All Chapters of Anak Kembar Sang Presdir : Chapter 21 - Chapter 30
310 Chapters
Menolak dijodohkan
“Akhirnya, setelah kamu sibuk kerja. Kamu bisa meluangkan waktu untuk makan malam bersama,” ucap Margaret yang senang ketika melihat Evan datang untuk makan malam di restoran yang dipesannya.“Jika hanya untuk makan malam, bukankah Mama dan Papa bisa makan di rumah saja,” ucap Evan dengan santainya, bahkan langsung menarik kursi dan duduk di samping sang papa.Margaret melirik suaminya, hingga kemudian menatap Evan yang terlihat kesal dan tidak bersemangat.“Sebenarnya mama ada janji makan malam dengan teman juga, jadi sekalian,” balas Margaret saat melihat wajah kesal putranya.Evan tidak lagi banyak bicara dan memilih diam. Mereka pun menunggu teman yang dimaksud Margaret, hingga teman yang dimaksud Margaret datang. Dua orang tua dan seorang gadis. Margaret langsung menyapa mereka.“Wah, Keysha sekarang semakin cantik,” ucap Margaret ke gadis berumur dua puluh delapan tahun yang datang bersama teman Margaret.“Terima kasih, Tan. Tante juga masih terlihat muda di umur sekarang,” ucap
Read more
Pertemuan dan Pertemuan
“Kapan Mama akan pulang?” Dhira menatap Renata yang berpamitan.“Besok, setelah acara selesai langsung pulang,” jawab Renata sambil mengusap lembut rambut Dhira.“Jangan lama-lama, nanti kalau Dharu marah-marah lagi gimana?” Dhira tampaknya masih trauma karena Dharu beberapa hari ini mudah marah.Dharu terkejut mendengar ucapan Dhira, kemudian meraih telapak tangan sang adik.“Selama Mama pergi, Dharu janji ga akan marah-marah,” ucap Dharu.Renata menoleh Dharu, lantas tersenyum karena putranya begitu pengertian. Renata ingin mengajak keduanya ikut, tapi di sana hanya sebentar dan langsung pulang setelah selesai. Lagi pula Dharu dan Dhira baru saja masuk ke sekolah lagi, tidak mungkin jika harus libur lagi.Dhira menoleh Dharu, memasang wajah memelas kemudian berkata, “Janji Dharu jangan marah-marah.”“Iya, tapi Dhira juga ga boleh bantah.”Renata senang melihat anak-anaknya akur. Dia pun mencium pipi keduanya secara bergantian, rasanya berat saat meninggalkan anak-anaknya, tapi mau b
Read more
Gugup
“Aku benar-benar tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini, Re? Kamu ke mana saja? Kenapa menghilang?”Stef terlihat begitu senang melihat Renata lagi. Dia melepas pelukan kemudian menatap lekan Renata dengan binar di matanya. Tentu saja Stef ada di sana, karena Dean adalah sepupu Stef, begitu juga dengan Evan.Renata merasa kikuk dan canggung, tujuh tahun menghilang agar semua orang melupakan dirinya, tapi siapa sangka Stef masih mengingatnya jelas, dengan segala perubahan yang terjadi kepadanya.“Aku--” Renata ingin menjawab, tapi Stef kembali bicara.“Aku ingin ngobrol banyak hal denganmu, ayo.” Stef langsung menarik dan hendak mencari tempat agar bisa bicara dengan Renata.“Tu-tungga, Stef.” Renata mencegah Stef menarik tangannya.Stef pun menoleh dan menatap Renata, dia melihat sahabatnya itu merasa kikuk, hingga menatap ke tangan yang digenggam, sebelum kemudian melepasnya dengan cepat.“Maaf, aku hanya terlalu senang melihatmu lagi,” ucap Stef yang merasa jika Renata tidak
Read more
Ada apa dengan Dharu?
