All Chapters of Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan: Chapter 51 - Chapter 60
113 Chapters
Chapter 51 | Menyusun Rencana Baru
Clara menapaki tangga dengan hati-hati, niatnya tadi memang ingin ke bawah untuk melihat siapa yang bertamu siang-siang begini, dan ternyata ulat bulu peliharaan suaminya. Sementara Bella yang melihatnya hanya menampilkan senyum licik, apalagi saat melihat wajah pucat Clara."Ternyata ada tamu, Mas?""Eum, Cla..," Naresh tidak mampu melanjutkan ucapannya."Kenapa nggak di kamar saja, sih? Bikin polusi mata tahu nggak di sini," ucap Clara."Lebih polusi mana sama kamu yang tiba-tiba turun waktu kita enak-enak ciuman, padahal tadi pas panas-panasnya, jadi gagal 'kan gara-gara kamu," celetuk Bella.Clara memandang remeh pada wanita tidak tahu diri di depannya ini. Kemudian ia langsung menuju dapur tanpa mengindahkan Bella yang terus mengeluarkan umpatannya. Wanita cantik itu meraih gelas, kemudian mengisi air di sana, lalu menenggaknya sampai tandas.Kemudian Clara kembali mengisi gelas tersebut dengan air, lalu membawanya ke ruang tamu. Sepanjang langkahnya bibirnya terus menyunggingkan
Read more
Chapter 52 | Rencana Bella Gagal
Bella menghentikan mobilnya di depan kediaman mewah yang cukup ramai oleh penjaga. Wanita itu kemudian masuk ke dalam rumah dan mendudukkan dirinya di ruang tamu. Tidak seberapa lama kemudian keluarlah seorang laki-laki yang cukup di kenalnya."Hai, Bell. Kamu dari tadi?""Baru saja." Bella bangkit dan lantas menerima lumatan lembut bibir lelaki tersebut.Lelaki berperawakan tinggi tegap, berwajah tampan rupawan, dan kaya raya ini adalah seorang hacker ternama yang bekerja di dunia bawah tanah. Lelaki ini mengenal Bella lantaran mereka bertemu di sebuah club malam waktu itu.Lelaki tersebut adalah Victor Antonio, semua orang mengenal Victor sebagai pebisnis, jarang yang mengenalnya sebagai hacker. Saat bertemu dengan Bella, lelaki itu melihat wanita di depannya ini sangat rapuh dan terluka, sehingga hal itu mendorongnya untuk mengulurkan bantuan."Apa yang membawamu ke sini?""Aku butuh bantuanmu lagi, Victor. Aku ingin kau meretas perusahaan yang mana aku benci sekali dengan pemilikn
Read more
Chapter 53 | [21++]
Setelah kepulangan sang Mama, Anne, dan juga Kenzie, Naresh langsung menggandeng tangan istrinya ke dalam rumah. Lelaki itu menampilkan raut yang tidak bersahabat, ia seolah mengacuhkan Clara yang masih sakit."Kamu yang nyuruh Mama siapin bulan madu buat kita?""Enggak, Mas. Mama malah nggak ngomong apa-apa sama aku.""Jangan bohong, Clara!""Apa, sih, Mas?! Orang aku nggak bilang apa-apa, kok. Kamu kenapa, sih? Kalau nggak mau, ya, tinggal di tolak saja, malah nyalahin aku."Naresh mengetatkan rahangnya."Pokoknya kamu bilang sama Mama buat batalin rencananya. Bulan madu nggak akan berguna buat kita, Cla.""Kamu saja yang bilang, aku pusing. Aku masih mual, kamu malah marah-marah." Clara langsung membalik badan dan hendak menuju tangga.Jelas saja Naresh merasa geram. Istrinya itu mulai berani melawan, padahal dulunya Clara selalu takut padanya. Ataukah ini gara-gara sikapnya yang mulai lembut? Oh, lelaki itu benar-benar menyesali kelembutannya beberapa hari lalu."CLARA! Aku belum
Read more
Chapter 54 | Beban Hati Clara
