Semua Bab Menjadi Istri Milyuner : Bab 11 - Bab 20
95 Bab
11. Prinsip Dasar Bisnis
Keesokan harinya Wijaya mansion kembali kedatangan tamu, kali ini Heny dan Dimas yang datang berkunjung. Ngapain mereka datang di jam kerja begini? Sudah jelas bukan untuk sekedar main kan? Pasti lagi-lagi urusan pekerjaan. Kedua pegawai kepercayaan Edwin itu langsung menghampiri Rieka dan Edwin yang sedang bersantai di ruang tengah begitu Bi Ijah mempersilahkan mereka. "Selama siang Pak Edwin dan Bu Rieka." Heny menyapa. "Halo Nyonya Bos, makin cantik aja." Dimas sengaja tidak menyapa Edwin tapi malah menggoda Rieka. Dan sesuai dugaannya si nyonya Bos langsung tersipu malu mendengar godanya, gemesin banget deh. "Ger? Cari mati lu?" hEdwink Edwin geram mendengar Dimas terang-terangan menggoda Rieka. "Ampun, Pak. Saya cuma ingin menikmati pemandangan surgawi dari wajah cantik Nyonya Bos saja." Dimas makin keasikan melancarkan jurus gombalan maut. Rieka sekali lagi hanya bisa tersipu malu tanpa sanggup menjawab, mengalihkan wajahnya yang sudah merah padam dari pandangan Dimas. "Ya
Baca selengkapnya
12. Kembali Bekerja
Tiga hari kemudian Rieka sudah mulai bekerja kembali karena Edwin yang sudah sembuh total. Edwin juga sudah mulai masuk kerja lagi meski Rieka masih melarangnya untuk lembur atau terlalu capek-capek. Sementara Rieka tentu saja bekerja di poli penyakit dalam RS. Hartanto Medika seperti biasanya.Rieka sudah kangen banget rasanya untuk praktek dan bertemu dengan pasien-pasiennya kembali. Mendiagnosa, mengobati penyakit, memberikan advice serta edukasi kepada pasien-pasiennya. Mengamalkan ilmunya, ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Yang pastinya akan bernilai sedekah dan mendatangkan keberkahan."Jadi saya cuma sakit darah tinggi saja kan dok? Sudah biasa kalau begitu." Pasien terakhir Rieka hari ini melakukan konsultasi."Lho darah tinggi itu juga berbahaya lho, Pa." Seorang pemuda yang menemani si pasien ikut berkomentar. Dari penampilan rapinya, sepertinya dari golongan Sultan dia.Rieka sudah tak heran lagi dengan pasien VVIP kelas sultan. Memang targ
Baca selengkapnya
13. Ulang Tahun Edwin
'Sejak awal Edwin mendirikan perusahaannya.' Heni hanya mampu menjawab dalam hati saja. Karena dia yang membantu proses pendirian serta konsep awal perusahaan pribadi Edwin. Heni pulalah yang menjadi asisten pribadi yang mengurusi segala keperluan Edwin sejak saat itu."Pesta ultah pak Edwin mau dirayain di mana, Bu Rieka? Private party apa pesta gede-gedean?" Heni berusaha mengalihkan pembicaraan."Eh? Ngapain pakai pesta segala? Yang sederhana saja." Rieka tak ingin pesta besar-besaran hanya untuk sebuah pesta ulang tahun.'Kan belum lama ini sudah pesta pernikahan, masa harus ngadain pesta lagi?'"Heem ini ulang tahun pak Edwin ke 30 lho. Kayaknya Bu Kartika dulu bilang ingin dibikinin pesta." Heni mengingat ucapan Kartika sebelum Edwin menikah. Tapi setelah bosnya itu menikah ymaka keputusan mutlak berada di tangan istrinya."Mama Kartika? Nanti coba aku bilangin deh sama beliau." Rieka sedikit ngeri juga kalau harus berdebat dengan mertuanya i
Baca selengkapnya
14. Kejutan Spesial
