Semua Bab Pengantin sang Raja Naga: Bab 31 - Bab 40
75 Bab
Bab 31
“Brrraaakkk!!” Begitu sampai di ruang kerja Alex, Clara Justin langsung membuka pintu dengan kencang. Alex sedikit terkejut saat pintunya didobrak. “Yang Mulia, anda harus menugaskan dokter Raymond untuk sepenuhnya merawat Daisy,” ucap Clara Justin tanpa sapaan, tanpa basa-basi. “Dokter Raymond memiliki pasien-pasien lain juga termasuk istriku, kurasa pasien lain juga tidak kalah penting untuknya. Mengapa aku harus meminta dokter Raymond untuk merawat anakmu saja Marchioness?” tanya Alex melepaskan pena bulu yang sedang ia genggam. Kemudian, pria itu menopang dagu dengan kedua tangannya. Sekarang ia dapat melihat wajah Clara Justin yang berantakan dengan jelas. “Tentu saja karena Daisy kritis, Yang Mulia. Bukankah pasien kritis harus didahulukan?” “Apakah menurutmu aku akan memenuhi permintaanmu itu? Jika saja dia tidak mengusik Anna, bisa saja aku mengabulkannya. Menurutmu aku akan bermurah hati pada orang yang mengincar nyawa istriku
Baca selengkapnya
Bab 32
Julie terkejut mendengar Alex berteriak. Dia dan Anna kini sudah berada di depan ruang kerja Alex. Menjadi pengawal Alex sedari kecil membuat Julie cukup mengetahui bahwa pria itu hampir tak pernah berteriak. Hanya ada satu pengecualian, ialah saat Alex memimpin pasukan. “Bawa aku masuk,” perintah Anna pada Julie. Julie terdiam sejenak. “Dia akan lebih menakutkan jika dibiarkan lebih lama,” kata Anna. Setelah terdiam beberapa saat, Julie akhirnya mendorong kursi roda Anna untuk masuk ke dalam. “Ada apa ini?” tanya Anna pelan. Dia masih belum bisa mengeluarkan suara dengan lantang. “Annaaaa, mengapa kau ada di sini?” Mendengar suara lemah Anna membuat fokus Alex beralih ke sumber suara. Alex juga langsung menghampiri istrinya. “Marchioness mampir ke ruang perawatanku tadi. Aku hanya menebak kemana beliau berlari, ternyata benar kemari,” ucap Anna. Anna diam menatap Marchioness. Ia menarik nafas dalam lalu
Baca selengkapnya
Bab 33
Lucy mengangguk pasrah. Wajah lelah seketika menghampiri Victoria. “Berarti aku harus bersiap untuk kerja hingga larut malam membersihkan pecahan kaca,” gumam Victoria. Lucy hanya menepuk-nepuk pundak Victoria pelan dan berjalan ke dapur untuk mengambil teh. Di tengah jalan, Lucy terhenti. Pemandangan taman kediaman Hillary di sore hari memang sangat indah. Bunga-bunga tumbuh dengan indah mengelilingi rumah kaca dan sekitarnya. Di samping itu, pemandangan paling menyejukkan itu tentu saja datang dari tuan rumah itu sendiri, Noah von Hillary. “Lucy!” panggil seseorang sambil menepuk pundak gadis itu pelan. Lucy yang terkejut telah dipanggil itu sedikit meloncat. Ternyata itu Claus, kepala pasukan kesatria Grand Duke Hillary sekaligus tunangannya. “Aaahh ternyata kau. Kau benar-benar membuatku terkejut, hampir saja aku menjatuhkan ini” kata Lucy mengangkat nampan tehnya persis di depan wajah Claus. "Mengapa hari ini banyak sekali hal yang membuatku terkejut," gumam Lucy. “Hehehe,
Baca selengkapnya
Bab 34
