All Chapters of KEMBALINYA PEWARIS YANG TERBUANG : Chapter 51 - Chapter 60
114 Chapters
Bab 51. Hati Yang Terikat
"Apa aku boleh pulang? Ada hal sangat penting yang harus aku lakukan. Seseorang menungguku." Tatapan Jovan serius."Apa kamu punya kekasih?" Kanigara menebak hampir tepat.Jovan membulatkan matanya. "Tidak, dia hanya seseorang dalam tanggung jawabku saja.""Pergilah!"Jovan langsung berbalik, dan melangkah cepat."Lihat Rey, anak itu juga punya wanita. Hatinya terikat pada seseorang. Apa kamu tidak tertarik pada wanita?" Kanigara terkekeh."Saya masih ingin di sisi Anda, Ketua.""Rey, kamu perketat penjagaan makam Addy."Rey menganguk.-Jovan melaju cepat, melesat membelah kegelapan."Berani dia bertingkah! Awas, kamu." Menekan roda stir.[Jo, aku akan pulang sama Direktur saja. Kamu tidak udah menjemput.]Pesan dari Ayana, yang membuat darah Jovan mendidih seketika.Tidak selang lama, Jovan telah tiba di depan restauran, tapi belum waktunya jam pulang karyawan.Jovan menepi. Dia melihat arloji. "Sebentar lagi." Terus menatap arah pintu keluar karyawan. Jovan memainkan jarinya.Berka
Read more
Bab 52. Dia Yang Datang, Dia Yang Satu Darah
Jovan tersentak. "Jo, sepertinya kita dikepung."Jovan menyudahi drama hatinya. Dia menarik nafas panjang. "Kita menyingkir pelan." Jovan dan Vincent saling angguk. Mereka berjalan dengan berjongkok pelan, menjauh dari makam itu.Sorot cahaya dari berbagai arah mempersulit gerakan mereka.Jovan dan Vincent bahkan agak menunduk."Itu mereka!" teriak salah satunya.Jovan dan Vincent cepat berguling mencari tempat aman."Kita lawan mereka, Jo.""Mereka pasti anak buat Kanigara. Lihatlah dari pakaian mereka.""Seketat ini, dia menjaga makam papa kamu, Jo. Kamu harus senang, tapi tidak untuk saat ini. Kita lawan mereka, aku malas berjongkok lama di semak.""Siapa takut, aku juga harus segera ke rumah sakit."Jovan dan Vincent beranjak. Yang pasti dengan topi dan masker."Hey bocah, kami di sini!" teriak Vincent."Itu mereka!" seruan, disusul serbuan.Jovan dan Vincent berlari menggiring ke tanah lapang.Jovan dan Vincent berdiri saling membelakangi. Mereka dikepung sekitar 10 orang.Tan
Read more
Bab 53. Tumbal Kejayaan
Di lantai bawah. Arabella tersenyum dengan mata binar. Akhirnya dia mendapati Jovan kembali."Hay, Jo. Kamu tampan sekali." Arabella mendekat, dia meraih lengan Jovan, tapi Jovan menghindar."Maaf, sebaiknya Anda bersikap baik.""Jo!" Menghentak kaki kesal. "Jo, temani aku di pesta punya teman akhir pekan nanti.""Setiap akhir pekan Anda selalu sibuk ke pesta, mungkin lain kali akhir pekan." Jovan berlalu.Rey turun. "Jo, kamu ditunggu ketua di ruangannya. Kenapa kamu terlambat?""Aku punya urusan. Jika ada masalah aku bisa pergi."Rey mendengkus, dia selalu kalah argumen.Jovan masuk ke ruang kerja Kanigara."Maaf, aku terlambat." Jovan mendekat.Kanigara tersenyum. "Kamu pasti belum sarapan. Apa temanmu baik-baik saja?"Jovan mendesah. "Bisakah aku bergerak bebas dari Anda?""Jangan berpikir lebih, aku hanya memastikan kalau kamu baik-baik saja." Lalu, mengambil gagang telepon. Menekan tombol. "Bawa sarapan ke ruang kerja!""Aku tidak lapar, kemana jadwal Anda hari ini?""Tenang, ha
Read more
Bab 54. Sok Lugu
