Semua Bab KAUM TERAKHIR: Bab 21 - Bab 30
109 Bab
21. Ratu dari Segala Ratu
21. Ratu dari Segala RatuSemilir angin malam menerbangkan surai hitam legam milik seorang gadis bergaun hitam yang kini tengah berdiam diri di balkon kamarnya. Hawa dingin yang menyelimuti dunia immortal malam itu rupanya tidak berhasil untuk membuat gadis itu memilih meringkuk di dalam selimut atau menghangatkan tubuhnya dengan secangkir teh hangat seperti kebanyakan orang. Manik sekelam malam itu mengamati kerlap-kerlip bintang di angkasa. Malam itu, tanpa kehadiran sang rembulan. Walau begitu ribuan bintang cukup untuk memperindah dan menerangi langit malam ini.Hembusan angin yang cukup kencang menabrak wajahnya membuatnya reflek memejamkan kedua matanya sejenak. Tampak berbalik pun dia tahu tamu tak diundang yang tengah menemuinya lagi secara diam-diam seperti ini. Aroma tubuh yang aneh nan khas namun sialnya berhasil membuat seorang Kyana kewalahan dengan aroma yang memabukkan sudah menjadi jawaban pasti untuk gadis itu. Dia belum cukup terbiasa dengan aroma memabukkan itu, yan
Baca selengkapnya
22. H-2
22. H-2 "Apa? Kenapa dipercepat?" Pertanyaan penuh keterkejutan itu terlontar begitu saja dari bibir mungil Queem. Cangkir yang dia genggam bergetar hebat, sebelum akhirnya pecah karena tidak bisa menahan tekanan genggaman gadis itu. Seorang pelayan yang berdiri di belakangnya, menunduk dalam-dalam. Merasakan aura yang dipancarkan sang ratu, membuatnya takut mendapat amukan dari gadis itu karena telah membawakan kabar yang kurang sedap bagi sang ratu. Queem melangkahkan kedua kakinya lebar-lebar keluar dari kamarnya dan menuju ke tempat sang ibunda berada. Hanya dengan mengandalkan indera pendengarannya yang semakin menajam semenjak penobatannya, dia dapat dengan mudah mengetahui di mana sang ibunda berada. Langkahnya terhenti ketika punggung sang ibunda telah terlihat. Mengembuskan napas panjang, melonggarkan kepalan kedua tangannya yang sejak tadi mengepal kuat menahan amarah. Memasang ekspresi datar, lalu mendekati sang ibunda yang tampak sibuk mencicipi beberapa stok darah yang
Baca selengkapnya
23. Anak Emas Dewa Kematian
23. Anak Emas Dewa Kematian "Aku bukan pemimpin Kaum Malaikat yang bisa mencoba berkomunikasi atau seorang luna besar Kaum Worewolf yang mendapatkan izin untuk bertemu Dewi Bulan." "Bukankah kau mendapat hak istimewa dari Dewa Kematian?" Kyana menatap tajam sang adik yang tampak kekeuh membujuknya untuk membawa gadis itu atau membantunya bernegosiasi akan takdir gadis itu. Bukannya dia tidak mau membantu, hanya saja permintaan adiknya kali ini di luar kemampuannya. Mencoba merusak takdir sama saja akan merusak kehidupannya sendiri. Banyak orang yang mengeluh atau tidak menerima akan takdirnya yang dirasa begitu kelam maupun rumit, tetapi Kyana yakin semua itu ada alasannya. Bagaimana pun Sang Pencipta kehidupan lebih banyak tahu yang terbaik untuk kehidupan kita daripada kita sendiri sebagai makhluk ciptaan. "Itu tidak bisa dipercaya, Queem," desis Kyana tajam. Pikirannya menjadi melayang jauh ketika dia menginjak usia tujuh tahun. Saat itu dia belum mengerti untuk paham. Dia hany
Baca selengkapnya
24. Sisi Lain Avram
