All Chapters of Terjebak Skandal CEO Dingin: Chapter 21 - Chapter 30
118 Chapters
Ada yang Kurang
Mendengar perkataan Ellio, Riehla tersenyum tipis. Ia lupa jika dirinya telah dikenal sebagai Kekasih dari Ellio. "Saya gak mau Kakek melihat kamu sakit.""Sebaiknya Pak Ellio makan makanannya. Sebentar lagi Kan Bapak harus ke Kantor." Ellio berdiri dari duduk, berjalan pergi tinggalkan Riehla.Drrrtt drrrtt drrrttDiambilnya handphone yang ada di atas nakas. Layar menampakkan panggilan masuk dari sang Ayah. "Hallo, yah.""Apa kabar putri Ayah? Semuanya baik-baik saja kan? Gimana makannya, teratur?""Baik, yah. Gak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Tentu saja Riehla makan dengan teratur." Tidak ingin berbohong, namun ia tidak bisa menceritakan yang sebenarnya."Putri kecil Ayah.""Iya, yah?""Kalau terlalu lelah, kamu bisa berhenti."Bibirnya memang menampakkan lengkungan manis, namun matanya berkaca-kaca. Ayah-nya adalah sesosok yang selalu mencoba mengerti. Bukan seseorang yang lebih mementingkan setiap pemikirannya."Mm. Riehla akan mengingatnya.""Ayah gak mau Riehla merasa tertekan
Read more
Disuruh Berhenti
"Melihat Pak Ellio yang mengajak Pak Randy makan malam pasti hubungan kalian lebih dari rekan kerja." Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Randy itu sudah seperti keluarga.""Sepertinya gak ada orang lain yang bisa diajak makan bersama."Ellio letakkan gelas setelah meminum sedikit orange jus. "Benar. Kenapa? Saya terlihat menyedihkan?""Pak Ellio bisa telepon saya kalau lagi butuh teman makan." Sembari sedikit mengunyah."Saya kira kamu benci sama saya dan ingin menjauhi saya." Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Kenapa saya harus benci Pak Ellio?""Karena selama ini saya selalu minta bantuan kamu. Seharusnya saya minta bantuan orang lain, bukannya gitu?""Memang. Tapi, berkat Pak Ellio saya bisa membayar biaya Rumah Sakit Ayah saya. Saya terima kasih sekali mengenai hal itu."***Duduk di sofa panjang yang sama dengan seorang perempuan bergaya modis yang nampak cantik di Ruang Kerja dengan jarak yang dibuat Ellio. Tentu Ellio tidak akan duduk dekat-dekat
Read more
It's Okay
Hari sudah gelap dan beberapa lampu Kantor telah dimatikan. Hampir semua orang telah pulang, dan Riehla baru akan pulang. Ini hari terakhirnya dan ia bukan tipe orang yang lari dari tanggung jawab. Riehla menyelesaikan semua pekerjaan sebelum meninggalkannya. Setelah merapikan meja, memakai jaket dan tas, tak lupa mematikan lampu, melangkah pergi dari sana.Berdiri di depan pintu lift dengan tangan yang dilipat di depan dada. Mata sembab itu mungkin sudah tidak terlihat, namun hatinya masih sama. Enggan meninggalkan Kantor tetapi tidak ada yang bisa dilakukan. Riehla ingat perkataan Ellio waktu itu. Ellio bilang jika Riehla tidak ingin merepotkannya lebih banyak, maka Riehla harus mematuhi apa yang dikatakan Ellio. Kali ini ia mematuhinya.Seorang pria dengan pakaian santai sedang duduk di bawah sinar yang lumayan minim cahaya. Duduk di sofa panjang, menuang wine ke dalam gelas yang sudah kosong. Diteguknya habis minuman beralkohol dalam sekejap. Ellio terlihat seperti banyak hal yang
Read more
Apa yang Harus dilakukan?