"Rieka, hari ini kan ulang tahunnya Edwin? Kamu gak nyiapin pesta buat dia? Apa mama dan papa perlu kesana?" tanya Kartika diseberang sana. "I, iya maaf Ma. Aku tahu, tapi kayaknya mas Edwin lupa." Rieka menjawab dengan canggung. Masih belum terbiasa untuk berakrab ria dengan mama Kartika. "Dasar anak itu, bisa-bisanya lupa hari ulang tahunnya sendiri." Kartika mengerutu. "Jadi gimana pestanya?" "Maaf Ma...Tak ada pesta untuk tahun ini. Aku mau bikin surprise kecil buat mas Edwin nanti. Cuma dirayain berduaan." Rieka mengutarakan rencananya dengan takut-takut. "Ini ultahnya Edwin yang ke 30 lho. Biasanya setiap kelipatan lima atau sepuluh pasti bakal dirayakan gede-gedean pesta ulang tahun para elit." Kartika mengingatkan Rieka tentang tradisi kesultanan mereka. "Maaf banget ya, Ma." Rieka makin bingung untuk menjawabnya. "Kamu ini dari tadi kok minta maaf terus si, El? Kamu kayak ngomong sama siapa aja?" Celetuk Kartika dapat menyadari kecanggungan Rieka. "Eh iya...Khusus untu
Baca selengkapnya
15. Kejutan Spesial (2)
Karena bosan, lelah dan kesal menanti, akhirnya Rieka memutuskan untuk rebahan saja di sofa. Mungkin karena tubuhnya sedikit lelah karena persiapan surprise party ini seharian, akhirnya Rieka ketiduran beneran. Entah sudah berapa lama dirinya terbuai ke alam mimpi sampai didengarnya sebuah sapaan halus dan kecupan lembut yang mendarat di pipinya, membangunkannya."Honey..." Rieka mendapati wajah Edwin yang begitu dekat dengan wajahnya. Membelai lembut rambutnya dan memberikan kecupan ringan kesebelah pipi untuk membangunka dirinya."Mas Edwin?" Rieka bangkit perlahan dari posisi tidurnya di sofa."Honey...maaf banget ya. Aku, aku lupa hari ini..." Ujar Edwin dengan nada sangat bersalah."Selamat ulang tahun, hubby. Wish you all the best." ujar Rieka setelah menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Berusaha untuk menekan rasa kesal dan marahnya pada Edwin. Rieka berusaha memberikan senyuman lebar dan indahnya
Baca selengkapnya
16. Malam Yang Indah
"Krucuk... krucuk..." tiba-tiba terdengar suara yang tidak pada tempat dan waktu yang pas. Suara perut Rieka yang sedang kelaparan. Gimana gak kelaparan kalau seharian dirinya sibuk di dapur dan mempersiapkan segala sesuatunya sampai lupa makan. Eh nungguin Edwin gak datang-datang lagi, bahkan Rieka juga sampai ketiduran. Jadinya kelaparan yang melandanya sudah kronis sekarang. "Eh suara apa itu?" Edwin tertawa tertahan. "Aku...aku lapar, Mas." Rieka mengakui dengan muka merah padam. Parah, gak anggun banget jadi wanita. "Lho kamu belum makan jam segini?" Edwin kembali diserang oleh rasa bersalah. Dia telah membuat Rieka nungguin lama, udah gitu langsung 'makan' aja tadi tanpa nanya Rieka sudah makan malam apa belum. Bener-bener terasa sebagai suami yang egois. "Aduh, maaf ya honey. Karena aku kemalaman pulangnya ya?" "Ayo Mas kita dinner dulu, Mas Edwin juga pasti udah lapar kan? Aku udah siapin makan malam spesial lho." tanya Rieka beranjak bangkit dari ranjangnya. "Rieka, ho
Baca selengkapnya
17. Penggemar Rahasia
Saat memasuki ruangan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Hartanto Medika, Rieka dikagetkan oleh sesuatu yang lain dari biasanya disana. Sebuah buket bunga yang indah sudah ada di meja kerjanya. Bunga mawar berwarna pink, peach dan putih yang ditatap apik menjadi satu kesatuan dalam sebuah vas keramik berbentuk bulat. Indah sekali bentuknya.Rieka mengerutkan dahinya karena keheranan saat menghampiri bunga itu. Dari siapa? Tapi kalau melihat bentuk dan ukuran buket bunga yang lumayan besar ini pasti cukup mahal harganya. Pastilah bukan orang sembarangan yang memberinya. Mungkin si sultan kebanyakan duit yang memberikan untuknya. Edwin? Tentu saja tebakan pertama langsung jatuh pada nama Edwin.Ngapain coba suaminya itu mengirimkan buket bunga? Apa sebagai permintaan maaf karena mengacaukan pesta ulang tahunnya kemarin? Sogokan biar Rieka gak ngambek? Ada-ada saja.Rieka mengamati sekali lagi buket bunga itu, mencari jika ada tulisan atau pesan apapun disana. Biasanya kan selalu ada no
