All Chapters of Dicerai Suami, Dinikahi Majikan Tampan: Chapter 61 - Chapter 70
119 Chapters
Part 58. Khawatir
Part 58"Lihat saja, aku akan buat perhitungan dengan kalian!" Emosi Putra tak tertahankan lagi. Tapi melihat kondisi Hana yang tak karuan membuatnya harus segera pulang. "A, aku mau pulang ..." lirih Hana bersuara. "Alvaro, ayo kita pulang, Nak!" sergah Putra. Alvaro mengangguk."Putra tunggu, biar Alvaro bersamaku!" cegah Sasya yang langsung menahan Alvaro."Tidak mau! Tante jahat!" seru Alvaro, dia kembali menggigit tangan Sasya hingga perempuan itu memekik kesakitan. 'Dasar anak nakal! Pasti Hana yang sudah mengajarinya jadi seperti ini!' gerutunya dalam hati."Jangan paksa dia, Sasya! Dia tidak mau, kau tahu sendiri alasannya," pungkas Putra, tatapannya begitu tajam dan dingin.Tangan Sasya mengepal, terlebih Rose dan Yasmin menghalanginya agar bisa menahan emosi."Kau tidak dengar tadi Putra mengancam kita? Sudahlah, biarkan saja mereka pergi."Sasya mendengus kesal, apalagi beberapa orang melihat ke arahnya dengan tatapan mengejek. Seseorang membantu membukakan pintu mobil,
Read more
Part 59. Kesal
Part 59Pesta belum usai ...Aaarrgghh! Sasya menggeram kesal. Menoleh ke kanan dan kiri, ia tengah jadi tontonan para tamu undangan yang lain. Dengan terpaksa Sasya meninggalkan lokasi pesta selepas Putra pergi, diikuti oleh Yasmin dan Rose.Wanita itu benar-benar kesal. Ia melangkah dengan menghentakkan kakinya, terlebih dressnya yang basah dan lengket karena tumpahan minuman, membuatnya merasa sangat menyedihkan."Mau kemana, Sya?" tegur seorang lelaki yang menghampirinya. Sasya menoleh dan melihat baju lelaki itu basah kuyup. Perasaannya makin malas untuk menanggapinya."Bukan urusan lo!"Farish justru menyeringai."Lagian ngapain tadi lo mau nolongin si Hana?" sungutnya. Ia tak terima saat Farish menceburkan diri dan menolong Hana sebelum Putra datang."Kasihan, Sya, dia gak bisa berenang. Kalau mati tenggelam gimana? Lo pasti bisa kena hukuman! Dan kita semua pasti akan kena imbasnya.""Ck! Biar aja! Dia udah merebut semua milikku! Sungguh menyebalkan!" "Sya, Sya, ingat, kau in
Read more
Part 60. Kedatangan Polisi
Part 60"Aku tahu, banyak orang yang tak menyukai kita. Seharusnya aku bisa menjagamu dengan baik, tapi posisiku justru membahayakanmu."Putra mengurut keningnya yang terasa begitu penat. "Sudah, A, jangan terlalu dipikirkan. Kita istirahat saja, sudah malam.""Kau sudah ngantuk?""Hmmm.""Ya sudah kamu istirahat saja dulu. Aku masih ada pekerjaan."Hana mengangguk. Ia segera merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia langsung menarik selimut, karena kali ini terasa begitu dingin. Putra masih terjaga, beberapa masalah yang datang, tak bisa membuatnya tertidur. Saat ini, ia berada di samping Hana tidur, sembari memangku laptopnya. tangannya dengan lincah membuka beberapa laporan yang masuk ke email.Salah satu diantaranya, proyek baru yang dipegang Bama, yang cukup menyita perhatian akhir-akhir ini. Lalu baru juga beberapa jam sebelumnya, ia mendapatkan laporan dari Derry, salah satu orang kepercayaannya yang melaporkan bahwa salah satu kliennya berusaha melakukan kecurangan. Beruntu
Read more
Part 61. Sebuah permintaan
