Semua Bab Suamiku Ternyata Bukan Suamiku: Bab 11 - Bab 20
73 Bab
Bab 11. Kabar baik
Keesokan harinya, Juliana sudah bersiap untuk pergi sarapan, sementara Reina masih berbaring dan enggan bangkit. "Kenapa masih rebahan? Sebentar lagi waktunya sarapan, ayo bersiap!" ajak Juliana sembari duduk di sebelah Reina yang malah membelakangi Juliana. Melihat gelagat Reina, Juliana sepertinya mengerti kalau adiknya masih kesal karena kejadian semalam. "Kamu marah sama Kakak karena kejadian semalam?" tanya Juliana berusaha berbicara baik-baik. Reina menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Aku sama sekali tidak marah sama Kakak. Aku hanya malas kalau harus semeja dengan Lena. Dia masih membuatku kesal," terang Reina menjelaskan. Juliana menghela napas pelan ternyata memang masih masalah semalam, mencoba mengerti perasaan Reina dan akan berusaha membujuk adiknya agar mau sarapan. "Kakak mengerti kalau kamu masih kesal pada Lena, tapi kamu harus tetap sarapan, Reina. Jangan sampai sakit karena masalah Lena." "Kakak!" seru Reina mencebik. "Aku tidak akan sakit karena Lena. Lagian,
Baca selengkapnya
Bab 12. Kejutan tak terduga
"Reina!" seru Juliana, tiba-tiba saja berteriak dari luar kamar. Juliana membuka pintu kamar dan masuk. "Ada apa, Kak?" tanya Reina penasaran. "Joseph sudah ditemukan dan dia selamat," seru Juliana kegirangan. Air mata Juliana kembali berderai dan Reina pun memeluk kakaknya dengan erat. "Benarkah kabar itu?" tanya Reina sekali lagi. Dia amat senang, tapi juga masih tidak percaya mendengar kabar itu. Juliana mengurai pelukan dan menceritakan semua yang dikatakan Ariana. "Walaupun begitu, aku tidak bisa menemuinya, Reina." Kesedihan amat kentara di wajah wanita itu. Ia benar-benar ingin bertemu dengan suaminya. Juliana ingin memastikan kalau suaminya memang baik-baik saja. Dengan begitu, Juliana bisa tenang. "Kenapa, Kak?" "Kata polisi keadaan Joseph masih belum stabil, jadi dia belum boleh dijenguk oleh siapa pun," ungkap Juliana, raut kesedihan masih kentara di wajah itu. "Tidak apa-apa, Kak. Setidaknya Joseph sudah ditemukan. Kakak yang sabar saja. Kalau sudah waktunya, Kaka
Baca selengkapnya
Bab 13. Rencana jahat
Juliana langsung memeluk sosok Joseph itu dengan erat. Dia merapalkan syukur berkali-kali, karena ternyata yang di depannya itu benar suaminya. Sementara itu, Reina yang ada di belakang Juliana pun syok melihat kedatangan Joseph. Dia sampai tak bergerak karena terlalu kaget. "Tapi Joseph, kenapa kamu ada di sini?" tanya Juliana setelah mengurai pelukan. Joseph memindai situasi dengan mengamati sekitar, lalu dengan cepat, dia menutup pintu kamar. Baik Juliana maupun Reina bingung melihat gelagat Joseph yang aneh. Akan tetapi, keduanya memilih diam. Situasi dan kondisi saat ini benar-benar membuat mereka tak berkutik. Setelah memastikan pintu kamar tertutup rapat, Joseph meminta Juliana dan Reina duduk. "Joseph, kenapa kamu ada di sini? Bukankah harusnya kamu ada di rumah sakit?" tanya Juliana sekali lagi yang masih bingung dan penasaran. Begitupun dengan Reina. Dia merasa mimpi melihat sosok kakak iparnya itu. Reina merasa ada yang tidak beres, karena baginya semua ini tidak masuk
Baca selengkapnya
Bab 14. Sosok pria bermata hijau
Sepeninggalnya Bradley, Juliana hanya bisa menangis dengan perasaan hancur. Ia sudah ditipu dan dikhianati oleh orang yang dicintainya, sementara perasaan Juliana pada sosok Joseph palsu itu begitu tulus. Dia memang marah, tapi rasa cintanya membuat Juliana terdiam tak berdaya. Melihat sang Kakak yang terpuruk, Reina tak tega. Reina pikir, suami Juliana itu orang yang baik, jadi dia sempat tidak percaya dengan pengakuan Bradley, tetapi ternyata fakta menghantam kepercayaan Reina dan Juliana sekaligus. "Kak yang sabar, ya. Aku tahu ini pasti berat, tapi Kakak harus kuat. Ingat, Ayah menunggu kita di rumah." Reina bingung, bagaimana menenangkan kakaknya. Sampai akhirnya kata-kata itu yang keluar dari mulut Reina. Dia tahu ucapan saja tidak akan membuat perasaan Juliana kembali membaik seutuhnya. "Ini sangat menyakitkan, Reina. Rasanya aku seperti sengaja dijerumuskan ke jurang yang sangat dalam dan gelap." Reina mengusap punggung sang Kakak. Dia sungguh tidak tahu harus berkata apa
Baca selengkapnya
Bab 15. Dia istriku?
