All Chapters of WANITA KEDUA: Chapter 11 - Chapter 20
54 Chapters
BAB 11 A
WANITA KEDUA 11 A Oleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang sebuah hubungan yang disembunyikan rapat tidak ingin membuatnya terbuka begitu mudah pada setiap orang. Ada keinginan besar untuk menyimpannya sendiri bersama segenap luka dan bahagia. Akan tetapi, waktu lebih menggunakan kuasanya kapan kejujuran kembali menjadi pegangan hidup. Karena sejatinya memang segala macam bentuk rahasia akan terkuak bersama waktu. Entah dengan hal-hal tidak terduga, atau hal-hal yang telah direncanakan oleh manusia itu sendiri. Wanita yang kemungkinan besar akan mengalami masa-masa itu hanya bisa menelan ludahnya sendiri. Di mana dirinya mendapatkan lagi pertanyaan akan kisah yang dirahasiakan dengan sang pria. Ya, Thifa masih tidak tahu harus menjawab apa dan bagaimana. “Em, anu, Bu ... bukan apa-apa, kok. Saya permisi dulu, waktu istirahat sudah hampir habis. Mari, saya duluan ...,” pamit Thifa yang memilih lari sebelum membuka siapa dirinya tanpa persiapan mental apa pun. Ia tidak ingin semakin ban
Read more
BAB 11 B
WANITA KEDUA 11 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tahu betul seperti apa rasanya hanya bisa menarik napas dalam dan mengembuskannya kasar. Ucapan sang pria memanglah benar adanya. Akan tetapi, seharusnya ada satu cara agar luka itu tidak semakin parah. Karena jika ia menjadi Thifa belum tentu sanggup menghadapi perasaan sendiri. “Kamu bener, Mas ... tapi, meski kamu tahu aku dulu wanita hina yang banyak dosa dan tidak terhormat, kamu tetap memilih mencintaiku. Meski tahu itu sakit. Mungkin Thifa juga meraskaan hal yang sama. Walaupun tahu hubungan yang ada membuatnya sakit, tapi tetap memilih menjalani bersama Aksa. Padahal udah sangat jelas kemungkinan bersama itu hanya 0,99 persen,” ujar Mayasha dengan senyum getir. Ia bisa membayangkan bagaimana rindu itu hadir setiap malam dengan membawa sebilah pisau di tangan kanan kirinya. Lian diam-diam mengiakan semua yang dikatakan oleh wanita pilihannya. Wanita yang dipilih karena hati dan perasaannya. Meskipun tahu ada banyak lar
Read more
BAB 12 A
WANITA KEDUA 12 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang tidak memberi tahu apa yang kita rasa dan lalui bukan berarti tidak menganggap orang itu berarti. Justru karena terlalu berarti hingga ada keinginan untuk tidak membagi segala luka. Bukan berkurangnya perasaan, melainkan tidak ingin membagi sebuah kesakitan. Sebab cinta bisa mengubah diri sekuat baja demi orang terkasih. Bahkan, rela merasakan sakit perih dalam diam tanpa ingin membuatnya ikut merasakan apa yang kita rasa. Ya, hanya itu yang bisa dipikirkan oleh seorang Aksa. Meskipun ada kecewa, tetapi ia tahu betul jika Thifa bisa melakukannya. Akan tetapi, diri seolah menjadi pria tidak berguna karena membiarkan hal itu terjadi tanpa bisa mencegahnya. Aksa menatap pria yang kini mengetahui hubungan rahasianya dengan salah satu karyawannya. Dengan wajah bingung ia berkata, “Sebelummya aku minta maaf, Li ... aku enggak tahu kalau apa yang dilakukan Rena membuat Thifa mendapat peringatan darimu. Dan tentang Thifa ... aku bukan
Read more
BAB 12 B
