All Chapters of Pesona Janda Anak Satu : Chapter 21 - Chapter 30
67 Chapters
Bab 21. Masih punya rasa.
Zidan diam, Laila lantas mengajak kedua orang tuanya untuk kembali berjalan membawa si kecil Fatih untuk berobat.Setelah kepergian Laila. Zidan masih termenung, ia seakan termakan dengan ucapan mantan istrinya itu."Zidan! Apa yang kamu lakukan! Kenapa kamu biarkan wanita gembel itu pergi!" bentak Anggraini kesal."Benar. Kenapa Bang Zidan diam saja," sambung Vallen yang juga kesal dengan sikap kakaknya.Zidan masih diam tak bergeming. Wajahnya seperti tengah berpikir. "Ma, mungkinkah Bang Zidan terpengaruh omongan wanita rendahan itu?" bisik Vallen meminta tanggapan ibunya."Halah. Tidak mungkin!" tolak Anggraini tak percaya. Ia lantas mendekati Zidan dan menepuk pundaknya kencang."Zidan! Bodoh kamu," hardik Anggraini."Ada apa Ma?" tanya Zidan kesal karena ibunya sudah membuatnya kaget."Apa maksudmu membiarkan wanita bodoh itu lolos! Apa?" bentak Anggraini meminta penjelasan."A
Read more
Bab 22. Kedatangan keluarga Zidan
"La ... Laila!" teriak Fitri dari arah jalan, ia berlari ke arah rumah Laila. Melihat Fitri datang, Laila mendelik tak percaya."Lho, kenapa kesini Fit?" tanya Laila saat sahabatnya itu sampai didepan teras rumahnya."Hos, hos ... Aku, aku dengar Anakmu sakit. Benarkah?" tanyanya dengan tersengal-sengal. Rupanya lari itu membuat nafas Fitri tak beraturan."Iya Fit. Kamu tau dari siapa?" tanya Laila."Dari Ayahku. Tadi Ayahku bilang jika Anakmu tengah sakit," jawab Fitri masih tak beraturan.Laila ingat lagi kala ayahnya bilang jika ia mendapat bantuan dari pak Kasman, ayah Fitri."Iya Fit. Alhamdulillah berkat pertolongan Ayahmu kemarin, aku bisa bawa Anakku berobat Fit," tutur Laila bersyukur."Alhamdulillah kalo gitu, aku sangat cemas sekali La. Anakmu itukan masih sangat kecil, kasian sekali ia sampai sakit," ucap Fitri iba.Mendengar kalimat sahabatnya itu, Laila merasa haru. Masih ada orang yang p
Read more
Bab 23. Perbuatan Keluarga Zidan.
"Mau makan apa?" tanya Laila lagi."Kamu itu ya ..." "Cukup Zidan," cegah Anggraini. Ia menahan tangan anaknya yang ingin melakukan tindakan kasar pada Laila."Kenapa Mama menahanku!" ucap Zidan penuh emosi."Sabar. Kendalikan dirimu. Ikuti cara Mama," bisik Anggraini agar tidak terdengar oleh Laila."Kami pesan nasi padang pakai rendang saja. Sudah sana buatkan!" perintah Anggraini."Baik." Laila langsung berlalu meninggalkan mereka semua.Selepas Laila pergi, Anggraini kembali mendapat kecaman kesal oleh anak kesayangan itu. Pasalnya, ia sendiri yang menasehatinya untuk tidak lemah dihadapan mantan istrinya itu."Kenapa Mama melepaskan dia!" ucap Zidan kesal."Benar Ma. Ini kesempatan kita mempermalukannya.""Betul sekali Ma. Aku bingung dengan yang Mama pikirkan.""Cukup! Diam semuanya. Mama punya cara yang lebih dari hanya memperlakukan dia!" bisiknya tegas.Ket
Read more
Bab 24. Kebingungan Uda Ridho.
