Lahat ng Kabanata ng Dicerai Suami, Dinikahi Majikan Tampan: Kabanata 41 - Kabanata 50
118 Kabanata
Part 38. Cemas
Part 38Mariana tersenyum licik melihat ekspresi wajah Hana yang tampak shock melihat kemesraan Putra dan Sasya di foto itu.Ia yakin, Hana pasti akan mengamuk saat Putra pulang nanti. Namun kali ini dia masih bisa menahannya.'Semoga aja wanita kampung ini gak bodoh-bodoh banget. Ngamuk kek, kalau bisa minta pisah dari Om Putra. Biar dia jadi janda dan keluar dari rumah ini. Aku muak sekali liat muka polosnya, padahal licik ingin menguasai harta.' Batin Mariana bermonolog sendiri."Gimana Hana, jadi kamu sudah tahu kan posisimu sekarang? Kamu itu hanya pelampiasan nafsu saja, tidak lebih dari itu. Om Putra itu nggak benar-benar cinta sama kamu! Dia itu cintanya sama Tante Sasha. Ya kali kalau gak cinta gak mungkin punya anak. Lihatlah Alvaro, dia ganteng sekali. Kalo sama kamu nanti jadinya seperti apa ya? Hahaha."Mariana masih tertawa terbahak, seakan belum puas menghina Hana yang seharusnya ia hormati.Hana mencoba menghubungi nomor Putra. Tapi sebelum itu, Mariana mencegahnya. "
Magbasa pa
Part 39. Tekanan dari Putra
Part 39Putra tertawa melihat ekspresi wajah sang istri. Ia mengacak rambut Hana sejenak, lalu mendaratkan ciuman di kening."Aku mandi dulu ya." Putra hendak melangkah menuju ke kamar mandi, tapi Hana langsung memeluknya dari belakang."Kenapa hmmm?""Maafkan aku soal yang tadi. Aku tahu Aa dan Sasya hanyalah masa lalu. Tapi entah kenapa hatiku rasanya sakit."Putra menggenggam tangan Hana yang melingkar di perutnya. Lalu ia pun berbalik. "Kamu cemburu?"Hana hanya memanyunkan bibirnya, membuat Putra makin gemas. "Emh, tenanglah sayang, aku akan buat pelajaran pada mereka."Hana mendongak menatap sang suami. "Sekarang jangan pikirkan lagi hal yang membuatmu khawatir."Hana mengangguk."Gimana tadi Alvaro? Dia gak nakal kan?""Enggak A, Alvaro sangat lucu dan menggemaskan.""Secepatnya, aku akan membawa kalian pindah dari rumah ini.""Benarkah?""Ya, biar gak ada yang mengganggu keluarga kecil kita. Aku ingin hidup damai bersamamu dan anak-anak."Hana mengangguk lagi sembari tersenyu
Magbasa pa
Part 40. Debat pagi-pagi
Part 40"Om, kok tega banget sih sama aku sekarang? Aku kan keponakan Om Putra!?""Karena kamu yang mulai duluan, Ana! Andai saja kau tidak pernah mengusik atau mengganggu Hana, aku tidak akan bertindak seperti ini!""Ck! Kenapa sih Om berubah? Kenapa Om lebih membela Hana yang hanya orang lain?!""Orang lain? Kamu sadar gak Mariana, Hana sudah resmi menjadi istriku. Dan sekarang dia prioritasku! Sekarang tanda tangani surat pernyataan ini, kalau kau melanggarnya aku akan--""Iya, iya. Ini aku tanda tangani. Awas aja kalau sampai Om pecat suamiku! Padahal itu kan perusahaan milik kakek! Dan Mas Wijaya gak ada sangkut pautnya dengan ini! Om sungguh menyebalkan!"Dengan wajah yang bersungut kesal, Mariana terpaksa menandatangani surat pernyataan yang baginya tak penting itu. Seistimewa apa hingga Hana diperlakukan seperti itu! Putra tak peduli dengan kerabat atau kolega yang menentangnya. Keputusannya sudah bulat. Bila ada yang mengganggu istrinya, dia takkan segan-segan untuk membala
Magbasa pa
Part 41. Tidak Level