WANITA KEDUA 12 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSeketika Lian dan Mayasha saling pandang. Sepertinya di antara mereka memang sudah apa percikan api sebelum bertemu. Meskipun sekarang tahu sosok Thifa, tetapi tidak ingin ikut campur yang bukan ranahnya. Lian sendiri memilih memberi kode untuk segera meninggalkan keduanya. Ada rasa ketidakenakan mendengar perkataan perdebatan yang bukan urusannya. “May, aku lupa tadi kurang satu lembar baca laporan kemarin. Kalau kita kembali ke swalayan, gimana? Kita pulang, ya?” tawar sang pria yang sengaja tidak mendengar nama Thifa—salah satu karyawannya. Wanita yang paham langsung mengangguk. “Ya udah. Tadi juga janijnya enggak lama,” sahutnya sembari melempar senyum ke arah dua manusia yang seperti menahan sesuatu. “Aku balik dulu, Rena ... senang bisa kumpul seperti ini,” ucapnya lagi sebelum langkah menjauh. Sementara Lian menepuk lembut Aksa sebagai kode agar tetap terlihat baik-baik saja. Tatapan mata yang tidak sengaja bertemu pun seakan sal
Read more
BAB 13 A
WANITA KEDUA 13 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui orang yang selama ini hidup begitu mencintai sesuatu kemudian berani memilih pergi untuk satu alasan, pastinya orang tersebut telah melalui pemikiran matang dan tidak sembarang. Karena perbedaan kebiasaan hidup akan menjadi taruhan. Bahkan bayang kekurangan bisa saja menjadi ancaman. Apalagi jika keputusan itu keluar berdasarkan emosi, bisa saja menjadi awal kehancuran. Namun, kemungkinan mendapat kebahagiaan pun bisa masuk dalam ketidakmungkinan. Serena masih menatap tajam pria yang mulai berani mengungkapkan apa maunya. Sungguh sebuah perubahan luar biasa setelah sekian tahun lamanya hidup bersama. Akan tetapi, jika perubahan itu karena kehadiran orang lain, ia tidak bisa menerima.“Maksud kamu, apa, Mas? Kamu ingin bisa lepas dari restoran dan meninggalkan aku? Biar kamu bisa sama Thifa? Iya, begitu?!” tanya wanita dadanya mulai terbakar emosi. Ada kemarahan dalam suaranya ketika sang pria menjawab pertanyaan dengan kesadar
Read more
BAB 13 B
WANITA KEDUA 13 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDi swalayan, wanita yang berusaha baik-baik saja mulai bekerja dengan begitu fokus. Meksipun pikiran dan hatinya berperang memperebutkan siapa yang menjadi pemenang. Akan tetapi, peringatan dari pemilik swalayan menamparnya untuk tetap berdiri pada keadaan yang di depan mata. Thifa sendiri sadar memang kesalahan ada padanya. Sebab terlalu memikirkan dan membawa masalah pribadi ke area pekerjaan. Ia berkali-kali menarik napasnya dalam ketika bayang Aksa selalu menari dalam pikiran. Bahkan, perasaan perlahan-lahan berubah menjadi tidak tenang. Seolah-olah pria di sana telah terjadi sesuatu. “Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini, ya? Mikirin Mas Aksa terus pula. Jadi khawatir,” ujarnya dalam hati. Thifa mau tidak mau harus berusaha menepikan sejenak keresahan hingga jam kerja selesai. Entah bagaimana caranya, ia harus bisa bertahan dan fokus agar tidak melakukan kesalahan yang mengancam pekerjaannya. Karena bagaimanapun ia masih membut
Read more
BAB 14 A
WANITA KEDUA 14 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang kerap menggunakan hati daripada logika. Sudah sewajarnya jika perasaan kerap memporak-porandakan pikiran dengan berbagai firasat. Entah itu hanya sebuah kebetulan atau memang hanya sekadar kekhawatiran. Wanita yang masih terjebak dengan kegelisahannya sendiri menggeleng beberapa kali. Ia menolak kata-kata hati yang serupa iblis berwujud pertanyaan. “Enggak, enggak, enggak ... aku yakin Mas Aksa baik-baik saja. Aku yang terlalu khawatir berlebih di sini. Dia lagi lelah, bukan memberi isyarat menyerah,” batin Thifa menyemangati diri sendiri agar ketenangan mau mendekat. Entah kenapa raga yang terasa lelah menjadi bertambah lelah sebab hati tidak sedang terarah. Akan tetapi, Thifa tetap berusaha menjalani sisa malam yang mungkin akan sangat menyiksa. Sebab pesan-pesan hangat penuh cinta dari pria pujaan tidak ada untuk mengusir penat dan jerat rindu. Bahkan, ia harus meredam semua itu hingga sikap s
