Lahat ng Kabanata ng Obsesi Liar CEO: Kabanata 71 - Kabanata 80
513 Kabanata
Gak Mau Lagi2
Terlihat di sana Grace sedikit kesusahan dalam menghirup napasnya. Seketika Yeager pun mendudukkan tubuhnya di atas kursi di samping ranjang yang dibaringi oleh Grace. Yeager pun berinisiatif untuk membuatkan segelas teh hangat untuk Grace. Setelah dia mengaduk teh hangat itu yang diberi gula satu sendok saja. Setelahnya, Yeager pun meletakkan gelas yang berisi teh hangat itu di ventilasi jendela."Grace, Grace," panggil Yeager seraya membangunkan gadis itu.Grace yang merasa tubuhnya diguncang oleh seseorang, dia pun membuka matanya dan melihat Yeager yang tengah menundukkan tubuhnya dan menatapnya itu. Yeager pun mendudukkan tubuh gadis itu dengan mengangkat leher bagian belakang Grace itu sehingga tubuh mungil itu pun terduduk secara refleks. Lalu pria itu memperbaiki posisi bantal yang akan disandarkan oleh Grace di punggungnya itu dan juga memberikan pada Grace untuk di minum."Biar gue aja," kata Yeager saat gadis itu hendak mengambil gelas itu dari tangan Yeage
Magbasa pa
Hari Ini, Saya Mengumpulkan Kalian Semua
"Gak apa-apa kali, ini diambil aja. Sekalian buat teman kamu yang berdua itu."Akhirnya Grace pun mengambil plastik yang berisi roti yang dipesankan oleh Marvel itu. Marvel kembali menjalankan mobilnya menuju sekolahan Grace dan berhenti di depan sekolah gadis itu."Makasih ya, Om.""Nanti saya jemput kamu seperti biasa, ya."Grace menganggukkan kepalanya dan Marvel mengecupi pipi dan bibir gadis itu sebelum gadis itu keluar dari mobil pria tampan ini. Dirinya mematung sekejap lalu tersenyum kaku seraya membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Marvel yang melihat gadisnya itu gugup pun tersenyum manis sambil menggelengkan kepalanya gemas. Lalu dirinya menancap gas menuju hotel Oxford Yoo untuk melihat perkembangan bisnis barunya itu.Setibanya di hotel, Marvel langsung diberitahukan dari staff resepsionis bahwa kemarin Retirado tengah menunggu kedatangannya sebelum hujan turun. Marvel sedikit termenung, pantas saja Retirado semalam menelepon dirinya berulang kali.
Magbasa pa
Lo Kuat Naik Tangga?
Sesampainya di hotel Oxford kembali, Marvel kini menyibukkan dirinya ke ruang kerjanya seraya menandatangani bagian properti interior di dalam hotel maupun di luar hotelnya. Ini tergantung dari Marvel sendiri. Managernya yang bernama Denver Castaneda itu memberikan beberapa lampiran berkas sebanyak 5 lembar dan di sanalah Marvel memberi tanda centang atau silang. Di sana juga tertera harga yang akan dikeluarkan dari pihak hotel Marvel.Setelah selesai, dia memanggi Denver untuk datang ke kamarnya itu. Denver datang dan memberikan kalimat sapaan dan juga hormat pada sang pemilik hotelnya itu."Ada yang tidak saya pilih di sini, Denver. Menurut saya, hotel kita tidak memerlukan tetapi ada beberapa yang saya pilih dengan memberikan tanda ceklis di sana. Saya akan memberikan beberapa saham sana kamu untuk kamu beli ke pihak yang membelikan beberapa kekurangan di hotel kita," kata Marvel seraya memberikan berkas tersebut pada Denver.Denver pun menerimanya dengan senang hati, di
Magbasa pa
Aku Tadi Terkejut Aja
