All Chapters of Penyihir Serigala: Chapter 31 - Chapter 40
79 Chapters
Chapter. 31
"Kau harus mati sekarang!" teriak Valeri sambil mengangkat tangannya yang sudah mengeluarkan cakar panjang. Hampir saja cakar itu mengenai dada Elisa. Keberuntungan masih menyertainya. Tubuh Valeri tiba-tiba terhempas jauh, menabrak rak ramuan herbal dan membuatnya hancur, menjadikan tubuh Valeri basah karena ramuan yang tumpah.Elisa tercengang dengan apa yang terjadi. Dia tidak tahu bahwa Kiana bisa melakukan hal seperti itu."Ada apa di sini?" tanya Ben dengan amarah ketika melihat tokonya dalam keadaan berantakan. Dia melihat siapa yang berada di antara pecahan botol ramuan tersebut. Sambil berjalan, ia mendekati Valeri."Kau lagi," ujar Ben. "Aku sudah katakan jangan menghancurkan tokoku lagi," lanjutnya dengan marah.Ben tidak suka dengan wanita itu. Valeri mempunyai aura jahat menurutnya, yang bisa menghancurkan orang lain. Apalagi Valeri tidak bisa menghilangkan amarahnya, emosi wanita itu begitu cepat tersulut. Pantas saja raja dan ratu tidak menyukai Valeri, semua itu karena
Read more
Chapter. 32
"Kiana, Apa kau ingin segera pulang?" tanya Elsa, berhenti melangkah dan menghadap ke arah Kiana, gadis yang masih sibuk memperhatikan tanaman hidup di depannya."Emmm, sepertinya iya. Memangnya kau ingin pergi lagi?" tanya Kiana sambil terus memperhatikan tanaman yang belum diketahui namanya."Ya, aku ingin pergi ke suatu tempat. Apa kau ingin ikut?" tanya Elisa lagi."Sepertinya aku lelah, El. Aku ingin segera berada di kamar saja. Kau tidak masalah jika pergi sendirian?" tanya Kiana.Kini, gadis itu beralih memperhatikan Elisa, gadis yang begitu cantik di matanya. Tidak hanya itu, tapi juga di mata setiap makhluk yang melihatnya."Baiklah, kalau begitu kau segera kembali. Aku akan kembali secepatnya," ujar Elisa mendekati Kiana sambil tak lupa memberikan tanaman satunya lagi. Kiana mau tak mau menerima tanaman tersebut. Ia sedikit kesal melihat ke arah gadis yang hanya cengengesan itu. Wajah Elisa terlihat tak bersalah sama sekali."Aku titip tanaman itu, letakkan saja keduanya di
Read more
Chapter. 33
Dengan langkah tergesa-gesa, Elisa berjalan melewati para omega. Tanpa menoleh dan tersenyum, ia berjalan menuju kamar pribadinya. Sesampai di sana, Elisa langsung masuk dan menutup pintu keras-keras. Dia tidak peduli jika ada yang terkejut karena hal itu."Sialan, pria sialan! Seandainya saja aku mempunyai kekuatan, maka sejak lama sudah kubunuh pria itu!" kesal Elisa sambil membanting tubuhnya dan barang-barang yang dibawanya ke atas tempat tidur. Lelahnya hilang menjadi amarah. Dia tidak ingin beristirahat, tapi ingin sekali mencakar wajah pria yang selalu muncul dalam benaknya. Namun, sayangnya pikiran itu hanya sebatas angan saja. Dia tidak berani melakukannya sekarang."Pria sinting! Tunggu saja, aku akan membuat pria itu menyesal!" ujar Elisa sambil mengepalkan tangannya. Dia bergegas berdiri dan berjalan ke ujung ruangan. Memejamkan matanya sejenak dan merentangkan kedua tangan. Tak lama setelah itu, ada cahaya ungu transparan yang membentuk kotak, semakin besar hingga mencapa
Read more
Chapter. 34