Baca selengkapnya
18. Persiapan Pesta
Karena masih penasaran Rieka memutuskan untuk menghubungi Laras, adik dari Edwin. Ingin bertanya apakah ada undangan ke pesta hari ini. Kalau pesta besar dengan ngundang Edwin, biasanya pasti juga mengundang Mahes, suami Laras kan? Karena keduanya sering berhubungan, baik dalam urusan bisnis maupun pertemanan dan persaudaraan."Halo Ras, hari ini ada undangan ke pesta gak?" Rieka bertanya pada Laras setelah sambungan telepon terhubung."Hari ini kan ada undangan acara pertunangan Tyo Sampoerna dan Renata Sudibyo? Mas Edwin juga pasti diundang lah." Laras menjawab pertanyaan Rieka.Rieka menyetujui dalam hati ucapan Laras ini. Karena Tyo adalah salah satu teman dekat sekaligus mitra bisnis Edwin. Sedangkan Renata adalah mantan pacar Edwin. Jadi tidak mungkin kalau Edwin tidak diundang untuk menghadiri acara pertunangan mereka berdua."Oalah acara itu, makanya ini tadi mas Edwin nyuruh aku siap-siap dan berdandan cantik. Emang nanti pestanya jam berapa?"
Baca selengkapnya
19. Pertemuan Tak Terduga
Sepertinya Laras masih teringat kejadian buruk yang menimpa Rieka di pesta terakhirnya. Laras tak ingin kakak iparnya itu mengalami hal yang tidak menyenangkan lagi. Waktu itu memang Rieka belum resmi menjadi istri Edwin, sehingga ada berani menghina dan melecehkannya karena berasal dari kalangan non sultan. Bahkan lebih jauh lagi kejadian itu berakhir dengan sangat dramatis dimana Rieka sampai tercebur kolam renang dan Edwin yang sampai ikut nyebur untuk menolongnya. Pastilah kenangan buruk itu meninggalkan trauma tersendiri bagi kakak iparnya itu."Oke, aku setuju." Rieka menyetujui usulan keduanya. Toh semua juga demi kebaikan dirinya sendiri.Tak lama kemudian driver memberitahukan bahwa mereka telah sampai setelah antrian drop off point di loby hotel yang cukup panjang. Berarti mobil sudah berada di posisi yang benar untuk mereka bisa keluar dari kendaraan.Sesuai dugaan Rieka, lobby telah dipenuhi oleh para wartawan. Mereka sibuk dengan kamera
Baca selengkapnya
20. Si Raja Bucin
Edwin sudah gelisah karena kemacetan yang terjadi saat mobilnya mendekati area J.W Melati hotel. Kemacetan karena antrian untuk menurunkan para undangan pesta tepat di depan lobi pintu masuk hotel. Edwin tidak tenang demi memikirkan Rieka yang harus hadir di pesta sendirian. Takut terjadi apa-apa pada istri tercintanya itu. Laras sama Mahes memang sudah dititipi buat jagain Rieka si, tapi kan keduanya juga harus menyapa dan beramah tamah dengan banyak orang.Edwin semakin tidak tenang lagi setelah melihat foto yang Rieka kirimkan padanya tadi. Cantik banget istrinya itu. Memang pakaiannya tidak terlalu terbuka, tapi tetap saja masih terlihat sexy. Gimana kalau ada pria lain yang naksir? Gimana kalau ada yang berani godain Rieka? Gak boleh! Rieka milikku! She's mine!Saking tak sabaran menanti antrian, Edwin memutuskan untuk turun dari mobilnya. Dan meneruskan ke ballroom hotel dengan berjalan kaki. Edwin berjalan dengan langkah c
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status