All Chapters of KAUM TERAKHIR: Chapter 31 - Chapter 40
109 Chapters
31. Gejolak Dendam
31. Gejolak DendamAvram benar-benar mengantar Kyana hingga mereka sampai di istana gadis itu. Bahkan tidak sampai di sana, laki-laki juga bersikukuh tidak mau pulang hingga gadis itu belum terlelap ke dalam mimpi. Membuat wajah Kyana terus tertekuk hingga sekarang di mana keduanya berjalan beriringan di keheningan lorong istana yang begitu besar. Kedua tangan mereka saling bertautan-lebih tepatnya hanya Avram yang memegang lengan gadisnya. Sejak kepergian mereka dari istana pusat pun, laki-laki itu terus menggenggam lembut lengan Kyana. Ketika mereka terbang, ketika mereka mendarat sempurna di halaman Istana Kegelapan dan hingga sampai saat ini. Avram bahkan tidak peduli jika ia menjadi bahan tontonan para pengawal setianya dan milik gadisnya yang sejak tadi mengekori mereka dalam diam.Blaamm!Kyana mengerjap, cukup terkejut mendengar suara pintu yang ditutup kencang. Dia menoleh, mendapati senyum menyebalkan yang ditampilkan Avram kepadanya. Sudah pasti laki-laki itulah pelakunya.
Read more
32. Kerusakan Alam Dunia Immortal
32. Kerusakan Alam Dunia ImmortalDuaarr! Duaarrr!"Siapa yang menyerang di pagi-pagi buta seperti ini?""Aku tidak tahu. Tapi kita harus memperkuat pelindung istana!"Suara ribut itu berhasil membangunkan gadis cantik yang terlelap di kamar sang ayah. Istananya yang terasa bergetar lalu disusul suara ledakkan memekakkan telinga membuat gadis itu dengan sigap mengubah posisinya menjadi berdiri. Kaki jenjangnya melangkah lebar ke arah asal suara keributan terjadi-pintu utama istana. Dapat ia dengar jelas suara ketiga pengawalnya yang tengah mencoba menahan serangan mendadak pagi ini, membentuk kubah pelindung berupa asap hitam hingga menutupi penampilan istana megah tersebut. Membuat para penyerang yang belum bisa merengsek maju karena kubah pelindung tak kasat mata yang tercipta di sekeliling istana itu-tediam, tidak bisa melihat bangunan megah yang sejak tadi coba mereka runtuhkan.Orxphulus, Archeros dan Glo saling pandang. Hingga suara ketukan heels yang terdengar nyaring penuh pen
Read more
33. Memadu Kasih
33. Memadu Kasih"Ratu, Pangeran Nathan ingin menemui anda."Laporan dari salah satu pelayannya yang tergopoh-gopoh memasuki kamarnya membuat Queem mendengus pelan. Mendengar nama Nathan yang disebut-sebutkan membuat mood gadis itu seketika terganggu. Pasalnya, laki-laki itu suka mengganggunya dan mengekorinya ke mana pun ia pergi. Layaknya seekor anak itik yang mengekori induknya. Benar saja tidak lama kemudian pintu kamarnya kembali terbuka, masuklah sang nama pemilik yang baru saja dia bicarakan. Membuat pergerakan Queem yang tengah menyisir surai panjangnya seketika terhenti. Manik matanya menatap nyalang ke arah laki-laki itu yang menatapnya intens dari pantulan kaca rias.Dengan gerakan tangan kanannya yang mengibas tangan kanannya, menyuruh para pengawal yang ada di kamarnya sejak tadi membantunya merias diri untuk keluar kamar-meninggalkannya dan Nathan berdua saja. Setelah sepeninggal para pelayan, suasana kamar itu menjadi begitu hening. Queem masih setia duduk di kursi rias
Read more
34. Kekalahan Telak
