Tepat perkiraan Pangeran Gagat. Ada dua puluh ekor yang kini berdiri berjajar di de depan rumah Ki Jalapati. Senyum ramah dan sikap takdzim ditunjukkan oleh Ki Jalapati. "Sugeng rawuh, Kisanak," sapa Ki Jalapati. Senyum mengembang begitu lebar di bibirnya. "Hhmm, mengapa kamu tidak bersembunyi lagi? Apakah kamu sudah tidak takut lagi pada kami?" tanya salah satu prajurit Lemah Ireng yang berbadan paling besar. Ki Jalapati tersenyum mendengar pertanyaan lelaki besar itu. "Saya ingin kita menjadi saudara saja, Ki Pujo," jawab Ki Jalapati. Lelaki berbadan besar yang dipanggil dengan nama Ki Pujo oleh Ki Jalapati itu, tertawa terbahak-bahak. Diikuti oleh para prajurit yang lainnya. "Apakah kamu sedang bermimpi, Ki Lurah?" ledek Ki Pujo. Ki Jalapati menghela nafas panjang. Berusaha menekan emosinya agar tak meluap. Meskipun rasa lelah karena selalu dihina tetap terasa sangat menyakitkan. "Tidak, Ki Pujo. Saya tidak sedang bermimpi. Silakan masuk, Ki
Baca selengkapnya