“Apa maksud anda, Yang Mulia?” tanya Medeline mengernyitkan dahi.Dia benar-benar terkejut mendengar pertanyaan Karl.“Aaahhh, maaf. Duduklah dulu Duchess Hillary,” ucap Karl.Karl sendiri refleks mengatakan itu pada adik iparnya.“Salam pada Yang Mulia Raja,” ucap Grand Duke Valkayr beserta ketiga istrinya saat memasuki ruangan.“Duduklah,” perintah Karl pada mereka berempat.Ketiga istri Grand Duke Valkayr memandang Medeline dengan sinis.“Dia masih diabaikan suaminya,” batin mereka.Setelah pelayan menghidangkan makanan dan minuman yang diperlukan, Catherine meminta mereka semua untuk keluar. Sekarang, yang tersisa di ruangan ini hanya anggota keluarga raja tanpa ada satu pun orang asing.“Pasti kalian bertanya-tanya mengapa aku mengundang kalian ke sini karena aku tak menyebutkan alasannya. Aku akan langsung ke intinya. Sean yang sedang menghadiri rese
Baca selengkapnya
Bab 35
Dalam hitungan detik, seorang pria yang berpakaian serba hitam seperti ninja tanpa pedang masuk ke dalam ruang kerja Noah melalui jendela yang terbuka lebar.“Saya di sini, Yang Mulia,” ucap Oswald sembari berlutut dengan satu kaki tepat di depan meja Noah.“Berdirilah. Kau pasti sudah mendengar apa yang dikatakan Medeline bukan?” tanya Noah.“Saya sudah mendengar semuanya, Yang Mulia.”“Baguslah, aku tak perlu menjelaskan lagi. Kau, carilah asal usul ratu naga!” perintah Noah pada Oswald.Oswald terdiam. Oswald Heide, tangan kanan Noah sekaligus teman akademi dan teman bicara Noah satu-satunya itu tentu saja bingung.“Kau tidak ingin menjalankan perintahku?” tanya Noah mengernyitkan dahi saat melihat ekspresi Oswald.Selama ini, Oswald selalu bersama Noah dari tempat yang tidak terlihat oleh orang lain. Jika ada Medeline, dayang atau siapapun itu, Oswald akan sembunyi. Apabi
Baca selengkapnya
Bab 36
Anna menunjukan kedua telapak tangannya. Alex melihat ada sesuatu yang asing di situ.“Ini... Bukankah sebelumnya tidak ada?” tanya Alex sembari menggosok-gosok pelan telapak tangan Anna.Alex bahkan mengambil penerangan dari meja di sebelahnya untuk memastikan penglihatannya.“Kau benar, tanda ini baru muncul hari ini. Aku sendiri tak tahu dari mana asalnya dan tak menyadari kapan tanda ini muncul.”Ada tato bulan dan bintang di tangan kanannya, sementara telapak tangan kirinya bersih. Alex menatap tato itu lekat-lekat.“Aneh, aku belum pernah melihat kasus seperti ini. Apakah ini efek dari pengobatan Raymond?’ tanya Alex.“Aku belum bertanya. Tapi kurasa aku akan menanyakannya besok,” jawab Anna.“Tanyakanlah dan kabari aku apa yang dikatakan Raymond.”"Baiklah," jawab Anna lesu.***“Tidak ada pengobatan yang akan menimbulkan tato, Yang Mulia,&rd
Baca selengkapnya
Bab 37
“Aaahhh, sudah sadar rupanya.”Anna hanya mengangguk. Ia tak berniat untuk bangkit dari tempat duduknya."Bertambah lagi satu pekerjaan yang harus diselesaikan," pikir Anna.Anna benar-benar merasa lelah. Jika dia sedang di Jakarta sekarang, dia pasti akan pergi ke Bali untuk menenangkan diri selama tiga hari. Sayangnya, dengan posisinya di sini, Anna tidak bisa bebas untuk berpergian.“Selidiki apa yang mereka bicarakan saat tidak ada orang lain di sisi mereka,” kata Anna pada Julie.“Akan saya laksanakan, Yang Mulia.”Julie membungkukkan badan dan keluar dari ruangan.***Saat ini dokter Raymond sedang menuju ruang perawatan Daisy Justin. Grace yang sedang mendapat giliran menjaga Daisy langsung berlari memanggil dokter Raymond.“Daisy… Hu… hu… hu… hiks… hiks… akhirnya kamu sadar jugaaaa,” ucap Clara sesegukan.“Saya
