All Chapters of RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAM: Chapter 11 - Chapter 20
33 Chapters
Lelaki yang Peduli Padaku
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMPov Daniella Arnetta Vernandi-------Laki-laki yang terhitung baru beberapa hari kukenal itu, kini melantunkan ayat-ayat Tuhan di sebelah ranjangku. Suaranya begitu merdu, tak pernah aku senyaman, dan semerinding ini mendengar orang mengaji. Dalam setiap ayatnya, seperti ada getaran dahsyat, yang menyentuh relung batinku. Di matanya tak tampak apapun selain ketulusan, dan kejujuran. Mengapa orang ini begitu peduli padaku, si gadis buruk rupa yang telah tak dianggap lagi sebagai manusia?Selama ini aku selalu skeptis memandang terhadap orang lain yang mendekatiku. Namun, kali ini tidak. Terus kupadangi wajahnya dengan seksama. Pemuda dengan kulit coklat nan eksotis, berkumis tipis, kutebak sekira usia kurang dari tiga puluh tahunan, yang berlesung pipit. Matanya coklat lebar, dan kontur wajah yang sedikit bulat. Hidungnya cukup mancung, meski tak setinggi hidungku. Saat dia memandang ke arahku, aku geragapan, dan berpura-pura menatap sekeliling, ber
Read more
Ustaz Ashraf yang Unik
Ustadz Ashraf yang Unik Pov Daniella Arnetta Vernandi ----Pertemuan dengan Ustadz Ashraf cukup berkesan. Bukan tanpa alasan. Dia pria yang tulus, bersedia menolong sekalipun belum terlalu kenal. Dia pria yang tidak berprasangka buruk kepada gadis yang identitasnya tidak jelas seperti diriku. Aku mengira di dunia ini seluruh dunia menolak keberadaanku, dan hanya si Mboklah yang menerima. Ternyata tidak. Ustadz muda itu benar-benar membuatku ingin berjumpa lagi dengannya esok hari. "Mbok, badanku udah enakan, abis minum obat tadi. Aku boleh nggak, nyari sinyal ke pohon sana!" ijinku pada Si Mbok yang masih asyik melipati pakaian. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Aku sudah cukup lelah berbaring terus seharian. "Non mau apa? Besok-besok kan bisa, Non?!" "Hmm ... ada keperluan urgent banget mbok! Aku udah nyiapin list hal yang aku butuhin ke Papa!""Tapi Non masih sakit!""Enggak, Mbok! Aku nggak sakit! Kemarin aku minum obat, hari juga udah!" Sejujurnya, aku ingin ke sana
Read more
Makanan Dari Dedemit
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMMakanan dari Dedemit Pov Ashrafil Ambiya'----Bisakah ini kusebut pertama kali? Gadis itu, adalah yang pertama, meski banyak keraguan menggelayuti. Gadis yang belum kukenal identitasnya secara gamblang itu, adalah gadis yang pertama kali membuatku bersentuhan dengannya secara langsung, tanpa aling-aling. Bahkan aku membopong, dan membawanya masuk ke kamar. Gadis itu, gadis yang menjamuku makan di rumahnya, ditemani dengan senyum ramah si Mbok. Gadis itu yang pertama membuatku tak bisa tidur sepanjang malam hanya karena memikirkannya mengapa dia bisa menjadi sampai seperti itu. Perasaan macam apa ini? Bagaimana mungkin? Aku jatuh hati pada gadis jelita, yang wajahnya hanya ada di gambar yang terpampang. Namun, kenyataan ada di hadapanku adalah gadis yang ... kebalikan dari itu. Normalkah perasaanku ini?! Kurasa manusiawi jika hati merasa berdenyar waktu jumpa pertama karena terpesona oleh keindahan paras. Sedangkan yang kutemui justru sebaliknya
Read more
SENYUMAN DANIELLA
