Все главы Cintaku di Tangan Mafia Posesif : Глава 11 - Глава 15
15
18+
"Kamu pikir bisa mempermainkan aku seperti ini?!" Sejak masuk ke dalam rumah dan membanting pintu kuat-kuat, kekasih Airi itu langsung menyeretnya dan mendorong ke tembok. Bekas cekalan saat di dalam mobil saja masih membekas memarnya. Kini Airi merasakan lagi perih dari kemerahan yang membiru di pergelangan tangannya."Argh ..., sakit Tuan, i–ini ada apa, Oya–san?""Kamu pikir bisa mempermainkan aku seperti ini??" Tuan Oya mengulang pertanyaannya. Tangan dan kaki Airi kini terkukung habis oleh tubuh sang kekasih. Airi tak bisa berkutik. "A–aku ..., aku tidak mengerti, Tuan." Airi gugup. Ketakutan."Ke–kenapa?"Dengan ganas Tuan Oya kembali mencumbu bibir Airi dengan kasar. Bahkan tampak seperti bukan cumbuan, hanya lahapan saja tanpa perasaan. Airi ingin berontak, tapi tak bisa apa-apa. Pergerakannya sangat, sangat terbatas."Tu–tuan, eugh ..., Tuan, to–long ..., to–long eungh ..., hentikan."Airi memohon, tapi sang kekasih sepertinya tidak ingin peduli. Seolah tuli.Tuan Oya ter
Читайте больше
Honesty Bar dan Pengintai
Menggunakan aplikasi yang terpasang di ponselnya. Seperti apa yang seseorang pernah ajarkan, Airi mencoba mencari lokasi dari panggilan terakhir yang dia lakukan."Kak Rafael tau tentang Tuan Oya, kemungkinan juga tau tentang Tuan Kime." Airi membatin. Tuan Oya yang di rasa Airi sangat familiar pada salah satu foto yang ada di berkas sang papah, di yakini Airi mengetahui juga tentang kematian dari papahnya itu. "Ah, ini ketemu! Ups." Pekikannya langsung tersumbat.Airi menutup bibirnya dengan satu telapak tangan. Dia lupa jika masih berada di rumah Tuan Oya. Meski kekasihnya itu sedang ada pertemuan secara online di ruang kerja, Airi tetap mewanti-wanti ada kamera tersembunyi yang tetap memantaunya. Dia harus sungguhan berhati-hati."Ah, akhirnya ketemu." Airi berucap pelan meski hatinya bahagia tak terkira seperti mendapatkan buah apel yang dia sukai."Eh? Ini bukannya ...." Apa yang di lihat membuat Airi menghela napas panjang. Ternyata pria yang di kenal sebagai teman kecilnya s
Читайте больше
Aku Untukmu; Kamu Hanya Untukku
"Apa kamu tidak ingat tentang malam itu?" Alice menatap tak percaya dengan tatapan sahabatnya yang kebingungan."Eum, aku merasa mengingatnya." Airi menjawab ragu. "Lalu, kamu tau siapa yang pulang bersama kamu?" Alice kembali mengingatkan Airi. Kekhawatiran sahabat Airi hanya lah pada hubungan badan yang mana mungkin akan membuahi. Alice sangat tidak ingin sahabatnya menderita karena lupa pria mana yang berhasil mendapatkan keperawanannya.Airi menggeleng. "Siapa orang itu?" gummanya."Apa kamu tau, Lice?" "Hey, kamu pikir aku ini apa?" Alice mengingsrekkan hidungnya, berdrama. "Aku hanya mencuri dengar saat pria itu berkata akan mengantar kamu pulang.""Kenapa tidak kamu saja?" "Sayangnya aku, kamu tau kalau aku ingin kamu mendapatkan kekasih. Seperti yang kamu inginkan juga, makanya aku berhenti sampai di sana.""Kamu ...?" Airi benar-benar gemas. Menahan amarahnya dalam hati. Jika pria itu adalah hidung belang yang hanya menginginkan tubuh Airi, bagaimana?"Aku tau pria itu p
Читайте больше
Posesifnya si Bos
"Bos, bagaimana dengan pembangunan?" Kime datang menghadap pria yang duduk di kursi kebesarannya. "Lakukan seperti biasa. Ambil alih semuanya, itu milik kita." Kepala Kime mengangguk patuh. Tanpa basa-basi lagi segera masuk ke kursi dan meja yang biasa dia gunakan untuk memulai zoom meeting bersama para investor atau pemegang saham di perusahaan yang dia dirikan. Tepatnya yang si bos dirikan."Selamat sore," sapa Kime ramah. Di antara keluarga dari Sindikat Naka, Kime adalah satu-satunya pria dengan keramahtamahan serta penuh kelembutan. "Sehubungan dengan kerjasama pembangunan bar kasino terbesar dengan Tuan Keiko, saya Kime yang akan mengambil alih seluruh proses lanjutannya. Ini tentu sudah di bicarakan dengan ketua dari Tuan Keiko.""Loh? Bagaimana ini?" "Kenapa bisa Tuan Kime?" "Bagaimana mungkin bisa jadi Tuan Kime?""Tuan Kime serius? Ada seseorang yang mendatangi kami di hari lalu." Seorang wanita berdiri dan melantangkan suara. Keriuhan yang sempat terjadi dengan sali
Читайте больше
Telepon Tak Terjawab
Drrt ... Drrt ....Lagi, Airi tak tidur di rumahnya. Dia segera mengangkat telepon tanpa melihat terlebih dahulu. Kantuk masih menyertainya."Halo, siapa?" Ponselnya itu dia letakkan di dekat telinga. "Airi-ah? Begitu lah cara kamu menyambut uncle?""Paman?" Airi terperanjat. Bangun dari tidurannya dan menaruh ponsel di atas tempat tidur. "Airi–ah, itu bukan di rumahmu!""Hah?" Airi menoleh ke layar ponsel dan langsung menutupi ponsel dengan bantal yang ada di dekatnya. Ternyata bukan telepon suara. Video call yang dilakukan pamannya itu membuat Airi kalang kabut kebingungan."Paman, aku sedang menginap di rumah Alice, nanti aku hubungi Paman lagi. Selamat pagi dan sampai jumpa." Gadis itu berbohong. "Hah, hh ...." Helaan napas lega dia keluarkan setelah panggilan video dia tutup sepihak. Meski pada kenyataannya, sang paman tetap saja tak gentar terus menanyakan di mana Airi saat ini berada. Pesan dengan kalimat yang sama terus hadir menyamai suara jarum jam. [Kamu sedang di ru
Читайте больше
Предыдущий
12
DMCA.com Protection Status