All Chapters of BUKAN KISAH CINDERELLA : Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
21. Jatuh Sakit
"Apa ini kau sebut mencuci?" Dingin suara Avram menggema. Lelaki itu berada di ruang tengah sembari mengamati hasil jemuran Laisa sementara yang diajak bicara sibuk menyiapkan menu makan siang. Menginjak hari ke tiga edisi liburan mereka, dan Avram yang super cerewet itu selalu menyodorkan list makanan persis seperti di rumah utama. Tentu Laisa hanya bisa mengusap peluhnya, kemudian mendengus sejenak. Percuma menanggapi protesan Avram dengan amarah. Tenaga Laisa menjadi terkuras dua kali lipat. "Kau sisihkan saja kalau masih kotor," begitu sahutnya sedikit berteriak. Dua manusia itu tengah bebas bersuara. Nada baru tidur dini hari sehingga tidak akan tergugah dengan kegaduhan mereka. Lagipula bocah empat tahun itu mulai menikmati kegiatan mereka, dia merasa mendapat banyak perhatian. "Semua. Cuci ulang semua." Spontan Laisa meletakkan seluruh alat masak. Embusan napas yang ia lontarkan tidak cukup untuk menampung kesabaran. Perempuan itu bahkan sampai memejamkan mata sejenak, seb
Read more
22. Gusar Menyelimuti Jiwa
Ia menenggak habis botol Sampanye ke dua. Pandangannya membunar, sayup-sayup ia melihat sosok Tej menatap cemas. Lelaki itu berdiri di sana sejak Avram masih menikmati minuman itu lewat gelas cantiknya."Karina merencanakan sesuatu?" gumamnya disertai gerlak, "Tidak, Tej. Dia milikku.""Tuan, Anda sangat mabu...""Berhenti ceramah, Tej. Aku tak semabuk itu. Lagipula... bagaimana mungkin melahirkan keturunan baru? Kenapa pria tua bangka itu selalu tahu kelemahanku?"Tanda paling mudah saat Avram mabuk total adalah pembicaraannya yang emosional. Lelaki itu tak mahir menyampaikan perasaan jika dalam kondisi sadar (atau setengah sadar), tatapi sangat lembut dan mudah tersentuh saat purna kehilangan dirinya. Avram cenderung meluapkan gulana, seakan menunjukkan sisi kelam yang dipendam sekian lama. Tej tak perlu khawatir dihajar kalau Avram sudah mulai merengek soal masalah kehidupan. Dia mungkin hanya duduk dan mendengarkan sampai sang tuan resmi terlelap. Atau mungkin sesekali ia akan me
Read more
23. Tempat Persembunyian
Menginjak hari ketiga sejak pengumuman dari pengacara perusahaan itu disampaikan, dan Avram tidak pulang. Lelaki itu hilang tanpa kabar. Tak menunjukkan batang hidungnya walau hanya seulas pesan.Walau hal tersebut merupakan kebebasan tersendiri bagi Laisa, tetap saja situasi ini tidak biasa. Kejanggalan kian terasa ketika Nada mulai sering menanyakan kepergian Daddy-nya. Bocah empat tahun itu merengek ingin telpon namun mendapat penolakan, Avram secara terang-terangan menghindar.Tak ada yang bisa memprediksi rencananya, termasuk Kim Sarang. Wanita itu gusar bukan main saat kesulitan menghubungi putra sulung kesayangan. Ia bahkan meneror tangan kanan Avram yang bernama Tej, meski lelaki itu tetap bungkam.Tentu Gazza tidak tinggal diam. Dia mencoba menghubungi beberapa bawahan yang mungkin saja terkoneksi dengan keberadaan Avram. Selain sibuk memperbaiki saham yang kian merosot pasca sang ayah tidak sadar, Gazza benar-benar direpotkan oleh keberadaan sang kakak."Aku tahu tempat yang
Read more
24. Kekacauan Sebab-Akibat