Jantung Juliana berdetak dengan kencang. Mereka berdua sungguh-sungguh dibuat syok, karena pria yang sedang menatap mereka itu sama persis dengan pria yang ada di foto yang di simpan di salah satu ruangan kediaman keluarga Reign. Pria dengan manik mata berwarna hijau. Kedua Kakak beradik itu saling pandang lagi. Mereka bingung bercampur kaget. Akan tetapi, keduanya tidak bisa mengatakan apapun selain melihat pria yang ada di sana dengan perasaan campur aduk. Di sisi lain, Ariana menautkan kedua alisnya melihat Juliana dan Reina yang hanya diam di ambang pintu. Padahal seharusnya Juliana langsung menghambur ke pelukan Joseph dan berekspresi senang. Namun, pada kenyataannya Juliana malah mematung seperti sedang melihat hantu yang hidup kembali. "Juliana, Sayang. Ayo ke sini! Jangan di situ terus," ucap Ariana dengan tangan yang terulur memberi isyarat pada Juliana untuk mendekat. Kerongkongan Juliana tiba-tiba terasa kering sampai sulit untuk meneguk saliva. Kalau saja itu adalah s
Baca selengkapnya
Bab 16. Pion
Reina dan Juliana ada di luar ruangan. Kebetulan saat ini waktunya makan siang, jadi Reina sengaja mencari alasan untuk keluar mengajak kakaknya. Padahal sebenarnya itu alasan Reina untuk menjauh agar berbicara leluasa dengan Juliana. "Kak, sebaiknya kita cari makan dulu!" ajak Reina sembari menarik lengan kakaknya. Juliana tidak merespon apapun dan memilih untuk ikuti kemauan adiknya, karena saat ini pikiran wanita itu sedang kacau. Reina mengajak Juliana ke kantin rumah sakit kalau harus pergi jauh untuk mencari makan ditakutkan Ariana mencari mereka. Reina mengajak Juliana untuk duduk di kursi paling ujung. Ini disengaja agar pembicaraan mereka tidak terdengar oleh siapa pun. Reina berinisiatif untuk memesan makanan, sementara Juliana sudah duduk dengan wajah lesu. Sungguh saat ini dia ingin berteriak, mengeluarkan semua keluh kesahnya yang menggumpal di dada. "Kak?" Juliana terperanjat mendengar namanya dipanggil. Ternyata adiknya sudah duduk di pinggir dengan wajah penasara
Baca selengkapnya
Bab 17. Suami palsu
Suara pintu terbuka membuat Joseph dan Ariana menoleh. Sebelumnya mereka sedang mengobrol, tapi langsung terhenti saat melihat Juliana datang, sedangkan Bradley meninggalkan mereka begitu saja di depan pintu dan pergi entah kemana. "Maaf, apakah aku mengganggu?" tanya Juliana tak enak hati.Ariana langsung menerbitkan senyum dan menyuruh Juliana untuk mendekat. "Kamu dari mana, Sayang?" tanya Ariana saat Juliana sudah di hadapan Ariana dan Joseph. "Maaf, Bu. Tadi Reina lapar, jadi aku temani dia makan." Ariana tersenyum simpul. "Ya sudah, Ibu tinggal kalian dulu, ya. Ibu juga mau makan siang." Ariana beralasan belum makan siang, jadi Juliana bisa menemani Joseph. Sepeninggalnya Ariana, suasana tiba-tiba saja terasa canggung. Juliana memandang Joseph walaupun sesaat. Dia mengakui bahwa Joseph memang pria tampan seperti para pangeran putri-putri Disney. Joseph pun merasa aneh berhadapan dengan Juliana. Dia mengamati wanita itu dengan seksama. Entahlah dia merasa aneh saja karena
Baca selengkapnya
Bab 18. Pindah kamar?