Baca selengkapnya
Bab 38
“Istriku? Istriku berusaha mencelakaimu?”“Iya, wanita itu berusaha mencelakaiku. Lihatlah aku sampai seperti ini,” jawab Daisy dengan mata berkaca-kaca.“Daisy, kau…”Belum sempat Anthony menyelesaikan ucapannya, Alex tertawa. Pria itu tertawa sangat kencang.“Hahaha… Adduuhhh… HAHAHAHAHA… Lucu, kau sangat lucu. Lucu sekali. HAHAHAHA.”Mendengar tawa Alex, situasi di ruangan itu berubah mencekam. Meski ada tawa serta cahaya yang masuk ke ruangan itu cukup, mereka semua merasakan ketakutan yang sangat jelas.“Lucu sekali, bahkan air mataku sampai keluar,” ucap Alex usai berhenti tertawa.“Daisy Justin,” panggil Alex pada Daisy.Alex berjalan menuju lebih dekat dengan wanita itu.“Apa otakmu sudah menjadi rusak saat kau tak sadarkan diri? Apa kau pikir aku tidak menyaksikan pertandinganmu? Kau! Kau adalah orang yang b
Baca selengkapnya
Bab 39
“Haiiissshhh, kau benar. Baik Chandra, kita, ataupun bangsa gurita tahu betul tidak akan ada hal baik yang menanti jika kita tidak menjaga keseimbangan lautan,” ucap Karl kesal.“Lanjutkanlah penyelidikanmu.”“Baik, Yang Mulia,” jawab Fred.Pria itu pun meninggalkan ruangan Karl, menyisakan sakit kepala tak berujung.“Aku akan pergi menuju kediaman Noah,” gumam Karl setelah menghabiskan waktu satu jam untuk diam dan berpikir.***“Ammmpuuunn!! Saya mohon ampuni sayaaaaa!!!” teriak seorang wanita dari ruang bawah tanah.‘Cttasssssss! Cttaassssss!! Ctttassssss!!!’Hanya suara cambuk yang menjawab teriakan wanita malang itu.“Saya mohooonnnn, ampuni sayaaaa!! Saya mohooonnn!! Hikkssss… hikssss…”‘Cttasssssss! Cttaassssss!! Ctttassssss!!!’Lagi-lagi, tak ada jawaban dari orang-orang yang mencambuk wanit
Baca selengkapnya
Bab 40
"Tidak ada," jawab Karl santai.Noah mendengus."Pasti firasatmu kan?" tanya Noah dengan wajah sinis seolah mengetahui seisi dunia."Kurasa begitu, kau tentu tahu bahwa firasat kita setingkat dengan juru ramal," jawab Karl sebelum kembali menyesap tehnya.Noah tak membantah. Setiap keluarga kerajaan di benua ini memang memiliki kekuatan unik yang tak dimiliki orang lain.Kerajaan ular laut sendiri mendapat anugerah berupa perkiraan masa depan yang tepat. Meski tak mengetahui apa yang persis akan terjadi, mereka dapat mengetahui akibat dari keputusan yang akan mereka ambil hanya dengan mengandalkan firasat."Setiap aku memikirkan tentang ratu naga, pikiranku selalu tertuju padamu. Aku jadi ragu karena kau tak terlihat sedang berbohong," ucap Karl menatap adiknya lurus.Kali ini, wajah Karl melunak, tak lagi terlihat mengerikan.Noah hanya diam. Dia meminta Oswald untuk menyelidikinya juga karena ia merasa ratu naga itu terhubung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status