Hari berganti minggu, kini tibalah saatnya Clara dan Naresh berbulan madu. Tidak selayaknya pasangan yang bahagia, penuh wajah ceria, dan membayangkan akan memadu kasih. Pasangan suami istri itu sama-sama hening di sepanjang perjalanan. Setelah menempuh waktu yang cukup lama, pasangan tersebut telah menapakkan kakinya di Bandara. Baru setelahnya mereka menuju hotel menaiki mobil yang telah siap sedari tadi."Ini kunci kamar kamu, jangan sampai hilang. Kamar aku di depan kamu sini."Clara menatap datar pada suaminya, sekejap kemudian ia mengangguk."Jangan kira Mama nyuruh kita bulan madu lalu kita bisa satu kamar. Nggak, ya!""Siapa yang ngira gitu? Aku nggak ngira apa-apa, kok." Clara langsung meraih kunci yang di pegang Naresh dan lantas masuk ke dalam kamar.Brakkk!Naresh berjingkat kaget saat Clara menutup pintunya dengan keras. Namun, lelaki itu tidak mau peduli. Ia memilih turun dan menunggu Bella di lobi. Yeah, kekasihnya itu berangkat dengan pesawat yang berbeda dengannya.S
Read more
Chapter 55 | [21++] Godaan
Clara merasakan ada yang menggeret tangannya untuk menepi, sementara matanya masih terus terpejam. Ia takut ingin membuka mata, tangisnya merintih pilu seiring dengan suara teriakan orang yang sedang berkelahi.Hingga beberapa menit kemudian, suasana sudah hening. Clara kembali merasakan tangannya di cekal oleh sebuah tangan besar. Ia tidak mampu melawan, tubuhnya gemetar hebat membayangkan dirinya akan di lecehkan."Jangan! Jangan sakiti aku ... A-Aku nggak punya siapa-siapa di dunia ini," isaknya pilu."Heh, bodoh! Buka matamu dan lihat aku!"Clara langsung membuka matanya. Air matanya langsung banjir saat mendapati suaminya yang berdiri di depannya dengan tampang datar. Wanita cantik itu langsung menghamburkan dirinya di pelukan Naresh, tangisnya semakin kencang, dan Naresh juga mendekapnya erat."A-Aku takut, Mas. Orang tadi mau melecehkan aku.""Iya, aku tahu. Mereka semua sudah aku buat patah tulang," jawab Naresh yang langsung membuat Clara mendongak."Kamu beneran?"Naresh men
Read more
Chapter 56 | [21++] Menjadi yang Pertama
Dua netra kembali beradu pandang, di lihat dari bahu dan dada Naresh yang kembang kempis, lelaki itu juga merasakan hal yang sama dengan Clara. Lelaki itu memandang wajah cantik yang berada di bawah kungkungannya, wajah yang entah sudah berapa kali ia bentak, dan kini bibirnya melabuhkan banyak ciuman basahnya di sana."Maaf," ucap Naresh.Deg!"Maaf kalau aku menyentuhmu tanpa kata romantis, bunga, musik, bahkan lilin. Maaf kalau kamu tidak mendapatkan kesan nyamannya."Clara menghela napas lega. Ia mengira malam penuh gairahnya kembali gagal."Aku menginginkanmu, Cla.""Yeah," jawab Clara singkat."Kamu bersedia?"Clara mengangguk."Kamu rela menyerahkannya untukku? Laki-laki yang seringkali membentakmu?""Aku akan menyerahkan semuanya untuk suamiku, Mas."Naresh mengulas senyum manis. Semua rasa benci yang menggunung di hatinya lebur begitu saja, seperti ada kekuatan maha dahsyat yang menggantikannya dengan cinta yang bertubi-tubi.Naresh tidak sadar bahwa ini adalah kekuatan doa d
Read more
Chapter 57 | Perasaan Naresh
Di sisi lain, Bella tengah duduk di ranjang dengan deru napas naik turun. Ia sedari tadi menelepon Naresh, tetapi tidak satupun panggilannya terjawab."Argh! Sial!" teriaknya penuh kebencian.Pikirannya mulai berkecamuk, "apa wanita tidak tahu diri itu sengaja menahan Naresh malam ini? Sialan! Aku harus segera kasih pelajaran."Bella bangkit dari duduknya, wanita itu menyambar ponsel, dan lekas berjalan keluar menuju unit kamar milik Clara. Tangannya mengepal ke udara dan bersiap-siap mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok!Hening! Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam. Bella semakin mengetatkan rahang, wanita itu kemudian kembali mengulangi gerakannya mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok!Masih sama. Hingga tidak terasa sudah tiga puluh menit ia berdiri di depan pintu dengan perasaan kesal. Di tambah dengan lorong hotel yang sepi dan tidak ada suara sama sekali, rasanya sedikit mencekam berdiri di sini sendirian."Argh! Kok nggak di buka, sih, pintunya?!" Bella membalikkan badan dan lekas masuk l
