All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 51 - Chapter 60
161 Chapters
34a. Kecelakaan
"Jadi, apa kau masih berpikir untuk membiarkanku membawa mantanku ke dalam pernikahan kita."Anne seketika menggeleng dengan tegas meski nuraninya sebagai sesame wanita terhadap Esther tersentil. Dengan posisinya saat ini, ia tak bisa lepas dari pernikahan. Karena Luciano menginginkan demikian, pun karena kedua orang tuanya.Kepuasan Luciano terlihat jelas dari seringai pria itu akan pilihan yang diputuskan oleh Anne. "Pilihan yang bagus, Anne."Bagi Anne itu bukan pilihan yang bagus, melainkan pilihan terbaik yang bisa diambilnya saat ini."Jadi, apa kau tahu apa yang perlu kau lakukan dengan pilihanmu, kan?"'Merelakan Eshan, merelakan perasaan apa pun yang masih tersisa di hatinya untuk Eshan, membuang jauh-jauh harapan dalam hubungan mereka.' Ya, itulah yang harus dilakukannya. Anne pun mengangguk, dengan runtuhan perasaannya yang berserakan dalam usahanya untuk merelakan.Sekali lagi seringai kepuasan tersungging di ujung bibir Luciano. Tangannya mendorong punggung Anne untuk sem
Read more
34b. Kecelakaan
Sesampai di rumah sakit, Faraz dan Anne menunggu di ruang operasi sudah lebih dari dua jam. Tetapi pintu ganda putih yang ada di hadapan mereka sama sekali tak bergerak sejak setengah jam yang lalu ketika salah satu perawat keluar karena kekurangan stok darah."Bersihkan dirimu, Anne." Faraz mengulurkan kantong berisi pakaian ganti untuk wanita itu. Yang dimintanya dari anak buah Luciano untuk mengambilkan di rumah.Anne mengerjapkan matanya dan terbangun dari lamunannya. Menunduk dan menatap kantong yang diletakkan Faraz di pangkuannya. Saat itulah ia menyadari pakaiannya yang berlumuran darah, berikut di tangannya dengan darah yang sudah mengering."Setelah membersihkan diri, kau harus menemui dokter untuk diperiksa dan memastikan kau benar-benar tidak terluka.""Aku tidak membutuhkannya. Aku baik ...""Lakukanlah untukku." Ada permohonan dalam suara Faraz. "Jika sesuatu terjadi padamu dan aku tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya, Luciano akan melemparkan semua kesalahan padaku
Read more
35a. Kabar Di Tengah Kekacauan
“Apa yang terjadi? Bagaimana semua ini bisa terjadi?” Esther melangkah menyeberangi ruangan dan berhenti tepat di samping Anne. Kedua tangan wanita itu seketika menggenggam tangan Luciano dengan air mata yang mengalir di pipi. “Maaf aku baru datang. Aku baru mendengar kecelakaanmu ketika bangun tadi pagi dan langsung ke sini.” Luciano hanya terdiam, mengamati kepanikan yang menyelimuti wajah Esther. Bergantian dengan raut keheranan di wajah Anne. “Apa yang dikatakan oleh dokter? Kudengar kau berada di ruang operasi selama tiga jam. Kenapa tidak ada yang menghubungiku?” Luciano ingin menarik tangannya dari genggaman Esther, tetapi lengannya terasa lemah dan ia benci merasa tak berdaya seperti ini. Sepertinya pengaruh obat bius, ia pun mencoba mengurai genggaman tangan Esther dengan tangannya yang lain. Dan saat itulah pintu kembali terbuka dan dokter melangkah masuk. “Tuan, Anda sudah bangun?” Dokter itu bergegas memeriksa dan menanyakan beberapa hal setelah Anne melangkah mundur u
Read more
35b. Kabar Di Tengah Kekacauan