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMPoV Ashrafil Ambiya'Senyuman Daniella ----"Owalah, ya sudah kalau gitu. Pakde panasin dulu ini sup dagingnya! Eman-eman. Ini hidangan mewah, Shraf!"Setelah memanaskan kuah sup, pakde kembali ke meja makan, dan kami pun melahap hidangan ini dengan penuh semangat. "Pakde! Gadis yang biasa main di pohon jambu itu, bukan demit! Tapi dia anak asuhnya Mbok Trami, yang dari Jakarta, Pakde!" kataku memulai kembali obrolan di tengah suapan yang telah terlahap. "Yang benar Shraf?!""Iya, Pakde!""Apa dia kena gangguan jiwa, Shraf?!""Bukan, Pakde! Dia sakit, tapi bukan gangguan jiwa!" "Yoweslah kalau gitu, yang penting dia ndak ngganggu! Kamu juga jangan dekat-dekat sama dia! Nanti menimbulkan prasangka orang-orang!" Bagaimana mungkin aku menuruti ucapan Pakde untuk menjauhinya, sedangkan setiap hari saja, aku ingin berjumpa, dan mengunjunginya! Ingin tahu bagaimana kabarnya, apakah dia baik-baik saja. Ataukah tidak. Daniella, semoga esok hari kita bisa
Read more
SELALU INGIN KE POHON JAMBU
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAM Selalu Ingin Ke Pohon Jambu Pov Daniella Arnetta Vernandi----Sebelum Ustadz Ashraf mendekat dan mengajakku ngobrol, sengaja tadi kucuri fotonya. Kujepret asal tanpa sepengetahuannya sebagai kenang-kenanganku nanti, bilamana kelak aku meninggalkan kampung halaman si Mbok ini. Ustadz Ashraf menawariku sebuah salep pengobat gatal yang didapatnya dari sang guru. Baiklah. Akan kuterima esok. Semoga ini adalah jalan usaha yang bisa kutempuh supaya lekas terbebas dari penyakit ini. Perlahan-lahan. "Daniella, mohon maaf aku nanya kayak gini. Apa Daniella bisa mengaji, dan membaca al-qur'an?" tanyanya ragu, dengan penuh kehati-hatian. Sepertinya Pak Ustadz Ashraf ini tipikal orang tidak enakan alias people pleased, yang kerapkali minta maaf, meski dia tak bersalah. "Nggak perlu minta maaf, Pak Ustadz! Pak Ustadz nggak salah apa-apa, kok. Aku bisa ngaji, Pak Ustadz! Aku pernah ikut mengaji di masjid dekat rumah, sampai tuntas iqro' 6, si Mbok yang ngante
Read more
APAKAH AKU MASIH BERHAK BAHAGIA
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMPoV Daniella Arnetta VernandiApa Aku Masih Berhak Bahagia? ***"Nggak papa deh, yang penting kamu bahagia! Ngomong-ngomong, apa besok siang aku boleh main ke rumah si Mbok?""Boleh dong! Boleh banget Pak Ustadz! Tapi, bukannya Pak Ustadz sibuk di ladang?""Aku dari pagi sampai siang, biasa ke tambak kadang ke sawah. Adzan dhuhur, aku pulang. Nah, kalau dhuhur sampai ashar, aku istirahat. Sehabis ashar aku ngajar ngaji. Setelah ngajar ngaji, aku nyari pakan kambing, trus ketemu kamu di sini!""Sibuk banget ya, Pak Ustadz! Masih muda, pekerja keras, lagi! Jarang ada anak muda yang mau kerja kayak Pak Ustadz! Apalagi sekarang jamannya serba canggih, anak muda lebih suka santuy-santuy, nongki di kafe wifi!" "Ya kayak gini, kerjaan aku, Dan. Aku udah yatim piatu sejak kecil, dirawat sama Pakde. Kalau Dan sendiri, sebelum tinggal di sini, Dan kerja apa?""Aku ... aku masih berstatus mahasiswi yang belum kerja, Pak Ustadz! Aku apa-apa masih bergantung sama
Read more
Hayunda, Anaknya Pak Lurah
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMHayunda, Anaknya Pak Lurah POV Ashrafil Ambiya'-------Setelah berdoa dan berdzikir sebelum memejamkan mata, untuk istirahat malam. Mengapa bayangan Daniella selalu terlintas. Wajah gadis berambut sebahu nan ombak berwarna kecoklatan itu, terus berputar-putar di otakku. Senyuman di bibir tipisnya nan mungil, membuatku tak bisa lupa, meski hanya sekadar di dalam gambar berbingkai. Hidungnya yang mbangir, sorot mata nan bulat coklat indah memancar membuatku kian teringat. Kulitnya putih bak pualam, begitu kontras dengan dress hitam selutut yang membalut tubuhnya. Betisnya tampak begitu putih. Benarkah, gadis yang ada di gambar itu adalah gadis yang setiap hari bersamaku, bahkan dia yang kubopong menuju kamarnya? Aku masih benar-benar tidak percaya. Tadi sore aku mengantarnya pulang, meski dia berulangkali menolak. Daniella ... sepertinya dia adalah gadis yang berperangai dingin, juga sulit membuka hati. Apakah di hatinya masih bertahta pria yang ada
Read more
Mengapa Daniella Marah?!
