Semua Bab Behind The Close Door: Bab 31 - Bab 40
117 Bab
Ancaman Rahasia
"Semua akan baik-baik saja," ucap Dona sambil menepuk punggung tangan Fandi."Aku tahu," sahut Fandi berusaha untuk tenang.Hubungan mereka terlalu cepat, Dona merasakan ini semua. Keraguan masih hadir didalam dirinya pada hubungan ini, sikap Fandi yang baik justru semakin membuat dirinya ketakutan. Sikap yang sama seperti mantan suaminya saat mereka masih berpacaran, semuanya berubah setelah menikah dan Dona mengalami semua yang membuatnya trauma."Kita nggak bawa apa-apa?" Fandi bertanya hal yang sama berkali-kali semenjak keluar dari ruangan sampai sekarang yang bahkan hampir terlihat pagar rumah."Kita sudah mau sampai, bunda sama ayah bilang nggak perlu bawa apa-apa. Kamu sudah bertemu yang lain jadinya untuk apa takut dan cemas? Semua akan baik-baik saja." Dona menenangkannya beberapa kali."Baiklah."Mobil masuk kedalam gerbang, Fandi tidak sempat melihat sekitar karena memang fokusnya adalah memarkirkan mobilnya dengan am
Baca selengkapnya
Ingin Tahu
Fandi merasakan suatu hal yang berbeda saat berada di rumah keluarga kaya tersebut, tidak seperti keluarga kaya pada umumnya. Mereka saling mendukung satu sama lain, melindungi Dona dengan sangat baik seakan takut terjadi sesuatu."Aku penasaran di usia kamu begini kenapa belum menikah? Kita tidak berbicara tentang kawin karena pastinya sudah kamu rasakan." Lucas membuka suaranya yang membuat Fandi hampir tersedak salivanya sendiri "Apa ada sesuatu? Setidaknya kami harus tahu bagaimana pria yang dekat dengan Dona." Lucas menambahkan kata-katanya yang diangguki Fandi."Selingkuh," jawab Fandi dengan satu kata yang membuat semua memandang kearahnya "Pacarku selingkuh dan hamil anak pria itu, pria yang sayangnya adalah kakak aku sendiri.""APA!?"Suara teriakan terdengar, tidak hanya dihadapan Fandi tapi seseorang dibelakangnya. Fandi membalikkan badan mendapati para orang tua berada tidak jauh dari tempat mereka dan sepertinya akan bergabung bersama
Baca selengkapnya
Membuka Rahasia
Dona memejamkan matanya saat mengatakan statusnya pada Fandi, tidak berani menatap reaksi Fandi yang sudah tahu tentang statusnya. Sentuhan di tangan membuka mata Dona, tatapan hangat dan lembut diberikan Fandi yang membuat jantungnya seketika berdetak kencang."Apa kamu trauma dalam hubungan?" Fandi bertanya dengan nada lembutnya."Sedikit," jawab Dona tanpa keraguan "Banyak hal yang terjadi pada pernikahanku, sempat membuat ketakutan dalam menjalin hubungan.""Sekarang? Masih takut?" Dona mengangkat bahunya "Kamu sudah mencoba dengan pria lain?" Dona menganggukkan kepalanya sedikit ragu "Hasilnya?""Tidak bagus," jawab Dona sebenarnya, Fandi mengerutkan keningnya "Kami berdua pada saat itu sama-sama kehilangan, tanpa ikatan hanya menuntaskan hasrat dan aku setuju sampai akhirnya dia memutuskan menikah dengan cinta pertamanya." Fandi menganggukkan kepala mendengar cerita Dona, menunggu reaksi Fandi setelah mendengar ceritanya "Apa akan menjadi ma
Baca selengkapnya
Tawaran Menarik