"Ya Allah. Uda ... Tolong saya Uda. Saya bersumpah tidak mengambil dompet Ibu ini. Saya tidak melakukannya Uda," mohon Laila. Ia terus meminta bosnya untuk membela dan mempercayainya di depan orang-orang.Uda Ridho masih diam mematung, ia sendiri tidak tahu harus bagaimana bersikap. Meski hati kecilnya tidak yakin kalau Laila melakukan perbuatan itu. Ia sangat yakin, Laila wanita yang jujur."Dasar maling!" umpat ibu pemilik warung."Cantik-cantik kok maling.""Iya betul. Jaman sekarang tampang cantik ngga menjalin dia baik.""Udahlah bawa aja ke kantor polisi."Perkataan orang-orang seakan terdengar sesak di dada Laila. Bahkan, air mata sudah membasahi pipinya."Tolong Uda. Percayalah pada saya," mohon Laila. "Uda! Kamu harus bertindak tegas sama pencuri ini. Kalo kamu masih mempertahankan dia kerja disini, warung kecilmu ini bakalan sepi pelanggan karena sudah tau disini ada maling," hasut Anggraini
Read more
Bab 25. Laila dipecat.
"Kenapa Uda? Uda ... Uda percaya jika aku mencuri?" tanya Laila menatap mata bosnya."Tidak La. Saya yakin kamu bukan pencuri!" jawabnya tegas."Lalu? Kenapa Uda berbicara seperti itu. Saya masih bekerja disini kan?" tanya Laila berharap sangat bosnya tidak menghukumnya."Saya minta maaf La. Saya tidak bisa menahanmu disini. Saya takut La, warung kecil saya ini bermasalah dengan keluarga Bu Anggraini. Kamu tahu bukan bagaimana kekuasaannya besar di daerah ini?" tanya Uda Ridho."Iya Uda," jawab Laila lemas."Itu sebabnya saya tidak bisa mempertahankan kamu disini. Saya harus mengambil sikap tegas untuk kamu, semua ini bukan keinginan saya La. Tapi, saya masih butuh warung ini untuk menghidupi anak istri saya," jawab Uda sedih.Laila terdiam. Ia sadar, Uda Ridho takkan bisa membantunya. Justru Laila kasian karenanya Uda Ridho harus berurusan dengan manusia jahat itu."Baiklah Uda. Saya ikhlas jika memang saya harus dipeca
Read more
Bab 26. Polisi datang!
"Ya Allah kenapa aku melakukan itu!" sesal Laila.Didalam gubuk kehidupannya, Laila mondar-mandir kesana-kemari tak tenang, pasalnya ia baru saja melakukan tindakan kejahatan kepada Zidan. Sebenarnya Laila belum tahu pasti apakah keluarga Zidan yang membuat ia dipecat? Atau hanya kebetulan saja, semua itu diluar pikirannya. Bagi Laila, keluarga Zidan sering menyakiti hatinya, maka dari itu ia berpikir mungkin semua yang terjadi oleh tangan keluarga itu. Laila menyesal seharusnya ia bisa mengendalikan diri untuk tidak melukai Zidan."Laaaa, kamu kenapa?" tanya Bu Susi. Sejak tadi ia memperhatikan putrinya mondar-mandir tak tentu arah, ada gurat kecemasan yang terpancar dari wajah cantik itu. Namun tidak bisa dibohongi olehnya.Sejak kedatangan putrinya pulang, Laila diam saja. Bahkan, ia tak tenang seperti tengah memikirkan sesuatu. Bu Susi mencoba mendekati putrinya, menanyakan apa yang terjadi."Ibuuuuu. Tolong Laila Bu," luruh air mata Laila di pelukan sang ibu. Ia tak kuasa menaha
Read more
Bab 27. Dipenjara.
Seketika itu, kedua anggota polisi itu mendekati Laila."Anda harus ikut kami. Mempertanggung jawabkan perbuatan Anda!" ucap salah satu anggota polisi dengan tegas."Jangan Pak! Anak saya tidak mungkin melakukan itu!""Jangan Pak. Putri saya tidak mungkin melakukan itu, huhuhu," isak tangis Bu Susi terdengar pilu."Bawa dia Pak!" teriak Jonathan lagi. Menyuruh kedua polisi itu membawa Laila.Tanpa basa-basi, keduanya langsung memborgol Laila dan membawanya ke kantor polisi. Kedua orang tua Laila terus memohon agar putrinya tidak dibawa. Namun, kedua polisi itu seakan tak memperdulikan. Laila terus digiring sampai ke mobilnya."YaAllah itu si Laila kenapa?""Kasian anak itu, hidupnya tambah susah.""Iya. Kasian sekali."Warga penduduk memandang iba pada kejadian sore ini, ada yang mendekati Bu Susi dan pak Anton untuk menenangkan. Ada juga yang hanya memandang iba tanpa melakukan apapun.
