All Chapters of Berubah Cantik saat Reuni: Chapter 21 - Chapter 30
40 Chapters
Ranjang Reyot
"Makanan apa yang kamu berikan kepadaku, Hanna! Kenapa perutku tiba-tiba sakit setelah memakan masakanmu!”Adrian berteriak dari dalam kamar mandi. Hanna terkekeh saat melihat teriakan Adrian. Membayangkan Adrian sedang buang air besar di WC sambil meringis dan memegangi perutnya yang melilit membuat dia merasa bahagia di atas penderitaan suaminya."Kamu sengaja mau membunuhku?" Tiba-tiba Adrian sudah berada di dalam kamar Hanna. Dia melangkah maju mendekat ke arah Hanna yang sedang berbaring di tempat tidur."Kamu pikir aku akan diam saja? Aku akan membalas perbuatanmu." Adrian berjalan semakin maju. Dia menatap Hanna dengan tatapan mengerikan.Hanna mengangkat tubuhnya hingga dia setengah duduk di tempat tidur. Dia terus mundur menjauhi Adrian.Adrian terus maju dan naik ke atas tempat tidur Hanna yang sempit, hingga Hanna terpojok ke tembok."Apa yang mau kamu lakukan Adrian?" teriak Hanna panik. Tidak biasanya dia melihat Adr
Read more
Seperti Sampah
Hanna baru mau mengirim pesan untuk Adrian, ketika tiba-tiba laki-laki itu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Hanna menjadi panik dan bergegas menyembunyikan ponsel di belakang tubuhnya, lalu meletakkan ponsel itu ke sembarang tempat.“Ke-kenapa kamu ke sini lagi?” Hanna bertanya dengan suara terbata-bata.“Kenapa aku ke sini? Apa kamu pikir aku datang ke sini karena merindukanmu?" Adrian tertawa mengejek. “Itu tidak mungkin terjadi. Jangan terlalu percaya diri. Aku tidak mungkin merindukanmu,” ujarnya pasti.“Ck. Aku juga tidak berpikir seperti itu.” Hanna menimpali sekadarnya. “Aku cuma bertanya, ada urusan apa kamu ke sini?” lanjutnya memperjelas pertanyaan."Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, kenapa kamar ini masih berantakan?” Adrian mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dia menatap seluruh isi kamar yang masih seperti kapal pecah. Dipan kasur yang ambruk dan terpecah belah membuat pemandangan di kamar Hanna semakin tidak sedap dipand
Read more
Haruskah Bercerai?
Ricky berjalan mondar-mandir di kamar sambil menatap barang-barang milik Hanna. Baju baru, tas branded, sepatu mewah, dan berbagai macam barang belanjaan yang Hanna titipkan di rumahnya. Semua barang itu mengingatkan dia pada Hanna ketika berperan sebagai Cindy. "Tidak. Ini tidak benar. Seharusnya sejak awal aku bertanya pada Hanna tentang statusnya. Aku memintanya berpura-pura menjadi calon istriku karena aku tidak tahu jika dia sudah menjadi istri orang lain." Ricky menggeleng-gelenglan kepala.Saat tenggelam dalam pikirannya yang kacau, tiba-tiba Ricky mendengar suara pintu rumah yang diketuk pelan. Dia pikir yang datang adalah Elmira, maka dia tidak mengacuhkan suara ketukan pintu itu.“Kenapa kamu sangat berisik, Elmira! Aku sudah memintamu untuk pergi dari rumah ini. Aku tidak mengizinkanmu untuk tinggal lebih lama di sini,” teriak Ricky karena suara ketukan pintu itu tidak kunjung berhenti. Dia mengira Elmira kembali lagi ke rumahnya setelah beber
Read more
Khilaf yang Disengaja
