All Chapters of Istri Kontrak Ceo Dingin: Chapter 11 - Chapter 20
23 Chapters
Momongan
"Ayah dan ibu belum turun?" Tanya sebuah suara dari belakang yang langsung membuat semua orang menoleh. Seorang gadis remaja berperawakan cantik dan muda menyapa semua tamunya dengan sikap yang santai, tapi juga ramah. Setelah sebelumnya menatap semua orang secara bergantian, gadis itu menyapa anggota keluarganya yang lain yang baru saja tiba. "Hai Kak Elvan, Kak Aretha." Sapanya sopan. Aretha membalas dengan anggukan dan tersenyum, sementara Elvan melirik sekilas gadis yang sudah dikenalnya itu. Dia adalah Christina. Cucu perempuan satu-satunya keluarga Addison dari pihak paman Elvan yang merupakan anak kedua dari Nyonya Sofia. Dan bisa dikatakan juga, dia adalah sepupu Elvan. Seorang gadis muda dan cantik yang saat ini masih duduk di bangku kuliah semester awal. Melihat cucu perempuannya turun seorang diri, Sofia segera meminta Christina untuk memanggil kedua orang tuanya. "Panggil ayah dan ibumu turun. Panggil juga Si Bungsu," pinta nenek. C
Read more
Pakaian Yang Nyaman Dan Pantas
"Apa Nenek yakin dengan apa yang nenek katakan itu?" Tanya Elvan tidak senang, ketika melihat neneknya terus saja berulah. "Kenapa? Apa itu salah lagi?" Tanya Sofia ikut tidak senang. Aretha menatap keduanya dengan malas. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Kenapa mereka lebih terlihat seperti kucing dan anjing, ketimbang seorang nenek dan cucu kandung? Mungkinkah Elvan sebenarnya adalah cucu angkat Nyonya Sofia? Atau karena terlalu lama tidak bertemu dan berkomunikasi, mereka menjadi kacau? Lantas, tidak adakah yang ingin melerai?? Aretha melirik paman dan bibi Elvan secara bersamaan. Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan keributan kecil ini, sementara Christina dan Kiky hanya bersikap cuek dan tidak berniat untuk menyela. Bisa dibilang keributan ini bukan hanya terjadi satu atau dua kali, tapi sudah beberapa kali. Aretha menepuk pelan keningnya dengan tidak sadar. "Aku akan membawanya ke kantor atau tidak, itu terserah padaku. Apa nenek
Read more
Sepupu Yang Cerewet
Meski ini bukan pertama kalinya Aretha menginjakkan kaki di gedung kantor Elvan yang megah, Aretha tidak pernah sekalipun tidak terkesima melihat tingginya gedung tersebut menjulang. Tak hanya gedungnya yang selalu membuat Aretha takjub, tapi orang-orang yang ada di dalamnya pun tidak kalah membuatnya tercengang. Seluruh staf menyambut kedatangan Elvan dan Aretha dengan sangat meriah dan penuh antusiasme. Beberapa dari mereka bahkan sudah berbaris di depan pintu dan menyapa dengan ramah, sampai-sampai ada yang membuat beberapa kata sambutan dan juga bunga spesial untuk Aretha. Sungguh sesuatu hal yang belum pernah diterima Aretha selama ini, entah kata apa yang bisa melukiskan situasinya. Aretha kini bagai seorang duta besar yang ingin menghadiri sebuah acara. Aretha dapat merasa banyak sekali pasang mata menatap ke arahnya dan Elvan secara bersamaan dengan penuh rasa minat dan hormat. Entah hormat karena memang sudah aturannya seperti itu, atau hormat karen
Read more
Mengekang Dengan Tali Atau Rantai?
"Apa kau ingin aku memutasikanmu ke kantor cabang kita yang ada di Ternate?" Tanya Elvan dengan nada yang penuh dengan ancaman. Alfin spontan mengendurkan ekspresinya, apa? Sekarang ini sepupunya ini ingin menggunakan kekuasaan untuk menindasnya? Alfin menghentikan kelakarnya sejenak, ia tahu ucapan Elvan memang tidak sepenuhnya serius. Tapi jika ia sudah berkehendak, maka apa pun itu Elvan pasti bisa mewujudkan itu dengan mudah. Oleh karenanya, bersikap rileks adalah jalan satu-satunya untuk Alfin bisa selamat dari kata maut yang sudah terlalu sering di ucapkan Elvan padanya. Memutasikannya ke tempat yang jauh dari kota! Oh, tentu saja ia tidak mau! "Oke! Aku hanya bercanda!" Alfin mulai kembali bersikap patuh dan juga manis. Tapi untuk beberapa saat kemudian, ia menatap Elvan dengan seulas senyum yang kini telah berubah menjadi sedikit monoton. "Aku memang tidak serius saat mengatakan itu semua, tapi soal aku yang masih ingin melanjutkan pekerjaan
Read more
Bagai Burung Dalam Sangkar
"Jadi ini kantinnya?" Tanya Aretha hampir tidak percaya.      Dirga mengangguk dan mengiyakan.     "Benar Nyonya, ini adalah kantin kami yang diperuntukkan khusus untuk seluruh pegawai dan pemimpin yang ada." Terang Dirga berucap dengan sopan.      Aretha menatap ruangan besar itu dengan kikuk dan tidak terlalu mempedulikan panggilan Dirga yang suka berubah-ubah. Sebentar-bentar 'Nyonya', sebentar-bentar 'Nona'. Apapun itu selama sebutan itu adalah sebutan untuk seorang wanita, Aretha tidak akan mempermasalahkannya.      Ia tahu Dirga akan berbicara dan memanggil Aretha s
Read more
Permintaan