34. Kekalahan TelakRaja Aquatis, Raja Kredis, Ratu Elle tak lupa bersama ketua dari ketiga pemimpin itu-Ratu Magistri, kini terkepung. Keempatnya saling memunggungi, mencoba melindungi punggung mereka masing-masing dari serangan tak terlihat dari ketiga hewan yang kini mengitari mereka dengan tatapan lapar. Geraman dari ketiga hewan itu berhasil membuat bulu kuduk mereka meremang.Ratu Magistri mengangkat tongkat panjangnya ke atas. Membuat kubah pelindung berwarna hijau tua, melindungi keempat orang itu ketika ketiga hewan buas itu menyerang mereka secara bersamaan. Magistri mundur beberapa langkah ketika dengan mudah kubah pelindungnya retak dan berakhir hancur berkeping-keping. Napasnya terengah-engan. Kedua matanya membola terkejut mendapati kubah pelindung terkuatnya hancur dengan begitu mudahnya."Akhhh!"Pekikan itu keluar dari bibir Ratu Elle yang mendapatkan cakaran dalam dan lebar dari sang harimau emas. Perempuan itu kehilangan fokusnya karena keterkejutan akan dasyatnya k
Read more
35. Kerinduan
35. KerinduanUsai pertempuran kecil yang mereka menangkan tadi, kini Istana Kegelapan tampak ramai dengan seruan dan canda tawa penghuninya. Lebih tepatnya hanya Orxphulus dan Glo. Keduanya sudah kehilangan kesadaran mereka karena alkohol yang mereka teguk. Tubuh keduanya bergeyol-geyol menikmati alunan musik yang sebelumnya telah disiapkan Orxphulus. Sebuah benda berbentuk segi panjang dengan speakers di dua sisi benda itu, mengalunkan musik yang begitu syahdu. Radio kuno itu entah didapatkan darimana oleh laki-laki itu. Kyana bahkan tidak mengetahui bahwa pengawalnya satu itu suka bolak-balik ke dunia manusia.Hampir dua jam, pesta kecil-kecilan itu digelar. Hampir satu jam pula mereka berdua kehilangan kesadaran mereka. Hingga akhirnya tubuh Glo meluruh, tidak kuat lagi menahan beban tubuhnya. Ia terlentang di atas lantai aula tersebut, seraya meracau tidak jelas. Sedangkan Orxphulus tampak berlari menjauh, menuju ke jendela ruangan. Lalu memuntahkan isi perutnya sebelum terduduk
Read more
36. Langit Merah
36. Langit MerahAvram tersentak dari tidurnya. Arah pandangnya langsung tertuju pada jendela kamarnya yang telah terbuka, dengan gorden yang berkibar-kibar tertiup angin kencang. Laki-laki dengan langkah cepat menuju ke jendela kamarnya, menatap langit malam yang kini berwarna merah gelap dengan kilatan petir yang sesekali terlihat. Walau angin berhembus dengan kencang, tetapi suhu yang ia bawa adalah suhu panas. Membuat perasaan laki-laki itu semakin resah. Kedua tangannya mencengkeram erat pembatas jendelanya. Ia sangat tahu bahwa keanehan alam malam ini bukanlah pertanda baik.Pintu kamar terbuka kencang hingga menimbulkan suara cukup keras. Phygeros dan Chorlouis datang dengan tergesa-gesa. Tanpa bertanya Avram tahu apa yang membuat mereka mendatanginya dengan raut cemas sekaligus bingung di wajah mereka. Dengan serempak keduanya berlutut-memberi hormat kepada laki-laki yang masih setia memunggungi mereka."Yang Mulia," ucap mereka serempak. Avram dapat menangkap nada penasaran p
Read more
37. Kembalinya Sosok 'Dia'
37. Kembalinya Sosok 'Dia'Kyana mengerutkan dahinya ketika merasakan sebuah lengan kekar melingkar erat di perut ratanya. Dia menoleh ke belakang, mendapati Avram yang masih terlelap di belakangnya. Tunggu, apa semalam mereka tidur satu ranjang? Menyentak kasar tangan itu, menjauh dirinya dari Avram yang tersentak-menatap sipit ke arahnya. Mulutnya menguap, masih tampak mengantuk."Kenapa kau di sini?" tanya Kyana penuh penekanan.Bisa-bisanya ia kecolongan seperti ini? Wajahnya memerah antara kesal dan malu. Ini pertama kalinya untuknya tidur satu ranjang dengan laki-laki selain ayahnya.Avram hanya menguap lebar, memandangi gadisnya dengan mata yang menahan kantuk. "Ayolah, Sayang. Responmu terlalu berlebihan, kita ini sepasang mate tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak akan ada yang menghakimimu," jawabnya pelan.Tanpa merasa bersalah ia kembali menarik tubuh mungil gadisnya lalu merengkuhnya. Mengunci pergerakan Kyana membuat gadis itu tidak bisa melepaskan diri. Dengan santa