Adrian dan Hanna telah sampai di apartemen. Adrian merasa terusik karena mulai menyadari jika wanita cantik yang sedang bersamanya sejak tadi selalu melengkungkan bibir ke bawah. Mereka kini sudah sampai di apartemen.“Kamu kenapa, Cindy?” Adrian meraih jemari Hanna dan menggenggamnya dengan erat.“'Apa kamu masih memikirkan tentang hubunganku dengan istriku? Aku sudah mengatakan kepadamu. Aku akan menceraikan dia secepatnya,” bujuk Adrian.“Sayang, apa aku boleh bertanya sesuatu?” Hanna menatap lekat Adrian.Adrian melepaskan genggaman tangannya di jemari Hanna. Dia duduk di sofa panjang yang ada di dalam apartemen miliknya. Dia merentangkan kedua tangan, memberi kode agar wanita cantik yang masih berdiri di dekatnya segera menjatuhkan diri ke pangkuannya.“Apa yang ingin kamu tanyakan? Bertanyalah, aku akan menjawabnya,” ujar Adrian setelah tubuh Hanna jatuh di atas pangkuannya. Dia merangkul wanita yang sedang membuatnya tergila-gila i
Read more
Pandai Bersandiwara
Pagi hari, Adrian terbangun oleh suara ponsel yang tidak berhenti berdering. Dengan malas dia membuka ponsel untuk melihat siapa yang menelepon. Matanya terbuka lebar melihat puluhan kali panggilan tidak terjawab dari Elmira. Apa lagi yang wanita itu inginkan?Adrian menolak panggilan dari Elmira, lalu mematikan ponselnya. Dia menatap lekat wanita cantik yang masih terlelap di atas ranjang. Entah mengapa, dia tidak pernah bosan menatap dan menikmati wajah cantik itu."Kata orang, wanita cantik akan terlihat ketika dia bangun tidur." Adrian menggerakkan jemarinya menyentuh wajah Hanna. Dia melakukan gerakan menghapus riasan di wajah Hanna, tetapi gerakan tangannya malah membuat Hanna terbangun. Hanna membuka mata secara perlahan. Wajah Adrian yang pertama kali terlihat saat dia membuka mata. Meski pandangannya masih terasa buram dan kepalanya masih nyut-nyutan, dia tetap mencoba untuk bangun."Apa yang kamu lakukan?" Hanna menatap heran menyadari Adrian baru saja mengusap wajahnya. Unt
Read more
Marah atau Cemburu
Elmira meringis memegangi memar di pipinya yang terasa nyeri, tetapi segera tersenyum saat melihat laki-laki yang berdiri dengan gagah di hadapannya. "Adrian? Kamu datang ke sini? Kamu datang untuk menjemputku, 'kan?" Elmira tersenyum menatap Adrian penuh harap, tidak peduli meski laki-laki itu baru saja memberikan bekas memar kemerahan di pipinya. Adrian tersenyum miring. "Jangan terlalu percaya diri, Elmira! Aku ke sini untuk memberi peringatan untukmu." Dia membuka ponsel yang terdapat foto Hanna di sana dan memberikannya kepada Elmira. Foto itu dia dapatkan dari Elmira beberapa saat yang lalu. Salah satu pesan yang dikirimkan Elmira kepadanya ternyata berisi foto Hanna."Apa maksudmu memberikan foto ini kepadaku? Apa kamu ingin mengancamku? Kamu ingin memberi tahu semua orang tentang istriku?" Adrian menatap tajam Elmira.“Jangan-jangan, kamu yang sudah memberikan informasi mengenai istriku kepada Cindy?” Adrian kembali tersenyum miring.  "K
Read more
Kanebo Kering
“Hanna sudah sangat keterlaluan. Bisa-bisanya dia bersekongkol dengan laki-laki lain untuk menipu suaminya sendiri.” Adrian melajukan mobil kencang menjauh dari rumah Ricky.Melihat Adrian yang mengamuk seperti orang kesetanan, Ricky hanya bisa tersenyum kecut. Dia kembali melanjutkan aktivitasnya memandikan Bimo. Dia telah selesai mengguyur seluruh badan Bimo dengan air, sekarang dia mengelap seluruh badan Bimo dengan menggunakan kanebo. Tiba-tiba saja lantunan musik yang mengalun di radio mengusik hatinya. Suara serak penyanyi terkenal, Ipang Lazuardi yang menyanyikan lagu berjudul “Ada yang Hilang” membuat Ricky melemparkan kanebo ke lantai.Ricky mengambil kembali kanebo yang tergeletak di atas lantai dan mencucinya dengan air mengalir. Dia memeras kanebo tersebut untuk menghilangkan airnya, lalu menatap kain yang kaku itu sambil bicara sendiri.“Baru kali ini aku iri padamu. Coba saja kalau hatiku sepertimu, aku tidak mungkin mudah patah hati,” gumam Ricky seraya menatap lekat kan