Part 61Mendengar kabar mengenai Sasya, Farish datang menjenguknya."Sudah kuduga, Putra tidak main-main, harusnya kamu sadar, Sya! Kamu itu sudah gak ada di hatinya!" tegur Farish. Ia sempat mendengar cerita dari Yasmin dan Rose kalau Sasya ingin rujuk dengan Putra lagi. Tapi melihat situasinya seperti ini, rasanya tidak mungkin."Sudah deh, Farish, kalau kau datang hanya untuk mengejekku, sana pulang saja!" sungut Sasya kesal."Aku ke sini karena aku peduli denganmu loh!"Lagi dan lagi, Sasya mendengus. "Aku pikir dengan kehadiran Alvaro, masih ada sisa cinta Putra padaku." Sasya meratap sedih. Ia masih membayangkan masa lalu yang pernah dilaluinya begitu manis dengan Putra. Tapi semua hancur dan hilang sekejap mata karena kesalahannya sendiri. Hati Putra menjadi dingin selayaknya es, meski ada buah hati diantara mereka."Tapi kau salah bukan? Putra benar-benar sudah jatuh cinta lagi. Dia sangat mencintai istri barunya, bahkan tak ingin siapapun menyakitinya."Sasya menghela napas b
Read more
Part 62
Part 62"Kenapa kau menghindar dariku, Mariana? Apa kau jijik denganku?" cegah Wijaya seraya mencekal pergelangan tangannya.Mariana menepis tangan itu dengan kasar."Mariana, mandul itu bukan keinginanku, ini karena takdir Tuhan. Aku memang punya kekurangan, tapi bukan berarti aku punya penyakit menular yang harus kau hindari. Tolong harusnya kau hargai suamimu ini, dan dukung sepenuhnya."Mariana terdiam sejenak mendengar ucapan Wijaya."Oligospermia yang kuderita juga bisa disembuhkan, jadi kita masih memiliki peluang untuk mempunyai keturunan asalkan ditangani dengan tepat."Wanita itu masih bergeming, sebenarnya bukan hal itu saja yang mengganjal hatinya. Terutama mengenai rahasia-rahasia Wijaya yang selama ini disembunyikan, yaitu pernah menikah dengan mantan pembantunya."Aku juga sudah berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisiku. Aku masih bisa sembuh, Mariana. Kamu masih bisa hamil, tapi kapan waktunya aku tidak tahu.""Sudahlah, Mas, gak usah mikirin masalah anak kalau ko
Read more
Part 63
Part 63"Aku juga sangat bersyukur karena bisa menikah dengan Aa."Mereka berpandangan sejenak. Meski dari tatapan mata, tersirat jelas kalau keduanya menyimpan perasaan cinta yang begitu besar, hangat dan juga dalam.Putra hendak mencium istrinya. "Daddy! Mommy!" seru Alvaro mengagetkan mereka. Mereka tersenyum salah tingkah menyadari masih ada si kecil tampan yang berada di sana."Ya, ada apa, Sayang?" tanya Hana. Alvaro langsung meraih uluran tangan Hana. "Mommy, ayo kita tiduy, Vayo ngantuk.""Varo, jangan manja, coba belajar tidur sendiri!" pungkas Putra."Gak mau, Vayo mau ditemenin sama mommy!" Alvaro cemberut."Iya, ayo mommy temani.""Bacain dongeng ya, Mommy.""Dongeng apa, Sayang?""Si Kancil yang ceydik.""Iya, ayo, Nak. Kita tidur. Sebelum baca dongeng, inget gosok gigi dulu ya!"Alvaro mengangguk cepat. Dan segerq berlari menuju kamarnya."A, aku temani Alvaro dulu.""Hmm, iya, buatlah dia tidur cepat. Biar aku bisa bersamamu lebih lama."Hana tersenyum simpul mendenga
Read more
Part 64
Part 64Wijaya mengirimkan pesan pada orang suruhannya. [Awasi terus dan laporkan semuanya padaku] [Baik, pak bos]Wijaya berpikir sejenak. Apa yang harus dilakukannya saat ini. Karena ia tak mungkin berdiam diri setelah Mariana menginjak-injak harga dirinya.Wanita yang dulu begitu agresif menggodanya, kini justru dingin. Mobil berwarna hitam itu melesat pergi meninggalkan area perkantoran. Mobil berbelok ke kompleks perumahan dimana ayah dan ibunya tinggal. Di halaman, tampak sang ibunda tengah menyapu. Bu Samira langsung tersenyum kala melihat putranya datang."Wijaya, kau datang lagi ke sini? Apa kau sedang ada masalah?"Bambang Wijaya langsung menghela napas berat. Lalu menunjukkan video Mariana bersama seorang lelaki."Inilah perangai menantu pilihan Mama. Hanya karena aku tidak bisa memberi keturunan dia bermain api di belakangku, Ma! Apa yang harus kulakukan?"Bu Samira tampak shock melihat itu semua. "Mama tak menyangka Mariana tega seperti itu.""Ratu tega. Kalau begini