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMMengapa Daniella Marah?! Daniella ... baru kemarin kita berjumpa, mengapa hari ini serasa aku sudah merindukanmu. Sedari tadi, kami berada di ambang pintu, tanpa kupersilakan masuk dulu, putri Pak Lurah ini. "Hmmm, saya mau berangkat ke ladang. Gimana, apa Yunda jadi mau ikut?!" tanyaku, supaya lekas mengakhiri perbincangan ini. Mau tak mau, suka tak suka. Aku harus bersedia membawa gadis ini bersamaku menuju ladang. Jujur, aku sungkan dan tak enak, jika berpapasan dengan orang, dan menyapanya. Lalu kepergok dalam keadaan jalan berdua seperti ini. Bisa-bisa, rumor menyebar secepat kilat di kalangan ibu-ibu, juga bapak-bapak para jamaah, yang biasa menjadi makmum sholatku di mushola. Untuk menghindari tatapan curiga para warga bila nanti berpapasan, aku sengaja mengambil rute pohon jambu, tempat Daniella bertengger. Jalanan itu, saat pagi hingga siang pun jarang dilewati orang. Jadi, tak akan ada makmum mushola yang melihat kebersamaan kami. ***S
Read more
Aku Cemburu, Tentu Saja
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMPoV Daniella----Angan yang Salah Rasanya seperti dibawa terbang melayang menembus ke awan. Lalu diempaskan ke jurang yang dalam. Baru sekejab merasa ada harap kebahagiaan, ternyata semua hanya angan sepihak yang hampa tanpa sambutan. Untuk apa aku memupuk rasa yang tak bertepi ini. Pak Ustadz berhak menjatuhkan pilihan hatinya. Tentu saja bukan padaku. Si gadis buruk rupa ini!**************Kebun di mana pohon jambu itu berdiri adalah tempat di mana perjumpaanku dengan insan nan istimewa bernama Ashraf. Semalaman aku dibikin senyum sendiri tanpa henti mengingatnya. Dia mengantarku pulang, dan berjanji esok akan menemuiku lagi memberikan salepnya padaku. Papa, andai Papa dekat, akan kuceritakan semua pada Papa apa yang kualami selama ini. Aku tak mengenal siapapun. Tetapi, ada orang yang berusaha membantuku agar lekas terbebas dari penyakit ini. Seperti pesan darinya, jelang tidur, aku wajib melafadzkan doa. Agar mimpiku terjaga dari hal buruk m
Read more
Laki-laki yang Tidak Peka
RINTIHAN GADIS KORBAN ILMU HITAMPoV Daniella Arnetta Vernandi----Baru tadi sore, aku merasakan bagaimana hatiku berbunga karena perhatiannya. Sedangkan pagi ini di tempat yang sama, aku melihat kenyataan yang justru sebaliknya. Ternyata benar, semua laki-laki sama. Tak ada yang tulus sedikitpun terhadapku. Mereka hanya menyukai wanita yang cantik. Bukan gadis buruk rupa!Perasaanku benar-benar salah. Salah! Sesalah-salahnya. Berharap pada manusia, dan mengira perasaan itu adalah getaran kasih. Sepasang mata ini mulai perih, buliran bening mulai menyesak di sudut kerlingan, dan menerobos jatuh, tanpa aba-aba. Aku cemburu! Tentu saja! Apa itu salah!?****Aku pulang dengan penuh kepedihan, juga amarah berkecamuk. Hentakan langkah kakiku terasa berat, dan keras. Hingga si Mbok begitu kalut melihat kelakuanku pagi ini. "Non, non kenapa?! Tadi berangkatnya bahagia, semangat banget! Kok sekarang jadi murung begini?! Langitnya cerah loh Non. Kok wajah Non mendung?!""Mbok! Aku lagi ke
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status