Semua Bab Ciuman Panas Sang Miliuner: Bab 1 - Bab 10
50 Bab
01 - Kalah Taruhan
Ch4rmer adalah sekelompok pria mapan, harta berlimpah ruah. Dengan berbagai profesi dan perbedaan usia, keempatnya tetap bisa menjadi sahabat satu frekuensi. Keempat pria tampan dan mapan itu berencana untuk mengadakan pesta perayaan persahabatan mereka yang sudah terjalin selama delapan tahun. Lokasi yang dipilih tentu saja sebuah kelab malam mewah. Tidak memerlukan banyak prosedur untuk memesan sebagian tempat di sana karena satu di antara mereka adalah pemilik kelab malam itu.Victor Zhang, seorang pebisnis lajang. Pemilik lima kelab malam mewah dan besar yang tersebar di Shanghai, Beijing, Guangzhou, Shenzen, Chengdu. Kekayaan Victor tidak hanya sampai di sana saja. Pria berusia 29 tahun itu merupakan salah satu pewaris dan pemilik salah satu hotel besar di Shanghai. Keluarganya merupakan jajaran orang kaya yang memiliki begitu banyak aset yang tersebar di berbagai kota Tiongkok.Louis Yu, dokter spesialis anak dan juga pewaris salah satu rumah sakit swasta terbesar di Shanghai. P
Baca selengkapnya
02 - Topeng Misterius
"Xiao xiao mengundang kita untuk datang ke pestanya lusa malam." Ji Mei memberi tahu pada Lilian pada saat mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Lilian menoleh lalu mengerutkan dahi. "Pesta? Apakah dia berulang tahun? Atau merayakan untuk kenaikan jabatan?" Ji Mei menggoyangkan telunjuknya ke kanan kiri. "Dia mengadakan pesta untuk melepas masa lajang." Lilian melotot mendengarnya. "Kau yakin?" Lilian memastikan. Ji Mei mengangguk sambil tersenyum kecut. "Aku sungguh iri padanya. Dia akan menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Sungguh beruntung hidupnya. Bekerja di toko roti, lalu bertemu 'pangeran kaya raya' dan diajak menikah. Ah- terasa seperti dongeng." Ji Mei mengungkapkan isi hatinya."Wah, benar-benar mengesankan. Kisah cintanya sangat mulus. Aku juga iri," ungkap Lilian. "Kau akan mengajak Oscar?" tanya Ji Mei. Lilian mengangguk. "Ya. Dia pasti tidak akan menolak untuk menemaniku di sana. Bagaimana denganmu?" Ji Mei tersenyum masam."Kau menanyakan itu
Baca selengkapnya
03 - Rasa Tequila
Enam pasang mata menatap satu titik. Seorang pria berjalan bak supermodel melewati puluhan orang yang sedang asyik bergerak meliukkan tubuh menikmati irama musik. Ekspresi masam tercetak jelas di wajah Victor saat menyapa ketiga sahabatnya yang terlihat begitu puas menertawainya. "Welcome to the club, my brother!" teriak Joe yang sangat semringah menyambut kedatangan Victor. "Selamat, Brother! Kau terlambat 28 menit." Jeff menyindir Victor tanpa belas kasih. "Bersiaplah menerima hukumanmu," goda Louis membuat Victor mendengkus. 'Sial! Mereka pasti telah menyiapkan hukuman tidak jelas untukku. Baru kali ini, aku merasakan kalah taruhan.' Victor menggerutu di dalam batinnya.Victor memasang ekspresi wajah masam. Penampilan Victor benar-benar menunjukkan jati diri sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan yang selalu berpakaian formal, kemeja, dasi, celana kain, jas dan sepatu hitam mengkilap. Louis menuangkan champagne ke dalam sebuah gelas lalu menyodorkannya kepada Victor. "Kau
Baca selengkapnya
04 - Dugaan