Read more
Chapter 58 | Firasat Anne
Clara masih berbaring di ranjang setelah beberapa saat lalu pegawai hotel membawakannya sarapan. Pangkal pahanya masih perih, di tambah tubuhnya yang sedikit demam lantaran semalam kurang tidur karena Naresh yang terus-terusan menggempurnya.Drrrt!Mama is calling!Clara menghela napas lirih, baru saja ia ingin memejamkan mata setelah meminum obat, tetapi Mama mertuanya melakukan panggilan telepon. Dengan cepat wanita cantik itu menggeser tombol hijau guna menjawab telepon tersebut."Halo, Mah.""Halo, Sayang. Maaf, ya, pagi-pagi Mama mengganggumu," ucap Anne si seberang telepon."Nggak, Mah. Aku lagi nggak ngapa-ngapain ini.""Tapi suara kamu kok lemes, Sayang? Naresh nyakitin kamu lagi, ya?"Clara tertawa lirih mendengar nada khawatir Mama mertuanya. Anne memang sangat over protektif kepada menantunya, maklum saja karena wanita paruh baya itu belum sepenuhnya mempercayai Naresh."Aku cuma lelah, Mah. Ini tadi niatnya mau tidur setelah sarapan," jawab Clara."Tapi Naresh nggak macem-
Read more
Chapter 59 | Rencana Baru?
Clara merasakan perutnya lapar hingga membuatnya terjaga dari tidur, sementara Naresh masih memeluknya. Netranya melihat pada jam yang bertengger di dinding, ternyata waktu sudah menunjukkan sore hari.Pantas saja perutnya melilit, ternyata ia melupakan makan siang. Akhirnya Clara memilih keluar kamar untuk menuju kantin. Langkahnya masih hati-hati karena harus menahan panas di area pangkal pahanya."Loh, itu kayak Bella?" gumamnya saat melihat sosok Bella tengah duduk di kantin dengan sarang pria yang tidak ia kenali."Ternyata gatal kepada semua laki-laki, aku kira sama Mas Naresh saja. Dasar ulat bulu," gumamnya lagi.Wanita cantik itu melangkah cuek ke dalam kantin dan lantas mendudukkan dirinya di salah satu kursi. Hal itu jelas saja di sadari oleh Bella.""Heh!" Bella menggebrak meja Clara hingga seluruh pengunjung menatap aneh pada mereka."Kekasihku kau sembunyikan di mana?! Kau ini pelakor kecil yang tidak tahu malu, ya, rupanya?!"Terdengar banyak bisikan dari orang-orang s
Read more
Chapter 60 | Puncak Kemarahan Naresh Kepada Kenzie
Setelah perdebatan tersebut, Naresh benar-benar pergi meninggalkan hotel itu. Lelaki itu tidak jadi ke kamar istrinya, tetapi langsung menuju mobil guna meninggalkan pulau ini. Sementara Clara, wanita itu terpaksa mengikuti suaminya, tentu saja dengan beberapa bodyguard yang mengawasi.Setelah beberapa jam di perjalanan, baik darat maupun udara, mereka berdua sudah sampai di kota. Clara langsung memasuki rumah dan menuju kamarnya, sedangkan Naresh hanya mencebikkan bibirnya melihat tingkah sang istri yang mengacuhkannya."Apa Clara tidak berpikir koper beratnya ini aku yang bawa? Dasar tidak peka, bisa-bisanya dia melupakan aku dan barang-barangnya," gerutunya sebal.Lelaki itu langsung menyusul Clara ke kamarnya dengan langkah tergesa. Tangannya mengepal ke udara dan mengetuk keras pintu di depannya, tetapi Clara sama sekali tidak menjawab. Lelaki itu mengulanginya beberapa kali, hingga ia nampak lelah dengan istrinya yang mengacuhkannya. Alhasil, Naresh turun dengan tampang kesal.
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status