Semua Bab Pengkhianatan Istriku: Bab 21 - Bab 30
93 Bab
Bab 21. Pengemis
Bab 21. Rela Jadi Pengemis"Rafa sakit, Dek Aisyah. Kami akan membawanya ke rumah sakit," jawabku cepat."Sakit apa, Mas Danu?" tanyanya lagi."Sepertinya, Rafa keracunan makanan, Dek. Tiba-tiba saja muntah-muntah. Badannya juga demam.""Apa? Keracunan? Kok bisa? Bagaimana ini terjadi?" mata Aisyah langsung melotot mendengar penjelasanku."Ndak tahu, Dek. Aku juga baru mengetahui kejadiannya tadi pagi ketika bangun jam empat.""Aisyah, katakan pada dewan juri agar menunda perlombaan. Salah satu peserta sedang sakit," ujar Naina."Baiklah, Naina. Akan aku katakan pada dewan juri. Aku hanya bisa membantu menunda beberapa jam saja. Selanjutnya, keberuntungan ada pada Rafa.""Aku mengerti. Secepatnya kami akan membawa Rafa kembali." Naina mengangguk, lalu segera naik ke dalam mobil.Kuda besi segera meninggalkan hotel menuju rumah sakit terdekat. Sementara, aku memangku Rafa. Memperhatikan dalam kegusaran. Mengingat butuh biaya besar untuk mengobati penyakit Rafa. Jakarta bukanlah Medan.
Baca selengkapnya
Bab 22. Racun
Bab 22. Racun"Baiklah, Tuan. Jika itu maumu akan kuturuti. Kulakukan semua demi nyawa Rafa. Bagiku, Rafa adalah segala-galanya. Ku rela melakukan apa pun untuknya," ucapku lirih. Kucium kaki Tanaka sesuai kemauannya.Dengan mata yang berkaca-kaca aku bersujud, sembari mencium kaki pria bule itu. Walau rasa sakit terasa menyayat hati, tetapi semua rela kulakukan demi buah hatiku. Apalah arti penghinaan ini dibanding dengan nyawa Rafa."Ha ha ha!" Tanaka tertawa girang.Satu menit kemudian, dia menghamburkan uang itu ke lantai. Tanpa punya hati pria keturunan Jepang itu membuang uang, lalu memintaku mengutip dengan memakai mulut."Ambil uang itu sekarang dengan menggunakan mulut! Jika kau memang sangat membutuhkannya.""Baik.""Mas Danu, jangan lakukan itu! Kehormatan lebih penting dari uang itu," ucap Sakira menimpali."Apalah arti kehormatanku, Sakira. Jika nyawa Rafa tidak bisa diselamatkan, maka aku pun tak ingin hidup lebih lama lagi.""Mas Danu!" Teriak Sakira.Aku tidak menginda
Baca selengkapnya
Bab 23. Berjuang
Neng Naina, ada apa?" tanyaku penasaran. Terlihat wajah Naina menegang melihat ke arah Rafa. Dia seperti orang yang sedang bingung."Aisyah mengirim pesan agar kita segera kembali ke hotel. Dalam waktu empat puluh menit kita harus segera sampai. Jika tidak, Rafa akan dianggap gugur. Panitia tidak akan mentoleransi peserta yang tidak disiplin," jelasnya dengan ekspresi gelisah.Tatapannya kini beralih pada jam tangan yang dikenakan di pergelangan tangan. Jantungku seolah berhenti berdetak. Di satu sisi kondisi Rafa masih lemah. Di satu sisi yang lainnya perlombaan tak mungkin ditunda walau keadaannya masih sakit.Hanya Tuhan yang Maha Baik bisa menolong hambanya. Aku berharap Rafa akan menang, tetapi itu tak mungkin. Keadaannya masih sangat lemah. Mungkinkah membawanya dalam keadaan sakit?"Tidak mungkin kita bisa sampai dalam waktu empat puluh menit, Neng. Melihat kondisi Rafa sekarang itu mustahil," ucapku bersedih.Bagaimana mungkin tiba di tempat perlombaan dalam waktu empat puluh
Baca selengkapnya
Bab 24. Tantangan
