All Chapters of Suatu malam Gairah: Chapter 81 - Chapter 90

~PoV Sion~Ketika saya pulang kerja, hal pertama yang saya lakukan adalah melepas dasi saya dan melemparkannya ke meja samping tempat tidur di sebelah saya. Beban kerjanya gila-gilaan, dan maksud saya dalam arti yang paling harfiah. Merupakan berkah bahwa Javier masih ada. Pria itu berpikiran bisnis dan fokus. Mengenai saya, saya tidak mengerti mengapa saya harus mencoba untuk berkonsentrasi ketika istri saya diambil dari saya. Aku bahkan belum melihatnya selama 2 hari. Dua hari sialan. Mengapa Nenek memutuskan untuk menjadi musuhku sekarang? Saya berharap bisa menyelinap keluar rumah untuk berhubungan seks dengan istri saya, tetapi wanita lain itu mengawasi saya. Brengsek! Mungkin saya harus berbohong dan mengklaim bahwa kita perlu mendiskusikan sesuatu. Mengapa wanita itu menjadi musuh dalam hidupku? Saat ini, aku sangat tidak menyukai Nenek. Saya memiliki beban di penis saya untuk dilepaskan dan wanita ini sekarang menjadi musuh nomor satu. Ketika saya keluar dari kamar tidur saya,

~PoV Sion~Aku masuk ke dalam lubang lembabnya dengan menurunkan dan menggeser poros besarku ke dalam. Ketika aku meluncur ke dalam dirinya, dia mengeluarkan teriakan yang menusuk. Aku sangat dalam padanya. Aku mulai mendorong dengan agresif ke dalam dirinya. Aku membenturkan mulutku ke mulutnya dan dia menjerit, tapi aku bisa meredam jeritannya dengan menelannya. Aku menidurinya seolah-olah hidupku bergantung padanya sementara dia menancapkan kukunya ke kulitku. Saat aku melihat, penisku yang besar memaksa masuk ke dalam vagina panasnya. Aku hanya bisa tersenyum. Aku meluncur ke arahnya dengan satu dorongan kuat setelah memutarnya di sofa, menahannya di belakang, dan kemudian terjun ke tubuhnya. Lututnya berubah dari kuat menjadi lemah dalam sekejap. Aku menempel di pinggulnya dengan gigih saat aku menggeliat masuk ke dalam vaginanya dan mulai membelai dan memukul penisku ke dalam kelembapannya. Aku benar-benar tenggelam dalam dirinya. Saya mulai menungganginya dengan kasar dan sanga

~POV Maya~Zion dan saya memasuki gedung pencakar langit yang sangat besar dan tinggi yang seluruhnya terbuat dari kaca. Zion memegang tangan saya saat kami berjalan di tengah dua garis sementara orang-orang berebut membentuk garis lurus. Dia melakukan ini saat kami berjalan di antara dua garis. Semua orang tampak terkejut dengan fakta bahwa Zion memegang tangan saya. Memang, Zion adalah karakter yang terkenal dan dihormati di seluruh dunia. Dia menunjukkan jalan ke kantornya, di mana dia membantu saya duduk dan membawakan saya bantal agar saya bisa senyaman mungkin. Cara pria ini mencintai saya membuat saya mempertanyakan apakah saya layak atau tidak untuk mendapatkan kasih sayangnya. Bagi saya, Zion lebih seperti kakak laki-laki, dan saya akan menganggap diri saya sebagai adik perempuannya. Dia memperhatikanku dan sangat mencintaiku. Saya tidak yakin perbuatan baik apa yang saya lakukan di kehidupan sebelumnya yang layak mendapatkan suami yang penuh kasih seperti Sion di kehidupan i

~PoV Sion~“Kelly, kalau tidak salah, kamu dan temanmu baru saja akan pergi, kan?” Dia memiringkan kepalanya ke samping dan menatap Kelly dengan tatapan mengancam."Benar!" jawab Kelly. Setelah dia pergi dengan temannya, istri saya berdiri di sana menatap saya saat dia mengamati ekspresi heran di wajah saya. Saya tahu bahwa Maya hampir meledak dari kulitnya. Sepertinya dia menyimpan dendam.Saya sangat berharap bahwa saya tidak membuat diri saya dalam masalah."Bawa aku pulang."“Ya, Bu,” kataku,Ketika api tua saya masuk ke restoran, saya dan istri saya hampir pergi."Apa yang dilakukan wanita yang tergesa-gesa ini di tempat ini, sayang?" Claire mengatakan itu sambil menatap Kelly, dan dia berjalan ke arahku dan menciumku. Aku mengusirnya dengan dorongan di punggungnya."Apa yang sedang kamu lakukan?" Saya benar-benar tercengang. Saya benar-benar kehilangan kata-kata, dan saya bahkan tidak tahu harus berkata apa kepada istri saya. Dia menatapku seolah-olah aku tiba-tiba mengembangkan

Tepat setelah Maya tertidur, gadis kecil yang diberikan Maya $100, kembali. Dia menyeringai sambil menatap ibunya.“Mama, pelanggan ini membeli bunga dari saya dan kemudian memberi saya $100 agar saya bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan.”"Sophia, apakah kamu meminta uang darinya?"“Tidak Ibu? Saya tidak melakukan apapun; dia baru saja memberikannya kepada saya setelah dia membeli bunga dari saya dan mengatakan bahwa saya perlu makan. Mama menyarankan saya untuk mendapatkan uang yang saya butuhkan daripada mengemis dari orang lain. Aku tidak akan pernah melanggar perintahmu, Ibu. Dia memberi saya uang. Tanyakan padanya ketika dia bangun. ““Tidak apa-apa, tuan putri. Saya percaya kamu." Gadis muda itu meletakkan makanan di atas bangku, lalu dia dan ibunya mulai makan bersama. Setelah itu, dia memberi tahu ibunya bahwa dia akan menjual beberapa barang lagi dan setelah itu, dia akan kembali. Wanita itu lega mengetahui bahwa mereka tidak perlu bermalam di taman karena mereka akan memi