping untuk menghindari pukulan pria yang tak lain dan tak bukan adalah Marcel. Pukulan itu pun meleset dan membentur pintu di belakangnya.Rasa sakit yang dirasakan Marcel di tangannya membuat wajahnya terlihat meringis kesakitan.“Sial!” umpat Marcel tersulut emosi. “Manusia sampah!”Ayyara menghampiri mereka, “Mas Raja!” dia spontan berteriak ketika Marcel melayangkan pukulan ke arah suaminya.Namun, kali ini Raja tidak menghindar. Dia menangkap tangan Marcel dan menghempaskannya. Dengan tatapan dingin penuh mengintimidasi, Raja berkata, “Haruskah aku kembali memukulmu agar kamu jera?”Marcel merasa gemetar di hatinya. Dia tidak ingin untuk kesekian kalinya, suami Ayyara itu menghajarnya.“Pak Marcel tidak perlu diladeni!” Tiba-tiba ada suara wanita yang menyahut di luar sana. Dia mendekat dan berdiri di samping Marcel. “Kita datang untuk membuat perhitungan padanya,” dampratnya pada Ayyara yang sudah berdiri di belakang Raja.“Bu Vega?” Ayyara ter
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status