Part 41Putra membangunkan Hana dan Alvaro. "Kalian gak apa-apa, Sayang?" tanyanya. Hana hanya mengangguk sembari membelai kepala Alvaro."Mommy, aku takut ..." lirih Alvaro yang makin mengeratkan pelukannya."Masuklah ke kamar, Hana. Tenangkan Alvaro dulu. Dia, biar aku yang urus."Hana mengangguk, ia pun bergegas masuk ke dalam rumah. Sasya masih berusaha mengejarnya, tapi Putra langsung pasang badan menghalanginya. "Takkan kubiarkan kau menyakiti istri dan anakku!" serunya. Dengan amarah yang sedari tadi membuncah."Jangan halangi aku bertemu dengan anakku, Putra! Dia bayi yang sudah kulahirkan dari rahimku!""Kau memang melahirkannya! Tapi apa kau pernah merawatnya dengan baik hah? Kau sudah mebelantarkannya, dan kau inginkan dia sekarang?" Putra menarik tangan Sasya agar menjauh dari rumahnya. "Pergi dari sini! Jangan pernah datang lagi! Alvaro tanggung jawabku! Kau tak usah khawatir, dia takkan kekurangan apapun! SECURITYYY!" "Lepaskan aku, Putra! Lepaskan aku!!" "Lepaskan
Magbasa pa
Part 42. Tak Percaya
Part 42"Maafkan aku," ucap Putra penuh penyesalan. Hana tersenyum. Ia melihat kegelisahan pada diri Putra. Diraihnya tangan suaminya itu lalu digenggam erat. "Tidak apa-apa, A. Setiap manusia punya masa lalu. Aa tidak perlu minta maaf. Mungkin posisi Aa lebih sulit karena kalian punya Alvaro."Putra menghela napas. "Dulu saat Alvaro bayi dia menelantarkannya, dan sekarang dia bilang ingin mengambilnya? Bahkan sampai membuat anak itu ketakutan! Aku tidak bisa terima ini!"Hana mengelus lengan suaminya agar sedikit tenang. "Daddy ... mommy ..." Keduanya menoleh dan menghampiri bocah mungil itu. Putra langsung menciumi wajah tampan anaknya. "Alvaro tidak apa-apa 'kan?""Vayo takut sama tante jahat! Daddy jangan temui tante jahat itu lagi! Vayo gak suka!" ujarnya ketus.Putra memandang Hana, wanita itu hanya tersenyum. Mungkin dia kaget juga mendengar kata-kata kritis dari anaknya. Padahal, tante jahat yang dibilang Alvaro adalah ibunya sendiri."Iya. Daddy akan langsung usir dia kal
Magbasa pa
Part 43. Apartemen lama
Part 43Bu Samira shock mendengar perkataan Putra, ia memutar bola matanya melihat pasangan suami istri itu yang tampak begitu mesra.Ya, terlihat sekali kalau Hana begitu dimanja oleh Putra, bahkan ia dibelikan perhiasan yang sangat mewah itu. Benar-benar diluar perkiraannya.Bu samira masih menggeleng pelan tak percaya. 'Beruntung banget sih Hana, sekarang malah jadi istri majikannya! Pake ilmu pelet apa dia, sampai ia bisa meluluhkan hati Putra yang dingin dan kaku itu,' gumamnya dalam hati.Kondisinya benar-benar terbalik 180°. Ia melihat dirinya sendiri yang baru saja menjual perhiasannya. Karena keuangannya saat ini sedang mengalami masa sulit. Bambang, yang digadang-gadang akan membuat hidupnya mewah bergelimang harta karena menikah dengan cucu orang kaya, kini justru sudah tak lagi mengiriminya uang. Satu pintu pendapatannya justru sudah tak menghasilkan pundi-pundi rupiah.Uang yang diperoleh dari sang suami kini sangat kurang untuknya. Ia pun tak bisa banyak menuntut karena
Magbasa pa
Part 44. Semua karena kamu
Part 44"Kamu jangan menggodaku, Hana. Atau aku akan--"Hana tertawa melihat ekspresi sang suami yang terlihat salah tingkah.Putra berdehem untuk menetralkan rasa di hati. "Siang-siang begini aku jadi pengin ngemil!" "Ngemil apa, A?""Ngemilikin kamu seutuhnya."Hana tertawa lagi. "Hahahah. Aku gak nyangka Aa bisa gokil juga, belajar dari mana kata-kata itu?""Memangnya aku gak bisa bikin kamu tertawa, hmmm?""Bukan itu, tapi ini seperti bukan Aa yang sesungguhnya.""Lho, lho, memangnya aku gimana di mata kamu?""Biasanya ekpresinya seperti ini nih, diem, datar dan dingin banget kayak kulkas," jawab Hana sambil terbahak."Hmmm begitu ya?" sahut Putra seraya menatap istrinya dengan serius."Iya, apalagi pas pertama aku datang buat kerja, ampuuun aku takut sekali. Wajah Aa galaaak, ampe aku gak berani natap. Hahah," sahut Hana lagi mengenang masa lalu."Sekarang gimana?""Sekarang Aa sudah banyak berubah, sikapnya lebih hangat dan gak kaku lagi. Aku ikut senang dengan perubahan posit
Magbasa pa
Part 45. Kau Gila!