"Dia mengincar Nada!" Laisa yang telah mendapat perawatan dari tim medis tak lantas mengabaikan perdebatan mereka. Bagaimanapun kalimat Gazza mengganggu kepalanya. Apa yang akan terjadi jika Karina sungguh-sungguh memanfaatkan Nada atau dirinya untuk melemahkan Avram?"Karina tak akan menyakiti Nada," Avram datar menjawab. Lelaki itu mengabaikan keberadaan Laisa sambil memungut botol-botol minuman yang berserakan."Dengar, Nada sudah menjadi putriku juga dan aku tidak bisa mem..." kalimat Laisa terjeda. Panggilan masuk dari Kim Sarang menghentikan perdebatan mereka.Mereka mendapat kabar mengejutkan yang baru dirilis oleh salah satu kanal berita populer di Indonesia. Nama artis berinisial K mencuat diberitakan media. Twitter, Instagram, bahkan TikTok ikut ramai membicarakan. Gosip telah tersebar di seluruh Nusantara.Artis berinisial K mengaku telah memiliki anak dengan seorang pengusaha kondang berinisial A yang baru saja menggelar pernikahan. Artis K mengaku ingin memperjuangkan ha
Read more
25. Bendera Perang
"Apa yang membuatmu begitu sulit melepaskannya?"Kim Sarang menatap lekat Avram yang hanya berdiri mematung di sisi lain ranjang. Mereka berada di kamar tidur milik Henry Salomon yang dilengkapi peralatan medis mutakir dunia. Bicara empat mata dengan penjagaan super ketat."Selain karena perasaan cintamu, atau ego yang begitu menginginkannya kembali dalam hidup. Adakah alasan lain yang membenarkan tindakan itu?" sambungnya terus bertanya. Ia merintih sembari menggenggam erat tangan suami tercinta.Bisnis mereka di ambang kekacauan, dan andai kata Kim Sarang gagal menyelamatkan semua, maka minimal dia ingin menyelamatkan keluarga mereka. Tak masalah jika memulai semua dari awal. Tinggal jauh dari kekayaan dan sorot media seperti sedia kala."Aku sudah mengerahkan seluruh tenagaku, Avram, sekarang giliranmu untuk mengambil keputusan bijak. Relakan perempuan itu, atau...""Atau apa? Kita hancur bersama?" sela Avram tegas.Anggaplah benar jika dia menyumbang sebagian dari kekacauan bisnis
Read more
26. Murka Sang Tuan
Tak butuh waktu lama bagi berita itu sampai pada sang tuan. Dengan napas yang memburu di ujung dada, Avram menyambar rambut bagian belakang kepala Laisa kasar. Cengkraman beringas yang membuat Laisa pasrah diseret menuju ranjang.Ia tak punya tenaga cukup untuk mengelak. Tiada seorangpun yang bisa menolongnya sebab hari sudah terlalu larut malam. Kamar mereka nyaris kedap suara, dinding tebal yang melapisinya tak cukup ditembus oleh jerit perempuan.Tubuh Laisa terpelanting ke depan, dia jatuh telengkup ketika Avram melemparkan ponsel pintar yang menyala. Layar itu menunjukkan foto Gazza yang mendekapnya di sebuah rumah makan. Tampak pula sosok Karina yang baru beranjak meninggalkan mereka.Laisa terengah, Avram menarik dagunya hingga mendongak. Mata lelaki itu telah memerah. Laisa tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya."Jelaskan," pendek Avram menandaskan kata. Lelaki itu tak perlu banyak kalimat untuk menunjukkan kemarahan. Cukup dengan debur napas pendek yang bertempo cepat
Read more
27. Pergi dan Kembali
"Mommy sakit?" Laisa terkesiap, lamunannya bubar begitu Nada bersuara. Gadis mungil itu menagih suapan, baru pulang sekolah dan ingin bermanja ria. Akan tetapi pikiran Laisa berkelana, ada yang mengganggu kepala. "Ah, eh... semua baik-baik saja, Nada Sayang," ia menarik senyuman, mendaratkan sesuap nasi yang ditolak mentah-mentah. "No. Bibir Mommy pucat," tandasnya. Sulit menipu bocah sepintar Nada. Laisa hanya mengusapi puncak kepala Nada lembut seraya mendengus kasar. Ia menerawang jauh sejenak, sebelum akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang susah payah dipendam. "Nada tahu paman Gazza? Maksud Mommy emm... ada hal penting yang perlu kami bicarakan dan mungkin kau tahu sesuatu..." Nada menyela kebingungan Laisa dengan gelengan kepala, "Paman Gazza memang jarang di rumah, Mommy, sama seperti Daddy. Mereka bekerja dan bekerja setiap hari." Jawaban yang membuat Laisa meringis hambar. Sejak mendapat hukuman ranjang dari Avram, tak satupun pesannya digubris oleh Gazza. Lelaki itu men