24. Sisi Lain AvramElifa seketika membungkukkan tubuhnya ketika pintu besar ruangan aula terbuka menampilkan sosok yang sejak tadi dia tunggu kehadirannya. Gadis itu tampak menahan napasnya ketika orang yang paling disegani dan dihormati melewatinya dengan aura kebesarannya. Elifa menahan mati-matian getaran kedua kakinya yang terasa lumpuh, hingga membuatnya hampir luruh. Benar kata banyak orang bahwa aura lord mereka kali ini begitu kuat. Tanpa diperintah pun sudah dipastikan banyak orang bersujud-mengakui akan kekuatan dan kekuasaannya.Avram hanya menyeringai kecil ketika menyadari tubuh putri elf itu begitu kaku hanya karena auranya. Laki-laki itu tampaknya masih menahan kekesalan dengan para kaum elf yang merendahkan gadisnya. Rasa simpatiknya menghilang seketika. Walau dia tahu bahwa kejadian beberapa hari yang lalu hanya dilakukan beberapa orang saja, tetap saja perbuatan merendahkan itu dipolopori langsung oleh sang raja elf. Biarkan kaum elf merasakan dampaknya karena telah
Baca selengkapnya
25. Bantuan Alpha Wolfie
25. Bantuan Alpha WolfieQueem mengembuskan napas panjang ketika jari manis kirinya telah terpasang sebuah cincin. Berbeda dengan sang gadis, Nathan tampak sumringah karena telah dapat maju satu langkah lebih dekat untuk menjadikan Queem pasangan hidupnya. Dengan lembut dikecupnya punggung tangan gadis itu penuh sayang. Suara tepukan meriah dari para tamu undangan terdengar. Hanya ada beberapa orang yang diundang untuk menghadiri acara tersebut, bahkan hanya dari dua pihak keluarga saja. Tidak ada kaum lain yang mengetahuinya. Bahkan para rakyat dari kedua belah pihak pun dibiarkan tidak mengetahuinya. Hal ni dilakukan untuk mencegah terjadinya kericuhan dan penyerangan saat acara berlangsung. Mereka akan menyebarkan hubungannya ketika akan melangsungkan acara pernikahan mereka saja. Agar tindakan pemberontakan dan semacamnya tidak mempengaruhi status keduanya yang merupakan sepasang mate karena telah terjadi hubungan pertunangan. "Percayalah ini yang terbaik." Bisikan lembut Pangera
Baca selengkapnya
26. Tiga Pasang Gelang Misterius
26. Tiga Pasang Gelang MisteriusAcara pertunangan Queem berjalan dengan lancar, membuat Kyana cukup lega. Bahkan hingga tiga hari setelah acara itu berlangsung dia tidak mendengar desas-desus akan bocornya acara tersebut. Kini Kyana tengah disibukkan oleh tingkah ketiga pengawalnya yang sejak tadi pagi memperebutkan sesuatu yang Kyana sendiri tidak ketahui apa itu. Ia hanya menghela napas kasar, menguap pelan tampak bosan menonton ketiga pengawalnya yang tidak kunjung selesai berdebat."Berikan itu kepadaku, aku yang menemukannya terlebih dahulu!" Glo menatap nyalang Orxphulus yang terlihat memeluk sesuatu di belakang punggungnya. Turut menatap tajam Glo yang mengulurkan tangan kanannya di depan wajahnya."Apa-apaan kalimatmu itu, Glo! Sudah jelas-jelas gelang itu milikku yang diberikan oleh Yang Mulia Ratu Kyana!" Archeros menyerobot tidak kalah kesalnya. Rahangnya sudah mengeras, bahkan geraman kecil terdengar. Tanpa diberitahu pun semua orang dapat dengan mudah tahu bahwa laki-lak
Baca selengkapnya
27. Penyerahan Kesetiaan
27. Penyerahan KesetiaanUsai drama perebutan gelang itu, istana kedatangan sekelompok tamu tak terduga. Kyana bahkan sampai mengeluarkan auranya untuk menunjukkan kedudukannya di istananya sendiri. Ketiga pengawalnya pun turut mengeluarkan aura khas mereka masing-masing untuk mengimindasi sekelompok orang yang pernah merendahkan sang ratu mereka. Suasana ruang singgasana itu seketika mencekam dengan kabut hitam yang mencekik mereka yang datang. Tanpa diperintah sekelompok orang itu berjongkok memberi penghormatan paling hormat pada tradisi Dunia Immortal.Orxphulus, Archigos dan Glo sempat tersentak mendapati pemandangan itu. Bukan tanpa alasan keterkejutan menghantam mereka, pasalnya pelaku utama yang menjatuhkan nama baik ratu mereka di depan kaumnya sendiri turut di barisan kedua menunduk-memberi penghormatan walau dapat mereka tangkap dengan jelas bahwa laki-laki itu tampak terpaksa melakukannya. Diliihat dari raut wajah dan lirikan mata yang tidak benar-benar menatap ke bawah se