"Sekretaris?" Ayana malah nyengir ngeri. Jelas, dia paham kemampuan dirinya sendiri.Tiga pria lain menyusul duduk di sofa. Kepo. Mereka duduk tegap di seberang Martin."He ... Direktur. Saya nyerah kalau kerja pakai jurus mikir. Otak saja terbatas, saya sangat yakin jika saya tidak akan mampu," jelas Ayana."Benar, dia tidak akan mampu." Brox mengacungkan jari."Jangan memaksakan posisi yang tidak sesuai." Leo tersenyum dengan sorot mata menekan pada Martin."Kekuasaan tidak selamanya berlaku. Silahkan jika Anda ingin pekerjaan berantakan." Robin ikut bicara."Aku akan mengajarimu. Jangan dengarkan mereka. Jika kamu terus membatasi diri, kapan kamu akan berkembang?" Martin memaksa pelan.Otak Ayana tersentak. "Anda benar, Direktur. Kapan saya jadi pintar kalau tidak mau belajar. Kalau begitu, saya mau belajar jadi sekretaris." Meyakinkan diri, dalam pikirannya, dia tak mau terus dipandang rendah Jovan.Martin menarik dua sudut bibirnya, seraya melirik tiga pria itu."Sebaiknya kamu t
Read more
Bab 55. Kekecewaan Ayana
One Light Restaurant.Jovan berdiri di sisi Arabella. Berkali-kali dia mengeram sesal. Bagiamana jika Ayana melihatnya?Suara riuh sudah terdegar dari arah luar.Mereka menggunakan dua lantai untuk berpesta."Ayo, Jo." Arabella berusaha meraih lengan Jovan, tapi belum berhasil."Silahkan berjalan di depan." Jovan mengangkat tangan rendah. Namun, sorot matanya tajam pada Arabella."Jo, jangan membuatku malu. Berpura-puralah untuk malam ini saja.""Tidak harus bergandeng tangan. Aku bisa berdiri di sisimu saja.""Jangan jauh-jauh!"Jovan menganguk.Arabella dan Jovan memasuki Restaurant."Hey semuanya!" seru Arabella mengangkat tangan."Siapa, Bel. Baru?""Bagaimana, apa kita cocok?" Arabella tersenyum menoleh Jovan."Aku iri padamu, dari mana kamu mendapat pria tampan, cool mempesona seperti itu?"Arabella melingkarkan tangan di lengan Jovan. Jovan hendak menolak. 'Aku akan bilang pada papa, kamu mangkir tugas,' bisiknya.Jovan mengeram."Yang pasti, dia hanya untukku." Arabella tersen
Read more
Bab 56. Perasaan Ayana Yang Jelas Pada Jovan
"Ayana!" seru Jovan.Ayana menatap Jovan dan ponselnya bergantian. Wajah Jovan yang jelas terlihat marah dan deringan itu, Ayana bingung bertindak."Turun!" Jovan mengeratkan rahangnya.Ponsel itu belum berhenti berdering. Karena Ayana masih marah pada Jovan, Ayana nekat mengangkat panggilan dari Matin.Jovan membelalak kesal, saat melihat Ayana menggeser tanda terima panggilan.Panggilan tersambung. Ayana memutar badan membelakangi Jovan."Ayana, apa kamu tidak terluka? Manajer bilang kamu tidak ada di restoran saat ini."Jovan mendengar jelas, dadanya bergemuruh. Dia sangat ingin menghajar Martin saat ini. Tangannya mengepal kuat "Saya baik-baik saja. Teman saya sudah menjemput pulang, maaf."Terdengar desahan lega dari sana. "Syukurlah. Aku akan kembali secepatnya. Jika kamu ada keluhan sakit, kamu pergi periksa, semua biaya biar aku yang tanggung.""Tidak perlu, saya tidak terluka. Maaf, saya sudah melakukan kesalahan.""Tidak masalah, kamu pemula."Jovan tidak tahan. Dia meraih
Read more
Bab 57. Hukuman Konyol Untuk Jovan Dan Ayana
Jovan tidak menduga, jika akan ada hal konyol semacam ini. Dia seolah terjebak katanya sendiri."Aku tidak pantas menjadi pendamping Nona muda ini. Silahkan membuat porsi hukuman yang sesuai. Aku seorang pengawal. Jika ada kesalahan, pukulan akan lebih sesuai."Kanigara terkekeh. "Kamu tidak punya wewenang dalam hal ini. Sudah kubilang. Anakku yang kamu sepelekan yang akan menentukan harga kecerobohanmu."Jovan tak menyahut."Pa, aku tetap mau Jovan jadi kekasihku," rengek Arabella."Berikan hukuman terkait pekerjaan, bukan privasi. Kamu jangan melewati batas privasi Jovan, Bell!" kesal Bastian."Ini resikonya, kenapa dia pergi meninggalkan tugas di saat keadaan bahaya," sahut Arabella."Hukuman itu tidak cocok untuk kesalahan pengawalan. Kamu jangan memanfaatkan keadaan. Jovan punya privasi, kita harus menghargai itu." Bastian bersungut."Aku tidak peduli!" kesal Arabella."Bagaimana, Jo?" tanya Kanigara."Aku mengerti kesalahanku, tapi aku juga punya batas privasi. 10 hari, sepertin