Read more
38. Raja Reegan
38. Raja ReeganRaja Reegan terkekeh pelan, menatap laki-laki yang lebih muda darinya itu dengan geli. Masih dengan posisinya yang duduk tenang di kursi kebesaran yang dikhususkan untuk sang raja dari segala raja atau yang biasa mereka sebut dengan panggilan sang lord. Duduk di atas singgasana itu sudah menjadi bentuk merendahkan sang lord sendiri. Karenanya semua mata yang melihat tindakan dari mantan raja kegelapan itu dengan bengis walau juga ada pancaran ketakutan pada mereka yang dulu menjadi salah satu pelaku dan saksi dihukumnya laki-laki dengan hukuman pancung. Siapa sangka, yang mereka lihat waktu itu hanyalah sebuah ilusi saja. Kepala yang menggelinding dengan wajah yang begitu persis dengan pahatan Reegan membuat mereka yakin bahwa laki-laki itu telah tiada saat itu juga.Namun, takdir sepertinya berpihak kepada laki-laki itu. Di depan mereka semua-di Kerajaan Utama, Reegan-laki-laki itu akhirnya memunculkan dirinya setelah sekian lama bersembunyi untuk mempersiapkan kejuta
Read more
39. Kegelisahan Avram
39. Kegelisahan AvramKyana meremas kuat selembar kertas yang baru saja dia dapatkan. Kedua matanya berkaca-kaca. Rasa bahagia membuncah di dadanya. Setelah sekian lama, wajah gadis itu kembali hidup. Menunjukkan ekspresi lain selain datar. Kedua matanya mendongak, menatap sang langit biru yang saat ini menghiasi angkasa. Orxphulus, Archeros dan Glo turut mengulas senyum di belakang Kyana. Ketiganya memang hanya mengawasi ratu mereka beberapa langkah di belakang gadis itu, karena tidak mau merusak kebahagiaannya. Kabar mengenai kemunculan ayah ratu mereka yang selama ini dikatakan telah tiada tentu saja membuat mereka terkejut. Tetapi kelegaan dan kebahagiaan juga tidak bisa mereka tutupi ketika melihat betapa bahagianya gadis yang selama ini mereka jaga.Awalnya mereka juga kurang yakin akan kabar yang mereka dengar. Tetapi setelah sang ratu mendapatkan selembar surat berisikan, "Kita akan bertemu lagi, Putriku" yang sudah jelas-jelas berasal dari seseorang yang tengah menjadi bahan
Read more
40. Tiga Suasana
40. Tiga SuasanaReegan kembali ke rumah sementaranya. Yah walau tidak bisa dikatakan rumah karena selama ini dia bersembunyi di sebuah gunung api yang sudah tidak aktif yang dirubah menjadi tempat yang cukup nyaman dan layak huni untuk dirinya dan para kaumnya yang selamat. Kehadirannya kembali disambut hangat para rakyatnya. Laki-laki itu langsung menyapa anak-anak yang mendekat ke arahnya. Satu-dua berebut bersalaman dengan pemimpin mereka itu. Tiga-empat ada yang berebut mendekat ke arah Reegan hanya untuk memberikan kado yang telah mereka siapkan sebelumnya.Hal ini terjadi karena sebelum Reegan pergi, laki-laki itu mengumumkan bahwa mereka akan segera kembali ke kerajaan mereka dahulu. Tentu saja hal itu disambut sorak kebahagiaan para kaumnya yang sekarang mulai kembali penuh karena telah memperbanyak katurunan dari sebelumnya. Dia ingat betul bahwa dulu ia hanya berhasil menyelamatkan kaumnya hanya berkisar dua puluhan. Mengingat kejadian dulu membuat dada Reegan memanas. Meng
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status