Baca selengkapnya
28. Amarah Kyana
28. Amarah KyanaKabar akan penyerahan kesetiaan yang dilakukan oleh kaum elf kepada Kyana tampaknya telah menyebar luas ke penjuru Dunia Immortal. Hal itu menimbulkan kontroversi, terlebih lagi hampir semua kaum Dunia Immortal berada di pihak kontra akan masalah ini. Banyak dari mereka yang menggunjing Kyana yang mereka pikir telah memaksa kaum elf untuk tunduk kepadanya. Pendapat negatif tentunya memenuhi nama Kyana yang terus disebut-sebutkan sebagai pelaku antagonis di naskah ini.Bahkan ketika gadis itu dengan tenang berjalan di tengah keramaian kota istana utama, banyak dari warga yang terang-terangan memandangnya sinis, mencibir, merendahkan dan masih banyak lagi. Mereka juga begitu berani mengatai gadis itu blak-blakkan tanpa peduli tatapan tajam yang dilayangkan ketiga pengawal gadis itu yang setia mengekor ke mana pun sang ratu pergi. Kyana sendiri memilih acuh, gadis itu memang sengaja pergi ke pasar kota utama untuk membeli beberapa apel. Karena apel persediaannya telah ha
Baca selengkapnya
29. Sifat Murni Kegelapan
29. Sifat Murni KegelapanKyana terkekeh rendah ketika melihat wajah terkejut sekaligus raut ketakutan dari sang penjual apel ketika mendapati dirinya tiba-tiba muncul di hadapan laki-laki itu. Dengan seringai tajamnya dia mengibaskan tangan kanannya, membuat sang penjual terpelanting jauh hingga menghantam salah satu kedai penjual lainnya. Laki-laki paruh baya itu mengerang, dengan kekuatannya yang jelas saja begitu jauh dengan yang dimiliki Kyana, ia mencoba melawan untuk mempertahankan dirinya.Sebuah sulur tanaman hijau merambat cepat, melilit kedua tangan Kyana. Membuat gadis itu mengerutkan dahinya sebelum akhirnya hanya dengan gerakan kecil sulur itu menjadi abu dan menguap begitu saja. Gadis itu membasahi bibir bawahnya, semakin senang untuk bermain-main dengan calon korbannya. Melihat sang penjual berani mencoba menyerangnya membuat jiwa kegelapannya semakin memberontak. Sesuatu yang begitu berbahaya kapan saja bisa bangkit jika gadis itu tidak bisa menahannya."Kau menggelit
Baca selengkapnya
30. Semakin Dekat
30. Semakin DekatSepasang kelopak mata itu akhirnya terbuka setelah hampir satu jam tidak sadarkan diri. Kyana mengerjap, menelisik di mana kini ia berada. Kerutan di dahinya tercetak jelas, sebelum akhirnya gadis itu mendengus kesal ketika mengingat tempat apa yang saat ini ia tempati. Kaki jenjangnya terulur menyentuh lantai. Suara ketukan heels miliknya meraung di ruang luas itu. Disibaknya gorden berwarna merah yang melambai-lambai tertiup angin. Manik hitam itu bergerak, mengamati pemandangan luar dari tempatnya."Tidak ada yang berubah," gumamnya.Gadis itu masih setia bergeming di depan jendela besar itu, tidak memperdulikan seseorang yang kini mendekat ke arahnya lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Tanpa meoleh pun ia tahu siapa pelakunya. Cukup dari aroma tubuhnya saja, Kyana dapat mengetahuinya. Untuk sejenak keduanya bertahan pada posisi mereka masing-masing dengan ditemani semilir angin malam yang membuat suasana semakin syahdu untuk keduanya menghabiskan waktu bersama."T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status