Read more
BAB 14 B
WANITA KEDUA 14 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang memiliki lara tersembunyi itu merendahkan diri di hadapan Sang Pemilik Hati bersama lantunan doa-doa untuk segala keputusan. Entah bisa saling memiliki atau tidak, biarlah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Thifa sengaja merebahkan diri untuk istirahat dengan melupakan makan malamnya. Selera tiba-tiba menghilang ketika gelisah hati melanda sebab keadaan yang tidak sehangat sebelumnya. Tidak ada ucapan dan pesan-pesan mesra penuh sayang untuk malam ini dari pria pujaan. Bunga hati pun seolah-olah layu. Bahkan antara rindu dan khawatir berperang panjang tanpa tahu siapa yang menjadi pemenang. “Kangen kamu, Mas ... apa kejadian kemarin membuat hatimu ikut lelah? Atau kamu udah mulai menyerah untuk hubungan ini?” tanya Thifa pada ponsel yang layarnya berwarna hitam. Sebagai tanda tidak ada notifikasi pesan apa pun. Wanita yang tengah terjebak kisah tanpa arah itu menarik napasnya dalam dan membuangnya kasar. Ia ingin membua
Read more
BAB 15 A
WANITA KEDUA 15 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang ketika hati tengah merasakan gelisah bercampur takut untuk sebuah kehilangan akan sangat membutuhkan orang terdekat sebagai sandaran. Sandaran yang sudah seperti rumah selayaknya tempat paling nyaman dan aman tanpa takut ditinggalkan selain Tuhan. Akan tetapi, keadaan sikap yang berubah secara tiba-tiba mampu membuat bayang indah itu musnah dengan begitu mudah. Thifa sendiri hanya bisa menahan seluruh perasaannya untuk situasi saat ini. Hatinya bahkan menampik pikiran buruk terus menerus agar tetap bertahan menjalin hubungan yang terlanjur mengakar. “Pria itu bukan Mas Aksa. Mas Aksa yang aku kenal adalah pria yang enggak akan membiarkan aku khawatir begini. Dan aku harus kuat seperti katanya apa pun yang Mbak Rena ucapkan. Ini adalah resiko yang harus aku tanggung,” ujar Thifa dalam hati sembari menatap wanita yang memiliki raga seorang Aksa berjalan menuju restoran. Sudah kebiasaan mereka membawa masuk roda dua di area parkir
Read more
BAB 15 B
WANITA KEDUA 15 BOleh: Kenong Auliya Zhafira“Kamu tahu ... saya juga dulu mengalami masa paling sulit saat memperjuangkan Mayasha. Di mana kedua wanita hebat itu saling berlomba untuk kebaikan hidup saya, meskipun caranya mereka berbeda. Saya tetap menjalani hidup sesuai peran yang ditakdirkan, yaitu mencintai Mayasha dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Selain itu saya juga tetap berusaha menjadi anak yang baik untuk ibu. Di sinilah saya memahami, kalau semua itu adalah resiko yang harus ditanggung karena mencintai seorang wanita panggilan. Sampai sini kamu paham, 'kan?” imbuh Lian lagi dengan membagi pengalaman hidupnya yang tidak akan pernah terlupakan. Seketika pria yang sempat tahu kisah asmara seorang Lian Erza dari kabar burung merasa tertampar. Ya, Aksa perlahan mulai mengerti jika amarah Serena adalah resiko yang harus ia tanggung karena adanya wanita lain. Akan tetapi, ia tidak pernah sekali pun merencanakan mau membagi hatinya pada Thifa. Rasa itu datang sendiri ta
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status