Read more
Bab 28. Keluarga jahat!
"Cerita Nak. Ada apa? Kenapa kamu bisa sampai dituduh seperti itu?" tanya Anton yang memang penasaran dengan kejadian yang sebenarnya. Anton yakin apa yang dituduhkan tidak benar.Laila melepas pelukannya, ia mulai menceritakan semua yang terjadi padanya. Kali ini, Laila sudah lebih tenang dan bisa menceritakan semua tanpa ketakutan."Ya Allah. Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Susi syok. Pak Anton hanya bisa diam, ia bingung meski bersikap seperti apa. Ia sendiri geram saat mengetahui jika Laila dipecat ulah keluarga sombong itu lagi. Entah kenapa mereka tak henti-hentinya menyakiti Laila. Padahal Laila sudah mereka campakkan. Apalagi yang mereka inginkan setelah putrinya sudah hancur justru masih disiksa."Ayah akan cari cara untuk membebaskan kamu.""Bagaimana caranya Yah?" tanya Susi."Laila ikhlas Yah, Bu. Titip Fatih. Jangan biarkan dia kurang kasih sayang," ucap Laila tertegun. Ia terbayang wajah putra semata wayangnya.
Read more
Bab 29. Terjual.
"Bu, pagi ini kita akan kedatangan sahabat lama Ayah. Dia Pak Rudi namanya, rumahnya di kota, kebetulan ia datang kesini untuk menjenguk anaknya. Hari ini, Ayah ada janji dengan Pak Rudi juga," terang Anton."Untuk apa Ayah bertemu Pak Rudi?" tanya Susi masih belum paham."Lho, kok Ibu tanya lagi. Ayah 'kan sudah bilang akan menjual rumah ini untuk membebaskan Laila Bu.""Jadi kita beneran akan jual rumah ini Yah?" tanya Susi masih belum tak percaya dengan niatan suaminya."Beneran Bu. Tidak ada cara lain. Rumah dan tanah belakang rumah kita ini harta satu-satunya yang bisa menolong Laila!""Apa tidak ada cara lain Yah? Lantas jika rumah ini dijual, kita akan tinggal dimana?" tanya Susi."Itu akan kita pikirkan lagi. Hari ini Ayah mohon, beli makanan terbaik untuk menjamu sahabat Ayah. Semoga dia mau membeli gubuk kita ini," ucap Anton menelisik rumahnya secara bergantian. Ada bulir bening yang keluar dari matanya. Ia tak menyangka rumah yang sudah menjadi saksi hidupnya itu, akan ia
Read more
Bab 30. Membebaskan Laila dengan uang jaminan.
"Bu, sudah siap?" tanya Anton."Sudah Yah. Mari kita berangkat sekarang," ajak Susi."Iya Bu. Ra, seperti biasa Ayah dan Ibu titip Fatih yah. Kita mau bebaskan Mbak-mu," ucap Anton."Iya Yah. Kalian hati-hati, semoga Mbak Laila cepat bebas," jawab Rara dengan bijak. Meski umurnya belum genap dua belas tahun. Tapi ia sudah bisa berpikir dewasa.Kedua orang tua itu pantas berangkat menuju kantor kepolisian. Namun hari ini tidak seperti biasa ia berangkat dengan sepeda tuanya. Melainkan memakai kendaraan umur agar cepat sampai. Setelah sampai kantor polisi, seperti biasa mereka melontarkan keinginan mereka menjenguk dan juga membebaskan Laila dengan uang jaminan."Bagaimana Pak. Apa bisa anak saya bebas?" tanya anton penuh harap."Bisa Pak. Namun biayanya cukup besar," jawab salah seorang anggota."Tidak masalah bagi saya. Yang penting anak saya bebas," jawab Anton tegas dan penuh keyakinan.Akhirnya proses pembebasan Laila pun berjalan cukup baik. Tidak ada hambatan atau kesulitan. Ua
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status