Malam semakin larut dan Ellio masih berada di Kantor. Melangkah keluar dari dalam lift. Bukan berada di Lobi, Ellio berjalan ke arah Ruang Kerja para Editor yang sudah gelap. Melangkah masuk ke dalam sana, menyalakan lampu. Menoleh ke arah meja tempat Riehla, berjalan ke arah sana. Diperhatikannya setiap inci meja kerja. Ia terus kepikiran ucapan Intan dan Randy. Mengeluarkan handphone dari dalam saku jas. Mencari kontak Riehla, dan saat hendak menekan tombol panggilan keluar, jempolnya terhenti. Memasukkan kembali handphone ke saku.Riehla terbangun dari tidurnya. Mendudukkan diri, menoleh ke arah jam weker yang ternyata masih malam. Ia pikir sudah mau pagi. Mengambil handphone, melihat apakah ada notif yang masuk. Ada satu pesan dari Intan. Riehla langsung membukanya.'Sebaiknya kamu kembali ke Kantor. Saya sangat membutuhkan kamu. Biar saya bantu bicara dengan Pak Ellio'Ia juga ingin kembali, namun tidak bisa. Terkecuali Ellio memintanya kembali. Riehla tidak ingin terus merepotka
Read more
Mengikuti Kata Ellio
Di salah satu kursi Taman, sudah terdapat Ellio dan Riehla. Mereka yang sedang saling diam dengan jarak duduk yang cukup jauh. "Kamu pasti masih berpikir kalau saya keterlaluan."Riehla menoleh ke arah Ellio yang menatap lurus ke depan. "Keterlaluan? Menurut saya nggak. Pak Ellio berhak mengutarakan apa yang Bapak pikirkan, termasuk merekomendasikan buat saya berhenti."Ellio menoleh ke arah Riehla yang sedang menatapnya. "Seharusnya kamu marah. Bahkan kamu bisa saja memaki saya.""Kehilangan kesempatan merekrut Penulis ternama itu bukan hal main-main. Saya tahu kesalahan saya.""Sudah dapat pekerjaan?""Belum mencari.""Bagaimana ka—"Drrrtt drrrttSegera Riehla keluarkan handphone dari dalam saku jaket. Nampak panggilan dari Ayah-nya. "Hallo, yah.""Bisa pulang sekarang? Ibu tiba-tiba pingsan.""Iya, Riehla pulang sekarang." Lalu, mematikkan panggilan."Ada apa?" tanya Ellio."Ada sedikit masalah di Rumah. Kalau gitu saya duluan, Pak." Riehla tinggalkan Ellio.Ellio terus memperhati
Read more
Ucapan Terima Kasih
"Siapa pria yang tadi mengantar kamu?" tanya Ayah-nya yang juga duduk di sofa panjang dengan manik mata tertuju pada layar televisi.Riehla tatap sang Ayah dari samping. "Ayah percaya kalau Riehla bilang pria itu atasan Riehla?""Melihat dari gaya berpakaiannya, Ayah percaya. Tapi ...." Ayah-nya menoleh ke arah sang putri."Tapi, apa?""Putri Ayah ini cantik dan baik hati. Seorang laki-laki pasti akan menyukainya. Gak menutup kemungkinan kalau Riehla punya hubungan dengan pria tadi."Riehla tersenyum. "Mmm ... melihat reaksi Ayah, pasti Ayah belum siap kehilangan anak Ayah yang cantiknya luar biasa ini.""Sudah sedewasa apa pun seorang anak, pasti akan tetap dianggap seperti anak kecil oleh orang tua-nya," kata Ibu-nya Riehla sembari jalan ke arah kedua orang itu. Mendudukkan diri di samping Riehla, sehingga Riehla berada di tengah-tengah Ayah dan Ibu-nya."Sampai kapan pun, walau Riehla sudah punya anak pun, Riehla tetap gadis kecil Ayah sama Ibu." Lalu, menatap Ayah dan Ibu-nya berg
Read more
Mau Menikah dengan Saya?
Duduk saling berhadapan, memperhatikan Pelayan laki-laki yang menaruh beberapa piring makanan di atas meja. "Silakan dimakan," ujar Ellio setelah Pelayan itu berlalu.Riehla coba pasta carbonara itu, lalu muncul seorang pria bertubuh tinggi dengan badan lebih berisi dari Ellio. Seorang lelaki berkulit lumayan cokelat yang terlihat menyeramkan. Bahkan memiliki sebuah tato di leher-nya. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ellio."Bisa kalian pergi dari sini?!""Pergi? Maksudnya? Kenapa kita harus pergi dari sini?!" ujar Riehla dengan wajah bingung dan tidak bisa menerima apa yang dikatakan pria dengan kumis tipis itu."Saya ingin makan di meja ini bersama istri saya! Istri saya suka duduk di dekat jendela."Riehla lihat semua meja yang ada di dekat jendela memang sudah penuh, tapi..."Anda mendatangi yang lain pun, mereka gak akan mau pindah. Jadi gak ada alasan buat kami pindah!" ucap Riehla dengan nada tegas dan sorot mata tajam. Ia sedang berusaha untuk tidak terbawa emosi.BrakTiba-t
Read more
Bisakah Kamu Kembali?