Read more
Bab 58. Jovan Kecewa Dengan Pilihan Ayana
Kali ini Brox yang menjemput Ayana. Di dalam mobil, Ayana memainkan tangannya, dia gelisah."Apa Jovan sudah pulang? Dia tidak ada di tempat kita, kan?""Jovan sudah ada di sana sejak tadi."Ayana bersandar meringsut. "Apa yang terjadi? Jangan bilang kamu melakukan kesalahan lagi.""Tidak tahu."Mereka tiba di apartemen. Ayana ragu masuk ke dalam."Apa kamu akan berdiri di sini sampai pagi?"Brox membuka pintu. Ayana masuk berjalan kaku."Jo, dia hampir tidak mau masuk karena ada kamu di sini," seloroh Brox begitu saja.Ayana membulatkan mata. "Siapa yang takut padanya. Aku hanya malas bertemu saja." Ayana masih berdiri.Jovan berdiri, dia menarik tangan Ayana membawa ke balkon."Kenapa membawaku kemari?" Ayana membuang muka."Apa kamu masih marah padaku?"Mata Ayana berkaca, dia menunduk."Jangan menangis. Katakan saja apa yang ada dihatimu. Kamu juga boleh memukulku sekarang."Ayana menggeleng.Jovan memeluknya. "Sudah kubilang jangan menangis. Aku punya alasan untuk melakukannya.
Read more
Bab 59. Fakta Baru
Di J Company."Jo, kita akan meeting di luar. Kamu bisa ikut. Kali ini, kita akan bertemu investor hebat. Kamu bisa belajar banyak hal senganya nanti," ujar Kanigara."Apa aku boleh mangkir kali ini? Aku punya urusan sangat penting. Jika aku tidak pergi, aku tidak akan tenang bekerja."Kanigara menatap Jovan dengan lengkungan sisi bibirnya. "Apa kekasihmu merajuk?""Aku tidak punya kekasih, anak Anda tidak masuk dalam kategori itu.""Aku paham, dia hanya ingin bermain denganmu. Aku tanya wanita yang kamu sukai.""Juga bukan hal itu.""Pergilah!" Kanigara melepas Jovan.Jovan menganguk dan pergi. Dia melangkah cepat. Entah kenapa perasaannya tidak tenang.Karyawan baru, baru saja membuat masalah besar, dan kini malah diangkat jadi sekretaris. Pasti akan banyak tekanan dan serangan dari sekitar. Jovan datang ingin menghentikan semuanya.Dia melajukan mobil kencang ke restoran.Di restoran.Ayana telah selesai menyuapi Martin, tapi sangking manjanya Martin Ayana bahkan disuruh mengelap b
Read more
Bab 60. Perubahan Rasa Jovan
Belum ada yang tahu, soal Jovan yang sudah meneriakkan kata hatinya.Di apartemen bawah, Ayana sudah tidur."Jo, sepertinya praduga kita salah dari awal."Jovan menatap nanar, lurus ke depan. Dia dan yang lain baru saja mendengar rekaman itu."Pantas, Kanigara telah menaruh semua barang papanya Jovan selalu sangat sakral. Ternyata karena hubungan mereka yang sangat dekat," ujar Vincent."Untung Jovan belum bertindak sangat jauh," sahut Leo."Lantas apa rencana kita selanjutnya?" tanya Robin."Apa kita akan bertindak menjadi healer untuk Kanigara nantinya?" sahut Brox."Bagaimana, Jo?" Vincent menatap Jovan.Jovan menatap kosong dengan mata berkaca."Jo." Vincent menepuk pundak Jovan.Jovan menarik nafas dan mendesah."Aku akan berusaha menaruh pelacak pada Kanigara, agar kita terus mendapat jejaknya. Aku juga akan sering di sisinya.""Kalau bisa kamu lakukan secepatnya. Dugaanku, Alex akan menyerang secepatnya.""Hem. Pagi ini, aku akan beraksi. Leo, siapkan alatnya, kamu buat senatura
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status