"Ayo duduk di balkon sambil santai-santai," ajak Marvel seraya menggandeng mesra tangan Grace itu.Gadis itu hanya mengikuti saja, Marvel sambil membawa kompresan kemasan di tangannya itu. Mereka pun mendudukkan dirinya di gazebo dan di dalam gazebo itu tidak terpapar matahari. Setelah Grace duduk, Marvel pun menempelkan ke kening gadis itu hingga dia merasakan dingin di sana. Tak ada rasa kantuk yang menyerang dirinya sekarang, tetapi Marvel menempatkan kepala dan sebagian tubuh gadis itu di bahu dan dadanya agar dia tidak terjatuh nanti."Dua hari lagi kamu kamping, kan?""Iya.""Udah ada persiapan?""Udah.""Kalo nanti malam masih panas, kamu gak usah sekolah aja. Libur sehari gak bakal bikin nilai kamu merosot jauh, 'kan? Kamu lagi sakit, bukan absen tanpa keterangan.""Lihat nanti aja.""Ya udah, terserah kamu aja deh. Aku cuman kasih saran aja.""Makasih ya, sarannya."Marvel menyinggungkan senyuman di bibirnya itu, lalu mengec
Magbasa pa
Besok Kita Camping
Saat di kantin, Yeager mengambil posisi duduk di tempatnya bersama dengan Madrigal Holland, Oxales Pitogu Bautista, Dexciel Alomere, Carwyn Amascual dan Drafox Allizon Barrera. Mereka menikmati menu makanan mereka bersama. Di seberang meja mereka terdapat Grace, Xella, Anggi, Argen Sorilla Yeona selaku sekretaris di kelasnya, Cathrine Adoremal, Athalie Gabriella, dan Agnasio Palarca Duque."Eh, kapan lagi kita latihan basket Ger? Udah lama loh enggaknya. Besok kita camping kan? Kita satu tenda juga," kata Drafiox pada Yeager yang tengah termenung itu."Nanti aja, nanti guru rapat juga," usul Carwyn."Gue ngikut aja," kata Yeager singkat.Di jam mata kuliah, Yeager pun kini sesaat juga menikmati makanannya yang dia simpan di dalam laci. Dosen bidang studinya kini juga mengatakan bahwa nanti akan diadakan rapat hingga selesai pulang. Betapa bahagianya mereka mendengar hal itu, ditambah lagi besok kamping. Jadi, semua guru memberikan ruang untuk mereka yang belum se
Magbasa pa
Jangan Gatal Di Sana
"Oh, iya gimana dengan kuliah kamu tadi, Honey?""Biasa aja kok, Om. Tapi, aku gak sabar pengen kamping. Untuk pertama kalinya aku ikut kamping seumur hidup. Pasti enak deh hirup udara segar, alamnya sejuk, banyak pohon dan dingin juga waktu pagi hari. Om pernah kamping, gak?" tanya Grace seraya membaringkan tubuhnya di ranjang. Tak lupa gadis itu menyelimuti dirinya."Pernah, tapi saya gak suka kamping. Menurut saya itu membosankan juga."Grace mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban dari Marvel. Tidak suka kamping dan membosankan? Grace pernah melihat di serial drama yang pernah dia tonton, kamping sangatlah seru. Bisa buat api unggun, menyanyi, memasak bersama, tidur bersama di tenda bersama sahabat itu sangatlah menyenangkan. Tetapi, Marvel mengatakan itulah membosankan. Ya, Marvel sangat sulit ditebak juga oleh Grace."Om lagi apa sekarang?" tanya Grace seraya mengalihkan topik pembicaraan mereka."Lagi baring, sendirian di atas ranjang tanpa kamu itu
Magbasa pa
Nanti Kalo Mual, Bisa Pake Ini
Grace pun kini keluar dari mobil Marvel. Dirinya menoleh ke belakang sebelum akhirnya dia berjalan memasuki kawasan sekolah. Marvel yang melihat kegugupan dari lekuk wajah gadis itu pun tersenyum merekah. Marvel pun kini menjalankan mobilnya, dan pada saat Grace sudah berada di lapangan, Yeager pun baru saja sampai dan meletakkan motor RX-Kingnya di parkiran dan berlari menyusul Grace."Pagi."Grace menghentikan langkahnya ketika mendengar suara seorang pria yang terdengar tak asing di telinganya. Dirinya menoleh dan mendapati Yeager di belakangnya. Grace tersenyum melihatnya."Juga," balas Grace singkat.Yeager sangat berbeda kali ini. Menggunakan bomber jacket dikombinasikan dengan kaos biasa atau sweatshirt berwarna putih lalu Yeager mem-blend-nya dengan celana jeans hitam. Penampilannya seperti pria remaja Korea."Oh, iya langsung ke kelas yuk."Mereka pun kini berjalan beriringan bersama sambil bercerita dan terkadang Yeager mengeluarkan leluconnya