Saat masih sibuk mencuci mukanya dari bekas muntahan, Anne mendengar namanya dipanggil dari luar pintu toilet. Ia pun bergegas keluar agar Eshan tidak membuat keributan lebih banyak lagi. Pria itu benar-benar memperhatikannya dengan sangat berlebihan. "Aku sudah menyuruhmu untuk menunggu, Anne," sergah Eshan dengan raut yang diselimuti kepanikan. Memegang kedua pundak Anne dan semakin digelisahkan oleh wajah Anne yang pucat pasi seperti mayat. Bahkan kedua mata wanita itu tampak sangat sayu. “Ayo.” Eshan pun membawa Anne kembali ke ranjang pasien. Dengan salah satu teman dokternya yang sudah menunggu. Anne tak bisa menolak. Sepertinya ia memang butuh istirahat lebih lama sebelum pulang ke rumah. Dokter tersebut memeriksa detak jantung, tekanan darah, dan menanyakan semua keluhan Anne. "Mual, muntah, pusing? Apakah Anda sedang hamil?" tanya dokter tersebut sembari melepaskan benda di lengan atas yang baru saja digunakan untuk memeriksa tekanan darahnya. Tubuh Anne seketika membeku
Read more
36. Mencoba Menerima Kehamilan
Sampai di depan pintu ruang perawatan Luciano, Anne berpapasan dengan Esther yang baru saja menutup pintu di belakangnya. Pandangan keduanya bertemu untuk sesaat dan Esther melangkah mendekat lebih dulu. “Apakah Eshan sudah menceritakan semuanya padamu?” Tak ada gurat keramahan yang tersisa di wajah Esther. “Alasan yang mendasari pembatalan pertunangan kami.” Anne tak menjawab. Tentu saja yang dimaksud oleh Esther adalah tentang siapa wanita itu sebenarnya di sisi Luciano. Dan ia pun tak ingin mengangguk. Berhadapan dengan Esther belum pernah terasa secanggung ini, bahkan ketika wanita itu diperkenalkan sebagai calon tunangan Eshan. “Aku ingin kau melepaskannya, Anne. Dia memutuskan hubungan kami karena melindungiku. Itulah alasannya menolak kembali padaku meski ingatanku telah kembali. Tapi … aku tak akan menyerah. Aku akan terus berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa hubungan kami memiliki harapan.” Anne semakin kehilangan kata-kata. Esther mendesah pelan. “Luciano masih tak b
Read more
37a. Terbakar Cemburu
Seolah belum cukup Anne merasa dipermalukan oleh Luciano setelah membantu pria itu buang air kecil, sekarang pria itu malah menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya."Apa yang kau tunggu, Anne? Kau ingin aku menyuruh perawat atau wanita lain untuk mengganti pakaianku," pintah Luciano melihat Anne yang tetap bergeming ketika ia menyuruhnya untuk membuka pakaiannya.Anne ingin mengangguk, tetapi baru saja kepalanya hendak bergerak Luciano sudah menggeram rendah dengan tatapan peringatan."Setelah semua yang kulakukan untukmu, inikah yang kudapatkan darimu?" dengus Luciano tajam.Anne menelan ludahnya dan bergerak selangkah lebih dekat. Wajah Anne menunduk dalam ketika melepaskan kancing baju pasien yang dikenakan oleh Luciano. Tentu saja ia tak akan berkutik dengan ancaman pria itu yang satu ini.Luciano menekan kekesalannya akan keraguan Anne terhadap dirinya. Ia masih bisa merasakan penolakan Anne, bahkan setelah segala hal yang dilakukannya pada wanita itu. Ya, tentu saja wanita itu ma
Read more
37b. Terbakar Cemburu
Luciano hanya mendengus mendengar rekaman yang baru saja dimatikan oleh Esther. Ada kepuasan di wajah Esther, yang tentu saja ada alasannya. Ia tak akan menyangkal betapa kosongnya pernikahannya dan Anne. "Kau tidak bisa menahan seseorang yang tidak menginginkanmu dan mencampakkanku yang justru masih mencintaimu, Luciano.""Kenapa kau masih tak memahami situasi ini, Esther? Kenapa hatimu begitu sulit menerima kenyataan yang terjadi?""Apa yang kau inginkan darinya yang tidak bisa kuberikan padamu?"Salah satu alis Luciano terangkat. "Kau sungguh ingin tahu?""Ya, aku butuh instropeksi diri untuk memperbaiki kesalahan sehingga kau mencampakkanku, kan? Meski aku yakin alasanmu adalah untuk melindungiku."Cukup lama Luciano menatap dalam-dalam kedua mata Esther sebelum menjawab dengan keseriusan. "Lionel sudah kembali."Kedua mata Esther melebar. Ada ketakutan yang mulai menggetarkan hatinya ketika benaknya dipenuhi ruangan yang begitu gelap. Kedua matanya ditutup dengan kain hitam dan