Bab 24. Derita Orang MiskinSaat Sakira berteriak memanggil nama Rafa, Naina pun tak kalah terkejut. Melihat tubuh Rafa ambruk mengeluarkan darah segar dari hidung."Rafa!" panggil berlari.Para dewan juri, panitia dan juga penonton seketika menjadi panik. Ketika Rafa telah berhasil menyelesaikan soal jawaban. Tiba-tiba suara dalam ruangan perlombaan mendadak kisruh."Rafa, bangun, Nak! Jangan tinggalkan Ayah!" bisikku lembut sambil terisak.Wajah Rafa terlihat pucat dan dingin. Pun dengan kaki dan juga tangannya. Untuk sesaat Rafa bergeming. Sungguh, aku tidak tega melihat kondisinya yang seperti ini. Hati ayah mana yang tidak akan terluka. Bila buah hatinya sedang sakit."Rafa, bangunlah! Lihatlah semua penonton bertepuk tangan meriah untukmu," ujar Naina.Para awak media yang meliput menyorotkan kamera ke arah Rafa ang terbujur dingin. Aku tidak dapat menahan kesedihan dan membendung rasa sesak di dada yang hampir meledak. Penderitaan kami selalu datang bertubi-tubi. Seperti air ya
Baca selengkapnya
Bab 25. Tidak Punya Hati
Bab 25. Tidak Punya Hati"Bagaimana dengan keadaan Rafa, Mas Panji?" tanya Aisyah gusar.Kutatap gadis berwajah cantik nan jelita di hadapanku ini dengan tersenyum."Alhamdulilah, Dek. Rafa baik-baik saja.""Syukurlah kalau begitu, Mas. Aisyah ikut senang dengarnya.""Iya, makasih, Dek Aisyah. Kamu sudah meluangkan waktu ke sini untuk berkunjung ke rumah sakit.""Sama-sama, Mas."Rencananya, Rafa akan dibawa pulang setelah dokter Tiara menyatakan sembuh. Kesehatan Rafa kian memperlihatkan kemajuan. Badannya sudah terlihat segar. Bahkan, wajah sudah tidak terlihat pucat. Dokter Tira membNainan resep untuk menebus obat Rafa di apotik depan yang ada di rumah sakit ini. Sebelum pulang aku terlebih dahulu harus menebus resep di apotek. Sementara, Aisyah dan Naina menunggu di ruang inap Rafa untuk menjaga.Aku berjalan melewati lapangan parkir untuk menuju apotek yang terletak di seberang rumah sakit. Kendaraan yang terparkir berjajar rapi memenuhi lahan parkiran. Sekilas mataku menatap mob
Baca selengkapnya
Bab 26. Fitnah Dajjal
Bab 26. Fitnah Dajjal"Bagaimana dengan keadaan Rafa, Mas Danu?" tanya Aisyah gusar.Kutatap gadis berwajah cantik nan jelita di hadapanku ini dengan tersenyum."Alhamdulilah, Dek. Rafa baik-baik saja.""Syukurlah kalau begitu, Mas. Aisyah ikut senang dengarnya.""Iya, makasih, Dek Aisyah. Kamu sudah meluangkan waktu ke sini untuk berkunjung ke rumah sakit.""Sama-sama, Mas."Rencananya, Rafa akan dibawa pulang setelah dokter Tiara menyatakan sembuh. Kesehatan Rafa kian memperlihatkan kemajuan. Badannya sudah terlihat segar. Bahkan, wajah sudah tidak terlihat pucat. Dokter Tira membNainan resep untuk menebus obat Rafa di apotik depan yang ada di rumah sakit ini. Sebelum pulang aku terlebih dahulu harus menebus resep di apotek. Sementara, Aisyah dan Naina menunggu di ruang inap Rafa untuk menjaga.Aku berjalan melewati lapangan parkir untuk menuju apotek yang terletak di seberang rumah sakit. Kendaraan yang terparkir berjajar rapi memenuhi lahan parkiran. Sekilas mataku menatap mobil F
Baca selengkapnya
Bab 27. Kejamnya Fitnah
"Seret, guru munafik ini dan pria gembel itu! Kedoknya sebagai guru hanyalah topeng saja. Gembel itu sudah berzina dengan seorang wanita." Tanaka berteriak dengan antusias. Dia memprovokator para warga yang ada di sekitar daerah sini.Terbukti, beberapa warga yang tidak dikenal langsung naik darah. Mungkin saja mereka orang bayaran yang sengaja dibayar oleh Tanaka untuk menghasut."Cambuk mereka! Cambuk!" teriak salah satu pria yang berpostur tinggi menimpali. Sepertinya, dia adalah komando dari semua warga.Aku dan Naina diseret dengan paksa. Salah satu ibu-ibu menarik hijab Naina yang melekat di kepalanya. Para ibu-ibu yang lain ikut juga menyeret Naina. Kulihat mendung di wajah gadis cantik itu."Percuma pakai hijab kalau kau berzina," sela ibu dengan suara bariton.Hijab Naina dilepas, lalu injak-injak. Seolah mereka sedang menginjak sampah yang berbau."Astagfirullah, demi Allah tuduhan kalian itu tidak benar ini fitnah," ucap Naina terisak. Namun, tak ada satu pun dari mereka ya