“Maaf, penampilanku sedikit berantakan,” ucap Renata ke Kasih karena merasa tidak bisa maksimal menghibur tamu yang datang.“Tidak masalah. Kamu jangan cemas, tidak akan ada yang menyadari kekuranganmu. Bagiku kamu menampilkan musik dengan luar biasa,” ucap Kasih memuji.Renata tidak enak hati, padahal dia yakin jika Kasih pasti tahu kalau dia gugup. Renata sendiri tidak tahu, kenapa mendadak gugup.“Re.” Stef langsung menghampiri Renata yang sedang bicara dengan Kasih.Renata menoleh ke Stef, begitu juga Kasih dan Dean. Kasih tentunya tahu kalau Stef adalah saudara Dean.“Kamu kenal Renata?” tanya Kasih keheranan.Stef menatap Renata dengan seulas senyum, kemudian kembali memandang Kasih.“Iya, Kak. Dia teman kuliahku, bahkan kami berteman sejak SMA.” Stef menjelaskan.Kasih cukup terkejut, selama ini Renata tidak pernah memberitahu dari mana asal usulnya, hingga membuat Kasih tidak menyangka jika Renata dulunya satu kota dengan Stef.Renata melipat bibirnya, bertemu dengan Stef, lam
Read more
Dharu Sakit
Renata menutup mulut mendengar Dhira bicara sambil menangis, hingga membuatnya menatap Evan yang ada di depannya.“Ada apa?” tanya Evan yang melihat Renata begitu terkejut.Renata tidak menjawab pertanyaan Evan. Dia pun mencoba menenangkan putrinya terlebih dahulu.“Iya, mama akan pulang sekarang. Kamu tenang, tetap di sana bersama Dharu, ya.” Meski Renata begitu cemas, tapi dia berusaha untuk tetap tenang demi Dhira.Evan tidak sabar karena Renata tidak menjawab pertanyaannya. Dia pun kembali melontarkan pertanyaan.“Ada apa, Re?” tanya Evan. Dia mendadak cemas karena mendengar Dhira menangis dan tidak mendengar jelas apa yang dikatakan setelahnya ke Renata.Renata mencoba tenang, hingga kemudian menatap Evan sambil mengembuskan napas panjang.“Dharu mimisan dan dibawa ke rumah sakit karena badannya sangat panas. Aku harus pulang,” ucap Renata kemudian bersiap melangkah melewati Evan.Evan sangat terkejut, lantas menahan lengan Renata sampai berhenti.“Kamu mau pulang dengan apa mala
Read more
Perjalanan Berdua
“Dharu kenapa, Bibi?” Dhira masih menangis melihat Dharu yang sekarang terbaring dengan selang infus menancap di kulit tangan. “Kok Dharu keluar darah, badan Dharu panas. Dharu ga kenapa-napa, ‘kan?” Dhira benar-benar mencemaskan kondisi kakaknya. Bibi Santi pun memeluk Dhira, kemudian menatap Dharu yang sedang menunggu ruang inap disiapkan, mereka masih di UGD. “Dharu baik-baik saja kok. Mungkin Dharu tadi kecapean, bukankah tadi Dharu main terus sama Dhira, jadi capek terus panas,” ucap Bibi Santi menjelaskan. Dhira menatap sang kakak, kemudian mengangguk pelan. “Mama sudah mau pulang, ‘kan?” tanya Dhira dengan suara pelan. “Iya, tadi ‘kan Dhira sudah bilang kalau Mama disuruh pulang, jadi sekarang pasti dalam perjalanan pulang,” jawab Bibi Santi. “Bi, Dhira ngantuk,” ucap Dhira lagi, sebelum kemudian menguap. “Ya sudah, sekarang tidur dulu. Nanti bibi gendong,” kata Bibi Santi. “Dhira mau bobok di sebelah Dharu. Kalau Dhira sakit, Dharu selalu bobok di samping Dhira buat ja
Read more
Pria Baik
Renata berjalan cepat menuju ke ruang inap Dharu. Dia sudah menghubungi nomor yang biasa digunakan Dharu dan yang menjawab Bibi Santi.“Kamarnya di depan,” kata Evan yang sudah melihat nomor kamar yang diberitahu Bibi Santi.Renata mengangguk, kemudian mempercepat langkah dan langsung masuk begitu saja. Mereka melihat Bibi Santi yang masih terjaga sambil memangku Dhira, sedangkan Dharu sendiri berbaring dengan tangan terpasang selang infus.“Bi.”Bibi Santi menoleh dan melihat Renata datang. Dia lega karena Renata cepat pulang, padahal awalnya tidak yakin karena Renata pasti susah mendapat transportasi di malam hari.“Bibi pikir kamu akan datang besok,” ucap Bibi Santi.“Aku tidak mungkin tenang kalau pulang besok, Bi.” Renata mendekat dengan wajah cemas.Tatapan Bibi Santi tertuju ke Evan, lantas menatap Renata seolah sedang melontarkan siapa pria yang bersama Renata.“Biar aku yang gendong Dhira.” Evan mengambil Dhira dari pangkuan Bibi Santi.Wanita itu tidak mencegah, karena Renat