Fandi bernapas lega masalah limbah rumah sakit telah selesai, tidak hanya itu saja beberapa kontrak telah diubah sesuai dengan undang-undang dan pastinya kesepakatan bersama. Dona hanya bisa mengapresiasi kerja Fandi sejauh ini, harapannya adalah tidak menempatkan Fandi di hotel, sudah cukup dirinya melihat Naila di rumah sakit dan pastinya tidak ingin melihat Irwan di hotel."Kerjamu bagus juga," ucap Dona dengan nada bangganya "Ayah nggak salah dalam menilai orang.""Aku harus membuktikan pada keluargamu, nama firma dan pribadi menjadi taruhannya." Fandi mengatakan dengan penuh semangat.Dona menganggukkan kepalanya mendengar kata-kata Fandi yang memang benar adanya, tes yang diberikan ayahnya memang memiliki banyak tujuan dan Dona tidak menyalahkan apa yang dikatakan Fandi."Selanjutnya kita kemana?" pertanyaan Fandi membuyarkan lamunan Dona."Aku belum tahu, Lucas dan Endi juga belum mengatakan apa-apa." Dona mencoba mengingat pertemu
Baca selengkapnya
Kembali
"Akhirnya kembali ke Singapore." Fandi merentangkan tangannya keatas, Dona hanya menggelengkan kepalanya "Kamu langsung pulang?" Fandi melingkarkan tangannya di pinggang Dona."Aku ada rapat setelah ini, Vivi sudah hubungi dari sebelum berangkat." "Aku antar." Dona menggelengkan kepalanya "Sudah dijemput?""Supir kantor, mau bareng? Biar aku dianter dulu baru kamu." Dona memberikan usul yang langsung ditolak dengan menggelengkan kepalanya "Kamu juga asisten ayah jadinya nggak ada masalah.""Masih ada yang harus aku selesaikan, aku mau ke kampus dulu."Dona menatap tas yang dibawa Fandi "Kalau begitu masukkan mobil biar nanti aku antar ke tempatmu." Fandi kali ini tidak bisa menolak dan mengikuti Dona ke mobil perusahaan dengan memasukkan kopernya "Hati-hati." Dona mencium singkat bibir Fandi sebelum masuk kedalam mobil.Memegang jantungnya yang berdetak sangat kencang, tidak menyangka jika dirinya bisa membuka hati dengan sangat
Baca selengkapnya
Melampiaskan Hasrat
Fandi mampu membuat perasaan Dona tenang hanya dengan kegiatan panas mereka berdua, pria yang berbaring disampingnya mampu membuat Dona mendapatkan klimaks berkali-kali dan melupakan sakitnya hubungan intim. Hal yang sama ketika dulu melakukan bersama Irwan, tapi tadi dirinya juga melupakan sentuhan atau bayangan Irwan."Masih mau lagi?" Fandi berkata dengan suara seraknya tanpa membuka mata "Kamu bisa merasakan penisku yang masih berdiri, kamu lakukan sesukamu."Dona tersenyum, mendekatkan bibirnya ke bibir Fandi menciumnya singkat "Kamu istirahat aja."Membaringkan badannya disamping Fandi yang secara tiba-tiba menarik kedalam pelukan, menyamankan diri dalam pelukan Fandi yang akhirnya membuat Dona tidur dengan tenang dan nyaman. Perasaan yang pernah dirasakan dulu saat bersama dengan mantan suami dan sekarang sudah melupakan itu semua, menahan napas ketika pelukan semakin dalam."Kenapa?" Fandi mengeratkan pelukannya "Apa teringat masa lalu?" D
Baca selengkapnya
Permintaan yang Mengejutkan
"Menikah?!" Kedua orang tuanya mengatakan secara bersamaan dengan suara keras.Dona menganggukkan kepalanya tanpa ragu kearah kedua orang tuanya, Bima memijat kepalanya perlahan untuk menghilangkan rasa pusing. Berita yang disampaikan Dona seketika membuat seluruh anggota tubuhnya sakit, Bima sudah prediksi itu semua tapi tidak secepat ini. Dalam bayangan Bima adalah mereka akan membutuhkan waktu yang lama untuk kearah yang serius, maka dari itu sedikit santai dalam memeriksa Fandi tentang semuanya."Sayang, kamu sudah memikirkan baik-baik?" Via bertanya dengan nada lembut "Kalian baru saling kenal jadi...""Ayah sama bunda aja baru bertemu udah begituan, jadi ada yang salah kalau kami ingin menikah cepat?" tanya Dona dengan nada santai setelah memotong kalimat Via.Via menatap Bima yang masih memijat keningnya sambil menggelengkan kepalanya tanda jika tidak bisa membantu apapun untuk saat ini, Via hanya berdecih pelan melihat sikap Bima yang sama