Juliana terlihat bergegas memasuki mansion. Dia baru saja pulang dari rumah sakit. Hati wanita itu dirundung kekalutan. Sedari keluar dari rumah sakit, Juliana tak tenang. Dia yakin, Lena sudah menaruh curiga padanya. "Astaga!" Juliana terperanjat mendapati Reina tiba-tiba saja muncul di balik pintu. Dia baru saja membuka pintu kamar dan sudah ada Reina yang berdiri menjulang di sana. "Ya ampun, Kakak. Kenapa tiba-tiba muncul?" ucap Reina terlihat kaget sembari memegangi dadanya yang berdegup kencang. "Aku juga kaget, Reina. Aku pikir kamu tidak ada di kamar," cetus Juliana sembari masuk ke kamar. Reina memang memilih pulang duluan dari rumah sakit, karena dia merasa tidak nyaman jika harus terus di rumah sakit. Setelah pintu ditutup rapat, Juliana duduk di atas tempat tidur. Wajahnya terlihat stres dan Reina melihat itu dengan sangat jelas. "Ada apa, Kak? Apakah terjadi sesuatu pada Joseph?" tanya Reina khawatir. Wajah Juliana pucat dan frustrasi. Juliana menggelengkan kepala
Baca selengkapnya
Bab 19. Rasa bimbang
"Se-sepertinya tidak bisa, Bu," ucap Juliana membuat Ariana menautkan kedua alisnya. Dia bingung mendengar jawaban Juliana. "Kenapa tidak bisa? Hal yang wajar, kan, kalau suami istri ada dalam satu kamar?" Juliana tersenyum kaku mendengar pertanyaan dari Ariana. Kalau saja Ariana tahu dirinya bukan istri asli Joseph mungkin tidak akan ada perintah seperti itu. Ariana akan mengusirnya atau bahkan menyeretnya ke dalam penjara. Sekarang posisi Juliana terhimpit. Tidak ada yang membantunya termasuk Bradley, si dalang dari sandiwara ini. Reina merasa kasihan pada kakaknya pasti Juliana sangat tertekan, karena harus mencari alasan atas jawaban sang Tuan rumah. Akan tetapi, dia tidak bisa ikut campur, karena tidak mau membuat Juliana dalam kesulitan. "Em, itu karena ...." Juliana menggantungkan ucapannya sembari melirik pada Bradley yang ada di hadapannya. Pria itu tengah menatap tajam pada Juliana seolah mengintimidasi agar Juliana jangan sampai salah bicara. Di saat seperti inilah se
Baca selengkapnya
Bab 20. Menjemput suami?
Tiga hari kemudian, Juliana dan Ariana pergi ke rumah sakit untuk menjemput Joseph. Reina sengaja tidak ikut, karena beberapa alasan. Selama dalam perjalanan ke rumah sakit, Ariana terus bercerita tentang betapa senangnya, karena Joseph bisa pulang ke rumah. Juliana tak banyak bicara kecuali sesekali tersenyum dan hanya sekedar menanggapi Ariana. Itu karena, saat ini pikirannya bercabang. Dia merasa akan menghadapi ujian besar yang membuat jantungnya berdetak kencang. Nyalinya seolah diuji dengan sandiwara yang sedang dia jalani. Setiap hari, Juliana dibayangi ketakutan. Dia merasa harus siap menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi setiap harinya. Sekarang saja, rasanya berat sekali, karena harus menjemput Joseph. Dia selalu merasa bersalah jika bertatap muka dengannya. "Juliana?" Juliana terperanjat saat mendengar Ariana memanggilnya dengan cukup keras. Wanita itu langsung menoleh dan mendapati Ariana sedang memandanginya dengan tatapan khawatir. "Kenapa kamu diam saja?" tan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status