Elisa bersiap-siap untuk keluar dari kamarnya. Dia telah mengenakan gaun yang indah dan tidak lupa membawa tas yang sudah disiapkan sejak tadi. Setelah itu, dia berjalan keluar dengan senyuman di wajahnya yang begitu bahagia. Senyuman itu selalu terukir di bibirnya. Pagi ini, dia akan bertemu dengan raja dan ratu. Dia ingin memberikan ramuan yang telah dia buat untuk mereka dan tidak sabar melihat hasilnya dalam waktu sebulan.Elisa berjalan dengan santai menyusuri lorong hingga menemukan sebuah pintu yang besar. Pintu itu terbuka saat itu juga, dan dia tersenyum saat memasuki ruangan tersebut. Di sana, raja dan ratu sedang duduk bercengkrama dengan Daren dan Valeri. Mereka tampak bahagia, terutama Valeri dan Daren. Namun, raja dan ratu nampaknya tidak begitu senang. Raut wajah ratu yang dibuat-buat senang terlihat jelas."El, masuklah!" teriak ratu dengan sumringah saat melihat Elisa.Elisa tersenyum dan menunduk hormat setelah berada di hadapan raja dan ratu. Keduanya juga tersenyum
Read more
Chapter. 35
"El, apakah kau bisa menjelaskannya?" tanya raja dengan suara dingin.Sementara Elisa masih memikirkan alasan yang tepat, dia menghembuskan napas sebelum berbicara. Dia pasrah jika semua orang tidak ingin percaya padanya."Maaf raja dan ratu, saya tidak mungkin memberikan racun ke dalam ramuan tersebut. Itu tidaklah benar," jawab Elisa sambil mulai membela dirinya.Namun, Daren melihat kau membawa pohon mandrake ke dalam istana, untuk apa? Apa kau ingin membuat racun pada semua keluarga di istana ini?" sarkas Valeri masih berusaha memojokkan gadis itu.Valeri tersenyum ketika melihat wajah tegang Elisa. Dia merasakan perubahan itu. Elisa terlihat ketakutan. Bagaimana tidak, jika seorang gadis lemah bisa mendapatkan tanaman tersebut. Itu adalah hal mustahil. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkannya."Benarkah El, kau mendapatkannya dari mana?" tanya raja lagi.Semua orang terkejut, termasuk Kiana dan ratu. Mereka menatap Elisa dengan tatapan yang tak bisa diartikan."Be
Read more
Chapter. 36
Dua gadis berjalan berdampingan, satu di antaranya terlihat tegang. Setiap orang yang melihat pasti tahu bahwa salah satu dari mereka sedang menahan amarah."Huh, suasana tadi begitu mencekam, El," ujar Kiana saat mereka berjalan melalui lorong menuju ruang ramuan.Elisa hanya diam. Dia masih kesal dengan kedua serigala di dalam sana. Dia bahkan berharap keduanya tewas dalam pertempuran."Apa aku boleh membunuh orang, Kia?" tanya Elisa, membuat Kiana berhenti seketika."Apa yang kamu katakan?" tanya Kiana, takut salah dengar."Apa aku bisa membunuh orang di sini?" tanya Elisa dengan dingin, menatap tajam."Kamu bercanda, kan?" kata Kiana."Tidak, aku tidak bercanda. Aku benar-benar ingin membunuh orang sekarang. Aku merasa amarahku sudah hampir meledak dari dalam tubuhku. Aku tidak bisa menahannya lagi. Bisakah kamu mencari mangsa untukku?" tanya Elisa sambil terus menatap Kiana."Kamu membuatku ketakutan, El, sadarlah," bisik Kiana.Elisa langsung tertawa terbahak-bahak, tak bisa men
Read more
Chapter. 37
"Apa kamu, Mister X?" tebak Elisa dengan ragu. Dia tidak tahu apakah tebakannya benar."Akhirnya kamu mengingatku," ujar pria itu dengan lega. Elisa memperhatikan gerakan pria yang masih makan buah berwarna merah. Dia tak bisa mengalihkan tatapannya. Dirinya takut jika pria itu melakukan hal yang aneh padanya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Elisa masih dengan tatapan tajam.Namun sang pria yang ditatap hanya bisa diam saja. Pria itu terus saja memakan buah dengan lahap dan tanpa rasa bersalah."Apa khasiat dari buah ini?" tanya Elisa yang akhirnya harus mengalah.Setelah itu, Mr. X menghentikan gerakannya. Dirinya bahkan diam menatap Elisa dan buah di tangannya bergantian."Kenapa? Apa kamu sudah memakan buah yang kuberikan padamu tadi?" tanyanya."Ya, dan aku merasakan hal aneh. Apa sebenarnya yang kamu lakukan padaku?" ujar Elisa lagi."Tidak ada, aku tak melakukan apapun." Pria itu berjalan menuju Elisa, membuatnya harus bergerak mundur. Meskipun pria itu tidak melakukan pe