Read more
Part 65
Part 65Sasya tersenyum lega karena pada akhirnya, ia kembali menghirup udara bebas. Perempuan itu langsung meninju lengan Farish. "Rish, thank you banget ya udah bantu gue! Thank you lu udah cariin pengacara handal untuk gue! Ya meskipun gue jadi punya utang budi sama lu! Pokoknya terima kasih Farish ganteng!"Farish tertawa lirih mendengar ucapan Sasya. "Iya, gue lakukan itu demi ...""Demi-kian!" celetuk Sasya, hingga akhirnya mereka tertawa bersama.Keduanya kini berada dalam satu mobil yang sama hendak pulang ke rumah Sasya. Sepanjang perjalanan diwarnai oleh obrolan ringan. Hingga Sasya menepuk-nepuk lengan Farish. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Rish, berhenti Rish, sebentar!" tukasnya."Ada apa?""Rish, itu kan yang lagi jalan anak gue!" cetusnya lagi seraya menunjuk ke tempat dimana Alvaro berada.Farish mengikuti arah tunjuknya. Ia pun melihat bocah lelaki tampan berjalan, diikuti seorang wanita cantik berjalan terburu-buru."Kurang ajar banget istrinya Putra!
Read more
Part 66
Part 66"Tunggu, Hana!" Seorang lelaki datang mendekat. Ia tersenyum ramah pada mereka."Pak Farish? Ada apa?""Haha, tadi aku gak sengaja lihat kalian, makanya turun dan memastikan venar atay tidak.""Ya, memangnya ada?" "Halo jagoan! Masih ingat sama Om?" sapa lalaki itu dengan senyum sumringah.Iya pun langsung mengangkat tangannya, Alvaro menyambut tangan lelaki itu dengan menepuknya."Om Fayis?""Ahaha, ganteng, masih ingat ya! Kok kalian mau naik taksi? Sopir kalian gakqq jemput?""Enggak Om, soalnya lagi sibuk anter daddy.""Emang daddy kemana, Jagoan?""Lagi keluay kota," sahut bocah lelaki itu dengan polos.Hana jadi tak enak sendiri mendengarnya."Alvaro, sudah yuk kita pulang, udah siang nih! Maaf ya, Pak Farish kami harus pulang dulu, kami permisi," sahut Hana menyela obrolan mereka."Its oke, gak masalah. Jadi kalian tetap mau naik taksi? Atau mau kuantar?" Farish sengaja menawarkan diri meski tahu jawaban Hana seperti apa."Tidak perlu, Pak Farish, kami naik taksi saj
Read more
Part 67
Part 67"Hana, aku hanya ingin bertemu anakku. Bagaimana kalau posisinya diubah, kau seorang ibu yang dilarang bertemu dengan anakmu sendiri? Bagaimana perasaanmu? Sakit bukan?"Hana masih terdiam. Hingga sebuah panggilan menghenyakkannya."Mommy!" panggil Alvaro yang berlari ke arahnya.Sasya tersenyum dan hendak meraih bocah tampan itu. Tapi Alvaro langsung bersembunyi dibalik tubuh Hana."Tante jahat mau ngapain?" tanyanya takut-takut."Sayang, Alvaro ... ini mommy, bukan tante.""Tante jahat peygi! Jangan datang kesini!" teriak Alvaro lagi.Menyadari anak sambungnya tidak nyaman dengan situasi ini, Hana pun segera mengambil sikap. "Maaf ya, Mbak Sasya, mbak dengar sendiri kan Alvaro bilang apa? Tolong tinggalkan kami."Sasya seolah tak peduli dengan perkataan Hana. Ia masih berusaha membujuk Alvaro."Alvaro, Sayang ... mommy punya mainan nih untukmu, ayo main sama mommy!" tandasnya lagi.Alvaro makin mengeratkan pelukannya di tubuh Hana. "Gak mau! Aku gak mau!"Hana menghela napas
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status