Baca selengkapnya
Bab 28. Uang Tunai
Bab 28. Uang TunaiSungguh, aku melihat ada hati yang terluka menyaksikan pernikahan ini. Dua insan yang baru saja meresmikan menjadi pasangan suami istri. Kulihat sudut mata Sakira seketika berembun di kelopak matanya. Baru kali ini, dia terlihat patah hati. Mungkin karena aku dulu adalah pria yang dia cintai.Bukankah di luar tak hujan? Mengapa ada guntur menggelegar? Lalu, dadaku terasa berdebar hingga sesuatu di dalamnya bergetar. Kuberanikan diri menatap Naina yang baru saja menjadi istri siri.Meski ayah mertua menikahkan kami lewat panggilan video, namun kami masih harus menikah lagi ulang saat nanti berada di rumah. Untuk menikah secara hukum dan resmi. Aku beruntung mendapatkan gadis secantik Naina. Bukan hanya parasnya yang ayu, tetapi hatinya juga lembut dan soleha.Berbeda dengan Sakira yang beberapa tahun saja menemani dalam perjalanan hidupku. Dalam mengarungi biduk samudra rumah tangga. Seorang istri yang sudah membNainan satu orang anak, tetapi ditinggalkan.Sakira men
Baca selengkapnya
Bab 29. Penyesalan
Bab 29. Penyesalan"Rafa!" Teriak Sakira berlutut.Mata kami terpana melihat Sakira berdiri di depan panggung. Wajah teduhnya mengguratkan kekecewaan. Seharusnya, dia yang berada di panggung untuk mewakili mendapatkan piala. Namun malah Naina yang dipanggil Rafa. Para reporter langsung menyorotkan kamera ke wajah Sakira. Sosok wanita anggun model papan atas ternyata adalah ibu dari anak gembel.Beberapa tahun berlalu membuat Sakira menyadari kesalahannya. Mungkin menyesal telah menyia-nyiakan anak kandungnya. Darah daging yang seharusnya dijaga dan dilindungi.Jujur, aku merasa iba melihat wanita yang dulu sangat kucintai. Kini, menjadi sosok tak berdaya. Penampilan Sakira sedikit berantakan dari biasa. Wajah kusut, mata yang merah serta raut nan cantik menjadi sendu seolah menggambarkan penyesalan. Ya, dia tidak terima melihat Rafa telah menemukan ibu baru.Matanya yang redup tak bercahaya menatap sayu Rafa dan aku. Juga Naina yang berbahagia menerima piala dan piagam dari orang nomo
Baca selengkapnya
Bab 30. Sakit Tak Berdarah
Bab 30. Sakit Tak Berdarah"Ayah, bangun! Jangan tinggalkan Rafa sendirian di dunia ini. Ayah …."Samar masih kudengar suara Rafa menangis sembari memanggilku. Aku yang masih belum bisa menggerakkan tubuh terasa terbang ke alam lain. Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi telah menabrakku yang sedang menyebrang jalan. Saat itu aku tidak menyadari dari mana datang arahnya.Para warga yang melihat kejadian langsung berkerumun ingin menolong. Berbondong-bondong mereka membantu Naina membawaku ke rumah sakit. Walau mata dalam keadaan terpejam, tetapi telinga masih bisa mendengar."Kita bawa korban ke rumah sakit saja langsung, Nona," ucap salah satu pria bertubuh kurus.Naina segera meminta bantuan para warga, untuk membantu mengangkatku masuk ke dalam mobil. Taksi online yang tadi kami tumpangi melesat menuju ke rumah sakit terdekat."Bapak-Bapak, semua tolong bantu saya mengangkat tubuh suami saya untuk masuk ke dalam mobil," ucap Naina terdengar samar.Beberapa warga menolong dengan siga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status