Baca selengkapnya
Keinginan Sembuh
"Kamu yakin?" Fandi memegang tangan Dona yang hanya diam "Kamu pernah melakukannya?" Dona menganggukkan kepalanya "Kalau memang itu yang terbaik buatmu maka lakukan, tapi aku tidak memaksa."Dona tahu sikap dewasa Fandi yang mengikat hatinya, tidak hanya itu saja Fandi tahu bagaimana membuatnya lupa saat berhubungan intim dimana yang ada didalam pikirannya hanya mendesahkan nama pria yang ada dihadapannya ini."Mau aku temani?" Fandi membuka suaranya yang dijawab gelengan kepala."Apa rencanamu setelah lulus?" Dona sedikit penasaran dengan rencana Fandi setelah menyelesaikan pendidikannya."Balik ke tanah air, melanjutkan pekerjaan sebagai dosen dan firma hukum. Kamu pasti disini melanjutkan perusahaan." Dona menganggukkan kepalanya "Apa kamu ingin aku disini juga? Apa kamu yang ikut aku? Kita harus membahas ini lebih dalam karena bagaimanapun berkaitan dengan masa depan kita." Fandi mengatakannya dengan menggenggam tangan Dona."Aku belu
Baca selengkapnya
Ujian Dadakan
"Kita rapat hari ini!"Fandi menatap Bima dengan tatapan bingung "Rapat, pak? Rapat apa?"Bima menghentikan langkahnya "Kamu nggak baca email yang dikirim Vivi?" Fandi menggelengkan kepalanya "Kamu baca lima menit, setelah itu siapkan ruangan meeting."Fandi membuka emailnya dan terdapat email dari Vivi, membacanya dengan sangat cepat dan saat ini baru merasakan apa yang dirasakan mahasiswa jika diberikan sesuatu yang mendadak. Menatap jam yang sudah mendekati lima menit, Fandi menekan nomer Vivi untuk bertanya tentang ruang rapat dan hembusan napas lega dikeluarkan setelah tahu Vivi sudah menyiapkannya. Melangkahkan kakinya menuju ruang rapat untuk memastikan terlebih dahulu, hembusan napas panjang dikeluarkan Fandi saat melihat Vivi yang menyiapkan berkas diatas meja."Dona nggak kasih tahu?" tanya Vivi yang dijawab Fandi dengan menggelengkan kepalanya "Mungkin udah letakin note di lemari es.""Mungkin, ada yang bisa dibantu?"
Baca selengkapnya
Intrograsi
Memberikan janji akan menjawab lain waktu, tempat yang mereka gunakan untuk berbicara sangat tidak memungkinkan, semua sudut bisa mendengar walaupun mereka menggunakan bahasa sendiri."Aku kira akang nggak akan datang," ucap Clara saat Fandi duduk dihadapannya.Memilih memesan makanan terlebih dahulu dengan memanggil pelayan, tatapan penasaran masih diberikan Clara pada dirinya."Gilbert mana?" tanya Fandi menatap sekitar."Nggak usah mengalihkan pembicaraan, kang. Jawab pertanyaan yang tadi di kantin!""Aku harus tahu dimana Gilbert terlebih dahulu, malas menjawab pertanyaan yang sama.""Akang!" Clara memberikan tatapan tajam dan kesalnya yang tidak dipedulikan Fandi "Gilbert...""Nungguin? Kamar mandi antri banget." Gilbert duduk disamping Fandi "Udah pesan?" Fandi menganggukkan kepalanya."Sekarang jawab!" Clara mengatakan dengan kesal pada Fandi.Menatap mereka berdua bergantian, cepat atau lambat m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status