Read more
Chapter. 38
"Bawa ini, Kla," ujar Elisa seraya memberikan semua bahan tanaman obat kepada Kiana. Sambil menggenggamnya, gadis itu tampak kewalahan dengan beban tersebut. Bahkan, beberapa buah yang masih tersisa terjatuh begitu saja dari tangannya. Di sisi lain, Elisa hanya membawa buku yang akan dipinjamkan kepada temannya itu. Ia dengan sengaja melakukan hal tersebut agar Kiana tidak banyak bertanya lagi. Elisa tidak tahu bagaimana harus menjawab jika Kiana banyak bertanya, terlebih lagi pria bernama X meninggalkan kesan yang jelas. Ia tidak ingin Kiana kembali bertemu pria tersebut. Jika pada pertemuan pertama Elisa tidak tertangkap, mungkin hari ini pria bernama X itu akan tertangkap dan dihukum mati."Ayo cepat, nanti ramuannya tak akan selesai hari ini," ajak Elisa lagi, "Aku sudah tak sabar membuatnya," lanjutnya.Elisa menarik tangan Kiana dengan lembut, hampir saja gadis itu kehilangan keseimbangan. Beruntung Elisa masih bisa menangkap Kiana."Eh, kau sengaja menarikku," ujar Kiana kesal.
Read more
Chapter. 39
"Lepaskan aku, Elf!" teriak Kiana ketika Elsa berhasil memisahkan gadis itu untuk menjauhi wanita gila tersebut."Hel, apa kau ingin merusak semua yang ada di sini?" tanya Elisa dengan nada tak suka.Kiana masih saja memberontak sampai akhirnya Elisa tak bisa mencegahnya lagi. Kali ini amarah Kiana lebih parah lagi. Dia bahkan mengeluarkan aura mematikan."Mati kau, Valeri!" teriak Kiana dengan nada berbeda. Elisa hanya tertegun melihat perubahan gadis itu. Dia tidak menyangka jika Kiana bisa seperti itu. Bahkan serigala dalam diri Elisa pun terbangun dari tidurnya mendengar suara khas serigala Kiana."Wow, dia sangat cantik, El," miringkan lyv pada Elisa."Kiana, berhenti!" teriak Daren dengan tatapan tajamnya. Alpha terkuat itu bahkan mengeluarkan feromonnya, membuat siapa pun yang mendekatinya sedikit merasakan hal yang menyakitkan, tak terkecuali Elisa dan Kiana.Kiana merasakan tubuhnya melemah. Saat itu juga ia ambruk begitu saja, sedangkan Valeri masih bisa berdiri meskipun tid
Read more
Chapter. 40
Tanpa memikirkan akibatnya, Elsa mengambil beberapa ramuan yang sudah ada di meja. Mela yang masih tak tersentuh karena perkelahian mereka tadi. Ramuan yang dia yakini adalah sebuah obat, bukan racun. Walaupun racun, itu tak masalah baginya.Dia tak tahu ramuan untuk apa itu. Yang jelas, dirinya membutuhkan hal itu sekarang. Dia mencampurkan semuanya ke dalam satu wadah, setelah itu pergi meninggalkan Kiana.Sementara itu, Kiana melihat hal yang aneh pada Elsa dan segera mengejarnya. Dia sepertinya tahu apa yang akan dilakukan gadis itu. Untuk itu, dirinya segera berteriak memanggil nama Elsa. Namun, terlambat. Baru saja keluar dari ruangan itu, dia sudah melihat semuanya."Akhh. Apa-apaan kau!" teriak Daren.Kejadian yang sempat terpikir olehnya pun benar-benar terjadi. Dia terlambat menghentikan Elsa. Di sana, di depannya sudah ada Elsa dengan amarah. Gadis itu menyiramkan ramuan yang dibawanya tadi. Di tangan hanya ada tabung yang kosong. Wajah Elsa begitu membuat orang takut. Namu
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status