Read more
Sikap Keras Dharu
“Kenapa kamu bicara seperti itu, aku tidak pernah memaksamu,” ucap Evan berusaha bersikap lembut, karena bagaimanapun Dharu sedang sakit, dia pun tidak punya hak bicara keras ke anak itu.“Kamu memang bisa menyembunyikan dari Dhira dan Mama, tapi tidak denganku. Aku tidak bodoh, aku tidak akan menerimamu sebagai papaku.” Dharu memalingkan wajah ke arah lain karena enggan menatap Evan.Evan terkesiap, semakin bingung dengan ucapan Dharu.“Dharu, jika aku salah, aku minta maaf. Tapi jelaskan, kenapa kamu berkata seperti itu? Apa yang aku sembunyikan?” tanya Evan yang tidak bisa menebak maksud Dharu.Dharu menoleh ke Evan, hingga kemudian menjawab, “Aku tidak perlu menjelaskan, pokoknya aku tidak mau kamu menjadi papaku!”Evan benar-benar bingung, kenapa Dharu berkata demikian, sedangkan dia sama sekali tidak pernah memaksa agar Dharu menerimanya, meski sudah tahu kalau Dharu adalah darah dagingnya.“Aku tidak akan memintamu memanggil papa seperti Dhira, jadi kamu yang tenang dan fokus k
Read more
Ada apa?
“Al, tolong urus sesuatu untukku,” ucap Evan yang kini sedang duduk di kursi selasar panjang di koridor rumah sakit.“Mengurus apa?” tanya Albert dari seberang panggilan.“Akan aku rincikan di pesan,” jawab Evan, kemudian mengakhiri panggilan dan mulai merincikan hal-hal yang diinginkan Evan.Setelah mengirimkan pesan, Evan pun diam menatap layar ponsel dan mendapat balasan pesan dari Albert. Asistennya itu marah-marah di pesan karena permintaan Evan yang tidak masuk akal dan begitu mendadak.[Bapak kira aku ini Doraemon yang memilki kantong ajaib, sehingga bisa mengabulkan permintaan Bapak hanya dalam sekali kedip.]Evan menahan tawa membaca pesan asistennya itu. Dia kembali mengetik pesan dan mengirimkan ke Albert.[Ya, kamu adalah Doraemon yang bisa memberikan alat-alat canggih untuk mengabulkan permintaan bodohku.]Albert masih mengirimkan pesan marah-marah, membuat Evan tertawa tapi kemudian tidak mengirim pesan lagi.“Kenapa kamu di luar?”Bibi Santi datang dan langsung menyapa
Read more
Dharu Semakin Aneh
Setelah dirawat sehari dan kondisi Dharu membaik. Renata pun mengajak pulang Dharu. Dia dan Evan kembali berdebat masalah Dharu, sampai keduanya kembali diam lagi seperti sebelumnya, entah tiap kali berdebat, mereka pasti akan saling Diam. Renata kesal karena Evan tidak memberitahukan alasan kenapa Evan sangat ingin dekat dengan anak-anaknya.“Apa apartemen sebelah akan ditempati?” tanya Renata saat melihat cleaning service keluar dari unit yang berada tepat di samping unit milik Renata.“Entah, mungkin saja,” jawab Bibi Santi yang tidak tahu.Mereka pun berjalan melewati unit itu dan masuk ke unit mereka. Dharu langsung pergi ke kamar bersama Dhira, sedangkan Renata membereskan barang-barang.“Re, apa kamu dan pria itu bertengkar?” tanya Bibi Santi karena tidak melihat Evan setelah keduanya bicara.Renata terkejut mendengar pertanyaan Bibi Santi, hingg tersenyum dan menjawab, “Hanya ada perbedaan pendapat sedikit, Bi. Bukankah wajar? Lagi pula, jika dia tidak ada juga wajar saja, dia
Read more
PREV
123456
...
31
DMCA.com Protection Status