Magbasa pa
Ih, Pikiran Lu
"Udah, Ce?" tanya Xella.Grace hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lemah, wajahnya memerah dan juga sekarang perut sudah sedikit membaik. Xella dan Anggi pun kini membawa Grace ke rombongan di mana mereka telah duduk di atas rerumputan hijau di bawah pohon rindang yang tak jauh dari bus."Sudah baikan, Grace?" tanya Pak Thanapon.Grace menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil menatap guru itu dan kembali menundukkan kepalanya karena kepalanya masih terasa pusing. Pak Thanapon pun kini menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak selama 5 menit saja. Karena masih ada perjalanan yang akan mereka masuki ke dalam sana. Grace dan rombongannya yang lain mempergunakan waktu itu dengan berbaring di atas rumput itu, sementara yang lainnya ada yang pergi menjauh untuk buang air dan juga makan sejenak mengisi perut."Ce, gue tadi buatin kalian smoothie. Dingin sih, lo mau rasa apa? Ada rasa strawberry yogurth, oreo smoothie, atau rasberry?" tanya Anggi."Oreo
Magbasa pa
Kayaknya Dosen Ngejebak Kita Deh
"Apa kita bakalan lanjut?" tanya Grave mendongak menatap pria itu yang berdiri di sebelahnya."Iya, ayo."Yeager menyimpan botol itu ke dalam saku jaketnya lalu kembali menggenggam tangan Grace lagi dan tetap berjalan sesuai dengan petunjuk arah. Tibalah mereka di sebuah simpang di mana jalan ini terbagi dua. Mereka pun berhenti, terdiam sejenak."Kok jalannya jadi gini?""Kayaknya dosen ngejebak kita deh," sahut Yeager lalu menoleh ke belakang.Tidak ada siapa-siapa di belakang mereka. Mungkin para siswa yang lain tidak memasuki jalan nomor 3. Tetapi, di kedua sisi jalan itu kini saling menunjukkan arah masuk. Terdapat 2 palaing di sana dan di dalamnya itu kini ada sebuah jalan yang berbelok dengan berlainan arah. Mereka kini dilanda kebingungan. Grace tidak habis pikir. Bagaimana jalan ini bisa dibagi lagi?"Kayaknya kita balik lagi deh," usul Grace.Yeager menganggukkan kepalanya, lekas mereka bergegas membalikkan tubuhnya, berlari keluar dari j
Magbasa pa
Untuk Pemanasan
Drafiox langsung mematikan panggilan dari Yeager. Pria itu pun menyimpan ponselnya kembali lalu tersenyum manis ke arah gadis yang duduk di sampingnya."Makasih ya Ger, udah mau selamatin gue.""Biasa aja kali, Grace. Gue kalo gak bawa pulang lo dengan selamat atau gue yang ninggalin lo, bisa-bisa gue habis ditonjokin sama Bryan lo itu."Grace terkekeh pelan. Ya, dulu Yeager dan Bryan sempat adu jotos. Itu dikarenakan Bryan salah paham. Dia mengira bahwa Yeager lah yang mengunci pintu toilet utama perempuan itu dan dirinya yang dulu menjadi kakak kelas di waktu Grace menduduki kelas 10 SMA sementara Bryan yang kelas 12 IPS pun marah. Dirinya yang datang ke toilet untuk mendobrak pintu toilet itu pun melihat Yeager di sana yang berusaha untuk membuka kunci pintu toilet yang dia minta dari pembersih sekolah itu.Bryan pun langsung memukul Yeager tanpa ampum dan akhirnya bisa diredakan ketika wakil kepala sekolah datang menemui mereka dan membawa mereka berdua menuj
Magbasa pa
PREV
1
...
678910
...
52
DMCA.com Protection Status