Ji Mei pamit untuk pergi ke toilet. "Aku akan ke toilet sebentar." teriak Ji Mei di samping telinga Lilian. Wanita itu menoleh dan menatap Ji Mei. "Kau mau aku temani?" Ji Mei menggeleng. Menolak tawaran Lilian. "Tidak perlu. Kau bersenang-senang saja di sini. Lagipula, di sini sangat aman. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan segera kembali." Lilian mengangguk. Ji Mei pergi meninggalkan Lilian dengan membawa serta tasnya. Wanita itu sudah tidak tahan untuk membuang air kecil. Suhu ruangan yang rendah serta pakaiannya cukup terbuka membuat keinginan buang air semakin besar. Ji Mei melewati beberapa meja. Tidak jarang ia mendapatkan godaan dari pria hidung beelang, tetapi tidak ada yang ditanggapi olehnya. Wanita itu terus berjalan menuju toilet. Ji Mei sudah beberapa kali ke kelab malam ini, ia juga memiliki akses VVIP sehingga bisa memakai fasilitas toilet yang hanya bisa dipakai pemilik akses VVIP saja, tidak perlu mengantre bersama tamu lainnya seperti toilet umum yang ada di luar
Baca selengkapnya
05 - Kesempatan dalam Kesempitan
Joe memicingkan mata, memastikan jika ia tidak salah melihat orang. Meskipun ditutupi oleh topeng putih, Joe masih bisa mengenalnya dengan baik. Aktor tampan itu meminta izin kepada dua sahabatnya untuk pergi sebentar. Tidak mengatakan tujuan spesifiknya kepada Louis dan Jeff. Kedua sahabatnya pun tidak ambil pusing dengan kepergian Joe. Mereka pikir, Joe hanya ingin buang air kecil yang sangat manusiawi. Joe rela melewatkan momen hukuman Victor demi memastikan sesuatu. Langkah kakinya menyusuri tempat sepi. Beberapa penjaga yang sudah mengenal baik dirinya mempermudah seluruh akses untuk Joe dalam kelab itu. Berjalan mengendap-endap mengikuti perjalanan seseorang yang berada di depannya. Joe sudah sangat yakin jika dirinya tidak akan salah orang. Wajah Joe berseri. Senyumannya merekah cerah. Waktu larut malam, tidak mengendorkan semangatnya. Joe sengaja menarik dan membekap mulut wanita yang baru saja keluar dari toilet untuk kembali masuk ke sana. Tidak disangka jika wanita itu k
Baca selengkapnya
06 - Pria Panas Misterius
Ada dua alasan mengapa Louis masih duduk manis menyesapi champagne di kelab. Alasan pertama, karena masih ingin bersenang-senang, mencari mangsa untuk menemaninya tidur malam ini. Alasan kedua, Louis menunggu Joe yang tak kunjung kembali sudah lebih dari 20 menit. Dompet Joe masih berada di atas meja. Kebiasan buruk aktor tampan itu ketika berkumpul bersama para sahabat dan juga kru drama atau film, jika ingin pergi ke toilet ia akan meninggalkan dompetnya di atas meja tempat mereka berkumpul. Mata Louis berkeliling menelisik satu per satu penampilan wanita yang berjalan menggoda di depannya. Meskipun Louis sering berganti wanita untuk kencan, tetapi ia juga sangat selektif untuk memilihnya. Bentuk tubuh, ukuran dada dan juga bokong harus seimbang di matanya. Ketika Louis ingin beranjak dari tempat duduknya untuk turun ke lantai dansa, Joe muncul. Jika orang awam yang menilai penampilan Joe saat itu, tentu tidak merasa ada yang aneh atau janggal, tetapi Louis dengan seribu pengalam
Baca selengkapnya
07 - Menjawab Rasa Penasaran
Lilian sudah membersihkan diri. Penampilannya kini sudah sangat segar. Ji Mei telah membalas pesannya semalam dan mengatakan jika semalam ia harus pergi menginap ke rumah saudaranya secara mendadak. Tidak ada alasan untuk Lilian tidak mempercayainya. Dengan ditemani satu mangkok mie tomat dan segelas jus jeruk, Lilian duduk manis di meja makan. Komikus cantik itu setiap hari memiliki rutinitas untuk mengecek peringkat komiknya. Kedua ujung bibir Lilian tertarik ke atas. Komiknya masih masuk dalam 3 judul terpopuler. Lilian lalu beralih untuk melihat e-mail. Manajernya mengirimkan draft surat perjanjian pembelian hak adaptasi untuk komiknya. Lilian bisa hidup berkecukupan karena tiga judul komiknya telah diadaptasi ke sebuah series atau drama animasi. Rating untuk drama animasi itu pun memuaskan sehingga pundi-pundi uang terus berdatangan padanya. Hanya saja, sampai saat ini, Lilian belum ingin menunjukkan wajahnya secara langsung kepada para pembaca setia komiknya. Lilian telah dides