Read more
28. Situasi Genting
Tiada yang bisa Laisa lakukan kecuali mencoba menghubungi kawan-kawan Reina lewat sosial media. Informasi dari Leon sukses mengalihkan perhatiannya dari Gazza. Laisa dibuat sibuk memecahkan teka-teki silang.Apa kiranya yang akan Reina lakukan dalam situasi sekarang? Tempat mana yang membuatnya aman dari Leon dan penghakiman manusia? Jika menjadi Reina, bagaimana Laisa menghadapi ini semua?Entahlah. Ia mendadak antara begitu mengenal perempuan itu dan sama sekali tidak. Seolah selama ini dia telah bersahabat dengan tipuan. Sisi asli Reina bersembunyi di bagian hidup terkelam.Laisa memijat pelipisnya. Sesekali mendengus serta berdecak. Tak ada ide cemerlang yang sudi mampir menyumbang isi kepala. Perempuan itu sampai pada titik buntu tanpa jalan keluar.Rupanya, Reina tak banyak membuat postingan di media sosial. Sekalipun ada, itu hanya foto organisasi dengan jumlah anggota yang begitu besar. Tak ada teman dekat, pun kerabat private yang melebihi Laisa. Atau mungkin... ada Laisa lai
Read more
29. Langkah Mengambil Keputusan
Belum sampai penawaran yang Avram ajukan mendapat jawaban. Ketukan bising terdengar menghujani pintu kamar mereka. Seseorang berteriak samar seiring dengan mengerasnya ketukan. Laisa membuang napas setenang mungkin sebelum mengambil tindakan.Perempuan itu sangat bersyukur dengan gangguan di antara kesepakatan mereka. Minimal ia memiliki waktu berpikir sebelum menyetujui kesepakatan. Bagaimana mungkin Avram menghasumsikan hubungannya dengan Gazza hanya dengan foto pelukan?Mata Kim Sarang membola, ia tampak begitu panik dengan penampilan berantakan. Napasnya terengah-engah. Dan wanita itu baru bicara ketika Avram sudah berdiri di samping Laisa memenuhi daun pintu kamar. "Henry sadar, Avram. Ayahmu sadar. Cepat temui dia. Aku mohon, mungkin ini terakhir kalinya," Kim Sarang setengah mengiba.Laisa yang mendengar hal tersebut ikut terperangah. Sementara Avram dengan wajah santainya hanya bersuara datar, "Percayalah. Manusia keras kepala tidak mudah wafat."Avram kemudian mendahului Lai
Read more
30. Dilema Rasa
Siapa yang peduli soal ancaman Avram? Laisa bisa mengurus masalah lelaki itu belakangan. Sebab ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Gazza sebelum raib lagi tanpa jejak.Dengan sigap Laisa menghadang Gazza yang telah sampai di halaman depan. Mengabaikan keberadaan sopir pribadi yang sudah menantikan sang tuan. Laisa mendongak, berusaha mencuri seluruh perhatian."Tunggu sebentar, Gazza, kupikir ada yang perlu kita bicarakan," ujarnya.Gazza menarik senyum singkat, menatapnya sekilas sambil berusaha mencari pengalih perhatian, "Tidak ada yang ingin kubicarakan, Laisa. Segala hal sudah aku sampaikan saat pertemuan dengan Tuan Henry Salomon di ruangannya."Ringis getir Laisa mengembang, "Serius?" ejeknya, "Apa begini caramu mengakhiri hubungan kita?""Apa kau sungguh berpikir kita memiliki hubungan?" kini tatapan Gazza berlabuh pada Laisa seutuhnya. Lelaki itu bersikeras menyangkal perasaan. Membunuh segala akses yang bisa Laisa manfaatkan untuk membangkitkan rasa cinta. Sementara it
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status