Read more
38a. Esther vs Reene
Reene melangkah keluar dari lift dengan terburu. Tetapi kemudian langkahnya terhenti ketika melihat sosok familiar yang juga baru saja keluar dari lift di sampingnya. Wajahnya seketika memucat oleh rasa kesal mengenali wanita itu adalah Esther."Esther?" panggil Reene tanpa sadar, yang menghentikan langkah Esther. Pandangannya mengamati penampilan Esther dari ujung kepala hingga ujung kaki. Banyak perubahan yang terjadi sejak terakhir kali mereka bertemu, yang membuat Reene diserbu rasa iri karena perubahan tersebut membuatnya semakin tersaingi. Esther jelas terlihat lebih cantik dan seksi. "Reene?" Esther tersenyum, meski yakin Reene tak akan membalas senyumnya. Sejak dulu Reene tak pernah menyukainya.Reene melangkah mendekat dengan kedua tangan bersilang dada. Dagunya terangkat, lengkap dengan keangkuhannya dan tatapan mencemooh pada Esther. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya meski sudah jelas tujuan keduanya sama. Menuju ruang perawatan Luciano."Bukankah itu yang seharusny
Read more
38b. Esther vs Reene
Sialan. Tepat ketika Luciano mengakhiri kalimatnya, saat itu juga ia menyumpahi dirinya sendiri. Kekhawatirannya terhadap Anne memang berlebihan. Yang entah bagaimana sulit dikendalikan. Ia memiliki alasannya tetapi tak akan mengakui sikapnya berlebihan terutama di hadapan Esther dan Reene. Ia hanya perlu menunjukkan bahwa perhatiannya pada Anne jelas lebih besar dari yang berusaha didapatkan oleh Reene dan Esther. kedua wanita ini benar-benar keras kepala. Tak ingin mengerti hanya dengan penjelasan yang singkat.Wajah Reene dan Esther seketika memias. Pegangan tangan Esther melonggar ketika kedua kaki Luciano menyentakkannya dan turun ke bawah. Mengambil kantung infus dan berjalan ke kamar mandi. Yang terluka hanya kepala dan lengan kirinya, kedua kakinya jelas masih berfungsi dengan baik.Faraz yang dengan sigap menyusul ke kamar mandi, melihat Anne yang membungkuk di depan lubang toilet. Memuntahkan isi perutnya dengan keringat yang membasahi seluruh permukaan wajah."Kau baik-baik
Read more
39a. Kebusukan Reene
Kening Luciano berkerut melihat isi nampan yang hanya berisi makan siang untuknya. Anne sendiri sama sekali tak terkejut. Ia juga tak berani menelan apa pun yang dibawa oleh Reene mengingat kegugurannya. Ya, meski saat itu ia menolak kehamilan yang diinginkannya setelah mengetahui benih itu adalah milik Luciano, tetap saja kehilangan itu membuatnya harus berhati-hati dengan rencana licik Reene. Wanita itu memang tak bisa dipercaya.Luciano memanggil pelayan, tetapi Anne menahannya. "Aku akan makan di bawah saja," ucapnya.Kerutan di kening Luciano semakin dalam. "Kenapa?"Anne menatap nampan yang berisi menu makan siang. Sup, daging berbumbu, jus, dan potongam buah. Tak ada satu pun menu yang menggelitik selera makannya. "A-aku ingin makan sesuatu yang lain."Luciano terdiam. Menerima alasan Anne. Wanita itu kemudian duduk di sampingnya dan mulai menyuapkan nasi untuknya.Anne berusaha sebisa mungkin menghindari tatapan Luciano yang semakin intens. Pria itu tak berhenti menikmati seti
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status