Baca selengkapnya
08 - Memikirkan Sosok Misterius
Ji Mei berdiri gugup di samping Joe. Ketiga pria di depannya terasa seperti bukan manusia karena kadar ketampanan yang cukup tinggi. Mulutnya seakan kaku untuk terbuka dan memberi sapaan. Ji Mei sudah terbiasa hidup dengan pria tampan seperti kekasihnya, Joe. Akan tetapi, dirinya tetap saja lemah ketika terserang tiga visual sekaligus. Ji Mei menatap satu per satu sahabat Joe. Salah satu, di antara ketiga orang itu Ji Mei mengenalnya karena pria itu adalah seorang penyanyi terkenal. "Ketiga pria ini adalah sahabatku." Joe menoleh ke arah Ji Mei melihat ekspresi kekasihnya yang gugup, tersipu serta salah tingkah. Joe sedikit kesal melihat respon Ji Mei. "Pria dengan kemeja putih itu adalah pria tertua di antara kami berempat. Louis Yu, seorang dokter spesialis anak, pewaris Shanghai Hospital." Louis tersenyum manis sambil mengangkat telapak tangannya menyapa Ji Mei. "Pria dengan kemeja bermotif itu, kau pasti mengenalnya, bukan?" Joe melirik Ji Mei yang mengangguk kaku di sampingnya
Baca selengkapnya
09 - Penuh Misteri
"Kau sangat aneh? Ada apa sebenarnya? Apa ada yang terjadi semalam?" selidik Ji Mei pada Lilian. Wanita dengan penampilan modis dan seksi itu tampak menghela napas berat lalu menggeleng. "Semuanya baik-baik saja. Hanya saja, ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku." Lilian tidak ingin menceritakan kejadian ciuman semalam pada Ji Mei."Lalu ... apa maksud ucapanmu tadi?" desak Ji Mei penasaran.Lilian kembali menggeleng. "Aku hanya asal bicara. Lupakan saja." Ji Mei memicing ke arah Lilian yang menghindari tatapannya. "Lalu, sejak kapan kau menggambar seperti ini? Menggambar karakter manusia dengan sangat jelas? Apa kau akan mengubah genre cerita komikmu?" Ji Mei mencoba mengorek informasi lebih detail. "Aku hanya asal menggambar. Aku tetap mencintai nagaku. Tapi aku harus meluruskan informasi padamu bahwa aku sudah pernah membuat komik Xianxia seorang raja iblis tampan dan peri bunga yang cantik. Bahkan akan diangkat menjadi drama." Ji Mei menelan saliva mendengar penjelasan det
Baca selengkapnya
10 - Kejutan dari Oscar
Victor tersenyum mendengar kabar jika Jeff bersedia menjadi bintang tamu untuk kelabnya di Shanghai. Victor baru saja kembali dari Beijing kemarin, dan malam ini ia akan datang ke kelab bersama para sahabatnya untuk melihat penampilan Jeff. Hanya memberi pengumuman lewat media sosial, suasana kelab menjadi sangat padat. Victor datang lebih awal dari para sahabatnya untuk memantau keadaan kelab, memastikan jika semuanya aman. Victor menambah bodyguard yang berjaga untuk keamanan. Pemeriksaan pun ikut diperketat, Victor berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang bisa mengakibatkan kegaduhan. Pria dengan kemeja putih slim fit, mencetak jelas semua otot dada dan lengannya memilih berdiri di lantai teratas yang ada di kelab itu. Memantau orang-orang yang memadati lantai dansa.Kelab malam adalah investasi paling menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi uang yang berlimpah meskipun begitu banyak risiko yang mungkin terjadi, seperti perkelahian dan tindak kriminal lainnya. Meskipun begi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status