Elvan sudah biasa bersikap dingin pada wanita, tapi ia tidak terbiasa diperlakukan dingin oleh wanita. Itu sebabnya, melihat perlakuan Aretha yang begitu acuh padanya membuat Harry merasa cukup kesal. Elvan masih ingat bagaimana sikap Aretha, ketika dia meminta waktu dua hari kebebasan padanya untuk urusan pribadi. "Aku sudah menuruti keinginanmu untuk ikut ke kantor. Kalau begitu, apa aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Aretha mencoba menyampaikan sesuatu, tepat ketika ia dan Elvan berada dalam perjalanan pulang ke rumah di hari pertamanya masuk ke kantor. Elvan yang saat itu sedang sangat lelah, memejamkan mata dan tidak memberikan respon, tapi Aretha tetap melanjutkan permintaannya. "Apa aku boleh meminta hari libur di sela-sela waktuku dalam satu minggu?" Tanya Aretha mencoba bernegosiasi. Entah apa tujuannya. Elvan yang saat itu sedang tidak ingin berpikir terlalu banyak karena lelah, hanya membuka sedikit matanya untuk melirik Aretha. Aretha pun
Read more
Mulai Bekerja
Untuk beberapa waktu ke depan setelah Aretha mulai diberikan beberapa pekerjaan tambahan oleh Dirga atas instruksi Elvan, Aretha tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen yang ada di depan matanya itu dengan skala yang menghitung.      Aretha memang pernah mengeluh soal kurangnya ata bahkan tidak adanya pekerjaan apa pun yang harus ia kerjakan, tapi semejak ia mengeluh soal pekerjaannya yang terlalu remeh, Dirga terus saja menambahkan pekerjaan tambahan untuknya sejak hari itu sampai saat ini.      Sehingga dengan ekspresi yang tidak kuasa, Aretha menatap Dirga dengan penuh rasa ingin di berikan simpati.      "Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Tanya Aretha dengan sepenuh hati dan sangat tidak paham dengan maksud dari pekerjaan yang terus di tambahkan, padahal ia bukan bekerja pada mereka untuk menjadi seorang pekerja kantoran.      Tapi m
Read more
Model Sekaligus Artis
Setelah seminggu kemudian berlalu dengan cepat, Elvan dan Aretha kini sedang berada di sebuah pesta ulang tahun Steven yang ke-30 dengan mengenakan pakaian yang sudah mereka persiapkan sebelumnya dengan sempurna. Karena sebelumnya Steven mengundang Elvan dan Aretha ke acara ulang tahunnya.Penampilan Elvan dan Aretha menyita hampir sebagian tamu yang hadir di pesta itu, dan membuat mereka tak henti-hentinya menatap ke arah mereka dengan penuh antusiasme yang tinggi dan juga terkesima. Tak hanya dikarenakan mereka tahu dengan baik siapa pria yang tengah melewati mereka dengan begitu luwesnya, tapi mereka juga cukup terpukau dengan penampilan mereka yang begitu mencolok dan keserasian yang pasangan itu tunjukkan. Hingga Aretha akhirnya mengerti satu hal. Pantas saja Elvan menyiapkan gaun yang begitu mewah untuknya sebelum acara ini. Ternyata pesta perayaan ulang tahun sekaligus keberhasilan dan kepulangannya Steven ke tanah kelahiran, juga dilakukan dengan sanga
Read more
Dengan Sengaja
Martha mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu, ketika Elvan berhasil menarik Aretha menjauh dari wanita berparasit itu, Aretha dengan santainya langsung melayangkan sebuah pertanyaan untuk Elvan. "Apa dia itu pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha dengan tiba-tiba membuat Elvan menatapnya. "Bagaimana kau bisa tahu? Bukankah tadi katamu kau tidak mengenalnya?" Tanya Elvan balik dengan acuh. "Aku memang tidak mengenalnya, tapi tampaknya aku pernah melihatnya. Jadi, apa dia benar pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha sekali lagi dengan penasaran. Elvan memindahkan tatapannya dari Aretha, membuat Aretha kembali memaksa. "Hei! Kau belum menjawab pertanyaanku! Jadi yang aku katakan itu benar atau tidak? Soalnya aku seperti pernah melihat wajahnya entah di majalah dewasa mana yang aku lihat di rumah temanku! Em, apa itu dia?" Tanya Aretha sekali lagi. Elvan mengangkat sebelah alisnya. "Kau bermain ke tempat temanmu yang memi
Read more
Pengagum Rahasia
Aretha melirik kegiatan Elvan sekilas dan kemudian merasa cukup terkagum-kagum, karena jarang sekali ia bisa melihat seseorang begitu telaten dalam melakukan sebuah pekerjaan tanpa jeda. Setelah bekerja dari pagi hingga malam dan ia harusnya pulang untuk beristirahat sambil menikmati makan malamnya, Elvan justru masih tetap harus sibuk dengan segala rutinitas pekerjaannya yang dia kontrol dari ponselnya yang canggih dan multi tasking. Orang kaya dan sibuk memang berbeda level. Walaupun orang miskin seperti Aretha juga pernah sesibuk dirinya sampai-sampai hanya punya waktu untuk menyantap makanannya, satu kali dalam satu hari untuk terus bekerja dalam mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa melunasi hutangnya dengan cepat. Aretha tak bisa memungkiri bahwa ia sesungguhnya benar-benar kagum dengan etos kerja Elvan yang tak mengenal lelah, walaupun ini sudah merupakan waktu untuknya menikmati hidup. Bukankah Elvan memiliki sangat banyak uang untuk ia menikm
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status