Baru saja Ellio mendudukkan diri di kursi kerja, pintu terdengar diketuk. Masuk Luna yang berdiri sedikit jauh dari meja kerja. "Ada yang mau saya katakan pada Pak Ellio." Dengan wajah cukup serius."Ada masalah?""Semalam saya telepon Riehla, membujuknya buat kembali. Tapi, sepertinya kita tidak memiliki kesempatan.""Maksudnya?""Riehla bilang kalau hari ini dia ada wawancara kerja.""Sebaiknya kamu kembali ke meja kamu, biar masalah itu saya yang pikirkan." Luna undur diri dari sana.Ellio tidak menyangka bahwa secepat itu. Beberapa hari ini Ellio berusaha untuk meminta Riehla kembali, namun waktu tidak berpihak. Apa Ellio sudah tidak memiliki kesempatan? Apa Riehla benar-benar pergi?Diambilnya handphone yang ada di atas meja. Mencoba menelepon Riehla."Hallo, El.""El?" Sedikit terkejut."Bapak kan bukan lagi atasan saya, jadi gakpapa dong kalau saya panggil nama Bapak.""Walau kayak gitu saya ini beberapa tahun di atas kamu.""Cuma 3 juga. Jadi, ada apa telepon saya?""Kamu lagi
Read more
Mungkin Ini Akhir
Meninggalkan pekerjaan karena pria lansia yang ada di hadapannya itu lebih penting. Ellio hanya memiliki Kakek-nya yang selama ini sudah cukup baik padanya. Disentuhnya salah satu tangan sang Kakek, lalu salah satu jari nampak bergerak. Wajah Ellio sedikit lebih baik dari sebelumnya. Menunggu Kakek-nya membuka mata. Perlahan mata itu terbuka. Kakek-nya menoleh ke arah Ellio yang memperlihatkan lengkungan manis yang menghiasi bibirnya. Senyum penuh kasih sayang. "Kakek kira manusia yang gila kerja ini, gak akan ada di sini." Dengan nada suara lemah."Mana mungkin saya biarkan Kakek melewati ini sendiri.""Kata siapa sendiri? Kan ada anak perempuan Kakek.""Tante Ana lebih sibuk dari saya.""Mendadak Kakek ingin bertemu Riehla. Bisa suruh kekasih-mu itu ke sini?""Ada banyak kerjaan di Kantor."Kakek-nya menoleh malas ke arah lain, lalu menatap kembali Ellio. "Kakek yakin kalau dia tahu Kakek masuk Rumah Sakit, dia pasti akan ke sini. Riehla itu anak yang baik."Ellio bisa saja menyuruh
Read more
Disebut Rindu
Langkah kaki Riehla terhenti. Menoleh ke arah Ellio yang tengah menatapnya. "Sebaiknya kita fokus dengan kehidupan masing-masing. Saya bersyukur gak harus berpura-pura lagi. Saya gak mau terus membohongi Kakek dengan pura-pura kalau kita sedekat itu." Lalu, Riehla melangkah pergi dari hadapan Ellio yang hanya berdiam diri di tempat dengan terus memperhatikan Riehla.***Seorang bernama Lani yang berperan sebagai manager di perusahaan tempat kerja baru Riehla, melangkah masuk dengan seorang wanita cantik berambut hitam lurus sedada yang saat itu diurai dengan pakaian yang membuatnya tampak elegan dan berkarisma. "Riehla," panggil Lani. Lalu, menghentikan langkah kaki di dekat Riehla.Riehla menoleh dan langsung berdiri dari duduk. Tersenyum ramah pada Lani dan wanita yang berada di samping Lani. "Saya mau memperkenalkan kamu dengan pemilik asli tempat ini." Lalu, menoleh ke arah wanita di sampingnya.Wanita itu mengulurkan salah satu tangan. "Iliana." Lalu, tersenyum.Riehla jabat yang
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status