Part 45Tapi tiba-tiba orang itu justru membekap mulutnya."Hhmmmpphh!" Sekuat tenaga, Hana berontak. Ia menyikut dan mendorong tubuh lelaki itu hingga tangannya terlepas dari cengkraman. Ia bergegas pergi, tapi kakinya tersandung barang hingga ia terjatuh. Lelaki itu kembali menariknya untuk berdiri, mencekal pergelangan tangan Hana hingga wanita itu meringis kesakitan."Lepaskan aku, Mas! Kau ini apa-apaan sih! Kenapa tiba-tiba--""DIAAMM!!""Aw, Mas, sakiiit ... Mas Bambang! Lepasin aku!" teriak Hana.Bambang tak kehilangan akal, gerakannya yang cepat membuat Hana tak berkutik. Lelaki itu mencengkeram pipi Hana hingga dia mendesis kesakitan. Dan mendorong tubuh Hana hingga terpentok ke dinding."Hana, diamlah sebentar!! Ada yang ingin kukatakan!" tukas Bambang Wijaya dengan nada membentak. Tatapannya menyorot tajam membuat Hana memalingkan pandangannya. Hana tak berdaya, rasanya ia ingin menangis dan berteriak sekencang-kencangnya dan memanggil sang suami untuk datang."Jangan b
Magbasa pa
Part 46. Dasar Kanibal!
Part 46"Kamu ngomong apaan sih, Mariana!""Kamu itu mencurigakan, Mas. Kamu ada hubungan ya sama Hana?"Menyadari sikapnya yang gegabah dan hampir membongkar dirinya sendiri membuat Bambang Wijaya gelagapan. Ia mengusap tengkuknya lalu menatap Mariana dan tantenya secara bergantian. Dua wanita itu tengah memandangnya tajam penuh curiga."Tidak! Tidak ada apa-apa. Hanya saja tadi dia sempat mau menggodaku, Sayang.""Kapan? Bukankah kamu tadi habis ada urusan dari luar?""Yah itu... Aku gak sengaja bertemu dengannya. Sudahlah, lupakan saja hal itu. Dia sudah pergi dari rumah ini bukankah kehidupan kita nantinya akan lebih baik?" kilah Bambang sengaja mengalihkan pembicaraan agar Mariana tidak terus menuntutnya.Setelah mengatakan hal itu Bambang beranjak pergi menuju kamarnya. Seharusnya dia masih berada di kantor, namun karena dapat panggilan dari istrinya, dia segera pulang. "Ada yang aneh dengan suamimu, Ana. Cobalah kamu selidiki sebenarnya ada apa. Jangan telan bulat-bulat apa ya
Magbasa pa
Part 47. Terbongkar
Part 47Hana tersenyum. Sedangkan Putra masih menatapnya."Kamu capek, Sayang?" tanya pria itu sembari menggenggam tangan istrinya dan mengecupnya pelan."Iya, maaf A, aku capek banget jadi gak sadar kalau ketiduran.""Hmmm ...""Aku lupa, A, Alvaro belum makan. Tadi aku sudah masak, tapi nungguin kamu dulu. Eh malah tau-tau ketiduran.""Alvaro sudah tidur, Sayang.""Ya ampun kalau dia kelaparan bagaimana, A? Ini salahku, harusnya tadi aku langsung suapin dia!"⁰"Hei, sayang, tenanglah! Tidak apa-apa, tadi kan dia sudah makan siang dan makan biskuit, kamu gak perlu khawatir berlebihan. Kalau dia terbangun terus merasa lapar dan minta makan, barulah kau suapi dia ya."Hana mengangguk. "Aa juga pasti lapar kan, habis kerja? Ayo kita makan, A. Sayang kan aku sudah masak, mubadzir kalau dibuang.""Hmmm, boleh tapi aku mau disuapi sama kamu ya!" Hana hanya mengulum senyum dan mengangguk. Mereka berdua akhirnya makan malam bersama. "Maaf A, cuma masak ini aja.""Tidak apa-apa ini sangat
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status