Read more
Perubahan Sikap Adrian
"Bersiap-siaplah! Kita keluar hari ini," ujar Adrian pada Hanna. Mendengar Adrian yang tiba-tiba mengajaknya keluar, Hanna merasa heran. Selama satu bulan menikah, tidak satu kali pun Adrian mengajak Hanna keluar. Adrian selalu sibuk dan asyik sendiri dengan teman-temannya hingga tidak pernah punya waktu untuk Hanna. “Tunggu apa lagi, Hanna! Cepatlah bersiap-siap. Aku menunggumu di luar,” titah Adrian pada Hanna yang sedang berdiri mematung dan tenggelam dalam lamunan. “Ka-kamu serius? Mengajakku ke luar?" tanya Hanna ragu-ragu. “Tentu saja aku serius. Apa aku terlihat sedang bercanda? Cepat bersiap-siap. Aku tidak mau menunggu terlalu lama." Adrian bergegas ke luar kamar Hanna. Hanya sebentar saja Adrian meninggalkan kamar Hanna. Tiba-tiba, dia kembali dengan bingkisan di tangan. Dia memberikan bingkiaan itu kepada Hanna. “Pakailah gaun yang telah kusiapkan ini,” ujarnya tegas.Hanna membuka bingkisan dari Adrian dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Ini adalah kali pertama A
Read more
Mari Bercerai
“Sudah berapa kali kuperingatkan, jangan hubungi istriku lagi!" sentak Adrian. "Jika tidak ada yang penting, sebaiknya kamu tidak menghubungi istriku.” Adrian mematikan telepon dari Ricky. Dia melihat ke arah kamar kecil. Belum ada tanda-tanda Hanna keluar dari sana. Karena masih penasaran dengan hal yang membuat Hanna tersenyum sendiri, dia memutuskan untuk memeriksa ponsel milik istrinya itu.Adrian melebarkan mata. Dia tidak menyangka, istrinya senyum-senyum sendiri karena menonton adegan drama korea yang lucu di sebuah platform.Adrian menghembuskan napas lega dan meminta maaf dalam hati karena sudah berpikiran buruk tentang istrinya.Saat terdengar suara pintu yang dibuka, Adrian bergegas meletakkan ponsel Hanna di atas meja. Dia berpura-pura sibuk dengan ponselnya sendiri.Hanna keluar dari kamar kecil. Dia melangkah dengan terburu-buru menghampiri Adrian.Adrian tersenyum melihat Hanna berdiri di depannya. "Duduklah, Hanna!" ucap Adrian saat Hanna masih saja berdiri.“Aku tidak
Read more
Bersaing
“Aku ingin kita bercerai!” ujar Hanna seraya memberikan sebuah lembaran kertas yang merupakan surat perceraian.“Aku sudah mengurus semuanya di pengadilan agama. Kamu tinggal membubuhkan tandatanganmu di kertas itu," ucap Hanna setengah memaksa.“Tidak, Hanna. Aku tidak ingin bercerai darimu." Adrian menggeleng-gelengkan kepala. Dia tidak menyangka Hanna akan berbuat sejauh itu. Berpura-pura menjadi wanita cantik yang membuatnya jatuh hati, tetapi secara diam-diam mengurus surat perceraian mereka.“Kenapa kamu harus berpura-pura menjadi Cindy, jika akhirnya kamu menginginkan kita berpisah?” Adrian meminta penjelasan dari istrinya.“Maafkan aku, Adrian. Aku sudah memutuskan semua ini. Kita bicara lagi nanti di pengadilan agama, itu juga jika kamu bersedia datang.” Hanna mengambil koper berisi pakaian dan barang-barang berharganya, lalu mendorongnya ke luar kamar. Untuk terakhir kalinya, dia berpamitan pada Adrian.“Mau ke mana?” Adrian menahan langkah Hanna. Dia menarik lengan Hanna d
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status